ASI Saja Cukup Untuk Bayi 0-6 Bulan.

ASI Saja Cukup Untuk Bayi 0-6 Bulan.

Oleh: Nurhidayah Husna, S.Gz.

Sudah pada tahu kan apa itu program ASI ekslusif? Program ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja pada bayi usia 0-6 bulan. Dari kata

ASI saja ini kita tahu bahwa anak usia 0-6 bulan hanya boleh di beri ASI hal ini membuat beberapa ibu di sekitar kita khawatir, apakah ASI saja cukup untuk kebutuhan anak saya? Jika sudah diberi ASI anak saya masih menangis apakah ASI nya kurang? Apa anak saya tidak kelaparan jika hanya ASI saja? Dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya.

Jadi ASI saja cukupkah untuk bayi 0-6 bulan? Jawabannya IYA... ASI merupakan makanan yang seimbang untuk bayi usia 0-6 bulan yang mengandung

bioaktif yang baik untuk pertumbuhan otak, imun dan saluran cerna anak. ASI mengandung laktosa sebagai karbohidrat utama yang persentasenya ebih banyak jika dibadnigkan dengan susu sapi, dalam ASI laktosa terdapat 20-30% yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak anak dan membantu pertumubuhan bakteri usus baik untuk kesehatan saluran cerna anak. Selain itu laktosa dalam ASI juga membantu dalam pertumbuhan tulang karena mampu meningkatkan penyerapan kalsium. Kandungan lemak bioaktif yang baik untuk pertumbuhan otak, imun dan saluran cerna anak. ASI mengandung laktosa sebagai karbohidrat utama yang persentasenya ebih banyak jika dibadnigkan dengan susu sapi, dalam ASI laktosa terdapat 20-30% yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak anak dan membantu pertumubuhan bakteri usus baik untuk kesehatan saluran cerna anak. Selain itu laktosa dalam ASI juga membantu dalam pertumbuhan tulang karena mampu meningkatkan penyerapan kalsium. Kandungan lemak

Takaran kandungan nutirisi dalam ASI sudah cukup dengan kebutuhan bayi dan sangat spesifik sesuai dengan perkembangannya, jadi untuk ibu-ibu tidak perlu khawatir anaknya kekurangan atau kelebihan nutirisi jika hanya di beri ASI.

Bagaimana frekuensi pemberian ASI pada bayi? Menurut IDAI Frekuensi pemberian ASI lebih tepat ditentukan berdasarkan tanda lapar ( on cue ) daripada on demand . Jadi untuk ibu agar dapat mengenali tanda lapar pada bayi, tanda lapar yaitu bayi membuka mulut, mencari puting susu serta memasukkan tangannya ke mulut. Jika tidak segera disusui bayi akan menangis. Beberapa dari ibu beranggapan bahwa jika anak lapar berarti menangis menangis merupakan tanda lapar yang sudah lanjut dan saat menangis justru bayi jangan disusui dulu, seharusnya ditenangkan terlebih dulu sampai menunjukkan tanda lapar dini kembali

Lalu bagaimana jika bayi terus saja menangis? Ibu.. bayi menangis belum tentu lapar, periksa popok bayi, atau gendong bayi

beberapa bayi butuh perhatian lebih. Untuk ibu yang produksi ASI nya sedikit susui bayi lebih sering dari biasanya, semakin sering ibu menyusui maka produksi ASI akan semankin banyak, biarkan bayi menyusui sampai payudara terasa kosong dan berikan ASI dari kedua payudara ibu.

Kecukupan ASI pada bayi dapat dilihat dengan tanda kecukupan ASI. Kecukupan ASI dipastikan dengan frekuensi buang air kecil 6-8 kali sehari, durasi menyusu 10-30 menit untuk

satu payudara, dan kenaikan berat badan yang adekuat.

Kopi Dapat Mengatasi Kejang (Step) Pada Bayi

Oleh: Nurhidayah Husna, S.Gz.

Kejang atau step pada bayi sering di jumpai dalam kehidupan kita, yang tentunya membuat orangtua sangat khawatir. Kejang pada bayi biasanya terjadi sebagai sebuah respon akibat kenaikan suhu tubuh yang sangat tinggi, atau karena adanya infeksi pada tubuh yang sering dijumpai pada anak yang berusia 6 bulan hingga 5 tahun.

Orangtua tentu sangat khawatir jika sang buah hati tiba-tiba kejang, hal ini membuat kebanyakan dari orangtua panik sehingga tidak jarang mengupayakan apapun agar kejang anak berhenti. Beberapa masyarakat kita percaya bahwa jika memberikan kopi dapat mengatasi kejang pada bayi.

Benarkah demikian? Pada saat bayi kejang proses menelannya terganggu jadi akan sangat berbahaya jika

diberikan sesuatu ke mulut mereka. Kopi yang diberikan pada bayi saat kejang tidak akan masuk ke dalam lambung justru dapat masuk ke paru-paru yang dapat menyebabkan terjadinya radang pada paru-paru bayi.

Kopi merupakan minuman yang mengandung kafein yang dapat menyebabkan sakit perut, sakit kepala dan gangguan istrahat pada anak, berbeda dengan orang dewasa. Kafein dalam kopi juga menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh yang dapat menyebabkan turunnya kadar hemoglobin dalam darah sehingga anak anak atau bayi akan mengalami anemia.

Sehingga pemberian kopi pada bayi tidak di anjurkan untuk bayi sehat apalagi pada bayi yang mengalami kejang.