Anak Sehat=Banyak Makan dan Gemuk

Anak Sehat=Banyak Makan dan Gemuk

Oleh: Nurwafia Marda, S.Gz.

Oatmeal Adalah Makanan Terbaik Bagi Anak

Oleh: Safrullah Amir, S.Gz.

Anak mengalami laju pertumbuhan fisik yang pesat, disamping aktivitas sehari-hari mereka yang banyak menghabiskan waktu dan energi untuk aktivitas belajar dan bermain. Semua kegiatan tersebut memerlukan dukungan sumber energi yang prima, inilah yang mejadi alasan utama kenapa anak harus diberikan jenis makanan terbaik dengan porsi yang cukup dan menu berimbang bagi mereka.

Diantara ragam jenis makanan yang direkomendasikan untuk anak, ada satu jenis sumber makanan dari kelompok biji-bijian yang diklaim bagus dan dianggap favorit oleh para orang tua, yaitu oatmeal . Oatmeal dianggap mengandung banyak zat gizi penting, oleh karena itu manfaat oatmeal untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak seakan menjadi rekomendasi makanan terbaik untuk anak.

Hal yang menyebabkan jenis makanan ini begitu populer adalah kandungan zat gizinya. Dibandingkan dengan beras, gandum, dan jagung, oat dinilai lebih kaya akan protein, lemak, kalsium, zat besi, magnesium, unsur zinc, mangan, vitamin B 1 , vitamin E, dan asam folat. Komponen lain yang menjadi kelebihan oat adalah kandungan serat dan karbohidrat kompleksnya.

Karbohidrat kompleks dicerna secara perlahan sehingga mampu memberikan energi lebih lama, sementara kandungan seratnya yang terdiri dari serat larut air dan serat tak larut air masing-masing memiliki peran penting bagi tubuh anak. Serat tak larut membantu proses pencernaan dan menghindari gangguan buang air besar, sedangkan serat larut dalam jangka panjang terbukti secara ilmiah mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Hal ini menurunkan resiko anak di masa mendatang terserang berbagai penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembulu darah.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Tufts University , mengungkap bahwa anak yang sarapan pagi dengan oatmeal 20% lebih baik dalam mengerjakan tugas yang Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Tufts University , mengungkap bahwa anak yang sarapan pagi dengan oatmeal 20% lebih baik dalam mengerjakan tugas yang

Melihat berbagai manfaat oatmeal yang telah dibuktikan dengan berbagai penelitian, maka tak salah jika para orang tua memberikan produk makanan ini bagi buah hati. Namun, mengagung-agungkan bahan makanan ini jangan sampai menggeser pemahaman orang tua akan pentingnya aspek keberagaman makanan. Kuncinya adalah tak ada bahan makanan satu pun yang dilengkapi kandungan zat gizi sempurna, selain Air Susu Ibu (ASI). Sama halnya dengan oatmeal yang tetap harus dikombinasikan dengan bahan makanan lain untuk benar- benar mencukupi kebutuhan zat gizi anak. Terlebih pada masa anak tumbuh kembang berjalan cepat, tentunya dibutuhkan dukungan zat gizi yang adekuat pula.

Mengonsumsi oatmeal juga tidak boleh berlebih-lebihan. Kandungan serat yang cukup tinggi menyebabkan gangguan penyerapan zat gizi. Penelitian menunjukkan bahwa mineral dan vitamin yang seharusnya bisa diserap tubuh justru tidak optimal ketika mengonsumsi terlalu banyak serat. Hal ini disebabkan berbagai kandungan zat gizi tersebut akan diikat oleh serat dan ikut terbuang bersama kotoran. Sementara beragam vitamin dan mineral sangat dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak. Misalnya saja beberapa mineral utama seperti zinc, zat besi, magnesium dan bahkan kalsium memungkinkan mengalami defisiensi akibat kelebihan serat. Padahal mineral-mineral ini memegang peranan yang sangat esensial dalam proses pertumbuhan anak.

Madu Dapat Menyebabkan Karies Gigi Anak

Oleh: Safrullah Amir, S.Gz.

Karies atau lubang gigi merupakan sebuah penyakit dalam rongga mulut yang diakibatkan oleh aktivitas perusakan mikroorganisme terhadap jaringan keras gigi. Kerusakan ini jika tidak mendapatkan penanganan segera dapat menyebar dan meluas. Jika terus berlanjut, lubang yang terdapat pada gigi dapat berimbas pada rasa sakit, gigi tanggal, infeksi, bahkan kematian (Sandira, 2009).

Celakanya, pada anak yang mengalami karies dapat disertai dengan penurunan nafsu makan. Selain itu, proses mengunyah makanan pun akan terganggu sehingga partikel makanan tidak mengalami pencernaan mekanik secara sempurna di mulut. Kondisi ini tentu saja membuat orang tua prihatin, dimana ada kecenderungan anak menjadi kurus dan diasosiasikan secara langsung dengan gangguan tumbuh kembang anak.

Konsumsi gula ditengarai menjadi penyebab langsung terjadinya karies pada anak. Padahal secara awam telah dipahami bahwa gula menjadi sumber energi dan pada anak dibutuhkan dalam jumlah yang cukup tinggi untuk mengimbangi aktivitas belajar, bermain, dan laju tumbuh kembangnya. Termasuk dalam komponen ini adalah madu. Madu dianggap sebagai penyebab karies dan digolongkan kedalam bahan makan yang bersifat kariogenik. Bahan makanan kariogenik dicirikan dengan kandungan gula yang tinggi, lengket, dan pH rendah.

Rasa madu yang manis disebabkan oleh kandungan fruktosa. Indikator rasa manis inilah yang menyebabkan orang tua enggan memberikan madu pada anak karena dianggap penyebab karies pada anak. Padahal dibalik rasa khawatir itu, dalam madu terdapat berbagai kandungan zat gizi yang penting untuk menunjang tumbuh kembang anak. Hasi analisis kandungan zat gizi madu menunjukkan berbagai kandungan utama yang yang sangat

dibutuhkan bagi anak-anak seperti vitamin A, B 1 ,B 2 ,B 3 ,B 5 ,B 6 , D, E, K, uric acid , dan asam nikotinal.

Kandungan zat gizi tersebut memang terdapat pula pada bahan pangan selain madu. Namun, madu tergolong kedalam karbohidrat sederhana dimana proses penyerapan zat gizi didalamnya berlangsung lebih cepat. Hal ini berbeda dengan vitamin-vitamin yang terkandung dalam makanan lain, seperti buah-buahan dan sayuran, dimana proses penyerapannya tidak secepat penyerapan pada madu.

Hal kontradiktif malah terjadi, seakan terdapat kesenjangan pemahaman masyarakat dengan fakta ilmiah. Madu yang dianggap dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dengan faktor perantara terjadinya karies menimbulkan hal dilematis. Kandungan vitamin B kompleks dalam madu justru berlaku sebaliknya, ketercukupan vitamin B kompleks ini dapat menstimulasi peningkatan nafsu makan.

Pembahasan mengenai karies pada anak sebetulnya multifaktorial. Tak hanya konsumsi gula berlebihan saja, akan tetapi kebersihan mulut dan praktik Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi penentu di dalamnya. Faktor tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Karies akibat konsumsi madu dapat diminimalkan dengan upaya menjaga kebersihan mulut dengan melakukan sikat gigi sesuai rekomendasi.

Telur Ikan Menyebabkan Cacar atau Bopeng

Oleh: Safrullah Amir, S.Gz.

Janganlah makan telur ikan khususnya untuk anak, karena kelak akan berakibat terjangkit penyakit cacar yang membuat muka bopeng. Asumsi ini telah berkembang luas di masyarakat, imbasnya telur ikan menjadi sesuatu yang tabu di kalangan orang tua. Wajar saja jika orang tua memiliki kecenderungan menghindari faktor-faktor yang dianggap memiliki kontribusi terhadap kejadian penyakit pada buah hati. Terlebih pada penyakit cacar yang kadangkala meninggalkan bekas dan terbawa hingga dewasa.

Hal yang berlaku umum dalam setiap kelompok sosial adalah adanya pembatasan- pembatasan tertentu terhadap bahan pangan yang tersedia dalam lingkungan alamnya.

Artinya, ada bahan pangan yang potensial namun tidak dikonsumsi karena dianggap memiliki dampak negatif. Sebaliknya makanan yang dianggap tidak memiliki tabu menjadi bagian penting dari kebudayaan suatu masyarakat dan diwariskan ke generasi berikutnya lewat proses sosialisasi (Khumaidi,1994).

Bagi sebagian masyarakat, jenis-jenis makanan yang biasa dikonsumsi sejak masa anak-anak akan berlanjut menjadi makanan kesukaan pada saat dewasa. Sangat miris tentunya jika terdapat bahan makanan yang menyajikan manfaat yang besar terhadap optimalisasi pertumbuhan anak, namun aspek ilmiahnya dikesampingkan. Jenis makanan tersebut akan menjadi pantangan yang dihindari dari generasi ke generasi.

Pembatasan terhadap produk-produk ikan termasuk telur ikan nampaknya banyak disayangkan oleh para praktisi kesehatan. Mengingat wilayah perairan Indonesia yang diklaim memiliki luas 5,8 juta kmĀ² atau sekitar 64,97% dari luas total wilayah Indonesia menurut data resmi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Wilayah perairan yang sangat luas ini tentu saja menjanjikan berbagai macam produk hewani, mulai dari berbagai macam jenis ikan, kerang, udang, hingga telur ikan. Sumber pangan ini memiliki beragam kandungan zat gizi yang memiliki kontribusi penting dalam menunjang proses tumbuh kembang anak.

Lalu sebenarnya apa manfaat telur ikan bagi anak? Kandungan zat gizi apa yang terdapat di dalamnya? Telur ikan merupakan sumber yang kaya asam lemak omega-3. Merujuk pada sebuah penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2009 dan dipresentasikan di Konferensi Weston A. Price Foundation menunjukkan bahwa semua telur ikan mengandung asam lemak omega-3 yang tinggi. Lemak esensial yang terdapat pada telur ikan meningkatkan fungsi kognitif, penurunan level depresi, serta gangguan yang berhubungan dengan mental dan gangguan neurobehavioral (gangguan fungsi otak yang berhubungan perilaku seseorang).

Selain asam lemak omega-3, telur ikan juga mengandung zat gizi lain. Satu sendok makan telur ikan berisi 19-40 kalori. Sementara kandungan protein berkisar 3-4 gram dalam satu sendok makan telur ikan. Kandungan energi dan protein ini memberikan sumbangsih sebagai persediaan energi dan untuk pertumbuhan serta perbaikan jaringan otot.

Beberapa vitamin dan mineral turut memperkaya kandungan zat gizi telur ikan. Zat besi adalah yang paling dominan dan esensial. Mengonsumsi telur ikan sebanyak satu sendok makan memasok hingga 11% kebutuhan zat besi. Manfaat besi untuk tubuh anak sangat penting dalam mempromosikan oksigenasi dari darah serta otot. Akibat kekurangan zat besi dapat berakibat terjadinya kelelahan akibat suatu kondisi yang disebut anemia. Hal ini akan menyebabkan produktitivitas anak dalam belajar dan bermain mengalami penurunan. Dari golongan vitamin, kandungan vitamin C telur ikan cukup diperhitungkan dimana satu sendok makan telur ikan dapat menyuplai hingga 4% kebutuhan vitamin C untuk anak.

Lalu bagaimana dengan penyakit cacar? Benarkah telur ikan memiliki asosiasi dengan kejadian cacar? Penyakit cacar air umumnya diderita oleh anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun. Penyakit yang disebabkan oleh virus varisela zoster ini umumnya ditandai dengan munculnya ruam pada kulit. Ruam tersebut akan berubah menjadi bintil merah berisi cairan yang terasa gatal yang kemudian akan mengering dan terkelupas dalam waktu 7-14 hari. Bagian-bagian tubuh yang biasa ditumbuhi bintil cacar air adalah wajah, belakang telinga, kulit kepala, lengan dan kaki. Bekas cacar inilah yang membuat para orang tua khawatir akan menjadi bopeng dan terbawa hingga anak tumbuh dewasa.

Anak-anak memang sangat rentan terkena cacar air karena anak-anak memiliki kekebalan tubuh yang belum sempurna. Cacar air dapat dicegah dengan proses vaksinasi. Di Indonesia sendiri, cacar air tidak termasuk daftar imunisasi wajib untuk anak, tapi tetap dianjurkan.

Vaksin varicella sudah dapat diberikan sejak anak berusia 12 bulan. Sebaiknya vaksin ini diberikan sebelum anak mulai masuk sekolah. Apabila vaksin ini diberikan setelah anak berusia 12 tahun, maka vaksin perlu diberikan 2 kali dengan jarak minimal antara pemberian pertama dan kedua selama 4 minggu. Berdasarkan penelitian, vaksin varicella dapat memberikan perlindungan hingga 20 tahun seteleh divaksinasi.

Berdasarkan berbagai kajian yang ada, tampak jelas bahwa tidak terdapat efek kausalitas antara telur ikan dengan terjadinya penyakit cacar. Penyebab terjadinya cacar adalah virus yang medium penularannya melalui udara. Dikatakan bahwa semua anak akan mengalami cacar sekali selama hidupnya, dengan atau tanpa mengonsumsi telur ikan. Namun seiring dengan penemuan vaksin cacar, peluang terjadinya infeksi virus ini dapat diprevensi. Dengan demikian, faktor yang sesungguhnya paling berperan adalah imunitas anak. Mengamati kandungan protein yang terdapat pada telur ikan memberikan pemahaman yang kontradiksi dengan asumsi masyarakat. Hal yang sebaliknya berlaku, telur ikan yang dianggap menyebabkan cacar malah menjadi faktor protektif melalui mekanisme imunitas. Imunitas pada vertebrata, termasuk manusia tersusun atas banyak jenis protein. Pemenuhan protein melalui makanan dapat mestimulasi pembentukan zat antibodi yang akan merespon berbagai mikroorganisme patogen yang menyerang tubuh, misalnya infeksi virus varisela zoster .

Pertimbangan lain yang muncul sebagai konsekuensi adanya makanan pantangan dalam suatu struktur sosial adalah tidak dibenarkan memaksakan perubahan terhadap suatu nilai yang dianut oleh masyarakat. Tabu makanan tersebut akan dipatuhi atau tidak, tergantung dari kekuatan budaya setempat, keyakinan yang dianut serta budaya luar yang mempengaruhinya. Jika pada akhirnya masyarakat telah tersentuh dengan fakta ilmiah, lantas keyakinan tersebut mengakar kuat ada baiknya untuk memilih makanan lain sebagai substituen yang dianggap memiliki kandungan gizi yang sama. Mengingat telur ikan Pertimbangan lain yang muncul sebagai konsekuensi adanya makanan pantangan dalam suatu struktur sosial adalah tidak dibenarkan memaksakan perubahan terhadap suatu nilai yang dianut oleh masyarakat. Tabu makanan tersebut akan dipatuhi atau tidak, tergantung dari kekuatan budaya setempat, keyakinan yang dianut serta budaya luar yang mempengaruhinya. Jika pada akhirnya masyarakat telah tersentuh dengan fakta ilmiah, lantas keyakinan tersebut mengakar kuat ada baiknya untuk memilih makanan lain sebagai substituen yang dianggap memiliki kandungan gizi yang sama. Mengingat telur ikan