LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KEBI JAKAN UMUM APBD KUA

1 LAMPI RAN : Nota Kesepakatan Antara Pemerintah Kota Surakarta Dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta Nomor : 910 2.944 – 910 2.118 Tanggal : 15 Nopember 2010 KOTA SURAKARTA KEBI JAKAN UMUM APBD KUA TAHUN ANGGARAN 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KEBI JAKAN UMUM APBD KUA

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah melaksanakan bidang kewenangan urusan wajib dan urusan pilihan. Secara lebih spesifik pembagian urusan dimaksud diatur dalam Peraturan Pemerint ah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota jo. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2008 t entang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah. Penyelenggaraan urusan tersebut diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan, dimana penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah, sedangkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah di daerah didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja Negara. Berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang ditegaskan dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pokok – Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD, merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah, komponennya meliputi: a asas umum pengelolaan keuangan daerah; b pejabat-pejabat yang mengelola keuangan daerah; c struktur APBD; d penyusunan RKPD, KUA, PPAS, dan RKA- 2 SKPD; e penyusunan dan penetapan APBD; f pelaksanaan dan perubahan APBD; g penatausahaan keuangan daerah; h pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; i pengendalian defisit dan penggunaan surplus APBD; j pengelolaan kas umum daerah; k Pengelolaan piutang daerah; l Pengelolaan investasi daerah; m Pengelolaan barang milik daerah; o Pengelolaan dana cadangan; q Pengelolaan utang daerah; r Pembinaan dan penggawasan pengelolaan keuangan daerah; t penyelesaian kerugian daerah; u pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah; v pengaturan pengelolaan keuangan daerah. Sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Tahun Anggaran 2011, Sebagai rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1. Penganggaran Terpadu unified budgeting yaitu penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana. Hal ini mengandung konsekuensi setiap alokasi atau penggunaan anggaran belanja harus mampu menunjukan capaian keluaran hasil dari kegiatan program dengan kuantitas dan kualitas yang terukur. 2. Pengelolaan keuangan daerah dijalankan dengan kinerj a yang baik dan terukur maka harus memenuhi azas umum yang digariskan, yaitu : secara tertib, taat pada peraturan perundang – undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. 3. Secara materi perlu sinkronisasi antara Rencana Kerja Pemerintah dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD, antara KUA dan PPAS serta antara KUA – PPAS dengan RAPBD yang merupakan kristalisasi dari seluruh RKA – SKPD, sehingga APBD merupakan wujud keterpaduan seluruh program Nasional, Provinsi dan Daerah dalam upaya peningkatan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah 4. Planning strategy Keterpaduan, berkelanjutan, berkesinambungan program dan kegiatan, baik antar SKPD maupun dengan Pemerintah atasan dan juga Pihak Ketiga stakeholders. 5. Budgeting Strategy a. Proporsionalitas, siqnifikansi dan kesinambungan alokasi anggaran. b. Optimalkan capaian target kinerja kegiatan yang telah ditetapkan anggarannya. c. Pengalokasian dan penggunaan anggaran kegiatan SKPD atas dasar ketaatan pada prosedur , ketepatan sasaran, hasil dan manfaatnya. 3 6. Budgeting Policy a. Pro poor, Pro jobs, Pro growth Pengarusutamaan anggaran bugdeting mainstream diarahkan pada alokasi anggaran dalam proporsi dan jumlah yang siqnifikan serta berkesinambungan berorientasi utama pada upaya penanggulangan kemiskinan, di sisi lain sebagai hal yang tidak terpisahkan, diproyeksikan mampu menumbuhkan lapangan kerja dan usaha, mampu memacu pertumbuhan ekonomi yang signifikan. b. Belanj a tidak langsung Pengalokasian anggaran dalam bentuk bantuan charity diarahkan secara selektif dan tidak terus menerus, utamanya pada kondisi kritis yang benar-benar memerlukan. c. Belanj a langsung Diarahkan untuk mendanai program dan kegiatan sesuai bidang kewenangan urusan pemerintah daerah dengan tujuan dan target sasaran yang jelas. d. Keterpaduan alokasi anggaran dengan penganganggaran dari pemerintah atasan Pusat dan Propinsi Penentuan prioritas pembangunan daerah Kota Surakarta Tahun 2010 didasarkan pada pertimbangan – pertimbangan sebagai berikut : 1. Keterpaduan perencanaan bottom up dan top down; 2. RKPD 2011 merupakan periode pertama RPJMD kepemimpinan Walikota, sehingga difokuskan pada pencapaian agenda RPJMD Kota Surakarta tahun 2010 – 2015; 3. Pemerintah Kota Surakarta sebagai bagian dari NKRI dan Provinsi Jawa Tengah harus mampu melaksanakan tugas utama dan tanggung jawabnya sebagai pelaksana otonomi daerah sesuai pelimpahan kewenangan urusan pemerintahan daerah; 4. Kemampuan Keuangan Daerah khususnya dalam pendanaan untuk melaksanakan pembangunan relatif terbatas. Dana yang tersedia tidak cukup optimal untuk membiayai pembangunan dalam rangka pencapaian target yang diagendakan dalam RPJMD Kota Surakarta, sehingga perlu adanya Rencana kerja. Arah kebijakan anggaran yang diambil pada tahun 2011 secara umum adalah sebagai berikut: 1. Penyesuaian kebijakan dan perubahan Perda sesuai perubahan regulasi tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 4 2. Anggaran tahun 2011 menitikberatkan pada peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan, penguatan ekonomi kerakyatan dan pengembangan nilai-nilai budaya. 3. Pengelolaan keuangan daerah yang mandiri melalui penganggaran program dan kegiatan secara terukur dan proporsional sesuai prioritas dengan menyesuaikan kemampuan keuangan daerah. 4. Alokasi anggaran pada bidang – bidang pelayanan dasar kepada masyarakat diupayakan meningkat atau minimal sama dengan alokasi anggaran tahun sebelumnya.

B. TUJUAN PENYUSUNAN KUA