14
No I ndikator
Tahun 2010 Tahun 2011
Nilai Tukar Nominal Rp US 9.200
9.250 Suku Bunga SBI 3 bln
6,5 6,5
5. Neraca Pembayaran
Pertumbuhan Ekspor Nonmigas 7,0 – 8,0
11,0 - 12,0 Pertumbuhan I mpor Nonmigas
8,0 – 9,0 14,0 - 15,6
Cadangan Devisa US miliar 74,7 – 75,6
82,4 - 84,1
6. Pengangguran dan Kemiskinan
Tingkat Pengangguran 7,6
7,0 Tingkat Kemiskinan
12,0 – 13,5 11,5 - 12,5
Sumber: Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
2010 www.fiskal.depkeu.go.id
Dalam rangka penyusunan APBD Tahun Anggaran 2011, pemerintah daerah juga perlu mempertimbangkan prakiraan asumsi makro untuk APBN Tahun
Anggaran 2011. Asumsi dasar yang digunakan, antara lain : 1.
Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan diperkirakan sekitar 6,4 ; 2.
Besaran laju inflasi diperkirakan pada sekitar 5,3 ; 3.
Angka pengangguran terbuka diperkirakan turun menjadi 7,0 dari angkatan kerja;
4. Pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto adalah 10,9 ;
5. Pertumbuhan Ekspor nonmigas 11 – 12 ;
6. Tingkat kemiskinan diperkirakan turun menjadi 11,5 – 12,5 ;
7. Defisit APBN sebesar 1,7 dari PDB.
B. Laju I nflasi
Faktor lain yang tidak boleh diabaikan dalam perekonomian adalah masalah inflasi. I nflasi adalah fenomena kenaikan harga secara umum. Jika inflasi tidak
dapat dikendalikan maka kondisi ini akan dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan.
1. Nasional Laju inflasi nasional
tahun 2009 mencapai 2,78 persen y-o-y jauh lebih rendah dibanding inflasi tahun 2008 yang besarnya 11,06 persen y-o-y, dan
bahkan lebih rendah dibanding sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah sekitar 5,0 persen.
Semetara itu,
Kondisi perekonomian
I ndonesia pada
tahun 2011diperkirakan tumbuh secara bertahap dari 5,5-5,6 pada tahun 2010
menjadi 6,0-6,3 . Laju inflasi nasional diperkirakan menurun secara bertahap dengan besaran sekitar 4–6 per tahun. Perkiraan tersebut didasarkan dengan
sasaran tingkat inflasi yang cukup rendah dan stabil tetapi tetap memperhatikan pertumbuhan ekonomi. Pencapaian sasaran inflasi tersebut didukung oleh relat if
stabilnya nilai tukar, yang dimungkinkan dengan perkiraan masuknya dana investasi luar negeri capital inflow, baik investasi di sektor keuangan pasar
15
modal maupun di sektor riil, akibat meningkatnya iklim usaha dan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang terjaga. Terkendalinya laju inflasi
memberi dorongan bagi penurunan tingkat suku bunga perbankan, yang juga dipengaruhi oleh tingkat risiko dunia usaha. Meskipun tingkat suku bunga
perbankan domestik juga akan dipengaruhi oleh peningkatan suku bunga utama internasional pada masa mendatang, namun diharapkan akan terus menurun
secara bertahap sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi di sektor riil, baik kegiatan investasi maupun produksi.
2. Provinsi Jaw a Tengah Angka inflasi tahunan Jaw a Tengah
pada tahun 2009 menurun dibandingkan tahun 2008. I nflasi Jawa Tengah sampai akhir tahun 2009 menurun
menjadi 3,32 . Dari sisi kelompok barang dan jasa, rendahnya inflasi dipengaruhi oleh kecenderungan rendah dan stabilnya indeks harga konsumen
I HK yang terjadi pada tujuh kelompok barang dan jasa. I nflasi terendah terj adi pada kelompok pendidikan 2,7–3,2 dan kelompok kesehatan 3,0–3,5 .
Sementara itu inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan j adi 6,5–7,0 dan kelompok sandang 5,7-6,2 . Trend penurunan inflasi juga terjadi secara
nasional maupun regional di Pulau Jawa. Di sisi lain suku bunga perbankan pada level yang kondusif, sehingga secara bert ahap mendorong permintaan dan
realisasi kredit, baik untuk konsumsi masyarakat maupun investasi. Pada tahun 2010 tekanan inflasi diperkirakan akan sedikit lebih tinggi dari
tahun sebelumnya, yaitu sekitar 5,5 . Pada tahun 2011 inflasi juga diperkirakan naik menjadi sebesar 7,33 . angka laju inflasi diperkirakan akan berada di
bawah 2 digit 5-5,25 Peningkatan tekanan inflasi diperkirakan disumbang oleh naiknya imported inflation dan potensi kenaikan harga komoditas
administered prices. Selain itu, adanya kenaikan permintaan domestik diperkirakan juga menjadi salah satu faktor, yaitu berupa kenaikan UMK, kenaikan
gaji PNS, dan akan dilaksanakannya Pilkada di 17 Kab Kota di Jateng. Berlakunya perdagangan bebas, khususnya ASEAN - China Free Trade
Area ACFTA yang dimulai tahun 2010 akan sangat berpengaruh pada pemasaran produk-produk dalam negeri. Oleh karena itu pemerintah provinsi bersama
kalangan dunia usaha harus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk UMKM agar mampu bersaing di pasar bebas. Kerjasama ekonomi,
perdagangan dan investasi yang lebih transparan, efektif dan efisien antara negara-negara anggota harus diperkuat dan ditingkatkan untuk mengurangi
kesenjangan ekonomi. Adanya potensi ketidaklancaran distribusi di beberapa daerah dan
kemungkinan terjadinya supply shock pada beberapa komoditas penting seperti minyak tanah, elpiji, minyak goreng, beras dan gula pasir, sehingga perlu
diantisipasi lebih dini guna mengendalikan laj u inflasi pada tahun mendatang.
3. Kota Surakarta Laju inflasi di Kota Surakarta