Kajian Teori

f) Langkah-langkah Pembelajaran dengan Permainan Kartu Domino Pecahan

Sama halnya dengan bermain domino biasa, alat peraga/permainan domino ini dapat dilakukan oleh 2-5 orang. Setelah kartu pertama dilempar, kartu berikutnya akan mengikuti. Namun, jika pada domino sesungguhnya berisi kumpulan atau urutan angka-angka yang diwakili Sama halnya dengan bermain domino biasa, alat peraga/permainan domino ini dapat dilakukan oleh 2-5 orang. Setelah kartu pertama dilempar, kartu berikutnya akan mengikuti. Namun, jika pada domino sesungguhnya berisi kumpulan atau urutan angka-angka yang diwakili

merupakan jawaban untuk soal dari kartu lain 29 . Domino adalah permainan dengan 28 kartu (kayu, tulang, dan

sebagainya) yang bermata (bertitik besar), tiap kartu dibagi menjadi dua bidang, tiap bidang berisi 0-6 titik. Domino matematika pecahan adalah permainan kartu matematika yang setiap kartunya berisi hal-hal yang berkaitan dengan bilangan pecahan dan desimal. Pada permainan ini setiap kartunya mempunyai dua bagian yang harus dikaitkan dengan

bagian pada kartu lainnya yang memiliki nilai sama 30 . Bentuk permainan kartu domino bilangan dalam matematika tidak

jauh berbeda dengan permainan kartu domino yang ditemui pada kehidupan sehari-hari. Perbedaan utamanya terletak pada kartu- kartunya dan aturan permainannya. Kegunaan adalah untuk melatih keterampilan peserta didik dalam memahami suatu pokok bahasan tertentu dalam pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika di SD untuk materi pecahan, seorang pendidik dapat melakukan pembelajaran pecahan kepada peserta didik dengan cara bermain.

Petunjuk Penggunaan Media Pembelajaran kartu domino matematika ini adalah :

1) Permainan ini cocok dimainkan secara berkelompok dengan banyaknya pemain 2, 3, 4 atau 5 orang.

2) Sebelumnya kartu dikocok terlebih dahulu, bagikan kartu tersebut kepada masing-masing pemain sebanyak 4 kartu.

3) Buka satu (1) kartu dari tumpukan sisa.

4) Secara bergantian pemain menyambung susunan kartu, misal untuk kartu penjumlahan pecahan maka hasil penjumlahan pecahan biasa disambung dengan hasil penjumlahan pecahan yang sesuai.

5) Setiap menurunkan satu kartu tiap pemain mengambil 1 kartu dari tumpukan kartu sisa. Apabila tumpukan kartu sisa habis, sedang pemain tidak memiliki kartu yang sesuai, maka permainan dilanjutkan oleh pemain berikutnya.

6) Pemenang adalah pemain yang sudah tidak memiliki kartu atau yang memiliki kartu paling sedikit 31 .

Gambar 2. 1 Media Permainan Kartu Domino

4. Belajar Kelompok (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran di mana peserta didik diorganisasikan untuk bekerja dan belajar dalam kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik dikondisikan untuk belajar bersama-sama dalam kelompok yang bersifat heterogen dari segi kemampuan akademik, etnis, dan jenis kelamin untuk membahas pertanyaan-pertanyaan atau masalah- masalah yang terkait dengan pelajaran yang dihadapkan kepadanya. Strategi kooperatif dapat memberikan pengalaman belajar dengan membangun saling ketergantungan positif antar sesama anggota kelompok, mengembangkan tanggungjawab individual, dan keterampilan

bekerjasama secara seimbang 32 . Ciri-ciri pembelajaran model pembelajaran kooperatif:

1) Peserta didik belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

2) Anggota kelompok terdiri atas peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

3) Jika memungkinkan, anggota kelompok harus berbeda dalam komposisi etnis, ras, dan jenis kelamin.

4) Penghargaan yang diberikan lebih berorientasi pada keberhasilan kelompok dari pada keberhasilan individual anggota kelompok. Keuntungan dari pembelajaran kooperatif adalah:

1) Meningkatkan pemahaman mengenai materi inti pelajaran.

2) Memperkuat keterampilan sosial.

3) Melatih peserta didik mengambil keputusan.

4) Menciptakan suasana belajar aktif.

5) Mengembangkan rasa percaya diri peserta didik.

6) Mengakomodasi beragam gaya belajar.

7) Mengembangkan rasa tanggungjawab peserta didik.

8) Berfokus pada keberhasilan.

5. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar terjadi dalam satu konteks perencanaan untuk mencapai suatu perubahan tertentu. Aktivitas belajar menggunakan seluruh potensi individu sehingga akan terjadi perubahan tertentu. Dalam pembelajaran, peserta didik perlu mendapatkan kesempatan untuk melakukan aktivitas. Delam psikologi perkembangan dan psikologi belajar yang mengemukakan pandangan bahwa peserta didik dalam belajar harus

mendapat kesempatan untuk melakukan. 33 Ahmad Rohani mengatakan belajar yang berhasil mesti melalui

berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memilki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak- berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memilki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-

mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya, dan sebagainya. 34

Karena aktivitas belajar banyak sekali macamnya maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya menurut Paul D. Dierich, membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, ialah:

1. Kegiatan-kegiatan visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pemeran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggambar membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan metric Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.

7. Kegiatan-kegiatan mental Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalis, faktor- faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap

satu sama lain. 35 Dari delapan macam aktivitas belajar yang dikemukakan oleh para

ahli, maka dalam penelitian ini aktivitas yang diteliti penulis adalah aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan metric yaitu menyelenggarakan sebuah permainan, yang mana permainan yang diselenggarakan pendidik kepada peserta didik adalah permainan kartu domino pecahan.

6. Hasil Belajar

a) Pengertian Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Defenisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang

sesuatu 36 . James O. Whittaker mengemukakan belajar adalah proses dimana

tingkah laku ditimbulkan atau di ubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu 37 . Ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut:

(1.1) Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseoranng yang disadari atau disengaja. (1.2) Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. (1.3) Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.

b) Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal merupakan sesuatu perubahan yang dapat diamati (observable). Akan tetapi juga tidak selalu perubahan tingkah laku yang dimaksudkan sebagai hasil belajar tersebut dapat diamati. Perubahan-perubahan yang dapat diamati kebanyakan berkenaan dengan perubahan aspek-aspek psikomotorik. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan pada aspek afektif, termasuk perubahan aspek emosional. Perubahan hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan

kemampuan berpikir 38 . Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah Kriteria Ketuntasan

Belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan melalui prosedur tertentu. KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan pada awal tahun pelajaran dengan memerhatikan: (1) intake (kemampuan rata-rata peserta didik), (2) kompleksitas materi (mengidentifikasi indikator Belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan melalui prosedur tertentu. KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan pada awal tahun pelajaran dengan memerhatikan: (1) intake (kemampuan rata-rata peserta didik), (2) kompleksitas materi (mengidentifikasi indikator

dan sumber belajar) yang dimiliki satuan pendidikan 39 . Cara penetapan KKM: 40

1. Menggunakan rentang nilai Aspek yang dianalisis

Kriteria dan Skala Penilaian Kompleksitas

Tinggi

Sedang Rendah

65-79 80-100 Daya Dukung

Tinggi

Sedang Rendah

65-79 <65 Intake Peserta Didik

80-100

Tinggi

Sedang Rendah

65-79 <65 Contoh:

80-100

Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah: (1) langkah pertama, memberikan nilai pada setiap kriteria yang sudah ditentukan, yakni kompleksitas tinggi = 64, daya dukung tinggi = 85, dan intake peserta didik sedang = 70. (2) membuat rata-rata dari perolehan nilai dari tiga kriteria, yakni 64 + 85 + 70 = 219 : 3 = 73. Jadi KKM indikator tersebut adalah 73.

2. Menggunakan poin atau skor Aspek yang dianalisis

Kriteria Penskoran Kompleksitas

Tinggi

Sedang Rendah

1 2 3 Daya Dukung

Tinggi

Sedang Rendah

3 2 1 Intake Peserta Didik

Tinggi

Sedang Rendah

Contoh: Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah:

x 100 = 66,7 Jadi KKM dari indikator tersebut adalah 67 (hasil pembulatan 66,7)