Tujuan Hukum Ekonomi
B. Tujuan Hukum Ekonomi
Pendapat ahli tentang tujuan hukum ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Erman Rajagukguk
Faktor yang utama bagi hukum untuk dapat berperan dalam pembangunan
apakah hukum mampu menciptakan stability, predictability dan fairness. Dua hal yang pertama adalah prasyarat bagi sistem ekonomi apa saja untuk berfungsi. Termasuk dalam fungsi stabilitas ( stability ) adalah potensi
ekonomi
adalah
mengakomodasikan kepentingan-kepentingan yang saling bersaing. Kebutuhan fungsi hukum untuk dapat meramalkan ( predictability ) akibat dari suatu langkah-langkah yang diambil khususnya penting bagi negeri yang sebagian besar rakyatnya untuk pertama kali memasuki hubungan- hubungan ekonomi melampaui lingkungan sosial yang tradisional. Aspek keadilan ( fairness ), seperti perlakuan yang sama dan standar pola tingkah laku pemerintah untuk menjaga mekanisme
pasar dan mencegah birokrasi yang berlebihan. 27 Terlihat tujuan hukum tersebut lebih bersandar pada aspek ekonomi yang sedari dulu menginginkan hukum mengabdi pada kepentingan ekonomi, terutama pada sistem ekonomi kapitalis (sistem ekonomi pasar bebas), melalui jargon efisiensi dan persamaan perlakuan tanpa mempertimbangkan pihak yang lemah. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika tujuan efisiensi tersebut digandengkan dengan keadilan, jadi efisiensi berkeadilan. Pengertian keadilan jangan diartikan harus sama, harus memiliki standar yang sama, perlakuan yang sama, sebab justru menimbulkan ketidakadilan karena selalu ada posisi yang tidak seimbang dalam ekonomi, sebab selalu ada pihak yang kuat dan pihak yang lemah. Hukum pada realitas ini tidak boleh netral, melainkan memihak pada yang
Leonard J. Theberge dalam Erman Rajagukguk, Hukum Ekonomi Indonesia: Memperkuat Persatuan Nasional, Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Memperluas Kesejahteraan Sosial, Makalah Disampaikan dalam Seminar dan Lokakarya Pembangunan Hukum Nasional ke VIII, diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, Denpasar 14-18 Juli 2003.
Bab II. Dialektika Hukum dan Ekonomi
lemah tanpa merugikan pihak yang kuat. Pada level global juga demikian, tidak bisa negara yang kuat (negara maju) dan negara lemah (negara berkembang/negara terbelakang) diperlakukan secara sama, karena pasti memunculkan ketidakadilan, negara kuat akan mendominasi.
2. Sunaryati Hartono
Secara khusus dalam buku dan berbagai tulisannya, Sunaryati Hartono tidak memberikan penjelasan mengenai tujuan hukum ekonomi. Istilah yang lebih sering digunakan adalah tujuan hukum pembangunan (development law). Alasannya, hukum yang ingin dibangun tidak hanya mampu mendukung pembangunan perekonomian semata, tetapi memelihara keadilan sekalipun terjadi perubahan dalam hubungan antar manusia sebagai akibat
dari pembangunan. 28 Fungsi hukum dalam pembangunan terdiri dari: 29
a. Hukum sebagai pemelihara ketertiban dan keamanan Fungsi awal dari hukum adalah menyelesaikan sengketa antar
warga masyarakat. Sistem hukum tidak hanya merupakan sistem kaidah yang mengatur perilaku dan hubungan antar manusia,
tujuan utama yaitu mengenyampingkan
tetapi
terdapat
keinginan dan perasaan perseorangan untuk mencapai suatu keinginan masyarakat, ketertiban dan keamanan umum (general security).
semua
b. Hukum sebagai sarana pembangunan Hukum sebagai sarana pembangunan berfungsi mengarahkan
dan menampung kebutuhan hukum sesuai dengan tingkat perkembangan pembangunan masyarakat. Hukum harus mendahului bidang-bidang lain karena difungsikan untuk
Sunaryati Hartono, Op.,Cit, Hlm. 168-169. 29 Dirangkum dari Ibid, Hlm. 10-29.
Dasar-dasar Pemikiran Hukum Ekonomi Indonesia
menjaga agar proses pembangunan masyarakat tidak mengakibatkan ketidakadilan.
c. Hukum sebagai sarana penegak keadilan Tujuan
untuk mengubah dan meningkatkan taraf hidup, serta mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan adanya perubahan dalam hubungan antar manusia yang mungkin saja tidak dikehendaki atau ditolak oleh individu atau kelompok masyarakat.
pembangunan
adalah
menimbulkan ketegangan, perselisihan dan dapat menghambat pembangunan. Maka tugas
norma-norma baru untuk menyelesaikan persoalan tersebut dengan cara seadil-adilnya, terutama melindungi pihak yang lemah.
hukum
menetapkan
d. Hukum sebagai sarana pendidikan masyarakat Pembentuk Undang-undang berkewajiban menetapkan norma-
norma baru dengan bijaksana agar tidak menimbulkan perbenturan atau penolakan dari masyarakat yang ingin diatur. Masyarakat tradisional akan sulit menerima hukum modern. Maka aspek pendidikan hukum yang bertujuan meningkatkan pemahaman hukum dan kesadaran hukum masyarakat menjadi penting. Cara yang digunakan melalui persuasi, sosialisasi secara bertahap dan terakhir baru menggunakan kekuasaan.
Menurut penulis, tujuan hukum ekonomi tidak boleh bersandar pada prinsip-prinsip ekonomi tetapi harus bersandar pada prinsip- prinsip hukum. Meskipun istilah yang digunakan hukum ekonomi, tujuan yang ingin dicapai bukan hanya tujuan ekonomi melainkan tujuan hukum yang meliputi aspek keadilan ekonomi, keadilan sosial, keadilan budaya dan keadilan dalam setiap aspek kehidupan ini. Tidak boleh tujuan keadilan ekonomi tercapai tetapi terjadi ketidakadilan sosial, ketidakadilan budaya dan ketidakadilan lainnya.
Penulis berangkat dari tujuan hukum yang dikemukakan oleh Gustav
keadilan, kebaikan
Bab II. Dialektika Hukum dan Ekonomi
(kemanfaatan) dan kepastian hukum. Hukum merupakan perwujudan keadilan, dan perwujudan keadilan tersebut adalah menciptakan kebaikan (kemanfaatan) dalam kehidupan manusia, maka isi hukum adalah sesuatu yang menumbuhkan nilai-nilai kebaikan (nilai etis). Guna mewujudkan adanya kepastian hukum (legalitas) nilai-nilai kebaikan tersebut dirumuskan dan diformalkan ke dalam peraturan tertulis (hukum positif) yang harus ditaati oleh setiap anggota
masyarakat. 30 Pengecualiannya, hukum positif boleh dilepaskan (tidak ditaati) apabila pertentangan antara isi hukum dan keadilan menjadi begitu besar sehingga memperlihatkan hukum tersebut tidak adil. Hukum yang demikian sudah kehilangan inti hukum, yaitu perwujudan
keadilan. 31 Jadi tujuan hukum ekonomi adalah tujuan hukum yang dikemukakan Gustav Radbruch tersebut, yaitu mewujudkan keadilan umum, memberikan kebaikan (kemanfaatan) bagi masyarakat dan menjamin adanya kepastian hukum dalam kegiatan ekonomi.