Metode Analisis Data

D. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis Tipologi Klassen (Klassen Typologi), Location Quotient (LQ), Analisis Shift Share/Shift Share Analysis (SSA) dan Analisis Gabungan LQ-SSA.

1. Tipologi Klasen (Klassen Typologi)

Tipologi Klassen merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan masing- masing daerah (Aswandi dan Kuncoro: 2002).

Kriteria yang digunakan dalam Tipologi Klassen adalah:

a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (hight growth and high income ), yaitu daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang lebuh tinggi dibandingkan rata-rata wilayah referensi.

b. Daerah maju tetapi tertekan (high income but low growth), yaitu daerah yang memiliki pendapatan perkapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah disbanding rata-rata daerah atau wilayah referensi.

c. Daerah berkembang cepat (high growth and low income), yaitu daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi, tetapi pendapatan perkapita lebih rendah disbanding rata-rata daerah atau wilayah referensi.

d. Daerah relatif tertinggal (low growth and low income), yaitu daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang lebih rendah dibandingkan rata-rata daerah atau wilayah referensi.

per kapita

Laju pertumbuhan

ri > r

Cepat maju dan cepat Berkembang tumbuh.

cepat

ri < r

Maju tetapi tertekan

Relatif tertinggal

Keterangan: ri

: Laju pertumbuhan ekonomi wilayah studi. r

: Laju pertumbuhan ekonomi wilayah referensi. yi

: Pendapatan perkapita wilayah studi.

y : pendapatan perkapita wilayah referensi.

2. Analisis Location Quotient (LQ)

Teknik Location Quotient berdasar pada teori basis ekonomi (Economic Base Theory) yang artinya adalah karena industri basis menghasilkan barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun luar daerah yang bersangkutan maka penjualan ke luar daerah (ekspor) Teknik Location Quotient berdasar pada teori basis ekonomi (Economic Base Theory) yang artinya adalah karena industri basis menghasilkan barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun luar daerah yang bersangkutan maka penjualan ke luar daerah (ekspor)

Peningkatan pendapatan tersebut tidak hanya menaikkan permintaan terhadap industri non basis. Kenaikan permintaan ini akan mendorong kenaikan investasi pada industri yang bersangkutan sehingga modal dalam industri lokal merupakan investasi yang didorong dari adanya kenaikan industri basis. Oleh karena itu sektor ekonomi basislah yang patut untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan pembangunan daerah.

Metode ini digunakan untuk mengukur konsentrasi industri dari suatu kegiatan (industri) dalam suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya perekonomian daerah itu dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional atau nasional.

Adapun rumus rumus perhitungan Locationt Quotient (LQ) dari Bendavid-Val dalam Lincolin Arsyad adalah sebagai berikut:

LQ 

Keterangan: v i : Pendapatan dari industri di suatu daerah. v t : Pendapatan total daerah tersebut.

Vi : Pendapatan dari industri sejenis secara regional/ nasional. Vt : Pendapatan regional/ nasional.

Sementara itu menururt Isaard, Locationt Qoutient (LQ) dapat dirumuskan: (Isaard, 1971: 24)

LQ = Si/S Ni/N

Keterangan : Si = Pendapatan dari suatu kegiatan di daerah tertentu. S = Pendapatan total suatu daerah. Ni = Pendapatan dari suatu kegiatan, sejenis secara nasional. N = Pendapatan total nasional.

Menurut Bendavid (1991) terdapat tiga kategori hasil analisis LQ pada suatu daerah :

1. Jika LQ > 1, maka daerah tersebut lebih berspesialisasi (berpotensi) atas produk sektor tertentu, dibandingkan dengan wilayah referensi.

2. Jika LQ < 1, maka daerah tersebut kurang berspesialisasi (berpotensi) atas produk sektor tertentu dibandingkan dengan wilayah referensi.

3. Jika LQ = 1, maka daerah tersebut mempunyai spesialisasi (berpotensi) yang sama atas produk tertentu dibandingkan dengan wilayah referensi.

Penggunaan LQ sangan sederhana , serta dapat dipakai untuk menganalisis tentang perdagangan suatu daerah. Akan tetapi LQ mempunyai kelemahan yaitu: 1) Pola konsumsi dari anggota masyarakat adalah berlainan baik antar daerah maupun dalam daerah;

2) Tingkat konsumsi rata-rata untuk suatu jenis barang untuk setiap daerah berbeda; 3) Bahan keperluan industri berbeda antar daerah.

3. Analisis Shift Share (Shift Share Analysis = SSA)

Analisis Shift Share ini digunakan untuk menentukan sektor-sektor mana yang termasuk dalam sektor unggulan, yaitu dirumuskan sebagai berikut (Lincolin Arsyad, 1999: 140):

V* = (V1/V) + (Vi1/V1/V) + (Yi1/Yi – Vi1/V1) Keterangan: V* =

Perubahan pendapatan wilayah perencanaan. V1 =

Pendapatan total wilayah referensi pada tahun akhir.

V = Pendapatan total wilayah referensi pada tahun dasar. Vi1 =

Pendapatan sektor i wilayah referensi pada tahun akhir. Vi =

Pendapatan sektor i wilayah referensi pada tahun akhir. Yi1=

Pendapatan sektor i wilayah perencanaan studi pada tahun akhir

Yi= Pendapatan sektor i wilayah perencanaan studi pada tahun dasar.

Indikatornya:

1. Apabila komponen pertumbuhan proporsional suatu sektor > 0, maka sektor yang bersangkutan mengalami pertumbuhan yang cepat dan memberikan pengaruh yang positif kepada perekonomian daerah, begitu pula sebaliknya.

2. Apabila komponen daya saing suatu sektor < 0, maka keunggulan komparatif dari sektor tersebut meningkat dalam perekonomian yang lebih luas, begitu pula sebaliknya.

Kemampuan teknik analisis shift share untuk memberikan dua indikator positif yaitu adanya industry mix effect dan competitive advantage tidak lepas dari adanya kelemahan-kelemahan. Kelemahan dari analisis shift share dibedakan menjadi dua yaitu kelemahan teoritikan dan kelemahan empirik. (Houston dalam Prasetyo Soepono, 1993: 45-47)

Kelemahan-kelemahan teoritikal dari analisis shift share adalah:

a. Analisis Shift share tidak lebih dari pada sekedar teknik pengukuran untuk mengurangi pertumbuhan variabel wilayah menjadi komponen-komponen. Artinya metode anaisis shift share mencerminkan suatu sistem akunting.

b. Komponen

secara implisit mengemukakan bahwa tiap industri di suatu wilayah hendaknya tumbuh pada laju nasional.

pertumbuhan

nasional nasional

d. Teknik analisis Shift Share secara implisit mengambil asumsi bahwa barang dijual secara nasional.

Kelemahan empirik dari teknik analisis Shift Share adalah:

a. Jumlah dari salah satu komponen shift dengan data yang tidak agregat belum tentu sama dengan jumlah komponen shift yang sama menurut angka agregat.

b. Hanya salah satu dari tiga komponen bergantung pada hal yang sebenarnya terjadi di suatu wilayah selama kurun waktu tertentu.

c. Adanya kritik mengenai pembobotan yang mengatakan tidak adanya penjelasan tentang perubahan dalam struktur ekonomi regional selama periode analisis.

d. Adanya masalah-masalah saling terkait pada pengaruh bauran industri maupun pengaruh keunggulan kompetitif.

4. Analisis Gabungan LQ-SSA

Penggabungan dua alat analisis ini digunakan untuk menentukan sektor-sektor yang benar-benar merupakan sektor unggulan suatu wilayah dari sisi basis maupun non basis nya, keunggulan komparatif, dan laju pertumbuhannya. Cara penilaiannya adalah dengan Penggabungan dua alat analisis ini digunakan untuk menentukan sektor-sektor yang benar-benar merupakan sektor unggulan suatu wilayah dari sisi basis maupun non basis nya, keunggulan komparatif, dan laju pertumbuhannya. Cara penilaiannya adalah dengan

Prioritas pertama adalah bilamana suatu sektor merupakan sektor basis, mempunyai keunggulan komparatif, dan laju pertumbuhan cepat.

Prioritas kedua adalah bilamana suatu sektor merupakan:

1) Sektor basis dengan mempunyai keunggulan komparatif.

2) Sektor basis dan pertumbuhannya cepat.

3) Sektor basis namun mempunyai keunggulan komparatif dan pertumbuhan cepat.

Prioritas ketiga adalah bilamana suatu sektor hanya mempunyai keunggulan komparatif atau merupakan sektor basis. Prioritas keempat adalah bilamana suatu sektor hanya mempunyai potensi pertumbuhan saja. Prioritas kelima adalah apabila sektor tersebut merupakan sektor basis dan tidak memiliki apa-apa. Prioritas keenam adalah bilamana suatu sektor atau sub sektor tidak mempunyai keunggulan apapun dan bukan sektor basis.

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN