Gambaran Umum Daerah Kabupaten Wonosobo

A. Gambaran Umum Daerah Kabupaten Wonosobo

1. Keadaan Geografis

a) Letak Geografis

0 0 Kabupaten Wonosobo Terletak di antara 7 11’ dan 7 36’

0 Lintang Selatan, dan 109 0 43’ dan 110 04’ Bujur Timur. Kabupaten Wonosobo sejak tahun 2003 di bagi menjadi 15 kecamatan dengan

tambahan 2 kecamatan, yaitu kecamatan Kalibawang dan Sukoharjo. Sampai tahun 2003 kecamatan-kecamatan tersebut terdiri dari 236 desa dan 28 kelurahan.

Kabupaten Wonosobo merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian berkisar antara 270 meter sampai dengan 2.250 meter di atas permukaan laut. Luas wilayah 98.468 hektar dengan tingkat kemiringan 30%. Beberapa wilayah Kabupaten Wonosobo merupakan daerah yang labil sehingga rawan terjadi tanah longsor.

b) Luas Penggunaan Lahan Secara administratif Kabupaten Wonosobo terbagi menjadi

15 kecamatan. Luas wilayah Kabupaten Wonosobo pada tahun 2006 tercatat sebesar 98.468 hektar atau sekitar 3,02 persen dar luas jawa tengah. Luas yang terdiri dari 17.712,69 hektar (17,99 15 kecamatan. Luas wilayah Kabupaten Wonosobo pada tahun 2006 tercatat sebesar 98.468 hektar atau sekitar 3,02 persen dar luas jawa tengah. Luas yang terdiri dari 17.712,69 hektar (17,99

c) Keadaan Iklim Banyaknya hari hujan di Kabupaten Wonosobo pada tahun 2006 sebanyak 121 dengan curah hujan sebanyak 2.546 mm, curah hujan tertinggi tercatat di Kecamatan Wonosobo sebesar 4.461 mm dan hari hujan terbanyak tercatat di Kecamatan Selomerto sebanyak 160 hari.

2. Pemerintahan

a) Pembagian Wilayah Administratif Setelah adanya pemekaran wilayah kecamatan, saat ini Kabupaten Wonosobo terdiri dari 15 kecamatan, dengan jumlah desa atau kelurahan yang semula 264 menjadi 265 pada tahun 2005 yang terdiri dari 236 wilayah desa dan 29 wilayah kelurahan.

Tabel IV.1 Pembagian Wilayah Administrasi Menurut Kecamatan Di

Kabupaten Wonosobo tahun 2006

Desa

No Kecamatan +

Luas

(Ha)

Persentase Desa Kelurahan Kelurahan

Sumber: Pemda Kabupaten Wonosobo

Menurut survey VSTADES tahun 2006 yang dilakukan oleh BPS, wilayah desa atau kelurahan dirinci menurut statusnya berdasarkan beberapa indikator seperti; kepadatan penduduk, presentase rumah tangga petani, presentase rumah tangga pelanggan listrik dan sebagainya. Berdasarkan hasil survey tersebut wilayah desa atau kelurahan dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu; daerah pedesaan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Adapun desa atau kelurahan di Kabupaten Wonosobo Menurut survey VSTADES tahun 2006 yang dilakukan oleh BPS, wilayah desa atau kelurahan dirinci menurut statusnya berdasarkan beberapa indikator seperti; kepadatan penduduk, presentase rumah tangga petani, presentase rumah tangga pelanggan listrik dan sebagainya. Berdasarkan hasil survey tersebut wilayah desa atau kelurahan dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu; daerah pedesaan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Adapun desa atau kelurahan di Kabupaten Wonosobo

Tabel IV.2 Jumlah Desa Menurut Kecamatan dan Tipe Desa di

Wonosobo Tahun 2006

Kota Jumlah

Besar Sedang

Kecil

1 Wadaslintang 17 0 0 0 17 2 Kepil

Sumber: BPS Jakarta

b) Kepegawaian Jumlah anggota KORPRI pada tahun 2006 yang tercatat di kantor KORPRI Kabupaten Wonosobo sebanyak 8.944 orang, dimana sekitar 1,62 persen adalah golongan I, golongan II 27,74 persen, golongan III 48,81 persen dan 20,83 persen golongan IV.

c) Catatan Sipil Kegiatan Kantor Catatan Sipil dan kependudukan di Kabupaten Wonosobo adalah pelayanan kepada masyarakatb diantaranya dengan menerbitkan akta kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian serta pengakuan dan pengesahan anak. Pada tahun 2006 jumlah akta yang dikeluarkan sebanyak 28.808 buah, angka kematian 28 buah, perkawinan 51 buah, perceraian 4 buah serta angka pengakuan dan pengesahan anak sebanyak 4 buah.

Tabel IV.3 Banyaknya Pelayanan Akte Pada Kantor Catatan Sipil Di Kabupaten Wonosobo Tahun 2005-2006

Jenis Pelayanan

1 Akte Kelahiran

8 3 5 4 4 5 Pengakuan dan

0 1 7 2 4 Pengesahan anak

13.901 21.079 28.895 Sumber : Kantor Catatan Sipil Kabupaten

3. Penduduk dan Tenaga Kerja

a) Kependudukan Berdasarkan hasil Registrasi Penduduk Akhir Tahun 2006, jumlah penduduk Kabupaten Wonosobo adalah sebanyak 773.967 jiwa yang terdiri dari laki-laki 391.289 jiwa dan perempuan 382.676 jiwa dengan rasio jenis kelamin 102,25.

Tabel IV.4 Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Rasio Jenis Kelamin Di Kabupaten Wonosobo Tahun 2006

Rasio Kecamatan

Banyaknya Penduduk

Laki -

Jenis

Perempuan Jumlah

41.714 104,74 Jumlah / Total 2006

Bila dilihat per kecamatan, jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Wonosobo yaitu sebanyak 75.954 jiwa (9,81 persen), Kecamatan Kertek 75.747 jiwa (9,79 persen), sedangkan kecamatan yang jumlah penduduknya paling sedikit adalah Kecamatan Kalibawang yaitu sebanyak 25.600 jiwa (3,31 persen).

Kepadatan penduduk di Kabupaten Wonosobo tahun 2006 sebesar 786 jiwa per Km 2 . Bila dilihat per kecamatan, angka

kepadatan penduduk cukup bervariasi. Angka kepadatan penduduk kepadatan penduduk cukup bervariasi. Angka kepadatan penduduk

2 Km 2 disusul Kecamatan Mojotengah 1.309 jiwa per Km sedangkan paling rendah di Kecamatan Wadaslintang sebesar 427

jiwa per Km 2 .

b) Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pada tahun 2006 jumlah pencari kerja sebanyak 10.500 orang, yang terdiri dari 3.628 laki-laki dan 6.8722 perempuan. Bila dirinci menurut tingkat pendidikan, sebagian esar pencari kerja tersebut adalah lulusan SMA, disusul Sarjana, selanjutnya DI/DII, sedangkan sisanya dari tamatan SD, SLTP dan D3. Luar negeri masih menjadi daya tarik bagi para pencari kerja di Indonesia khususnya di Kabupaten Wonosobo. Pada tahun 2006 penempatan tenaga kerja di luar negeri tercatat sebanyak 2.527 orang. Negara yang paling banyak menerima pekerja dari Wonosobo adalah Malaysia dengan jumlah 878 pekerja, disusul Singapura 683 pekerja, dan Hongkong 493 pekerja, sedangkan sisanya terdapat di negara Timur Tengah, Taiwan, dan Kuwait.

Program Transmigrasi pada tahun 2006 di Kabupaten Wonosobo telah memberangkatkan sebanyak 32 kepala keluarga atau 122 jiwa dengan tujuan Propinsi Bangka Belitung dan Kalimantan Barat. Jumlah ini turun sebesar 52, 24 persen dibandingkan tahun 2005.

4. Sosial

a) Pendidikan Jumlah murid SD/MI di lingkungan Dinas Pendidikan pada tahun ajaran 2005/2006 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2005/2006 jumlah murid SD/MI tercatat 97.854 siswa. Sementara itu jumlah guru SD/MI pada tahun ajaran 2005/2006 sebanyak 5.474 atau mengalami kenaikan sebesar 4,97 persen dari tahun sebelumnya yang berjumlah 5.202. Rasio murid terhadap uru SD/MI pada tahun 2004/2005 sebesar 17,85 naik menjadi 18,81 pada tahun 2005/2006. Naiknya rasio murid dan guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar di kelas.

b) Sosial Jumlah penyandang cacat di Kabupaten Wonosobo pada tahun 2006 sebanyak 4.283 jiwa atau sekitar 0,55 persen dari total jumlah penduduk Wonosobo.

Pada tahun 2006 karang taruna di Kabupaten Wonosobo berjumlah 264 yang terdiri dari klasifikasi 118 tumbuh, 140 klasifikasi berkembang, dan 6 buah dengan klasifikasi maju.

Kejadian bencana alam pada tahun 2006 tidak mengakibatkan korban meninggal dunia dan cedera. Sedangkan jenis bencana alam yang mendera meliputi banjir 1 kali, angin ribut

7 kali, tanah longsor 27 kali, dan kebakaran sebanyak 16 kejadian, kekeringan 13 kali dan serangan hama tidak pernah dialami.

c) Agama Jumlah jama’ah haji di Kabupaten Wonosobo pada tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 16,14 persen yaitu dari 508 pada tahun 2005 menjadi 590 pada tahun 2006. Jika dilihat menurut kecamatan jumlah jama’ah haji paling banyak berasal dari Kecamatan Wonosobo sebanyak 142 orang, disusul Kecamatan Kejajar 66 orang kemudian Mojotengah 55 orang. Jika dilihat

menurut jenis kelaminnya, selama 5 tahun terakhir jumlah jama’ah haji di Kabupaten Wonosobo lebih banyak diikuti oleh kaum laki- laki daripada perempuan.

Kegiatan keaagamaanyang ada di Kabupaten Wonosobo berjalan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pondok pesantren yang terlibat dalam proses belajar mengajar di dalamnya. Pada tahun 2005 berjumlah 149 buah. Jumlah santri mengalami penurunan sebesar 9,12 persen, pada tahun 2006 berjumlah 16.660 santri naik menjadi 15.267 santri pada tahun 2006.

d) Kriminalitas Angka kriminalitas yang tercatat di Polres Wonosobo meliputi pencurian, pembunuhan penganiayaan, penipuan, d) Kriminalitas Angka kriminalitas yang tercatat di Polres Wonosobo meliputi pencurian, pembunuhan penganiayaan, penipuan,

5. Pertanian

a) Pertanian Padi masih menjadi tanaman utama penghasil bahan makanan bagi masyarakat Wonosobo. Setelah pada tahun 2005 produksi padi sawah mengalami penurunan cukup signifikann, produksi padi sawah kembali mengalami kebaikan sebesar 11,75 persen dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan padi sawah ini sangat dipengaruhi oleh bertambahnya areal luas panen yaitu sebesar 15,65 persen dari 27.216 Ha pada tahun 2005 menjadi 31.476 Ha pada tahun 2006. Sebaliknya pada tanaman padi gogo, baik luas panen maupun produksinya mengalami penurunan

Tabel IV.5 Luas Panen Dan Produksi Padi Sawah, Padi Gogo Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Wonosobo Tahun 2006

Padi sawah

Padi Gogo

Kecamatan

Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi

(ha)

(ton)

(ha) (ton)

940 2.742 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo

Sedangkan pada tanaman palawija, seperti ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang kedele secara umum terjadi peningkatan. Seperti halnya padi dan palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan juga terus mengalami kenaikan.

b) Perkebunan Produksi tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Wonosobo seperti kapok, kopi, lada, pala, jahe, kapulogo, dan cassiavera mengalami peningkatan, bahkan pada tanaman kapok b) Perkebunan Produksi tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Wonosobo seperti kapok, kopi, lada, pala, jahe, kapulogo, dan cassiavera mengalami peningkatan, bahkan pada tanaman kapok

c) Peternakan dan Perikanan Populasi ternak yang diusahakan di Kabupaten Wonosobo baik ternak besar, ternak kecil maupaun unggas sebagian mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada kelompok unggas, populasi ayam ras mengalami peningkatan cukup tinggi yaitu sebanyak 208.600 ekor dari tahun sebelumnnya, diikuti oleh populasi itik manila dan ayam buras. Jenis unggas yang mengalami penurunan adalah puyuh sebesar 203.419 ekor atau 52,92 persen dari tahun sebelumnya

Tabel IV.6 Banyaknya Ternak Pada Tahun Di Kabupaten Wonosobo

Tahun 2002-2006 (ekor)

Jumlah Ternak Akhir Tahun No

Jenis Ternak

2 Sapi Perah

3 Sapi Potong

9 Ayam Ras

10 Ayam Buras

12 Itik Manila

52.160 380.726 384.419 181.000 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Wonosobo

13 Puyuh

Kelompok ternak besar, sapi perah, dan kerbau mengalami peningkatan populasi, sedangkan kuda dan sapi potong mengalami penurunan populasi. Sementara pada kelompok ternak kecil, populasi kambing meningkat tetapi populasi domba dan babi mengalami penurunan.

Sedangkan untuk usaha perikanan banyak dilakukan di kolam, karamba, waduk, telaga, dan sungai. Tahun 2006 produksi perikanan sebanyak 1.226,16 ton.

d) Kehutanan Tanaman sengon adalah salah satu tanaman kehutanan yang cukup potensial dikembangkan di Kabupaten Wonosobo. Jika dilihat produksinys, pada tahun 2005 jumllah penebangan tegakan

sengon menghasilkan kayu sebesar 11.769, 34 m 3 , pada tahun 2006 bertambah menjadi 759.653,70 m 3 atau mengalami peningkatan sebanyak 747.884,36 m 3 .

6. Industri, Pertambangan, Energi, dan Konstruksi

a) Industri Kegiatan industri adalah suatu kegiatan ekonomi untuk mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi a) Industri Kegiatan industri adalah suatu kegiatan ekonomi untuk mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi

Dinas perindustrian membagi kegiatan industri menjadi lima macam, yaitu meliputi: industri pangan, sandang dan kulit, kerajinan umum, kimia dan industri serta industri pengolahan logam.

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan industri, maka skala usaha kegiatan industri dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: industri besar dengan tenaga kerja di atas 100 orang; industri sedang dengan tenaga kerja 20-99 orang; industri kecil dengan tenaga kerja 5-19 orang. dan industri rumah tangga dengan tenaga kerja 1-4 orang.

b) Listrik Jumlah desa atau kelurahan yang sudah mendapatkan aliran listrik dari PLN di Kabupaten Wonosobo sejak tahun 2002 sebanyak 264 desa atau kelurahan, hal ini berarti 100 persen desa atau kelurahan di Kabupaten Wonosobo sudah dapat menikmati listrik dari PLN. Namun demikian walaupun seluruh desa atau kelurahan di Kabupaten Wonosobo sudah mendapatkan aliran listrik, tidak semua masayarakat di wilayah desa atau kelurahan tersebut sudah dapat menikmati penerangan listrik secara b) Listrik Jumlah desa atau kelurahan yang sudah mendapatkan aliran listrik dari PLN di Kabupaten Wonosobo sejak tahun 2002 sebanyak 264 desa atau kelurahan, hal ini berarti 100 persen desa atau kelurahan di Kabupaten Wonosobo sudah dapat menikmati listrik dari PLN. Namun demikian walaupun seluruh desa atau kelurahan di Kabupaten Wonosobo sudah mendapatkan aliran listrik, tidak semua masayarakat di wilayah desa atau kelurahan tersebut sudah dapat menikmati penerangan listrik secara

Jumlah pelanggan listrik tahun 2006 sebanyak 97.321 pelanggan yang terdiri dari rumah tangga 94,54 persen, industri 2,08 persen, instansi 0,49 persen dan sosial 2,89 persen.

c) Air Minum Kebutuhan masyarakat akan adanya air bersih dari waktu ke waktu terus bertambah. Dalam hal ini pemerintah daerah melalui Perusahaan Air Minim Daerah (PDAM) terus berusaha unutk senantiasa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan menyediakan air bersih. Diharapkan dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan air bersih kesehatannya akan menjadi lebih baik.

Pelanggan PDAM Wonosobo meliputi; rumah tangga, sosial umum, sosial khusus, lembaga pemerintah niaga kecil niaga besar, industri kecil dan indistri besar. Pelanggan yang ada tersebut tidak hanya tersebar di wilayah Wonosobo namun juga sampai di wilayah Kabupaten Purworejo.

d) Penggalian Sumber daya alam yang ada di Kabupaten Wonosobo khususnya bahan galian cukup bervariasi. Bahan galian tersebut meliputi batu bangunan, pasir dan kerikil. Berdasarkan hasil sementara pendaftaran sensus Ekonomi 2006, banyaknya usha d) Penggalian Sumber daya alam yang ada di Kabupaten Wonosobo khususnya bahan galian cukup bervariasi. Bahan galian tersebut meliputi batu bangunan, pasir dan kerikil. Berdasarkan hasil sementara pendaftaran sensus Ekonomi 2006, banyaknya usha

7. Keuangan dan Harga-harga

a) Keuangan Realisasi penerimaan pajak daerah mengalami peningkatan yaitu mencapai 11,48 persen. Pada tahun 2005 pajak daerah mencapai Rp 4.241.150.559,00 naik menjadi Rp 4.728.121.624,00 pada tahun 2006.

Retribusi barang mengalami peningkatan sebesar 23,08 persen dari Rp 13.683,00 pada tahu 2006. Hasil perusda mengalami penurunan cukup tinggi uaitu sebasar 39,71 persen dan realisasi pendapatan lain meningkat sebesar 139,46 persen.

Tabel IV.7 Target Dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PDAS) Kabupaten Wonosobo Tahun Anggaran 2005-2006

(rupiah )

TA. 2006 No

Target Realisasi

4.052.950.000 4.728.121.624 2 Retribusi Daerah

1 Pajak daerah

4.001.000.000

4.241.150.559

13.100.304.000 13.682.784.257 16.730.509.000 16.840.551.987 3 Hasil Perusda dan Hasil Pengelolaan

1.211.070.900 Kekayaan Daerah

1.842.747.000

1.873.767.887

yang Dipisahkan 1. 129.718.778 Lain - Lain 4 Pendapatan Asli Daerah

3.538.821.100 7.920.091.644 yang Sah

3.614.879.000

3.307.453.684

Jumlah 22.558.930.000 23.105.156.387 25.533.351.000 29.488.765.255 Sumber : BPKD Kabupaten Wonosobo

b) Harga-harga Sebagian harga sembilan bahan pokok relatif tidak mengalami perubahan. Rata-rata harga beras, gula pasir, tekstil, dan batik relatif stabil. Pada tahun 2005 harga beras kualitas super IR Super berkisar Rp 4.400/Kg, ikan asin 18.00/Kg, minyak goreng Rp 7.700/Kg, teksti Rp 27.900/m, dan batik 55.000/pototng. Harga gula pasir selama tahun 2006 relatif stabil pada harga 6.500/Kg, garam beriodium Rp 1.200 (garam bata kualitas Ndangdut) dan minyak tanah Rp 2.750/liter.

c) Inflasi

Laju Inflasi Umum Kota Wonosobo 2002-2006

n 10

se P er

Tahun

Apabila dibanding tahun 2005, inflasi yang terjadi tahun 2006 cukup rendah yaitu sebesar 7,73 persen, turun sebesar 9,4 persen dari tahun 2005, hal ini disebabkan karena adanya kestabilan harga-harga.

Secara umum inflasi tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 1,51 persen. Jika dilihat secara kumulatif, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok sandang kemudian diikuti oleh kelompok perumahan, bahan makanan, pendidikan.

8. Pendapatan Regional

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu ukuran tingkat keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi sekaligus diperlukan untuk menyusun perencanaan dan evaluasi pembangunan ekonomi regional. Pada tahun 2006 PDRB Kabupaten Wonosobo atas harga berlaku sebesar 2.630.137,89 juta rupiah, sedangkan atas harga konstan sebesar 1.621.123,33 juta rupiah.

Tabel IV.8 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Wonosobo Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2006 ( jutaan rupiah )

Lapangan Usaha

1.040.302,50 1.199.559,94 2. Pertambangan & Penggalian

16.015,21 17.854,60 3. Industri Pengolahan

281.090,45 308.176,88 4. Listrik, Gas, & Air Bersih

24.992,11 26.646,70 5. Bangunan / Konstruksi

93.767,69 105.534,66 6. Perdagangan, Hotel, & Restoran

289.601,97 328.579,39 7. Angkutan dan Komunikasi

154.122,18 174.338,30 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan

142.346,96 162.667,69 & Jasa Perusahaan 9. Jasa - Jasa

2.063.216,41 2.309.638,86 2.630.137,89 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo.

Tabel IV.9 Produk Pomestik Regional Bruto Kabupaten Wonosobo Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2004 - 2006 ( jutaan rupiah )

Lapangan Usaha

770.044,51 795.766,96 2. Pertambangan & Penggalian

11.265,59 11.729,47 3. Industri Pengolahan

174.839,36 179.686,68 4. Listrik, Gas, & Air Bersih

11.347,98 11.384,51 5. Bangunan / Konstruksi

63.502,66 65.443,79 6. Perdagangan, Hotel, & Restoran

182.891,39 190.268,79 7. Angkutan dan Komunikasi

92.465,10 95.011,12 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan

96.584,88 99.172,58 & Jasa Perusahaan 9. Jasa - Jasa

1.521.807,34 1.570.347,68 1.621.132,33 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo.

Tabel IV.10 Distribusi Presentase PDRB Kabupaten Wonosobo

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2006

Lapangan Usaha

45,04 45,61 2. Pertambangan & Penggalian

0,69 0,68 3. Industri Pengolahan

12,17 11,72 4. Listrik, Gas, & Air Bersih

1,08 1,01 5. Bangunan / Konstruksi

4,06 4,01 6. Perdagangan, Hotel, & Restoran

12,54 12,49 7. Angkutan dan Komunikasi

6,67 6,63 8. Bank, Lembaga Keuangan, Persewaan

6,16 6,18 & Jasa Perusahaan

9. Jasa - Jasa

11,58 11,66 PDRB

100,00 100,00 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo

Distribusi presentase PDRB berdasarkan harga berlaku sumbangan sektor pertanian masih sangat besar yaitu sekitar 45,61 persen disusul perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 12,49 persen. Industri pengolahan menempati urutan ketiga sebesar 11,72 persen, kemudian jasa-jasa 11,66 persen, angkutan komunikasi 6,63 persen, bank, lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 6,18 persen dan sektor konstruksi 4,01 persen. Listrik, gas dan air bersih menempati urutan kedua terkecil ditribusi PDRB Yaitu sebesar 1,01 persen, dan sektor pertambangan dan penggalian 0,68 persen.