Teknik, Metode, dan Ideologi Penerjemahan
1. Teknik, Metode, dan Ideologi Penerjemahan
1.1. Teknik Penerjemahan
Setelah melalui beberapa tahapan analisis, dengan menerapkan teknik analisis taksonomi yang disarankan oleh Spradley (1997) dalam metode etnografi, didapatkan 12 jenis teknik penerjemahan sejumlah 685 teknik. Setelah melalui proses identifikasi, diketahui bahwa lebih dari satu teknik diterapkan pada beberapa ujaran. Berikut adalah tabel yang menunjukkan jenis-jenis teknik penerjemahan dan frekuensi penggunaannya.
commit to user
Tabel 6. Teknik-Teknik Penerjemahan dalam Subtitle film Jane Eyre
1. Penerjemahan literal
3. Kompresi Linguistik
4. Padanan Lazim
5. Amplifikasi Linguistik
10. Peminjaman Murni
Teknik-teknik ini diterapkan dalam 407 data yang diperoleh sebagai hasil dari analisis domain saat awal pemilihan data. Dalam mengidentifikasi jenis-jenis teknik penerjemahan ini, acuan yang digunakan adalah kedelapan belas teknik penerjemahan yang disarankan oleh Molina dan Albir (2002). Selanjutnya adalah penjabaran lebih lanjut mengenai teknik-teknik yang digunakan dalam subtitle Jane Eyre versi BBC tahun 2006 dengan beberapa contohnya.
1. Penerjemahan Literal
Literal translation , yang juga dikenal dengan penerjemahan harfiah, merupakan teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan suatu
commit to user commit to user
Tabel 7. Contoh Penggunaan Teknik Penerjemahan Literal
No
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
1. I won’t shoot you. Aku tak akan menembakmu.
2. What is your name, child? Siapa namamu, Nak?
3. I think when we grow up, we have to be teachers.
Kurasa jika kita dewasa, kita harus menjadi guru.
4. God has already taken her, Jane. Tuhan sudah mengambilnya, Jane. Melalui tabel di atas dapat dilihat bahwa struktur BSa sama dengan BSu
tetapi beberapa diantaranya tidak hanya diterjemahkan dengan teknik ini, tetapi juga menggunakan teknik lain seperti yang dapat terlihat dari ujaran no 2, yaitu teknik padanan lazim sehingga kata child menjadi “nak” dalam BSa. Dalam Bahasa Indonesia, kata panggilan “nak” sudah lazim dipakai untuk ditujukan pada anak kecil.
2. Transposisi
Teknik kedua setelah penerjemahan literal, yang paling banyak digunakan adalah transposisi. Perbedaan tata bahasa antara bahasa sumber dan bahasa sasaran dapat diatasi salah satunya dengan menerapkan teknik transposisi, yaitu mengganti kategori gramatikal BSu. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa teknik
commit to user commit to user
No
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
1. I hope you slept well. Kuharap tidurmu nyenyak.
2. Where do you live? Di mana rumahmu?
3. The thought of presents makes her live and breathe.
Memikirkan hadiah membuatnya hidup dan bernafas.
4. But he has ... He has had disappointments in his life.
Tapi ia pernah dikecewakan.
Pengaruh teknik transposisi dapat dilihat pada perubahan kelas kata pada ujaran no 1. Kata slept yang merupakan kata kerja berubah menjadi kata benda dalam BSa , yaitu “tidur.” Pada ujaran yang sama, teknik modulasi juga terlibat di dalamnya. Dengan tetap mempertahankan struktur BSu, kalimat dalam BSu dapat
diterjemahkan menjadi “kuharap kau tidur dengan nyenyak”, namun teknik modulasi yang digunakan disini menyebabkan terjadinya perubahan fokus dalam kalimat BSa. Pada BSu penekanan terdapat pada kata you yang dalam hal ini ditujukan untuk Jane, sedangkan pada BSa penekanan diletakkan pada kata
“tidur.” Perubahan fokus ini tidak berpengaruh pada makna maupun pesan dalam BSu.
Untuk ujaran no 2, perubahan kelas kata terjadi pada kata live dalam BSu yang berup a kata kerja menjadi “rumah” yang merupakan kata benda. Teknik modulasi juga mempengaruhi perubahan sudut pandang pada BSu dan BSa.
Tuturan dalam BSu yang berarti “dimana kau tinggal?” diterjemahkan menjadi “dimana rumahmu?.” Lebih lanjut, kata benda dengan cetak tebal pada ujaran no
commit to user commit to user
3. Kompresi Linguistik
Teknik yang dipakai untuk mensintesa unsur-unsur linguistik dalam BSa ini merupakan kebalikan dari teknik amplifikasi linguistik. Jumlah frekuensi penggunaan teknik kompresi linguistik ini adalah 110 (16, 05%).
Tabel 9. Contoh Penggunaan Teknik Kompresi Linguistik
No
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
1. You must have been travelling all day.
Pasti perjalananmu lama.
2. Ah! I don’t think Miss Adèle can wait any longer.
Sepertinya Nn. Adele sudah tak sabar lagi.
3. What are you doing standing over there where I can’t see you?
Kenapa kau berdiri di tempat yang tak bisa kulihat?
4. Oh! I can see there is another problem.
Sepertinya ada masalah lain.
Tabel tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa ujaran dalam BSa yang tidak didapat murni dari penerapan teknik kompresi linguistik tetapi juga hasil dari penerapan teknik lain. Ujaran no 1 dan no 2 adalah contoh dari hal ini. Ujaran no 1 dapat diterjemahkan menjadi “kau pasti telah bepergian selama seharian”
commit to user
Selain beberapa kata dalam BSu dihilangkan, lebih tepatnya disintesa menjadi lebih ringkas, ujaran ini juga merupakan hasil dari teknik modulasi. Seperti yang tertulis pada ujaran no 1, cara lain untuk menerjemahkan ujaran ini dari sudut
pandang yang berbeda adalah “pasti perjalananmu lama.” Sedangkan pada ujaran no 2, jelas terlihat bahwa kata panggilan “nona” adalah padanan lazim bagi miss,
begitu juga dengan singkatan yang umum digunakan dalam BSu, yaitu “Nn.” Kata-kata
I don’t think yang diterjemahkan menjadi “sepertinya” memperlihatkan adanya penerapan teknik kompresi linguistik dalam ujaran ini.
4. Padanan Lazim
Menduduki tingkat presentase terbesar ketiga, teknik ini digunakan sebanyak 98 kali (14, 30%). Teknik padanan lazim atau established equivalent adalah teknik penggunaan istilah atau ungkapan yang sudah lazim dikenal dan digunakan dalam BSa.
Tabel 10. Contoh Penggunaan Teknik Padanan Lazim
No
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
1. My goodness, Miss Eyre.
Astaga, Nn. Eyre.
2. Oh, thank goodness, you will be able to understand her.
Syukurlah, kau bisa mengerti kata- katanya.
3. Damn it! Christ!
Sial!
4. Excuse me, sir?
Maaf, Tuan?
Kata goodness, merujuk pada Oxford Advanced Learner’s Dictionary
(1995), dideskripsikan dengan: used in exclamation instead of God; expressing relief; expressing protest; expressing surprise . Dalam kasus ini, kata goodness
commit to user
memiliki makna yang berbeda karena diujarkan pada konteks situasi yang berbeda. Pada ujaran no 1, ungkapan my goodness menunjukkan rasa terkejut atau kaget. Ungkapan ini diujarkan oleh Ny.Fairfax, kepala pelayan di Thornfield Hall, saat melihat betapa lahap Jane memakan hidangan yang disediakan Ny. Fairfax untuknya. Malam itu ia baru tiba di Thornfield Hall dan terlihat sangat lapar setelah perjalanan jauh dari Institut Lowood. Lain halnya dengan kata goodness yang terdapat dalam ungkapan thank goodness yang juga diucapkan oleh Ny.Fairfax. Pada ujaran no 2, ungkapan ini digunakan untuk mengekspresikan rasa terkejut bahwa ternyata Jane bisa memahami lirik lagu yang dinyanyikan oleh Adele dan juga merupakan wujud rasa syukur atau perasaan lega karena Jane memiliki kemampuan berbahasa Prancis. Ibu Adele, anak asuh pemilik Thornfield Hall, adalah perempuan berkewarganegaraan Prancis. Oleh karena itu, meskipun pada pada dasarnya Adele juga memahami Bahasa Inggris, Ny.Fairfax merasa lega menyadari hal ini dan berharap komunikasi antara Adele dan Jane sebagai guru privatnya dapat berjalan baik. Selain padanan lazim, teknik amplifikasi linguistik juga diterapkan pada ujaran no 2, tuturan …you will be able to understand her sebenarnya dapat diterje mahkan menjadi “… kau bisa memahaminya” tetapi pada BSa ditambahkan unsur linguistik yang telah ditandai dengan garis bawah berikut ini: “kau bisa mengerti kata-katanya.”
Selanjutnya, ungkapan damn it pada ujaran no 3 memiliki padanan kata yang lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia, “sial”, sedangkan ungkapan
Christ! dalam BSa dihilangkan dengan penggunaan teknik reduksi karena dalam
commit to user
“sial” sudah dapat mengungkapkan keseluruhan pesan dalam BSu. Kata ini sudah mewakili perasaan kesal penuturnya, Edward Rochester, yang merasa kesal dan
marah karena kudanya tiba-tiba berhenti berlari karena terkejut dengan keberadaan Jane sehingga menyebabkan ia terjatuh dari punggung kuda. Selain
itu, akan terasa aneh jika kata ini diterjemahkan menjadi “Tuhan” atau “Tuhanku.” Ungkapan ini tidak biasa diucapkan oleh penutur Bahasa Indonesia
saat dalam keadaan marah. Teknik padanan lazim ini juga tepat untuk diterapkan pada ujaran no 4. Ungkapan excuse me, sir? dalam konteks ini tidak bermakna “permisi” namun berarti ucapan minta maaf yang diucapkan jika seseorang tidak memahami atau mungkin tidak mendengar tuturan lawan bicaranya. Ungkapan ini adalah alternatif lain dari ungkapan pardon me. Ini adalah ungkapan yang dituturkan Jane sebagai reaksi atas pertanyaan tiba-tiba dan terdengar kurang bersahabat dari seseorang yang baru saja dikenalnya, Tn.Rochester. Majikan barunya tersebut bertanya apa Jane mengharapkan hadiah darinya, yang baru saja pulang dari perjalanan jauh. Pertanyaan semacam ini tentu saja mengejutkan dan terdengar tidak sopan karena tidak berupa sebuah salam yang biasa diucapkan oleh orang-orang yang baru saling mengenal.
5. Amplifikasi Linguistik
Teknik yang digunakan untuk menambahkan unsur-unsur linguistik dalam terjemahan agar lebih sesuai dengan kaidah BSa ini mempunyai fungsi yang
commit to user commit to user
Tabel 11. Contoh Penggunaan Teknik Amplifikasi Linguistik
No
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
1. Oh, I thought I saw someone at the window.
Tapi
sepertinya
aku melihat seseorang di balik jendelanya.
2. Now you can tell me what she is singing?
Sekarang kau bisa beritahu aku lagu apa yang ia nyanyikan?
3. You must change. Kau harus ganti pakaian.
4. Miss Eyre, can we proceed? Nn. Eyre, kita bisa teruskan pembicaraan?
Teknik amplifikasi linguistik diterapkan disini untuk memperjelas maksud ujaran tokoh dalam mini seri ini dengan menambahkan beberapa kata sesuai konteks. Ujaran no 1 misalnya, bagian ujaran … at the window dalam BSa berubah menjadi “… di balik jendelanya” karena yang dimaksud Jane, tokoh yang mengucapkan ujaran ini, ia tidak benar-benar melihat seseorang di jendela, dengan jendela terbuka. Ia hanya melihat siluet seseorang di balik jendela. Tanpa perlu menambahkan unsur-unsur linguistik atau informasi tambahan, ujaran no 2 dan 4 sebenarnya tetap dapat diterjemahkan dengan baik. Ujaran no 2 sebagai contoh, tanpa mengikutsertakan kata “lagu” dalam BSa, pemirsa sebenarnya tetap dapat mengetahui bahwa yang sedang Adele nyanyikan adalah sebuah lagu. Didukung pula dengan adanya faktor visualisasi dan trek suara yang menunjukkan Adele sedang menari dan bernyanyi. Begitu pula dengan BSa pada ujaran no 4 yang sebenarnya cukup bisa diatasi dengan ujaran “Nn.Eyre, bisa kita lanjutkan?” misalnya. Tanpa adanya kata “pembicaraan” dalam BSa, pemirsa masih dapat
commit to user
Tn.Rochester, adalah melanjutkan pembicaraan karena sejak tadi Jane dan Tn.Rochester memang sedang berbicara.
6. Amplifikasi
Intensitas pemakaian teknik ini lebih banyak jika dibandingkan dengan teknik reduksi, yakni 36 teknik (5, 25%). Berlawanan dengan teknik reduksi, teknik amplifikasi digunakan jika diperlukan tambahan informasi yang tidak terdapat dalam BSu untuk mempermudah penyampaian pesan.
Tabel 12. Contoh Penggunaan Teknik Amplifikasi
No
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
1. We haven’t got all day. Kita tak punya waktu seharian.
2. I was fully occupied. Melukis menyita pikiranku.
3. He is very changeable. Suasana hatinya mudah berubah.
4. So, on our whirlwind tour, we alight in Paris.
Jadi dalam perjalanan kami
berkeliling dunia kami tiba di Paris.
Teknik ini sangat bermanfaat untuk menerjemahkan ujaran no 2, sebagai contoh, karena dalam BSu tidak tersurat informasi bahwa yang menyita pikiran Jane sebagai penutur dalam dialog ini adalah melukis. Perlu diketahui bahwa ujaran ini disampaikan Jane sebagai jawaban atas pertanyaan Tn.Rochester yang bertanya apakah Jane merasa bahagia saat melukis. Ujaran tersebut kemudian dilanjutkan Jane dengan perkataan I was not unhappy. BSa yang muncul dalam subtitle tentu dapat mempermudah pemirsa dalam memahami maksud ujaran Jane dalam dialog ini.
commit to user commit to user
Dictionary, “perjalanan berkeliling dunia” merupakan terjemahan yang bagus
untuk istilah whirlwind yang berarti a column of air that turns round and round very rapidly (1995). Pemirsa tentu sangat terbantu dengan terjemahan yang ada dalam BSa untuk istilah whirlwind tour meskipun tidak terdapat informasi yang jelas apakah yang dimaksud dengan perjalanan berkeliling ini memang perjalananan mengelilingi dunia atau hanya mengunjungi berbagai negara.
7. Reduksi
Tidak selisih banyak dengan jumlah teknik amplifikasi yang digunakan dalam subtitle Jane Eyre, 35 (5, 10%) teknik yang diidentifikasi merupakan teknik reduksi. Teknik yang menekankan pada pemampatan informasi BSu ke dalam BSa ini merupakan kebalikan dari teknik amplifikasi.
Tabel 13. Contoh Penggunaan Teknik Reduksi
No
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
1. VOYAGES AND TRAVELS
ILLUSTRATED
PETUALANGAN DAN PERJALANAN
2. Mrs. Fairfax …I don’t think I can wait any longer.
3. I was just thinking, sir, it’s ... Not many employers would ask the opinion of someone they pay £30 a year to.
Aku sedang berpikir, tak banyak majikan yang meminta pendapat seseorang yang bekerja untuk mereka.
4. An exotic bird.
commit to user
tertentu tidak diterjemahkan ke dalam BSa. Ujaran no 1 bukanlah sebuah ujaran sebagai bagian dari dialog dalam Jane Eyre tetapi judul buku milik Jane yang selalu dibawanya kemanapun ia pergi hingga dewasa dan tinggal di Thornfield Hall, tempatnya bekerja sebagai guru pribadi. Judul buku ini muncul di awal cerita dan menjadi ujaran pertama dalam analisis ini. Dalam mini seri ini, pemirsa dapat melihat bahwa buku tersebut adalah buku bergambar karena di dalamnya terdapat berbagai gambar tempat-tempat yang disukai Jane, dipertegas dengan tulisan ILLUSTRATED pada sampul buku. Meskipun dalam BSa tidak ditemui terjemahan dari kata ini, pemirsa cukup dibantu dengan adanya visualisasi yang tersedia.
Ujaran no 2 yang merupakan ujaran yang disampaikan Adele dari kejauhan ini, trek suaranya pun terdengar samar-samar, sama sekali tidak dijumpai dalam subtitle Jane Eyre. Hal yang terjadi karena penerapan teknik reduksi ini juga tidak mengganggu penyampaian pesan, bahkan memberikan jeda waktu lebih bagi pemirsa, dari kegiatan membaca subtitle, sehingga pemirsa pun dapat dengan nyaman menikmati visualisasi yang ada. Hal ini dikarenakan Ny.Fairfax yang saat itu akan memperkenalkan Jane pada Adele mengulangi perkataan Adele tersebut dengan berkata pada Jane:
I don’t think Miss Adele can
wait any longer dan terjemahannya muncul dalam subtitle. Ujaran Adele yang disampaikan pada Jane tersebut tersampaikan pula pada pemirsa. Sama halnya dengan ujaran no 4, keseluruhan ujaran tidak dijumpai dalam subtitle. Dengan melakukan penyesuaian, ujaran ini bisa saja diterjemahkan menjadi “perempuan
commit to user commit to user
Pengaruh teknik reduksi juga mempengaruhi ujaran no 3. Informasi bahwa besar gaji Jane per tahunnya adalah 30 pounds tidak disampaikan dalam BSa. Akan tetapi hal ini tidak berpengaruh pada jalan cerita karena besar gaji Jane tersebut tidak pernah diungkit lagi pada adegan-adegan selanjutnya dan tidak menjadi persoalan tertentu.
8. Modulasi
Ketika terdapat perubahan sudut pandang, fokus, atau kategori kognitif dalam BSa; maka hampir dapat dipastikan bahwa teknik modulasi terlibat di dalamnya. Setelah melalui tahap analisis taksonomi, didapatkan 35 teknik modulasi (5, 10%). Jumlah ini sama dengan frekuensi penggunaan teknik reduksi.
Tabel 14. Contoh Penggunaan Teknik Modulasi
No
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
1. That child has the devil in her, I’ve always said!
Sudah kubilang dia memang anak iblis.
2. That will amuse even him.
Dia pasti tertawa.
3. No, you don’t belong here. Kau tak boleh kemari.
commit to user
4. She is a dancer. Ia pandai berdansa. Maksud ujaran yang dicetak tebal pada ujaran no 1 dalam BSu kurang
lebih adalah “ada iblis dalam dirinya” yang kemudian pada akhirnya menjadi “anak iblis” dalam BSa. Perubahan sudut pandang ini memang tidak merubah pesan asli dalam BSu, rasa tidak suka penuturnya pada orang yang dimaksud, yaitu Jane, juga dapat dirasakan lewat ujaran sejenis ini. Akan tetapi sebutan atau istilah “anak iblis” terasa lebih kuat dan memiliki lebih banyak nilai negatif di
dalamnya jika dibandingkan dengan ungkapan dalam BSu, has the devil in her, yang lebih mengacu pada sifat buruk yang ada pada Jane.
Perubahan sudut pandang karena pengaruh teknik modulasi juga dapat dirasakan melalui ujaran no 4. Kata benda a dancer kemudian diterjemahkan
menjadi “pandai berdansa” dalam BSa dengan asumsi bahwa seorang penari tentu pandai berdansa. Lebih jauh, tidak ada kepastian apakah yang dimaksud dengan
penutur ujaran ini, Tn.Rochester, adalah Celine Varens memang berprofesi sebagai penari atau hanya sebuah ungkapan untuk memberikan kesan bahwa dia memang pintar berdansa seperti yang muncul dalam BSa, pun tidak ada faktor visualisasi yang mendukung hal ini. Meskipun begitu, hal ini tidak menghalangi pemirsa dalam menangkap pesan yang ada dalam ujaran tersebut, keseluruhan dialog maupun jalan cerita karena hal ini tidak menjadi fokus cerita.
9. Partikularisasi
Teknik partikularisasi ini diperlukan untuk menyediakan istilah yang lebih khusus dalam BSa. Dalam hal ini, terdapat 19 kata atau istilah (2, 77%) yang lebih tepat diterjemahkan dengan teknik ini.
commit to user
No
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
1. You’re so small.
Kau sangat kurus.
2. And he does find beauty. Dan ia menemukan gadis cantik itu.
3. I’ve seen one like this in the West Indies.
Aku pernah lihat capung seperti ini di Hindia Barat.
4. It is upholstered with velvets and furs.
Perabotannya berlapis beludru dan
bulu binatang.
Untuk beberapa kasus seperti yang terdapat dalam tabel di atas, teknik partikularisasi memang efektif untuk dipergunakan, khususnya untuk ujaran no 2 dan no 4. Kata benda beauty dalam ujaran no 2 berarti kecantikan atau keindahan dan bisa berarti seorang perempuan cantik. Dengan memakai istilah yang lebih khusus dan menyesuaikan dengan konteks serta visualisasi yang ada, kata ini diterjemahkan dengan baik menja di “gadis cantik.”
Penggunaan istilah yang lebih khusus dalam BSa untuk kata furs juga dirasa tepat. Yang dimaksud dengan “bulu” disini bisa saja bukan bulu binatang
tetapi bulu buatan seperti yang terdapat pada baju atau sarung bantal biasa. Namun, menyesuaikan dengan konteks situasi maupun mendasarkan penilaian pada ujaran-ujaran yang diucapkan Tn.Rochester sebelum maupun sesudahnya, yakni: imagine a suite of rooms in a particularly gorgeous Parisian hotel dan everything is sensuous to the touch, the bes t that this youngish man’s money can buy , maka terjemahan “bulu binatang” dalam BSa terdengar tepat dan masuk akal. Mengacu pada ujaran-ujaran tersebut, hotel di Paris ini digambarkan sebagai hotel yang mewah, indah dan tentu dilengkapi dengan segala perabotan mahal, seperti bulu binatang tentunya.
commit to user
Teknik peminjaman murni atau pure borrowing termasuk dalam tiga teknik terakhir yang paling sedikit diterapkan dalam subtitle mini seri ini, hanya diterapkan dalam 9 ujaran (1, 31%). Teknik ini diterapkan jika tidak terdapat padanan istilah atau ungkapan dalam BSa.
Tabel 16. Contoh Penggunaan Teknik Peminjaman Murni
No
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
1. ward of Mr. Rochester of
Thornfield Hall.
…anak asuh dari Tn. Rochester pemilik Thornfield Hall.
2. Musk and amber.
Musk dan amber.
Seperti yang terlihat, Thornfield Hall (pada ujaran no 1) adalah nama tempat Jane bekerja, tempat kastil milik Edward Rochester terletak. Nama tempat asing, seperti nama negara atau kota, yang telah dikenal secara umum dalam BSa biasanya memiliki padanan kata dan dapat disampaikan pada BSa dengan teknik padanan lazim. Dalam Bahasa Indonesia sebagai contoh, England lebih dikenal dengan Inggris dan padanan nama kota Canada adalah Kanada. Namun Thornfield Hall tidak dikenal dengan baik dalam BSa dan tidak ada padanan kata yang lazim digunakan maka tetap ditulis seperti ini dalam BSa. Sedangkan musk dan amber (pada ujaran no 2) adalah jenis wewangian yang berasal dari tumbuhan yang tidak terdapat di Indonesia. Dari Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1995) didapatkan suatu definisi, yaitu a substance with a strong smell produced by a certain type of male deer, it is used in making perfume . Dalam kamus ini juga tersedia pengertian musk yang merupakan nama bunga, yaitu musk-roses yang merupakan sejenis bunga mawar yang berbau seperti musk. Amber merupakan
commit to user commit to user
11. Kalke
Teknik yang dipakai untuk menerjemahkan sebuah kata atau frasa secara literal ini hampir sama dengan teknik penerjemahan literal, namun terjemahan yang dihasilkan teknik kalke dapat memiliki kesamaan secara leksikal ataupun struktural dengan BSu sedangkan teknik penerjemahan literal lebih mementingkan kesamaan dalam struktur kalimat. Jauh lebih sedikit dari penerjemahan literal, teknik kalke hanya diterapkan dalam 8 kata atau frasa (1, 16%).
Tabel 17. Contoh Penggunaan Teknik Kalke
No
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
1. VOYAGES AND TRAVELS ILLUSTRATED
PETUALANGAN DAN PERJALANAN
Selain adanya penerapan teknik reduksi pada ujaran no 1 seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, semua ujaran pada tabel 17 diterjemahkan secara literal dengan teknik kalke. Sebagai informasi, ujaran no 1 dan no 2 bukan ujaran-ujaran audible yang terdapat dalam dialog Jane Eyre tetapi tulisan yang terdapat pada sampul buku milik Jane (ujaran no 1) dan tulisan pada papan kayu yang
commit to user commit to user
12. Generalisasi
Merupakan kebalikan dari teknik partikularisasi, dalam penelitian ini hanya hanya dijumpai 1 teknik generalisasi (0, 14%). Teknik generalisasi dapat diidentifikasi dari pemakaian istilah yang lebih umum atau netral dalam BSa.
Tabel 18. Contoh Penggunaan Teknik Generalisasi
No
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
1. And what happens to disobedient deceitful girls when they die?
Dan apa yang terjadi pada anak pembangkang dan pembohong..jika mereka meninggal?
Dengan menggunakan teknik generalisasi, kata girls yang sebenarnya memiliki arti “anak-anak perempuan” diganti dengan istilah yang lebih umum dalam BSa , yakni kata “anak.”
Sebagai salah satu jenis penerjemahan audiovisual, bukan hanya dialog berupa trek suara atau audio dalam mini seri ini yang diterjemahkan ke dalam bentuk subtitle, namun unsur-unsur visual lain yang tidak audible yang terdapat di dalamnya juga. Dalam episode pertama Jane Eyre yang menjadi kajian dalam penelitian ini, hanya terdapat dua bentuk subtitle yang merupakan terjemahan dari wujud visual dalam mini seri ini, yaitu judul sebuah buku yang kebetulan muncul pertama kali pada awal cerita dan sebuah kata yang tertulis pada papan yang tergantung pada leher Jane, sang tokoh utama. Secara berurutan, kedua kata-kata tersebut adalah voyages and travels illustrated dan liar yang diterjemahkan
commit to user commit to user
1.2. Metode Penerjemahan
Dari hasil pembahasan sebelumnya mengenai teknik-teknik penerjemahan, diketahui bahwa dari seluruh jenis teknik yang digunakan pada subtitle film Jane Eyre yaitu sebanyak 12 teknik, 3 teknik diantaranya meupakan teknik-teknik penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber, yakni: 1) penerjemahan literal; 2) peminjaman murni; dan 3) kalke. Kemudian, 9 teknik lainnya yakni: 1) padanan lazim; 2) transposisi; 3) amplifikasi; 4) amplifikasi linguistik; 5) reduksi;
6) modulasi; 7) kompresi linguistik; 8) partikularisasi; dan 9) generalisasi, termasuk teknik-teknik penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran. Teknik penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber memiliki jumlah total frekuensi pemggunaan 173 kali atau sebanyak 25, 24% dan sejumlah 512 lainnya merupakan frekuensi penggunaan teknik penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran dengan jumlah prosentase 74, 76%. Dari jumlah tersebut dapat dilihat bahwa teknik-teknik yang digunakan lebih banyak berorientasi pada bahasa sasaran sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa metode yang dipergunakan juga cenderung berorientasi pada bahasa sasaran. Sesuai dengan jenis-jenis metode penerjemahan yang dikemukakan oleh Newmark (1988), dari empat metode yang berorientasi pada bahasa sasaran; yaitu adaptasi, penerjemahan bebas, penerjemahan idiomatik, dan penerjemahan komunikatif; metode yang cenderung digunakan penerjemah dalam penerjemahan subtitle film Jane Eyre
commit to user commit to user
Ciri-ciri metode penerjemahan ini dapat ditemui dalam subtitle film Jane Eyre . Pemakaian istilah-istilah yang lazim atau dikenal dalam bahasa sasaran merupakan salah satunya, contohnya adalah kata benda pada ujaran no 275, Ah! Mercenary girl! , yang diterjemahkan ke dalam BSa dengan teknik padanan lazim
menjadi “gadis mata duitan!.” Istilah ini telah dikenal masyarakat dalam BSa secara luas dan menimbulkan kesan tersendiri bagi pemirsa film ini karena istilah ini berkaitan dengan budaya dalam BSa. Menilik definisi kata sifat mercenary dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1995), yaitu mainly concerned with making money or gaining some personal advantage , maka padanan kata benda yang digunakan dalam BSa dirasa sudah tepat. Penggunaan istilah semacam ini juga dapat ditemui dalam ujaran no 283, all young people wish to travel. Kata- kata bergaris bawah pada ujaran tersebut diterjemahkan ke dalam BSa menjadi
“muda-mudi.” Kesan atau efek yang ditimbulkan kepada pemirsa film tentu akan berbeda jika kata-kata all young people ini diterjemahkan dengan menggunakan
istilah yang berbeda, “orang-orang muda” atau “semua anak muda” misalnya. Meskipun istilah “anak muda” merupakan istilah yang lazim dalam BSa, istilah
commit to user
“muda-mudi” lebih dekat dengan pemirsa dalam BSa karena “kekhasan” gaya Bahasa Indonesia lebih terasa.
Ciri lain dari penerjemahan komunikatif, yaitu pengalihan makna kontekstual untuk memudahkan pemahaman pemirsa, dapat pula ditemui dalam subtitle film ini. Contoh yang tepat untuk hal ini adalah ujaran even if they find kindness and food and a fire . Kata-kata bergaris bawah pada ujaran BSu tersebut diterjemahkan menjadi “meski mereka hidup berkecukupan”. Ujaran ini memang
tergolong terjemahan yang kurang akurat, namun sangat berterima di dalam BSa. Terjemahan ini disebut sebagai terjemahan dengan tingkat keberterimaan tinggi karena dalam BSa, hubungan antara makanan dan api atau perapian dengan kehidupan yang nyaman atau berkecukupan tidak dapat dipahami dengan baik atau dengan kata lain, tidak ada relasi antara keduanya. Hal ini dikarenakan perbedaan kondisi lingkungan dan cuaca antara kedua negara. Negara tempat pemirsa BSu berada memiliki empat musim berbeda yang salah satunya adalah musim dingin. Saat musim ini tiba, persediaan makanan (dan kayu bakar) yang cukup, dan perapian menjadi pusat perhatian atau hal yang sangat penting bagi para penduduknya, terutama penduduk Inggris pada tahun 1848, setting waktu yang diceritakan pada film. Karena udara yang dingin, para penduduk memerlukan perapian untuk menghangatkan badan. Pada masa sekarang ini, fungsi api perapian dapat digantikan dengan alat pemanas ruangan. Sedangkan Indonesia, tempat para pemirsa BSa berada, hanya memiliki dua musim tidak termasuk musim dingin atau salju. Sehingga konsep makanan dan perapian serta hubungannya dengan tingkat kehidupan yang nyaman tidak ada dalam budaya
commit to user commit to user
1.3. Ideologi Penerjemahan
Melalui hasil yang didapatkan dari analisis dan pembahasan mengenai teknik dan metode penerjemahan yang diterapkan dalam penerjemahan film Jane Eyre , dapat disimpulkan bahwa ideologi penerjemahan yang cenderung digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan ujaran-ujaran berupa dialog dalam film ini adalah ideologi domestikasi. Sebelumnya, didapatkan hasil bahwa teknik- teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan setiap ujaran dalam film cenderung dekat pada BSa sehingga metode yang digunakan pun berorientasi pada BSa. Dalam penerjemahan domestikasi atau domesticating translation, nilai- nilai budaya yang dominan yang terdapat dalam masyarakat BSa dapat terbawa pada saat proses penerjemahan berlangsung. Hal ini terlihat jelas dalam subtitle film Jane Eyre.