VERSI SERIAL TV BBC TESIS Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Penerjemahan

SUBTITLE FILM JANE EYRE VERSI SERIAL TV BBC TESIS

Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik

Minat Utama Linguistik Penerjemahan

Oleh: Prima Purbasari S130809011

Program Studi Linguistik Minat Utama Penerjemahan

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

commit to user

ii

commit to user

iii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Prima Purbasari NIM : S130809011

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul “Analisis Teknik, Metode, dan Ideologi Penerjemahan dalam Subtitle Film Jane Eyre Versi Serial TV

BBC ” adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya yang terdapat dalam tesis ini diberi tanda citasi dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari pernyataan saya tersebut terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang diperoleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 12 Desember 2011 Yang membuat pernyataan,

Prima Purbasari

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Mama dan Ayah, Adek-Adekku,

Sahabat-Sahabat,

Terima kasih untuk doa, supports , dan bantuannya…

commit to user

MOTTO

Tak pernah terlambat untuk bermimpi

commit to user

vi

Alhamdulillahi Rabbil „alamin. Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas petunjuk, bimbingan, serta pertolonganNYA sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian ini.

Dengan tulus penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta,

2. Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D, Ketua Program Studi Linguistik

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai pembimbing I yang telah menyediakan waktu, kemudahan, serta bimbingan dan saran dalam menyelesaikan tesis ini,

3. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed. Ph.D selaku pembimbing II yang telah memberikan waktu, kemudahan dan bimbingan serta sarannya selama proses penulisan tesis ini,

4. Semua dosen Program Pascasarjana UNS yang mengampu pada Program Linguistik

Minat Utama Penerjemahan,

5. Semua karyawan perpustakaan dan biro administrasi yang telah memberi bantuan

demi kelancaran penulisan tesis ini,

6. Kedua orang tua (Drs. Dwi Priyo Basuki, M.Si dan Khuzaemah, S.Pd., M.M.) yang

tak pernah letih dan lupa dalam memberikan doa, semangat, nasihat, dan dukungan;

commit to user

vii

segenap keluarga besar yang turut mendoakan.

7. Agustin Widiani dan Mas Bayu Budiharjo yang bersedia terlibat dan memberikan

bantuan untuk penulisan tesis ini.

8. Rohmita Khoirun Nisaa‟ yang juga memberikan bantuan dan dukungan selama ini.

9. Sahabat-sahabat dan teman-teman LP 2009: Mita, Agustin, Mbak Ria, Mbak Beta, Bu

Titik, Bu Dewi, Reni, Mbak Fella, Mas Bayu, dan Mas Rahmat yang telah memberikan saran, semangat, inspirasi dan juga bantuan selama masa kuliah dan proses penulisan tesis, serta semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah dan selalu memberikan bantuan, inspirasi, semangat, dan doa kepada penulis.

Dalam kesempatan ini tidak ada yang bisa penulis sampaikan selain ucapan terima kasih yang tulus. Teriring doa semoga rahmat dan hidayah Allah SWT senantiasa tercurah kepada mereka atas kebaikan yang diberikan kepada penulis. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan dalam studi penerjemahan.

Surakarta, Desember 2011

Prima Purbasari

commit to user

viii

ABSTRAK

Prima Purbasari. S130809011. 2011. Analisis Teknik, Metode, dan Ideologi Penerjemahan dalam Subtitle Film Jane Eyre Versi Serial TV BBC. Tesis. Pascasarjana Program Magister Linguistik, Minat Utama Penerjemahan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Pembimbing: (1) Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D. (2) Drs. Riyadi Santosa, M.Ed. Ph.D.

Film dapat menjadi daya tarik yang mendunia serta menjadi media edukasi bagi masyarakat di dunia, terutama bila dilengkapi dengan subtitle yang dapat menyalurkan pesan dari film tersebut. Namun, bahasa lisan perlu dibuat lebih ringkas ketika digunakan sebagai bahasa tertulis dalam subtitle sehingga timbul batasan- batasan tertentu yang dapat mempengaruhi keputusan penerjemah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan teknik, metode, dan ideologi penerjemahan yang digunakan dalam subtitle film Jane Eyre versi serial televisi BBC, serta mendiskripsikan dampak penggunaannya terhadap kualitas subtitle dari aspek keakuratan (accuracy), keberterimaan (acceptability) serta keterbacaan (readability).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis sumber data. Sumber data pertama adalah dokumen yang berupa transkrip film Jane Eyre beserta teks terjemahannya (subtitle) dalam Bahasa Indonesia. Sumber data kedua berupa informasi yang didapat dari responden/rater. Pengumpulan data dilakukan melalui identifikasi teknik, metode, dan ideologi dengan pengkajian dokumen, penyebaran kuesioner dan wawancara mendalam. Pemilihan sampel data dilakukan dengan teknik purposive sampling. Analisis dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Model analisis sesuai dengan model analisis etnografi yang diusulkan oleh Spradley.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 12 jenis teknik penerjemahan dari 685 teknik yang digunakan dalam menerjemahkan film Jane Eyre yang berupa teks audio dan visual. Berdasarkan frekuensi penggunaannya, secara berurutan teknik- teknik tersebut adalah: penerjemahan literal 156 (22, 77%), transposisi 137 (20%), kompresi linguistik 110 (16, 05%), padanan lazim 98 (14, 30%), amplifikasi linguistik

41 (5, 98%), amplifikasi 36 (5, 25%), reduksi 35 (5, 10%), modulasi 35 (5, 10%), partikularisasi 19 (2, 77%), peminjaman murni 9 (1, 31%), kalke 8 (1, 16%), dan generalisasi 1 (0, 14%). Berdasarkan teknik yang dominan muncul, penerjemah cenderung menggunakan metode penerjemahan komunikatif dengan ideologi domestikasi. Dampak dari penggunaan teknik, metode dan ideologi penerjemahan yang dipilih terhadap kualitas terjemahan ialah didapatkannya nilai overall quality 2,

82 dengan nilai rata-rata keakuratan terjemahan 2, 74, keberterimaan 2, 88 dan

commit to user

ix

keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan yang baik. Teknik yang paling banyak memberikan kontribusi positif terhadap tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan terjemahan adalah teknik partikularisasi, peminjaman murni, kalke, dan generalisasi. Teknik penerjemahan yang paling banyak mengurangi tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan terjemahan adalah teknik reduksi.

Sebagai salah satu jenis penerjemahan film yang berbeda dengan jenis penerjemahan lain karena adanya beberapa batasan tertentu, faktor-faktor legibility perlu diperhatikan dalam subtitling. Pilihan kata yang tepat serta bentuk yang sepadan dalam bahasa sasaran juga penting untuk diperhatikan karena makna dan kesan yang diterima pemirsa bisa berbeda dengan maksud penulis asli.

Kata Kunci: subtitle, subtitling, teknik penerjemahan, metode penerjemahan, ideologi penerjemahan, kualitas terjemahan, keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan.

commit to user

ABSTRACT

Prima Purbasari. S130809011. 2011. Analisis Teknik, Metode, dan Ideologi Penerjemahan dalam Subtitle Film Jane Eyre Versi Serial TV BBC. Thesis. Postgraduate Program in Linguistic, Majoring in Translation Studies. Sebelas Maret University. Surakarta. Thesis Advisor: (1) Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D. (2) Drs. Riyadi Santosa, M.Ed. Ph.D.

Beside becoming a world-wide attraction, film can also be a means of education especially if subtitle is provided. However, spoken language is needed to be summarized when it is used as a written language in subtitling. Therefore, certain rules occur and it may affect the translator‟s decision. The aims of this research are to

identify and describe the translation techniques, method and ideology used in the subtitle of the BBC television series, Jane Eyre and also to describe the subtitle‟s quality as the impact of techniques, method and ideology applied, in terms of accuracy, acceptability, and readability.

This research is a descriptive, qualitative research, and focuses on a single case. It involves two kinds of data sources. The first data source is the film transcript of Jane Eyre and its subtitle in Indonesian. The second data source is the information collected from respondents/rater. Techniques of collecting data are document analysis, questionnaire distribution, and in-depth interview. Purposive sampling is applied in this research. During the data collection process, the analysis is also conducted. The model of analysis is ethnographic analysis.

The research findings show that there are 12 kinds of translation techniques from 685 techniques applied in translating the audio and visual text of Jane Eyre. Based on the frequencies, the techniques are literal translation 156 (22, 77%), transposition 137 (20%), linguistic compression 110 (16, 05%), established equivalent

98 (14, 30%), linguistic amplification 41 (5, 98%), amplification 36 (5, 25%), reduction 35 (5, 10%), modulation 35 (5, 10%), particularization 19 (2, 77%), pure borrowing 9 (1, 31%), calque 8 (1, 16%), and generalization 1 (0, 14%). Based on the dominant techniques that occur, the translator tends to use communicative translation method and domestication as the ideology. Then, the impact of the application of those translation techniques, method, and ideology toward the translation quality is the overall quality score 2, 82 with the average score of accuracy 2, 74, acceptability 2,

88, and readability 2, 98. These indicate that the subtitle has a good quality. The translation techniques which give the most positive contribution for the translation quality are particularization, pure borrowing, calque, and generalization. The technique which gives the most negative contribution is reduction.

commit to user

xi

consideration. The appropriate choice of words and equivalent forms in target language are also important to be concerned because the meaning and impression received by the audience may be different with the writer‟s intention.

Keywords: subtitle, subtitling, translation technique, translation method, translation ideology, translation quality, accuracy, acceptability and readabilit

commit to user

xv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................ 123

B. Saran .......................................................................................................... 125

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 127

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram V Newmark ............................................................................... 19 Gambar 2. Diagram Kerangka Pikir........................................................................... 40 Gambar 3. Skema Trianggulasi Data ......................................................................... 50 Gambar 4. Skema Trianggulasi Metode..................................................................... 51

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Komponensial Teknik, Metode, Ideologi, dan Kualitas Subtitle

Film Jane Eyre.. .................................................................................... 130

Lampiran 2. Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian Kualitas Terjemahan Subtitle Film

Jane Eyre . . ........................................................................................... 159

commit to user commit to user

ABSTRACT

calque 8 (1, 16%), and generalization 1 (0, 14%). Based on the dominant techniques that occur, the translator tends to use

2011. Thesis. Postgraduate Program in Linguistic, Majoring in

communicative translation method and domestication as the

Translation Studies. Sebelas Maret University. Surakarta.

ideology. Then, the impact of the application of those translation

Thesis Advisor: (1) Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A.,

techniques, method, and ideology toward the translation quality is

Ph.D. (2) Drs. Riyadi Santosa, M.Ed. Ph.D.

the overall quality score 2, 82 with the average score of accuracy 2, Beside becoming a world-wide attraction, film can also be a means

74, acceptability 2, 88, and readability 2, 98. These indicate that of education especially if subtitle is provided. However, spoken

the subtitle has a good quality. The translation techniques which language is needed to be summarized when it is used as a written

give the most positive contribution for the translation quality are language in subtitling. Therefore, certain rules occur and it may

particularization, pure borrowing, calque, and generalization. The affect the translator’s decision. The aims of this research are to

technique which gives the most negative contribution is reduction. identify and describe the translation techniques, method and

In subtitling, legibility factors are important to be noticed and ideology used in the subtitle of the BBC television series, Jane

taken into consideration. The appropriate choice of words and Eyre and also to describe the subtitle’s quality as the impact of

equivalent forms in target language are also important to be techniques, method and ideology applied, in terms of accuracy,

concerned because the meaning and impression received by the acceptability, and readability.

audience may be different with the writer’s intention. This research is a descriptive, qualitative research, and focuses on a single case. It involves two kinds of data sources. The first data

Keywords: subtitle, subtitling, translation technique, translation source is the film transcript of Jane Eyre and its subtitle in

method, translation ideology, translation quality, accuracy, Indonesian. The second data source is the information collected acceptability and readability.

from respondents/rater. Techniques of collecting data are document

analysis, questionnaire distribution, and in-depth interview.

Purposive sampling is applied in this research. During the data

collection process, the analysis is also conducted. The model of analysis is ethnographic analysis.

Mahasiswa Jurusan Program Studi Linguistik dengan NIM S130809011 2 Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Esd.,M.A.,Ph.D Drs. Riyadi Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 12 jenis teknik Santosa, M.WEsd.,Ph.D 3 penerjemahan

dari 685 teknik yang digunakan dalam menerjemahkan film Jane Eyre yang berupa teks audio dan visual. Berdasarkan frekuensi

ABSTRAK

penggunaannya, secara berurutan teknik-teknik tersebut adalah: penerjemahan literal 156 (22, 77%), transposisi 137 (20%),

2011. Tesis. Pascasarjana Program Magister Linguistik, Minat

kompresi linguistik 110 (16, 05%), padanan lazim 98 (14, 30%),

Utama Penerjemahan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

amplifikasi linguistik 41 (5, 98%), amplifikasi 36 (5, 25%), reduksi

Pembimbing: (1) Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D.

35 (5, 10%), modulasi 35 (5, 10%), partikularisasi 19 (2, 77%),

(2) Drs. Riyadi Santosa, M.Ed. Ph.D.

peminjaman murni 9 (1, 31%), kalke 8 (1, 16%), dan generalisasi 1 Film dapat menjadi daya tarik yang mendunia serta menjadi media

(0, 14%). Berdasarkan teknik yang dominan muncul, penerjemah edukasi bagi masyarakat di dunia, terutama bila dilengkapi dengan

cenderung menggunakan metode penerjemahan komunikatif subtitle yang dapat menyalurkan pesan dari film tersebut. Namun,

dengan ideologi domestikasi. Dampak dari penggunaan teknik, bahasa lisan perlu dibuat lebih ringkas ketika digunakan sebagai

metode dan ideologi penerjemahan yang dipilih terhadap kualitas bahasa tertulis dalam subtitle sehingga timbul batasan-batasan

terjemahan ialah didapatkannya nilai overall quality 2, 82 dengan tertentu yang dapat mempengaruhi keputusan penerjemah.

nilai rata-rata keakuratan terjemahan 2, 74, keberterimaan 2, 88 Penelitian

dan keterbacaan 2, 98. Hal ini mengindikasikan bahwa subtitle film mendeskripsikan teknik, metode, dan ideologi penerjemahan yang

ini bertujuan

ini memiliki kualitas keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan digunakan dalam subtitle film Jane Eyre versi serial televisi BBC,

yang baik. Teknik yang paling banyak memberikan kontribusi serta mendiskripsikan dampak penggunaannya terhadap kualitas

positif terhadap tingkat keakuratan, keberterimaan, dan subtitle dari aspek keakuratan (accuracy), keberterimaan

keterbacaan terjemahan adalah teknik partikularisasi, peminjaman (acceptability) serta keterbacaan (readability). murni, kalke, dan generalisasi. Teknik penerjemahan yang paling Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang banyak mengurangi tingkat keakuratan, keberterimaan, dan untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis sumber keterbacaan terjemahan adalah teknik reduksi. data. Sumber data pertama adalah dokumen yang berupa transkrip Sebagai salah satu jenis penerjemahan film yang berbeda dengan film Jane Eyre beserta teks terjemahannya (subtitle) dalam Bahasa jenis penerjemahan lain karena adanya beberapa batasan tertentu, Indonesia. Sumber data kedua berupa informasi yang didapat dari faktor-faktor legibility perlu diperhatikan dalam subtitling. Pilihan responden/rater. Pengumpulan data dilakukan melalui identifikasi kata yang tepat serta bentuk yang sepadan dalam bahasa sasaran teknik, metode, dan ideologi dengan pengkajian dokumen, juga penting untuk diperhatikan karena makna dan kesan yang

diterima pemirsa bisa berbeda dengan maksud penulis asli.

Mahasiswa Jurusan Program Studi Linguistik dengan NIM S130809011 Kata Kunci: subtitle, subtitling, teknik penerjemahan, metode

2 Dosen Pembimbing I

penerjemahan, ideologi penerjemahan, kualitas terjemahan,

Dosen Pembimbing II

keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Film telah menjadi alternatif yang menarik bagi sebagian besar masyarakat baik sebagai sarana hiburan maupun edukasi. Istilah film berasal dari photographic film (juga disebut dengan filmstock) yang dahulu digunakan sebagai alat untuk merekam dan menampilkan gambar-gambar yang bergerak. Film banyak dipertimbangkan sebagai salah satu bentuk seni yang penting karena selain menghibur dan mendidik, film juga dapat memberikan pencerahan serta inspirasi bagi para penontonnya. Film diciptakan oleh atau berdasarkan budaya tertentu sehingga apa yang dihasilkan pun merupakan refleksi dari budaya tersebut. Film apapun dapat menjadi daya tarik yang mendunia serta menjadi media edukasi bagi masyarakat di seluruh dunia, terutama bila dilengkapi dengan dubbing (sulih suara) atau subtitle yang dapat menyediakan terjemahan dialog dalam film serta mampu menyalurkan pesan dari film tersebut. Melalui film, masyarakat dapat mengetahui dan memahami budaya-budaya negara lain. Hingga saat ini, budaya tetap menjadi isu yang hangat untuk diperbincangkan. Dengan melihat budaya lain melalui film, masyarakat dapat memperkaya pengetahuan mereka akan budaya serta diharapkan mampu melihat perspektif lain dari hal yang sama, pun dengan pandangan yang berbeda dan hal ini dapat terwujud melalui

bantuan dubbing atau subtitle, salah satu jenis penerjemahan.

commit to user

suatu program dari satu bahasa ke bahasa yang lain, baik hasil akhirnya berupa lisan seperti produksi aslinya ataupun ditransformasikan menjadi teks tulis. Jika pendekatan pertama yang dikehendaki, maka prosesnya disebut sebagai dubbing dan disebut dengan subtitling jika pilihan kedua yang digunakan (Cintas, 2009). Karena faktor ekonomis, memerlukan lebih sedikit biaya dibandingkan dubbing, subtitling menjadi pilihan yang bijak bagi pihak-pihak yang bekerja dalam bisnis film. Subtitling pun lebih sering digunakan daripada dubbing, namun hal ini bukan berarti bahwa kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam kegiatan subtitling

lebih sedikit. Umumnya, sesuai pernyataan O’Connell (2007), orang dapat berbicara lebih cepat dibandingkan saat membaca, yang mengakibatkan perlunya

bahasa lisan dibuat lebih ringkas ketika akan digunakan sebagai bahasa tertulis dalam subtitle. Hal ini menyebabkan timbulnya space dan time constraint atau batasan tempat dan waktu yang dapat mempengaruhi keputusan penerjemah. Batasan tempat timbul seiring terbatasnya jumlah tempat yang disediakan untuk subtitle . Faktor ini memiliki pengaruh terhadap pemilihan kata, lebih luas lagi; berpengaruh terhadap kualitas hasil terjemahan subtitle. Selain itu, sebagai suatu kesatuan, unsur-unsur lain yang terdapat dalam film semisal intonasi, gerak tubuh, maupun unsur non verbal lainnya harus tetap diperhatikan dan dijadikan pertimbangan untuk pengambilan keputusan ketika menerjemahkan. Faktor perbedaan budaya juga menjadi kendala tersendiri bagi seorang penerjemah film.

Adanya suatu anggapan bahwa negara yang kaya cenderung memakai dubbing dalam menerjemahkan film atau program televisi sedangkan negara-

commit to user

dikatakan saat ini karena terdapat beberapa faktor lain yang ikut mempengaruhi pilihan maupun tingkat intensitas penggunaan dubbing atau subtitling. Faktor- faktor yang juga merupakan tren baru tersebut adalah biaya dan waktu yang tersedia, jenis atau genre program, status bahasa sumber dan bahasa target (sebagai bahasa internasional, bahasa utama atau bahasa minoritas misalnya), serta hubungan yang ada di antara faktor- faktor tersebut (O’Connell, 2007). Di Indonesia, sebagai contoh, tingginya minat terhadap film-film berbahasa asing dapat dilihat dari ramainya pengunjung bioskop-bioskop yang seringkali menampilkan film-film berbahasa Inggris terbaru dan maraknya tempat persewaan film yang menyediakan berbagai film berbahasa asing lainnya baik dalam bentuk VCD ataupun DVD. Hal ini meningkatkan minat terhadap subtitling . Banyaknya film-film maupun program-program televisi (yang bahasa sumbernya mayoritas adalah Bahasa Inggris) yang didistribusikan ke Indonesia dalam selang waktu yang relatif cepat antara film yang satu dengan lainnya membuat subtitling menjadi pilihan yang tepat untuk penerjemahan film meskipun dubbing juga tetap digunakan untuk genre-genre acara televisi tertentu, serial televisi untuk anak-anak misalnya.

Uraian mengenai film sebagai media massa serta perannya dalam dunia sosial ini menarik minat penulis untuk menjadikan film sebagai obyek penelitian. Dalam penelitian ini, film yang dipilih sebagai obyek adalah Jane Eyre versi serial televisi yang ditayangkan oleh BBC pada tahun 2006. Film dipilih dalam bentuk VCD karena VCD lebih mudah dijangkau masyarakat karena lebih mudah

commit to user

Charlotte Bronte yang diterbitkan pada tahun 1847. Novel dengan judul yang sama ini telah diadaptasi ke dalam berbagai film bisu, film televisi, layar lebar, drama musikal, pertunjukan radio, dan berbagai karya literatur. Menurut Wikipedia; terdapat 7 film bisu antara tahun 1910-1926, 11 film layar lebar sekitar tahun 1934-2011, 9 pertunjukan musikal dari 1994 hingga 2009, sebuah pertunjukan radio pada tahun 1943, 9 serial atau film televisi di tahun 1952-2006, sebuah graphic novel di tahun 2003 berjudul Jane Eyre: The Graphic Novel, dan

20 karya literatur yang diterbitkan dari tahun 1938 sampai 2010. Di Indonesia sendiri, novel Jane Eyre dicetak kembali pada tahun 2011. Ini menunjukkan besarnya minat para penikmat novel maupun film karya Bronte sehingga mendorong para pembuat film, produser-produser maupun kelompok atau individu-individu lainnya untuk memproduksi berbagai bentuk hiburan yang terinspirasi oleh novel Jane Eyre ini. Dinilai sebagai sebuah bentuk adaptasi yang berhasil, miniseri berjudul sama yang ditayangkan BBC One di Inggris pada tahun 2006 yang menjadi obyek bahasan dalam penelitian ini telah meraih critical acclaim serta nominasi-nominasi bergengsi dari berbagai acara penghargaan. Penayangan serial televisi Jane Eyre produksi BBC di luar Inggris sendiri yaitu Amerika, Spanyol dan Portugal, menurut situs Wikipedia telah menarik minat banyak penonton. Di Spanyol contohnya, serial ini memiliki sekitar 17,7% pemirsa dari total pemirsa televisi Spanyol. Hal inilah yang juga menarik minat penulis untuk menjadikan salah satu film televisi hasil adaptasi novel Jane Eyre sebagai obyek penelitian.

commit to user commit to user

Beauty ” oleh Adventina Putrianti pada tahun 2007. Penelitian terkait lainnya dilakukan oleh Asrofin Nur Kholilah dalam tesisnya yang berjudul “Analisis

Teknik dan Kualitas Subtitle Film My Mom’s New Boyfriend” pada tahun 2010. Sama-sama mengacu pada subtitling, terdapat beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan kedua penelitian sebelumnya. Obyek penelitian ini berupa serial televisi, sedangkan obyek penelitian kedua penelitian di atas berupa film layar lebar atau film bioskop. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis teknik penerjemahan, metode dan ideologi yang diterapkan dalam subtitle Jane Eyre serta dampak penggunaan teknik-teknik, metode, dan ideologi penerjemahan tersebut terhadap kualitas terjemahannya. Permasalahan ini berbeda dengan yang dikemukakan oleh Putrianti (2007), yaitu kajian terjemahan tindak ilokusi ekspresif. Tindak ilokusi merupakan salah satu kategori Tindak Tutur atau Speech Act, selain tindak lokusi dan perlokusi, yang pertama kali diungkapkan oleh Austin (1962) dalam bukunya How to Do Things with Words. Tindak Tutur merupakan salah satu teori dalam kajian Pragmatik sedangkan penelitian ini murni mengkaji subtitling atau penerjemahan film. Dalam penelitiannya, dikaji pula tingkat kesepadanan makna dan bentuk tindak ilokusi ekspresif dalam bahasa sumber (Bahasa Inggris) kedalam bahasa sasaran (Bahasa Indonesia) namun tidak mengkaji serta teknik penerjemahan yang digunakan. Meskipun sama-sama mengkaji teknik penerjemahan serta dampak

commit to user commit to user

1. jenis-jenis teknik, metode, dan ideologi penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam subtitle film.

2. dampak teknik, metode, dan ideologi penerjemahan tersebut terhadap kualitas subtitle yang dihasilkan.

B. Pembatasan Masalah

Dengan tujuan untuk membuat tesis ini lebih terarah dan fokus, perlu diketahui bahwa penulis hanya mengkaji subtitle yang terdapat dalam film Jane Eyre versi serial televisi yang diproduksi oleh stasiun televisi Inggris BBC One tahun 2006 versi VCD, bukan dalam bentuk film bioskop maupun DVD. Mini seri ini terdiri dari empat episode yang masing-masing episodenya memiliki durasi tayang rata-rata 50 menit. Dalam hal ini, hanya episode pertama yang dipilih sebagai data karena selain panjang durasi yang sama antar tiap episode, episode awal adalah episode penting yang memberikan gambaran mengenai latar belakang Jane Eyre , tokoh utama serial ini. Data yang dianalisis berupa dialog; satuan lingual yang terdiri atas kata, frasa, klausa, dan kalimat yang mengandung teknik penerjemahan, maupun unsur lain dalam bentuk tertulis yang merupakan bagian dari serial televisi tersebut. Karena penelitian ini berfokus pada subtitling atau

commit to user

Indonesia sebagai bahasa sasaran maka dialog dalam bahasa lain, dalam hal ini dialog dalam Bahasa Prancis, tidak diikutsertakan dalam proses analisis.

C. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam proposal tesis ini dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Teknik, metode, dan ideologi penerjemahan apa yang digunakan oleh penerjemah dalam subtitle film Jane Eyre versi serial televisi BBC?

2. Bagaimana dampak teknik, metode, dan ideologi penerjemahan tersebut terhadap kualitas hasil terjemahan atau subtitle film Jane Eyre versi serial televisi BBC?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan-rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, tujuan proposal tesis ini adalah:

1. Mendeskripsikan teknik-teknik, metode, dan ideologi penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam membuat subtitle film Jane Eyre versi serial televisi BBC.

2. Mendeskripsikan dampak penggunaan teknik, metode dan ideologi penerjemahan terhadap kualitas subtitle film Jane Eyre versi serial televisi BBC.

commit to user

Secara teoritis, tesis ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan terperinci kepada pembaca mengenai penerjemahan film atau subtitling , terutama penerjemahan film yang didistribusikan dalam bentuk VCD. Diharapkan dapat memberikan informasi yang memadai mengenai teknik-teknik yang biasa digunakan dalam penerjemahan film serta informasi mengenai jenis metode dan ideologi yang kemungkinan besar cenderung sering digunakan dalam penerjemahan film.

Secara praktis, tesis ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau bahan pertimbangan bagi penulis-penulis lain, terutama yang berkecimpung di bidang terjemahan yang berniat membuat karya tulis mengenai kualitas karya terjemahan film atau subtitle maupun jenis penerjemahan audiovisual lainnya.

commit to user

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori

1. Penerjemahan

1.1. Pengertian Penerjemahan

Pada dasarnya, semua definisi yang ada mengenai istilah penerjemahan mengarah pada hal yang sama, yaitu bahwa yang disebut dengan penerjemahan adalah suatu upaya untuk mengalihkan pesan dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain. Catford (1974: 20) memberikan gagasan mengenai penerjemahan sebagai penggantian suatu teks tertulis dalam suatu bahasa (BSu) dengan teks dalam bahasa lain (BSa) yang sepadan. Definisi yang diberikan oleh Catford ini masih sederhana, belum mencakup makna, pesan, maupun bentuk di dalam penerjemahan. Namun, Nida dan Taber (1969:12) menyatakan bahwa penerjemahan adalah menciptakan kembali makna dalam bahasa sasaran padanan alami yang paling mendekati pesan dalam bahasa sumber, pertama dalam makna dan kedua dalam gaya. House (2001) mengemukakan bahwa makna yang terkandung dalam suatu bentuk yang diterjemahkan (suatu unit linguistik) harus diberikan secara sepadan/ekuivalen dalam setiap terjemahannya dalam bahasa apapun. Dalam hal ini, Larson (1984) menjelaskan bahwa menerjemahkan pada dasarnya adalah mengubah suat u bentuk menjadi bentuk lain. „Bentuk‟ yang dimaksud disini adalah bahasa, baik verbal maupun non-verbal.

commit to user commit to user

linguistic boundaries, another act of communication which may have been intended for different purposes and different readers.

Melalui definisi ini, Munday menggolongkan penerjemahan sebagai tindak komunikasi yang berupaya menyampaikan pesan yang melintasi batasan linguistik dan budaya. Lebih jauh, tujuan dari penerjemahan itu sendiri bisa berbeda-beda sebagaimana beragamnya pembaca. Terkait hal ini, bahasa merupakan unsur utama dalam bidang penerjemahan, dan karena bahasa adalah bagian dari kebudayaan maka penerjemahan tidak saja bisa dipahami sebagai pengalihan bentuk dan makna tetapi juga budaya (Hoed, 1992:80).

1.2. Proses Penerjemahan

Dalam melakukan suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tentulah akan melalui sebuah proses. Begitupun dalam melakukan aktifitas penerjemahan akan terjadi proses penerjemahan. Proses penerjemahan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang penerjemah dalam memproses pengalihan informasi yang ada dalam bahasa sumber (BSu) kedalam bahasa sasaran (BSa).

Menurut Nida dan Taber (1969:33) penerjemahan merupakan proses yang kompleks karenanya penerjemahan berlangsung dalam tiga tahap yakni:

A. Tahap analisis (analysis) Dalam menganalisa sebuah teks, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menganalisa teks yang akan diterjemahkan dengan tujuan untuk mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh si penulis asli dan untuk

commit to user commit to user

B. Pengalihan (transfer) Setelah penerjemah benar-benar memahami makna yang terkandung

dalam bahasa sumber dan juga struktur bahasa sumber, langkah berikutnya dalam proses penerjemahan adalah pengalihan makna. Pada tahapan ini penerjemah mulai menerjemahkan dalam pikiran dan dituliskan ke dalam BSa, mencari padanan kata yang tepat dari BSu ke dalam BSa. Pada tahap ini juga seorang penerjemah memutuskan ideologi mana yang akan digunakan (foreignization atau domestication ), metode apa yang akan dipakai dan teknik apa yang akan diaplikasikan dengan mempertimbangkan tiga aspek yaitu keakuratan (accuracy), kewajaran (naturalness), dan keterbacaan (readability).

C. Penyelarasan (restructuring) Restrukturisasi atau penyelarasan isi pesan pada BSa adalah tahap akhir

dalam proses penerjemahan. Tahap ini merupakan penyesuaian hasil

commit to user

yang sewajar mungkin. Dalam tahapan ini seorang penerjemah membuat hasil terjemahannya yang luwes dan mudah dipahami agar pembaca tidak merasa seperti merasa membaca teks terjemahan. Beberapa penerjemah menyatakan bahwa tujuan dari restructuring adalah; mengecek penggunaan istilah-istilah teknis secara konsisten, meyakinkan struktur kalimat terjemahan dengan tata Bahasa Indonesia, dan mempertimbangkan apakah kalimat-kalimat kompleks seharusnya ditulis kembali menjadi kalimat yang lebih sederhana agar mudah dimengerti.

1.3. Teknik Penerjemahan

Ketika menerjemahkan, seorang penerjemah pasti mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah-masalah pada tataran unit bahasa yang kecil seperti kata, frasa atau kalimat. Istilah strategi penerjemahan sering digunakan, padahal strategi ini terwujud dalam teknik penerjemahan yang terlihat pada produk atau hasil terjemahan. Untuk lebih memahami kedua istilah tersebut, Molina dan Albir (2002:508) memberikan definisi sebagai berikut:

strategies open the way to finding a suitable solution for translation unit. The solution will be materialized by using a particular technique. Therefore, strategies and techniques occupy different places in problem solving: strategies are part of the process, techniques affect the result.

Molina dan Albir (2002: 509) mendefinisikan teknik penerjemahan sebagai prosedur untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bagaimana kesepadanan terjemahan berlangsung dan dapat diterapkan pada berbagai satuan

commit to user

(2002: 509-511):

a. Transposisi (Transposition) Merupakan teknik penggantian kategori tata bahasa (gramatikal) BSu kedalam BSa yang dianggap lebih sesuai. BSu : how hungry you are BSa : kau lapar sekali.

b. Modulasi (Modulation) Dengan teknik ini, penerjemah mengubah sudut pandang, fokus, atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan BSu. BSu : she does the laundry BSa : ia tukang cuci kami.

c. Adaptasi (Adaptation) Penggunaan teknik ini bertujuan untuk mengubah unsur budaya pada BSu ke dalam budaya BSa. BSu : h ow’s Jefry? BSa : bagaimana kabar Jupri?

d. Amplifikasi (Amplification) Teknik ini mengungkapkan pesan secara eksplisit atau memparafrasekan suatu informasi yang implisit dari BSu ke dalam BSa. Teknik ini biasanya digunakan dalam pengalihbahasaan (interpreting) dan dubbing.

commit to user

BSa : kau harus ganti pakaian.

e. Peminjaman (Borrowing) Borrowing merupakan teknik penerjemahan yang memungkinkan penerjemah meminjam kata atau ungkapan dari BSu, peminjamannya bisa berupa peminjaman murni (pure borrowing) maupun peminjaman yang telah dinaturalisasikan (naturalized borrowing) baik dalam bentuk morfologi ataupun pengucapan yang disesuaikan dalam BSa.

1) Pure Borrowing BSu : hotel BSa : hotel

2) Naturalized Borrowing BSu : calculator BSa : kalkulator.

f. Kalke (Calque) Teknik ini merujuk pada penerjemahan secara literal, baik kata maupun frasa dari BSu ke dalam BSa yang dapat berwujud leksikal atau struktural. BSu : a smile BSa : sebuah senyuman.

g. Kompensasi (Compensation) Teknik memperkenalkan unsur-unsur pesan, informasi, atau pengaruh stilistika teks BSu ke dalam teks BSa.

commit to user commit to user

terhadap dosa yang harus ditanggung orang serakah.

h. Penerjemahan Literal (Literal Translation) Penerjemahan kata atau ekspresi dari BSu ke BSa secara kata per kata tetapi strukturnya sudah mengikuti aturan BSa. BSu : look at his wings BSa : lihat sayapnya.

i. Kreasi Diskursif (Discursive Creation) Teknik ini digunakan untuk menentukan padanan sementara untuk istilah yang maknanya tidak terduga dan keluar konteks. Teknik ini biasanya diterapkam untuk menerjemahkan judul buku atau film. Contoh: BSu : Shopaholic and Sister BSa : Si Gila Belanja Punya Kakak.

j. Padanan Lazim (Established Equivalent) Teknik penggunaan istilah atau ungkapan yang sudah lazim digunakan atau diakui baik dalam kamus atau penggunaan bahasa sehari-hari dalam BSa. BSu : afternoon, miss BSa : selamat siang, Nona.

commit to user

Dalam teknik ini penerjemah mengubah istilah asing yang bersifat khusus menjadi lebih dikenal dan umum dalam BSa. BSu : flat BSa : apartemen

l. Partikularisasi (Particularization) Teknik ini merupakan kebalikan dari generalisasi. Penjelasan yang lebih konkrit dan jelas lebih diutamakan oleh penerjemah dalam BSa, sementara itu dalam BSu hanya diberikan istilah umum saja. BSu : it is upholstered with velvets and furs BSa : perabotannya berlapis beludru dan bulu binatang.

m. Amplifikasi Linguistik (Linguistic Amplification) Teknik penambahan elemen-elemen linguistik dalam teks BSa agar lebih sesuai dan mudah dimengerti. Teknik ini biasa digunakan dalam consecutive interpreting dan dubbing (sulih suara). BSu : but never here BSa : tapi tak pernah kulihat di sini.

n. Kompresi Linguistik (Linguistic Compression) Penerapan teknik ini dilakukan dengan mensintesa unsur-unsur linguistik dalam teks BSa. Teknik ini biasa digunakan dalam simultaneous interpreting dan subtitling.

commit to user

BSa : masih banyak tempat

o. Reduksi (Reduction) Teknik ini menekankan pada pemadatan teks dari BSu ke dalam BSa, merupakan kebalikan dari amplifikasi.

BSu : keep fighting spirit! BSa : bersemangatlah!

p. Substitusi (Substitution) Teknik ini umumnya digunakan dalam pengalihbahasaan dengan cara mengubah unsur-unsur linguistik ke dalam paralinguistik (berhubungan dengan intonasi dan gerakan tubuh) atau sebaliknya. BSu : he shakes his head (paralinguistik) BSa : dia tidak setuju

q. Variasi (Variation) Dengan teknik ini penerjemah mengubah unsur-unsur linguistik dan paralinguistik yang mempengaruhi variasi linguistik, perubahan tona, gaya bahasa, dialek sosial, dan juga dialek geografis. Teknik ini biasanya digunakan untuk menerjemahkan naskah drama dan cerita anak-anak. BSu : hello, babe BSa : halo, cewek

commit to user

Penggantian istilah atau ungkapan dalam BSu baik dengan deskripsi bentuk atau fungsinya maupun keduanya. Bsu: Panettone (I) BSa: The traditional Italian cake eaten on New Year’s eve (E)

1.4. Metode Penerjemahan

Metode penerjemahan merupakan cara sebuah proses penerjemahan dilakukan sesuai tujuan penerjemah, yaitu opsi global yang berdampak pada teks bahasa sasaran secara keseluruhan atau konteks makro yang memberi pengertian bahwa metode tersebut telah ditentukan atau direncanakan sebelumnya (Molina dan Albir, 2002). Sebelum melakukan kegiatan penerjemahan, seorang penerjemah harus memperhatikan karakteristik pembaca targetnya dan untuk keperluan apa hasil terjemahannya nanti, sehingga penerjemah bisa memutuskan metode apa yang akan digunakan dalam menerjemahkan suatu teks. Venuti (1995:20-21) menyimpulkan bahwa dalam konteks makro ada dua kecenderungan yang muncul mengenai bagaimana bentuk dan cara penerjemahan yang diinginkan masyarakat. Namun, dua kecenderungan ini menunjukkan perbedaan yang kuat, satu sisi meyakini bahwa terjemahan yang baik adalah yang dekat dengan budaya dan bahasa sumber (foreignizing atau foreignisasi), sementara yang lain meyakini bahwa terjemahan yang baik harus dekat dengan budaya dan bahasa sasaran (domestication atau domestikasi).

commit to user commit to user

SL emphasis TL emphasis word-for-word translation

adaptation literal translation

free translation faithful translation idiomatic translation semantic translation communicative translation

Gambar 1: Diagram V

Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai metode-metode tersebut. Metode no 1 - 4 adalah metode yang berorientasi pada bahasa sumber, sedangkan metode no 5 - 8 merupakan metode-metode yang berorientasi pada bahasa sasaran.

1. Penerjemahan Kata demi Kata (Word for Word Translation) Penerjemahan ini masih terikat pada struktur BSu tanpa sedikitpun

penyesuaian terhadap struktur BSa. Nababan (2003) menyatakan bahwa penerjemah hanya mencari padanan kata BSu dalam BSa tanpa mengubah susunan kata dalam terjemahannya. Susunan kata dalam BSa sama persis dengan susunan kata dalam kalimat BSu.

commit to user

Metode ini dilakukan dengan melakukan perubahan struktur kalimat pada BSa. Pada awalnya penerjemah menerjemahkan teks dalam BSu secara kata demi kata kemudian disesuaikan dengan susunan kata dalam BSa namun kata-kata maupun gaya bahasa dalam BSu masih dipertahankan.

3. Penerjemahan Setia (Faithful Translation) Penerjemahan ini dilakukan untuk memproduksi makna kontekstual teks asli namun tetap mempertahankan aspek bentuk atau struktur gramatikal BSu sehingga pembaca masih dapat melihat kesetiaan pada segi bentuknya. Karena berpegang teguh pada makna dan tujuan teks BSu, maka hasil terjemahannya seringkali terasa kaku. Hoed (2006: 57) mengungkapkan bahwa metode ini dipergunakan untuk memperkenalkan metafora asing, ungkapan, dan istilah baru untuk mengisi kekosongan ungkapan dan istilah dalam BSa.

4. Penerjemahan Semantik (Semantic Translation) Dibandingkan dengan penerjemahan setia, penerjemahan ini lebih luwes dan memperhatikan kaidah-kaidah BSa. Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh Newmark (1988: 46), penerjemahan semantik dilakukan dengan tetap mempertimbangkan unsur estetika dalam BSu dengan tetap memperhatikan makna.

5. Adaptasi (Adaptation) Metode ini merupakan metode yang paling bebas dalam hal keterikatan dengan budaya dan bahasa sumber. Sebagai contoh; latar belakang budaya,

commit to user commit to user

6. Penerjemahan Bebas (Free Translation) Metode ini mengutamakan kesepadanan pesan teks BSu dengan pesan teks BSa namun seringkali tidak mempertimbangkan bentuk teks. Terjemahan yang dihasilkan bisa lebih panjang atau lebih pendek dari teks BSu karena penerjemahan bebas biasanya dilakukan dengan cara parafrase.

7. Penerjemahan Idiomatik (Idiomatic Translation) Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mereproduksi pesan dalam BSu namun nuansa maknanya cenderung sedikit menyimpang jika dibandingkan dengan teks asli. Biasanya hal ini dilakukan melalui penggunaan kolokasi dan ungkapan idiomatik yang tidak terdapat dalam BSu.

8. Penerjemahan Komunikatif (Communicative Translation) Metode ini menekankan pada efek yang ditimbulkan kepada pembacanya dengan menitikberatkan pada reproduksi makna kontekstual sehingga aspek kebahasaan maupun isinya langsung dapat dimengerti oleh pembaca. Newmark (1988: 47) mengatakan bahwa

communicative translation attempts to render the exact contextual meaning of the original in such a way that both content and language are readily acceptable and comprehensible to the readership.

Penerjemahan komunikatif ini memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi.

commit to user

Ideologi penerjemahan mendasari seorang penerjemah dalam melakukan kegiatan penerjemahan, termasuk pengambilan keputusan untuk teknik dan metode penerjemahan yang akan digunakan. Ideologi penerjemahan merupakan suatu kecenderungan terhadap salah satu dari dua kutub yang berlawanan, yaitu foreignisasi atau ideologi yang berorientasi pada bahasa sumber dan domestikasi, ideologi yang berorientasi pada bahasa sasaran (Venuti dalam Hoed, 2006). Shuttleworth dan Cowie dalam Yang (2010) memberikan pengertian bahwa:

domestication designates the type of translation in which a transparent, fluent style is adopted to minimize the strangeness of the foreign text for target language readers, while foreignization means a target text is produced which deliberately breaks target conventions by retaining something of the foreignness of the original.

Dalam penerjemahan domestikasi atau domesticating translation, nilai-nilai budaya yang dominan yang terdapat dalam masyarakat BSa dapat terbawa pada saat proses penerjemahan serta menciptakan ilusi transparasi domestikasi perbedaan linguistik dan budaya antara BSu dan BSa. Nida dan Taber dalam Hoed (2004) mengatakan bahwa penerjemahan yang berorientasi pada keberterimaan dalam bahasa pembacanya merupakan penerjemahan yang baik. Venuti (1995) menyarankan penggunaan ideologi foreignisasi sebagai solusi terhadap perselisihan penerjemahan istilah-istilah budaya demi mencegah terjadinya permasalahan dalam hal budaya. Namun menurut Munday (2001), pembaca bahasa sasaran akan merasakan keberadaan si penerjemah jika ideologi foreignisasi ini diterapkan dalam suatu terjemahan dan pembaca akan merasa bahwa mereka sedang membaca teks terjemahan. Pilihan untuk menggunakan

commit to user

Seperti yang dikemukakan oleh Hoed (2004) bahwa ideologi penerjemahan adalah prinsip atau keyakinan tentang „benar atau salah‟ dalam penerjemahan. Hal ini tentu saja bersifat sangat relatif dan berkaitan dengan faktor-faktor di luar proses penerjemahan. Pembaca sasaran dan tujuan suatu penerjemahan itu dilakukan menentukan „benar atau salahnya‟ suatu terjemahan. Demikian, dapat dikatakan bahwa seorang penerjemah yang menganut ideologi domestikasi cenderung mengusahakan keberterimaan dalam budaya dan bahasa sasaran dan cenderung menggunakan metode yang berorientasi pada bahasa sasaran. Sedangkan penerjemah dengan ideologi foreignisasi cenderung mempertahankan gaya penulis asli, sehingga lebih cenderung menggunakan metode penerjemahan yang menekankan pada budaya dan bahasa sumber.

1.6. Kualitas Terjemahan

Beberapa kriteria, pendekatan dan cara lain diusulkan dalam menilai kualitas hasil terjemahan, misalnya, teknik cloze test, meminta respon pembaca dengan alternatif jawaban/terjemahan, teknik penjelasan ke rekan, membaca teks dengan suara keras, dan mempublikasikan draf hasil terjemahan (Nida & Taber, 1969:169-173); terjemahan balik, uji pengetahuan, uji perfomansi (Brislin, 1976); dan pendekatan berdasar fungsionalistik ( functionalistic, “skopos”-related approach (Reis dan Vermeer, 1971 dalam House, 2001:245) namun teknik dan pendekatan tersebut masih memiliki kekurangan.

commit to user commit to user

a. Keakuratan atau ketepatan (accuracy) Istilah keakuratan (accuracy) dalam evaluasi penerjemahan sering

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Etanol Propolis Terhadap Derajat Inflamasi Intestinal Tikus Putih Sepsis Induksi Cecal Inoculum

0 0 67

Perbedaan Derajat Kecemasan Dan Depresi Antara Mahasiswa Dengan Tingkat Religiusitas Tinggi.Dan Rendah

0 0 50

HUBUNGAN ANTARA USG APPENDISITIS AKUT DENGAN JUMLAH LEUKOSIT SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 54

POTENSI ANTIFUNGI EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA in Vitro SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 54

TUGAS AKHIR - Perancangan Booklet Sebagai Media Utama Re-Building Image Pasar Antik Triwindu Solo

2 4 107

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI ANTARA SISWA KELAS III PROGRAM AKSELERASI DAN REGULER DI SMPN 2 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 55

DETEKSI HIV PADA KOMUNITAS GIGOLO SURAKARTA MENGGUNAKAN DETERMINE HIV-12 DAN NESTED PCR HIV GAG SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 45

PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul: Hubungan antara Derajat Hipertensi dengan Elongasi Aorta pada Pemeriksaan Foto Toraks

0 7 50

PENGARUH PEMBERIAN SERBUK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa L.) TERHADAP EMBRIOGENESIS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 63

HUBUNGAN OBESITAS DAN SINDROM PRA MENSTRUASI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMAN 2 NGAWI TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

0 1 83