Perkembangan Kota dan Wilayah Peri-Urban
2.2.4 Perumahan Formal di Wilayah Peri-Urban
Menurut Yunus (2005), dampak transformasi spasial terhadap lahan permukiman salah satunya adalah pertambahan luas lahan permukiman. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan gejala pertambahan jumlah penduduk di wilayah peri-urban. Bagian wilayah peri-urban yang terletak dekat dengan lahan kekotaan terbangun merupakan sasaran pendatang pendatang baru untuk bertempat tinggal, baik pendatang dari bagian dalam kota maupun pendatang dari bagian yang lebih jauh dari itu. Bertambahnya luas lahan permukiman, ada dua hal yang merupakan penyebab utamanya, yaitu bertambahnya permukiman yang dibangun perorangan dan permukiman yang dibangun oleh pengembang.
Pembangunan permukiman yang dibangun perorangan hanya membutuhkan areal yang sempit dan bersifat sporadis, proses pembangunan berlangsung dalam waktu yang menerus. Sedangkan untuk permukiman yang dibangun oleh developer membutuhkan areal yang lebih luas dalam satuan yang kompak dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat.
Indikator perkembangan lokasi perumahan adalah kondisi-kondisi lokasi yang dapat diukur obyektif. Dalam pengertian yang luas, lokasi perumahan dapat dianggap sebagai segala sesuatu di luar diri manusia (orang). Indikator perkembangan lokasi perumahan antara lain adalah : (Lester W. Milbrath. 1979) Indikator perkembangan lokasi perumahan adalah kondisi-kondisi lokasi yang dapat diukur obyektif. Dalam pengertian yang luas, lokasi perumahan dapat dianggap sebagai segala sesuatu di luar diri manusia (orang). Indikator perkembangan lokasi perumahan antara lain adalah : (Lester W. Milbrath. 1979)