Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

(1)

(2)

(3)

Lampiran 2

DOKUMENTASI

Foto didepan Kantor Kepala Desa Pekubuan


(4)

Foto Rumah Kepala Desa Pekubuan


(5)

(6)

(7)

(8)

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Abe, Alexander. 2005. Perencanaan Daerah Partisipatif. Yogyakarta : Pustaka Jogja Mandiri.

Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ali, Farid. 1997. Metodologi Penelitian Sosial Dalam Bidang Ilmu Administrasi dan Pemerintahan. Jakarta: Rajawali Pers.

Cohen and Uphoff. 1977. Rural Development Participation, Concept and Measure for Project Design, Implementation and Evaluation. New York: Cornell University. Dwipayana, Ari. 2003. Pembaharuan Desa Secara Partisipatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fasli Jalal dan Dedi Supriadi.2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah.

Jakarta: Depdiknas Bapenas Adicitakaryanusa.

H.A.R. Tilaar. 2009. Kekuasaan dan Pendidikan: Kajian Menejemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan . Jakarta: Rinika Cipta.

Ife, Jim. 1995. Community Development, Creating Community Alternatives Vision Analysis and Practice. Melbourne: Longmen Australia Pty Ltd.

Juliantara, Dadang. 2004. Pembaharuan Kabupaten. Yogyakarta: Pembaharuan. Ketaren, Nurlela. 2008. Administrasi Pembangunan, USU: Word Press.

Levinson, David and Malvin Ember (eds), 1996. Encyclopedia of Cultural Anthropology. New York : American Reference Publishing Company, Inc.

Moeljarto, Tjokrowinoto. 1999. Restrukturisasi Ekonomi dan Birokrasi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.


(9)

Ndraha, Taliziduhu, 1999. Pengantar Teori Pengembangan Sumber daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta: Erlangga.

Oakley, Peter, at all. 1991. Project With People, The Practice of Participation in Rural Development. Ganevallo.

Poerbakawatja, Soegarda, dkk. 1981. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.

Randy, Riant. 2006. Managemen Pembangunan Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Rivai Veithzal. 2004, Kepemimpinan. Jakarta: Grafindo Persada.

Safi’i, M. 2007. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah Persepektif Teoritik. Malang: Averroes Press.

Sastropoetro, Santoso. 1988. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Siagian P. Sondang. 2000. Administrasi Pembangunan. Jakarta: Bumi Aksara. Singarimbun. Masri. 1989. Metode Penelitian Survay. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES. Siti Irene Astuti Dwiningrum. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam

Pendidikan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soerjono, Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali. Soetrisno, Loekman. 1995. Menuju Partisipasi Masyarakat. Yogyakarta: Kanisius. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Sumampouw, Monique. 2004. Perencanaan Darat-Laut yang Terintegrasi dengan

Menggunakan Informasi Spasial yang Partisipatif. Jacub Rais, et al. Menata Ruang Laut Terpadu. Jakarta: Pradnya Paramita.


(10)

Suroto. 1983. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Tenaga Kerja. Yogyakarta: Gajamadah University.

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial: Bergabai Alternatif Pendekatan. Jakarta : Prenada Media.

Wasistiono, Sadu. 2006. Prospek Pengembangan Desa. Bandung : CV Fokus media Widi Astuti. (2008). Partisipasi Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Kegiatan

Ekstrakurikuler di SD Negeri Se Kecamatan Godean. Skripsi. FIP UNY.

Widjaja, HAW. 2004. Otonomi Desa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sumber Perundang-undangan:

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

RPJMDes Tahun 2010-2014 Desa Pekubuan

Sumber Internet:

http://www.kompasiana.com/simonmanalu/konsep-otonomi-daerah-good-governance-dan-reinventing-government-dalam-pembangunan-daerah diakes pada 13 November 2015 pukul 6.21


(11)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Sejarah Desa

Desa Pekubuan adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tanjung Pura dan merupakan desa yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Langkat. Namun, desa ini terlah berdiri cukup lama dan nama awal desa Pekubuan adalah Kubu yang asrtinya pertahanan perang antara Langkat dengan Aceh, lebih kurang pada tahun 1920 dan akhirnya pada masa kepemimpinan penghulu kampung yang bernama Lohen sebagai penghulu kampung yang pertama mengubah nama Kubu menjadi Kampung Pekubuan pada tahun 1927.

Kemudian beberapa tahun timbul pula penghulu yang kedua bernama Laras. Laras memiliki empat orang anak, anak pertamanya bernama Matcit. Berhubung Matcit ini buta huruf dan tidak dapat untuk memimpin kampong, maka Laras mengambil inisiatif bahwa yang akan menggantikan kedudukannya adalah menantunya yang bernama Tambah sebagai penghulu yang ketiga untuk memimpin kampung Pekubuan tepatnya pada tahun 1940. Masa itu disebut zaman kesultanan. Dengan perkembangan zaman, maka pada lebih kurang tahun 1973 Kampung Pekubuan menjadi Desa Pekubuan.

3.2. Keadaan Umum

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang keadaan Desa Pekubuan maka berikut ini penulis akan memberikan gambaran secara singkat mengenai beberapa aspek penting untuk diketahui yaitu keadaan geografis, keadaan demografis, dan keadaan pemerintah desa.


(12)

3.2.1. Keadaan Geografis a. Letak Wilayah

Batas-batas wilayah Desa Pekubuan yaitu sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Desa Pematang Cengal

- Sebelah Selatan : Desa Kel. Pekan dan Desa Lalang - Sebelah Barat : Desa Teluk Bakung

- Sebelah Timur : Desa Pantai Cermin b. Luas Wilayah

Desa Pekubuan merupakan desa yang bertipologi dataran rendah dengan luas wilayah 640 Ha.

c. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam yang ada di Desa Pekubuan adalah pertanian, peternakan, dan perikanan.

d. Orbitrasi

Orbitrasi/jarak dari pusat-pusat Pemerintahan, yaitu:

1. Jarak ke ibukota kecamatan sekitar ½ km

- Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan dengan kendaraan bermotor sekitar 0,10 jam

- Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan dengan berjalan kaki atau kendaraan non motor sekitar ¼ jam


(13)

- Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten dengan kendaraan bermotor sekitar 0,45 jam

- Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten dengan berjalan kaki atau dengan kendaraan non motor sekitar 2 jam

3. Jarak ke ibukota provinsi adalah sekitar 60 km

- Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi dengan kendaraan bermotor sekitar 2 jam - Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi dengan berjalan kaki atau dengan

kendaraan non motor sekitar 15 jam e. Karakteristik Desa

Desa Pekubuan merupakan pedesaan yang bersifat agraris, dengan mata pencaharian sebagian besar penduduknya adalah bercocok tanam terutama sektor pertanian tanaman pangan dengan hasil utama padi dan palawija. Sedangkan pencaharian lainnya diantaranya : perdagangan, nelayan/perikanan dan sektor industri kecil dan menengah secara perorangan.

3.2.2. Keadaan Demografi

Penduduk merupakan unsur terpenting bagi desa yang meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat (Bintarto, 1983:13). Jumlah penduduk di Desa Pekubuan sampai dengan akhir tahun 2010 berjumlah 5115 jiwa dengan 1327 KK.

Tabel 3.1

Data Penduduk Desa Pekubuan

Jenis Kelamin Jumlah

(jiwa)

Laki – Laki 2568

Perempuan 2547

Jumlah 5115


(14)

Penduduk Desa Pekubuan adalah mayoritas beragama Islam yaitu hampir 98% beragama islam dan 0,2% beragama lainnya. Mayoritas suku di Desa Pekubuan adalah suku melayu. Selain itu Desa Pekubuan juga dihuni oleh masyarakat yang bersuku jawa, banjar, aceh, tapanuli selatan, dan karo.

Tabel 3.2

Agama di Desa Pekubuan

Agama Jumlah

(jiwa)

Islam 5012

Non-Islam 103

Jumlah 5115

Sumber Data: RPJMDes Tahun 2010-2014 Desa Pekubuan

Corak kehidupan masyarakat di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat.

Masyarakat merupakan suatu “gemeinschaft” yang memiliki unsur gotong royong yang kuat.

Hal ini dapat dimengerti karena penduduk desa merupakan “face to face group” dimana mereka saling mengenal betul seolah-olah mengenal diri sendiri”. (Wasistiono,2006:11)

Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di desa Pekubuan beraneka ragam, dimana mata pencaharian penduduknya sebagian besar bekerja sebagai petani/buruh tani, dan hanya sebagian kecil menekuni bidang swasta dan Pegawai Negeri Sipil. Hal ini dikarenakan desa Pekubuan merupakan perdesaan yang bersifat agraris, dengan mata pencaharian sebagian besar penduduknya adalah bercocok tanam terutama sektor pertanian tanaman pangan dengan hasil utama padi dan palawija. Maka pencaharian penduduk secara umum dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Mata Pencaharian Penduduk Desa Pekubuan

Mata Pencaharian Jumlah (jiwa)

Petani 3069

Nelayan 1534

Lain-Lain 512

Jumlah 5115


(15)

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak pula diantara masyarakat yang tidak memiliki sumber pendapatan tetap. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan masyarakat di Desa Pekubuan yang masih rendah. Berikut sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Desa Pekubuan pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Sarana Pendidikan

Sarana Pendidikan Jumlah (unit)

Gedung SMA/Sederajat 1

Gedung SMP/Sederajat 2

Gedung SD/Sederajat 3

Sumber Data: RPJMDes Tahun 2010-2014 Desa Pekubuan

3.3. Gambaran Umum Pemerintahan Desa Pekubuan Visi Misi Desa Pekubuan

a. Visi

Hadir Lebih Dekat Melayani Masyarakat Demi Terwujudnya Desa Pekubuan Yang Sejahtera, Maju Dan Mandiri Dengan Menjunjung Tinggi Norma-Norma Agama

b. Misi

a) Meningkatkan dan menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya

b) Reformasi aparatur pemerintah desa dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja tinggi, bersih dan melayani publik

c) Meningkatkan sumber daya manusia yang produktif dan yang berkemampuan dalam pengembangan iptek


(16)

e) Meningkatkan pemerataan, penyebaran pembangunan di seluruh wilayah f) Meningkatkan ikatan ekonomi dan sosial masyarakat

g) Mewujudkan karakteristik masyarakat dan birokrasi yang berlandaskan kepada norma-norma agama yang berlaku

3.3.1. Pemerintah Desa

Adapun urusan pemerintah yang menjadi kewenangan desa mencakup: 1. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;

2. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa;

3. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota; dan

4. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang- undangan diserahkan kepada desa.

Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di desa ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan, program dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat. Adapun Penyelenggara pemerintah Desa Pekubuan terdiri dari :

1. Kepala Desa 2. Sekretaris Desa

3. BPD (Badan Permusyawaratan Desa) 4. Kaur Pemerintahan

5. Kaur Pembangunan 6. Kaur Kesra

7. Kaur Keuangan 8. Kadus 1-10


(17)

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pekubuan

Kepala Desa - - - BPD

Sofyan Drs. Ilyas US

Sekretaris Desa Irwanto

Kaur Kaur Kaur Kaur Pemerintahan Pembangunan Kesra Keuangan

Rika P, S.PdI Helmi Dayati M. Yusuf Misrun

Kadus I Kadus II Kadus III Kadus IV Kadus V Kadus VI Jamal Imanudin Januardin Efendi Khairi Khairul

Kadus VII Kadus VIII Kadus IX Kadus X Shahminan Ismail M. Nasir Thohari


(18)

Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Desa mempunyai wewenang :

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD;

b. Mengajukan rancangan peraturan desa;

c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD;

d. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APBDesa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD;

e. Membina kehidupan masyarakat desa; f. Membina perekonomian desa;

g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;

h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Adapun kewajiban dari seorang kepala desa yaitu :

a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

c. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; d. Melaksanakan kehidupan demokrasi;

e. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;


(19)

g. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan; h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik;

i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa; j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa;

k. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa; l. Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa;

m. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat; n. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa; dan

o. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup. Selain kewajiban Kepala Desa mempunyai kewajinan untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati/Walikota, memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat.

Sekretaris Desa, mempunyai tugas :

a. Melakukan koordinasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh unsur teknis dan wilayah. b. Melaksanakan pembinaan dan pelayanan teknis administrasi pemerintah desa dan

kemasyarakatan .

c. Melaksanakan urusan keuangan, perlengkapan, rumah tangga desa, surat menyurat dan kearsipan .

d. Mengumpulkan, mengevaluasi dan merumuskan data dan program untuk pembinaan dan pelayanan masyarakat .

e. Menyusun laporan pemerintah desa .

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa .


(20)

1. Urusan Ekonomi dan Pembangunan.

Urusan Ekonomi dan Pembangunan, dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan koordinasi, pelayanan, penyuluhan dan pembinaan bidang ekonomi, pembangunan, pertanian, pekerjaan umum, irigasi dan jalan .

b. Mengumpulkan, mengelola dan mengevaluasi data bidang ekonomi pembangunan. c. Menyusun dan membuat laporan bidang ekonomi pembangunan dan melaporkan

kepada Kepala Desa.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Desa. 2. Urusan Kesejahteraan Rakyat dan Sosial

Urusan Kesejahteraan Rakyat dan Sosial, dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan koordinasi, pelayanan, penyuluhan dan pembinaan kehidupan masyarakat bidang kesejahteraan, sosial, keagamaan, kebudayaan dan pendidikan . b. Mengumpulkan, mengelola dan mengevaluasi data bidang kesejahteraan, sosial,

keagamaan, kebudayaan dan pendidikan .

c. Menyusun dan membuat laporan pada bidangnya serta menyampaikannya kepada Kepala Desa.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Desa. 3. Urusan Pemerintahan dan umum

Urusan Pemerintahan dan umum dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi : a. Penyusunan program serta penyelenggaraan ketatausahaan dan kersipan;

b. Penyusunan program serta melakukan urusan perlengkapan dan inventaris desa; c. Penyusunan program dan urusan rumah tangga desa;


(21)

e. Penyusunan rencana laporan keuangan pertanggungjawaban Kepala Desa; f. Penyusunan pertanggungjawaban administrasi keuangan pemerintahan desa; g. Penyusunan rencana penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemerintahan umum; h. Penyusunan rencana dan pengumpulan bahan dalam rangka pembinaan wilayah dan

masyarakat;

i. Penyusunan program dan pelayanan kepada masyarakat di bidang pemerintahan;

j. Penyusunan rencana dan melakukan pengadministrasian di bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban;

k. Penyusunan program dan pengadministrasian di bidang kependudukan dan catatan sipil serta administrasi pertanahan.

3.4. Latar Belakang Sosial Budaya

3.4.1. Adat-istadat

Desa Pekubuan bisa dikatakan desa yang penduduknya homogen karena mayoritas penduduknya adalah suku Melayu, sehingga adat-istiadat yang paling menonjol di desa ini adalah adat Melayu, begitu juga dengan bahasa yang di gunakan sehari-hari yaitu bahasa melayu. Selain itu terdapat juga suku lain yang minoritas yaitu suku jawa, banjar, aceh dan karo.

3.4.2. Mata Pencaharian

Penduduk Desa Pekubuan memiliki beragam mata pencharian, namun mayoiritas dari penduduk adalah petani, hal ini sesuai dengan keadaan geografis daerahnya yang berupa daerah pertanian. Kebun dan sawah merupakan tujuan utama aktivitas warga dalam mengisi kebutuhan pokok sehari-hari. Dengan rincian, mata pencharian penduduk yaitu petani sekitar


(22)

3.4.3. Sarana dan Prasarana

Desa Pekubuan memiliki berbagai sarana dan prasarana yang dapat dipergunakan masyarakatnya. Sarana dan prasarana yang ada di desa Pekubuan terdiri dari tempat ibadah, sarana pendidikan, dan sarana olahraga.

1. Tempat Ibadah

Di desa Pekubuan merupakan desa yang mayoritas warganya beragama islam. Lebih kurang 98% warga desa Pekubuan beragama islam. Sehingga sarana ibadah yang terdapat di desa Pekubuan adalah Mesjid dan Mushola.

2. Pendidikan

Di desa Pulau Kumpai hanya terdapat beberapa sarana pendidikan, yaitu terdapat tiga Sekolah Dasar (SD), satu Sekolah Menengah Atas (SMP), satu Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), dan satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN).

3. Olahraga

Di desa Pekubuan terdapat berbagai sarana olahraga seperti lapangan sepak bola, lapangan bola voli, dan lapangan badminton yang dapat dipergunakan masyarakat desa Pekubuan untuk pembinaan olahraga.


(23)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Metode kualitatif adalah metode yang lazim digunakan dalam penelitian ilmu sosial. Penelitian kualitatif menggunakan observasi terstruktur maupun tidak terstruktur dan interaktif komunikatif sebagai alat pengumpulan data, terutama wawancara mendalam dan peneliti menjadi instrumen utamanya.

Data yang diperoleh tersebut berbentuk kata-kata dan di analisis dalam terminologi respon- respon individual, kesimpulan deskriptif atau bisa keduanya. Tujuan analisis adalah untuk mengorganisasikan data ke dalam makna, interpretasi individual atau kerangka kerja yang menjelaskan fenomena-fenomena yang dikaji. Kesimpulan yang dirumuskan tidak dimaksudkan untuk menggeneralisasikannya kedalam populasi yang lebih besar.

Setelah dilakukan penelitian dan melakukan pengumpulan data maka telah dikumpulkan sejumlah data, baik data primer yang diperoleh hasil wawancara dari berbagai responden dan data sekunder yang diperoleh dari hasil observasi dan dokumen-dokumen milik Pemerintahan Desa Pekubuan dan tinjauan sumber pustaka lainnya. Data-data yang dikumpulkan tersebut merupakan data yang diperlukan untuk mengetahui Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan di Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat

4.1. Identitas Informan

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah Pemerintahan Desa Pekubuan, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pekubuan, Kepala Dusun dan tokoh masyarakat Desa Pekubuan yang merupakan informan kunci, informan utama dan informan tambahan. Peneliti telah mewawancarai informan sebanyak 15 warga berdasarkan jenis kelamin, Badan


(24)

Tokoh Masyarakat, dan masyarakat dalam Peranan Pemerintah Desa untuk Meningkatkan Pertisipasi Masyarakat dalam Pembangunan. Dari wawancara yang telah dilakukan terhadap 15 informan yang hasil wawancaranya dapat mewakili dan memadai untuk dijadikan data primer dalam penelitian ini yang terdiri dari 11 informan berjenis kelamin laki-laki dan 4 informan berjenis kelamin perempuan.

Dalam hal ini peneliti merumuskan identitas informan kedalam empat bagianyang masing-masing adalah sebagai berikut:

1) Identitas informan berdasarkan jenis kelamin

Untuk mendistribusikan identitas informan berdasarkan jenis kelamin, peneliti mengelompokkannya kedalam dua bagian yaitu perempuan dan laki-laki. Disini kita dapat melihat bagaimana klasifikasi antara informan yang berjenis kelamin perempuan dan berjenis kelamin laki-laki pada Desa Pekubuan, Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi

(orang)

Presentase (%)

1 Laki – Laki 11 73,33

2 Perempuan 4 26,67

Jumlah 15 100

Sumber Data: Penelitian Tanggal 10 Maret 2016 di Desa Pekubuan

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa perempuan memiliki pemahaman dan antusiasme yang tergolong rendah tentang Pemerintah Desa Pekubuan. Di desa Pekubuan laki-laki cenderung lebih aktif dalam pembangunan. Partisipasi yang diberikan laki-laki sangat beragam seperti ide atau usulan-usulan dalam rangka perbaikan pembangunan desa, partipasi berupa materi yang sifatnya membangun, partisipasi yang berbentuk tenaga seperti menghadiri pertemuan-pertemuan, atau ikut bekerja dalam pembangunan desa.


(25)

2) Identitas informan Berdasarkan Usia

Disini kita dapat melihat bagaimana variasi tingkat usia informan di Desa Pekubuan, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, dimana peneliti mengelompokkannya kedalam tiga bagian dengan rentang usia antarausia 31-40 tahun,usia 41-50 tahun, dan usia lebih dari 51 tahun. Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Identitas Informan Berdasarkan Usia

No Usia

(Tahun)

Frekuensi (orang)

Persentase (%)

1 31 – 40 3 20

2 41 – 50 7 46,67

3 > 51 5 33.33

Jumlah 15 100

Sumber Data: Penelitian Tanggal 10 Maret 2016 di Desa Pekubuan

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa informan yang memiliki rentang usia 41 - 50 tahun yang termasuk kedalam golongan yang paling banyak mendominasi baik dalam hal pemahaman maupun partisipasinya terhadap pemerintahan desa baik secara langsung maupun tidak langsung.

3) Identitas Informan berdasarkan Jabatan

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba melihat identitas informan melalui jabatan informan dalam Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Kepala Dusun, Tokoh Masyarakat, dan Masyarakat. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut:


(26)

Tabel 4.3

Identitas Informan Berdasarkan Jabatan

No Nama Jabatan

1 Sofyan Kepala Desa

2 Irwanto Sekretaris Desa

3 Drs. Ilyas US Ketua BPD

4 Jamaluddin Jumly Kepala Dusun I

5 Imanuddin Kepala Dusun II

6 Efendi Kepala Dusun IV

7 Arifin Efendi Kepala Dusun V

8 Thohari Kepala Dusun X

9 Sarkawi Tokoh Masyarakat

10 Abdullah Tokoh Masyarakat

11 Rahmad Masyarakat

12 Maryam Masyarakat

13 Syamsiah Masyarakat

14 Ana Masyarakat

15 Ani Masyarakat

Sumber Data: Penelitian Tanggal 10 Maret 2016 di Desa Pekubuan

4.2. Hasil Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari para informan tentang Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan. sesuai dengan rancangan penelitian, telah ditetapkan jumlah informan yang akan dilakukan wawancara sebanyak 5 (lima) orang. Kelima orang yang ditetapkan sebagai informan dalam penelitian ini dibagi dalam dua bagian, yaitu key informan Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Ketua BPD, sedangkan informan utama adalah tokoh masyarakat yaitu orang-orang yang memiliki kedudukan tertentu karena dianggap dapat menjawab segala


(27)

sesuatu yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini berhubungan dengan peranan pemerintah desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Tipe wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. pertanyaan-pertanyaan yang disusun sudah pasti berhubungan dengan peranan pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tersebut. Namun, di dalam prosesnya sendiri penulis tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan beberapa informan.

4.2.1. Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan.

Desa merupakan suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah orang atau penduduk yang mempunyai kewenangan untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan di pedesaan. Untuk melaksanakan tersebut diperlukan seorang pimpinan atau seorang kepala desa yang memiliki kemampuan sesuai dengan fungsi kepemimpinan kepala desa yang mengatur semua kegiatan yang ada di desa.

Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di desa Pulau Kumpai senantiasa tidak terlepas dari peranan pemerintah desa sebagai motivator dalam menyampaikan setiap program-program pembangunan kepada masyarakat baik perencanaan, pelaksanaan maupun komunikasi di dalam memelihara hasil-hasil pembangunan yang telah


(28)

dilaksanakan. Adapun indikator-indikator dari pemerintah desa dilihat dari fungsi kepemimpinan pemerintah desa yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

4.2.1.1.Fungsi Instruktif (menentukan perintah, mengerjakan perintah, bagaimana cara pengerjaan)

Dalam hal ini pemerintah desa berfungsi sebagai komunikator yang menentukan program apa yang akan dilakukan di desa, bagaimana cara pelaksanaannya supaya keputusan dapat dilaksanakan dengan baik dan efektif.

Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis menanyakan kepada kepala desa Bapak Sofyan mengenai fungsi kepemimpinan dalam pemberian instruksi kepala desa sebagai administrator pembangunan ”Apakah ada instruksi Bapak dalam pelaksanaa pembangunan?” beliau menjawab;

“Ada, kalau tidak ada instruksi dari saya bagaimana pelaksanaan pembangunan ini berjalan dengan baik. Saya selaku kepala desa sudah seharusnya melakukan instruksi kepada aparat desa maupun kepada masyarakat yang terlibat didalamnya bagaimana pembangunan yang ada didesa ini supaya berjalan dengan lancar dan harus menunggu instruksi dari saya.”

Dengan adanya penjelasan diatas dapat dilihat bahwa kepala desa selaku administrator pembangunan dalam menjalankan fungsinya memang sudah ada dalam melaksanakan fungsinya.

Untuk mempertegas pernyataan tersebut, peneliti mewawancarai salah satu penduduk desa Pekubuan yang secara aktif terlibat dalam proses pembangunan program desa, yaitu Bapak Sarkawi, beliau menjelaskan :

“Dalam setiap pembangunan yang dilaksanakan di desa ini selalu ada instruksi dari pemerintah desa, khususnya kepala desa. Kami tidak dapat mengerjakan program-program pembangunan tanpa adanya instruksi dari kepala desa, karena yang paling


(29)

berperan di sini adalah kepala desa. Lagian instruksi dari kepala desa akan sangat

membantu kami dalam mengerjakan pembangunan yang dilaksanakan di desa ini.”

4.2.1.2.Fungsi Konsultatif (cara menetapkan tujuan)

Fungsi ini merupakan fungsi dua arah yang digunakan untuk menetapkan keputusan yang membutuhkan bahan pertimbangan dan konsultasi dengan masyarakat. Hal ini sangat diperlukan karena yang lebih tahu akan kebutuhan pembangunan adalah masyarakat desa itu sendiri. Oleh karena itu pemerintah desa perlu mengadakan konsultasi dengan masyarakat desa sehingga tercipta pembangunan yang efektif dan berguna bagi masyarakat.

Untuk mengetahui apakah fungsi ini sudah dijalankan oleh pemerintah desa atau tidak maka penulis menanyakan hal ini kepada salah satu perangkat desa dan salah satu masyarakat yang berfungsi untuk memperkuat pernyataan yang diberikan oleh pemerintah desa.

Penulis menanyakan kepada Bapak Drs. Ilyas US selaku ketua BPD mengenai sudah bagaimana pemerintah desa menjalankan fungsi konsultatif ini dengan masyarakat desa Pekubuan? Beliau memaparkan:

“Sejauh ini pemerintah desa sudah menjalankan fungsinya, dan salah satunya adalah fungsi konsultatif. Dalam setiap pembanagunan yang dilakukan di desa pemerintah tidak bertindak tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan masyarakat, hal ini sangat penting dilakukan karena menyangkut kebutuhan masyarakat. Dimana kita mengetahui bahwa pembangunan ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Jadi untuk mencapai hal tersebut maka perlu dilakukan konsultasi dengan masyarakat, karena mereka sendirilah yang mengetahui apa yang menjadi kebutuhan mereka, dan kami sebagai pemerintah

daerah bertugas untuk mewadahi aspirasi mereka”

Supaya lebih jelas lagi penulis menanyakan kembali kepada salah satu masyarakat yaitu Ibu Maryam tentang apakah pemerintah desa sebelum mengadakan musrenbang terlebih dahulu melakukan konsultaai dengan masyarakat? Beliau menjelaskan;


(30)

“ iya ada, pemerintah desa disini sebelum melakukan musrenbang mereka mengadakan rapat terlebih dahulu dengan masyarakat untuk konsultasi mengenai pogram-program pembangunan yang akan diusulkan maupun dalam pelaksanaan pembangunan. Contoh dalam pembangunan yang sudah ada seperti rumah layak huni, pembangunan jalan, dan jembatan. Ini merupakan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.”

Supaya pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat maka pemerintah desa dalam hal ini harus berkonsultasi dulu dengan masyarakat, sehingga pembangunan dapat dirasakan dan nikmati masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan agar tujuan daripada pembangunan itu sendiri tepat sasaran. Dengan adanya penjelasan diatas memang ini yang diharapkan masyarakat dimana pembangunan dari masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri.

4.2.1.3.Fungsi Partisipasi (mengaktifkan orang-orang dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya)

Fungsi partisipasi merupakan fungsi dari pemerintah desa untuk menggerakkan partisipasi masyarakat desa dalam setiap pelaksanaan program pembangunan desa. Pemerintah desa harus berusaha mengaktifkan masyarakatnya, baik dalam keikutsertaan dalam mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam proses pembangunan desa, karena pembangunan desa tidak akan mungkin dapat berjalan dengan baik dan efektif tanpa adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan tersebut.

Namun kita ketahui bahwa masyarakat tidak serta merta berpartisipasi dalam pembangunan yang dilaksanakan dalam desa. Perlu adanya penggerak partisipasi masyarakat, adapun yang menjadi penggerak partisipasi masyarakat adalah pemerintah desa itu sendiri. Apabila pemerintah desa dapat dengan baik mengaktifkan partisipasi masyarakat, maka pembangunan yang dilaksanakan di desa akan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.


(31)

Untuk melihat seberapa besar peranan pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, maka penulis melakukan wawancara langsung kepada kepala desa Pekubuan Bapak Sofyan. Adapun yang penulis tanyakan adalah “ Apakah Bapak sebagai kepala desa ikut menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa?”. Beliau menjelaskan :

“Iya ada, saya selaku kepala desa ikut dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, dan

memang seharusnya begitu. Bagaimana masyarakat bersemangat dalam memberikan partisipasinya kalau seandainya saya sendiri tidak ikut aktif dalam pembangunan, dan inilah salah satu peran saya dalam menggerakkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Tidak hanya saya, aparat desa juga sangat berperan dalam pembangunan yang dilakukan di desa ini. Adapun perannya dapat dilihat kalau ada hal-hal yang baru yang berkaitan dengan masalah pembangunan dan perlu untuk dimusyawarahkan, maka aparat desa yang banyak berperan untuk mengajak masyarakat untuk ikut serta yaitu dengan cara memberikan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat yang berkaitan dengan masalah pembangunan.

Hal yang senada juga penulis tanyakan kepada masyarakat yaitu berkaitan dengan peranan pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Adapun yang saya wawancarai adalah Ibu Syamsiah, beliau menjelaskan:

”Iya, pemerintah desa berperan dalam pembangunan desa, khususnya dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, karena kita ketahui apapun pembangunan yang akan dilakukan di desa tidak bisa terlepas dari peran pemerintah

desa”.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, baik kepada masyarakat maupun kepada pemerintah desa Pekubuan sendiri dapat dikatakan bahwa memang pemerintah desa berperan dalam upaya meningkatkan pembangunan di desa tersebut.

Namun untuk mempertajam pernyataan tersebut, maka penulis menanyakan bagaimana bentuk peranan pemerintah desa tersebut untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. Penulis menanyakan hal tersebut kepada salah satu tokoh masyarakat, yaitu Bapak Sarkawi, beliau menjelaskan :


(32)

“Pemerintah desa dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan misalnya dengan mengajak langsung masyarakat untuk ikut dalam musyawarah pembangunan desa dan juga dalam pelaksanaan pembangunan yang akan dilakukan, upaya lain juga dilakukan yaitu dengan mengadakan sosialisasi tentang pentingnya pembangunan bagi masyarkat, sehingga masyarakat pun mau iku

berpartisipasi”.

Untuk memperkuat dari penjelasan diatas maka penulis mewawancari kembali kepada Bapak Drs. Ilyas US selaku ketua BPD yaitu bagaimana cara bapak untuk mengaktifkan masyarakat ikut berpartisipasi? Beliau menjelaskan:

“iya, saya selaku aparat desa tentunnya akan mensosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya pembangunan demi kemajuan desa seperti kami mengadakan rapat bulanan setiap sebulan sekali. Namun masyarakat disini kurang peduli dengan kegiatan seperti ini karena adanya kepentingan-kepentingan lain bagi masyarakat”.

Dari penjelasan terlihat jelas bahwa pemerintah desa dalam melaksanakan fungsinya sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi inplementasinya belum terlaksana dengan baik ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat ditambah dengan minimnya tingkat pendidikan di desa tersebut.

4.2.1.4.Fungsi Delegasi (melimpahkan wewenang sementara kepada bawahan)

Fungsi delegasi dalam pelaksanaan pembangunan desa sangat perlu dilakukan, karena hal ini akan sangat menbantu pemerintah desa dalam menjalankan tugasnya. Fungsi delegasi ini bertujuan untuk efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program pembangunan desa. Apabila tidak terjadi delegasi tugas dalam pembangunan yang akan dilaksanakan maka kemungkinan besar tugas tersebut akan sangat lama dikerjakan kerena hanya bertumpu kepada satu orang saja.

Dengan adanya fungsi delegasi tidak hanya pencapaian efektifitas dan efisiensi yang diperoleh, tetapi dengan adanya delegasi tugas kepada masyarakat maka akan menciptakan rasa tanggung jawab masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan maupun hasil


(33)

pembangunan. Untuk menciptakan fungsi delegasi ini, pemerintah desa perlu mengadakan koordinasi dengan masyarakat desa. Tanpa adanya koordinasi yang jelas antara pemerintah desa dengan masyarakat tidak akan mungkin fungsi delegasi dijalankan.

Maka untuk melihat bagaimana fungsi delegasi ini telah dijalankan di lapangan, penulis kembali mengadakan wawancara dengan salah aparat pemerintah desa. Penulis mewanwancari aparat desa Bapak Irwanto selaku Sekretaris Desa berkenaan dengan fungsi kepimpinan pemerintah desa sebagai administrator pembangunan. yaitu apakah pernah kepala desa melimpahkan wewenang kepada Bapak? Beliau menjawab:

“pernah, apabila kepala desa berkenaan tidak hadir dalam musyawarah desa dikarenakan

adanya kepentingan lain. Hal ini tentunya harus ada koordinasi dari kepala desa itu sendiri baik dalam proses keputusan maupun dalam pelaksanaan pembangunan”.

Dari penjelasan Bapak Irwanto diatas maka kerjasama antara pemerintah desa (Kepala Desa) dengan aparat desa sudah terjalin baik. Pelimpahan wewenang tersebut bukan berarti kepala desa melepaskan tanggung jawabnya sebagai administrator pembangunan. Hal ini harus sesuai dengan tugas kepala desa sebagai administrator dalam pelaksanaan pembangunan.

4.2.2.Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa

Dalam pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah desa tidak mungkin dapat tercapai dengan maksimal tanpa adanya partisipasi masyarakat desa yang bersangkutan. Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh masyarakat itu sendiri, sehingga memungkinkan tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaannnya. Di sisi lain pembangunan desa yang dibangun juga akan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab dari masyarakat itu sendiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembangunan desa akan


(34)

dilaksanakan, mulai dari penyusunan rencana, maupun sampai pada proyek pembangunan tersebut selesai, bahkan pemeliharaannya juga.

Untuk lebih mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa, maka penulis melakukan wawancara dengan para informan yang ada di Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat yang dianggap kompenten mengetahui tentang partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa. Adapunn indikator-indikator yang akan diteliti dari partisipasi masyarakat adalah sebagai berikut :

4.2.2.1.Wujud atau Dimensi Partisipasi

Untuk melihat hal tersebut maka peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Desa Pekubuan (Bapak Sofyan) mengenai partisipasi masyarakat beliau menjelaskan:

“Masyarakat desa Pekubuan tergolong sangat berpartisipasi, dalam pembangunan desa ini, khususnya dalam pembangunan desa, dimana masyarakat banyak yang ikut terlibat dalam mengelola atau mengerjakan proyek pembanguan. Dan sebagai Kepala Desa saya merasa berkewajiban ikut serta dalam usaha meningkatkan partisipasi masyarakat desa, memang seharusnya begitu. Bagaimana mungkin masyarakat ikut bersemangat dalam berpartisipasi kalau seandainya saya sendiri tidak ikut aktif dalam pembangunan desa ini. Tidak hanya masyarakat, aparat desa juga ikut berpartisipasi dalam pambangunan di desa ini. Jika ada hal-hal yang baru dan perlu dimusyawarahkan, di sinilah peranan aparat desa yang banyak. Contohnya kepala urusan pembangunan (KAUR PEMBANGUNAN ) yang banyak merencanakan apa yang akan dilakukan dalam hal pembangunan infrastruktur desa”.

Masih dalam masalah partisipasi masyarakat, peneliti mewawancarai tokoh masyarakat yang dianggap benar-benar mengetahui pembangunan di desa Pekubuan dan terlibat di dalamnya yaitu Bapak Arifin, dengan menanyakan apakah dalam pembangunan di desa masyarakat sudah ikut berpartisipasi? beliau menjelaskan:

“Partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan sudah ada, yaitu dalam pemberian tenaga, misalnya dalam pembangunan jalan atau jembatan, masyarakat juga ikut memberikan sumbangan dana pembangunan, ikut dalam rapat perencanaan pembanguan


(35)

Untuk mempertegas pernyataan tersebut di atas, maka penulis menanyakan hal sama kepada Bapak Abdullah, beliau menjelaskan:

“Partisipasi masyarakat dapat juga dilihat dari ikut sertanya masyarakat desa dalam musyawarah. Musyawarah ini adalah untuk melakukan perencanaan pembangunan yang akan dilakukan, dimana masyarakat diminta pendapatnya tentang pembangunan apa yang betul-betul masyarakat butuhkan, karena harapannya dengan adanya pembangunan

tersebut kehidupan masyarakat desa dapat berjalan dengan lancar dan lebih baik”.

Pertanyaan lain juga penulis tanyakan kepada Kepala Desa Pekubuan Bapak Sofyan, yaitu

“Seberapa besar sumbangan masyarakat dalam proses pembangunan yang dilaksanakan di desa Pekubuan?” Beliau menjelaskan:

“Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yang sedang, telah dan akan dilaksanakan masih sangat kurang, hal ini disebabkan banyak faktor. Misalnya dalam memberikan partisipasi dalam bentuk dana atau uang, tingkat ekonomi rata-rata masyarakat masih sangat rendah, partisipasi dalam bentuk pikiran atau ide, kurang dikarenakan tingkat pendidikan rata-rata masyarakat masih rendah, dan partisipasi dalam bantuk tenaga sudahlah cukup, tapi masih ada saja masyarakat yang tidak ikut terlibat, hal ini dikarenakan kesibukan masyarakat untuk mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari”.

4.2.2.2.Keterlibatan Masyarakat dalam Penetapan Kebijakan Pembangunan Daerah

Keterlibatan dalam hal ini adalah apakah masyarakat dilibatkan dalam proses penyusunan program-program pembangunan. Dalam proses pelaksanaan pembangunan di desa perlu melibatkan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan, karena dengan melibatkan masyarakat dapat membantu pemerintah daerah dalam memajukaan program desa.

Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan sangat baik, dimana hal ini dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan. Rasa kesadaran dan tanggung jawab ini muncul apabila pemerintah daerah dapat mensetujui suatu hal atau dapat menyerap nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, untuk itulah keterlibatan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan daerah sangat penting.


(36)

Untuk melihat kenyataan yang terjadi dilapangan, yaitu apakah masyarakat benar-benar dilibatkan dalam penetapan kebijakan pembangunan desa yang dilakukan, penulis mengadakan wawancara langsung dengan salah satu anggota masyarakat. Adapun yang penulis wawancarai adalah Bapak Rahmat, dengan menanyakan “ Apakah masyarakat juga turut dilibatkan dalam penetapan program pembangunan yang dilaukan di desa Pekubuan ? Beliau menjawab :

“ dalam penetapan program pembangunan masyarakat selalu dilibatkan, namun kendalanya ada pada masyarakat itu sendiri, dimana seringkali hanya sedikit masyarakat yang terlibat dalam penetapan kebijakan pembangunan. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang disibukkan dengan pekerjaan sehari-hari untuk mencari nafkah. Ya sebagai masukan buat pemerintah daerah yang terlibat dalam pembangunan desa harapannya mengadakan rapat tidak pada waktu masyarakat lagi beraktifitas atau mengerjakan pekerjaan sehari-hari, karena hal ini sangat mempengaruhi tingkat kehadiran masyarakat dalam proses penetapan dan palaksanaan program pembangunan desa. Padahal kita ketahui bahwa kehadiran masyarakat sangat penting, karena hal ini mempengaruhi tingkat keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan di desa Pekubuan

“.

Hal tersebut di atas juga di iyakan oleh kepala desa Pekubuan Bapak Sofyan, beliau menambahkan :

“ Aparat desa selalu mengajak masyarakat untuk mengikuti rapat penetapan kebijakan

program pembangunan yang akan dilaksanakan di desa. Pertama sekali sebelum mengajak masyarakat terlebih dahulu melakukan sosialisasi tentang pentingnya pembangunan bagi masyarakat desa, dengan dilakukannya sosialisasi ini harapannya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dapat mendorong keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan. Namun harapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan dimana hanya sedikit masyarakat yang mau ikut aktif dalam proses pembangunan desa, terutama dalam keterlibatan penetapan kebijakan program pembangunan desa”.

4.2.2.3.Kesesuaian Pembangunan Desa dengan Kebutuhan Masyarakat

Untuk melihat bagaimana pelaksanaan program pembangunan yang dilakukan di desa Pekubuan serta keberhasilan pemerintah desa dalam menjalankan perannya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, penulis perlu melakukan wawancara kepada


(37)

masyarakat untuk melihat sejauh mana kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan yang telah dilakukan di desa Pekubuan.

Penulis menanyakan hal tersebut kepada salah satu tokoh masyarakat, yaitu Bapak Sumarsono. “ Apakah pelaksanaan pembangunan di desa Pekubuan sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa”?, Bapak Sarkawi menjelaskan :

“Pelaksanaan pembangunan di desa Pekubuan sudah ada yang sesuai dan masih ada yang belum sesuai, bahkan kadang pembangunan yang dilakukan ada yang tidak berdaya guna sama sekali. Misalnya pembangunan sumur bor yang telah dilakukan, sampai sekarang banyak yang tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat karena airnya kotor dan berbau, selain itu mesin yang digunakan sering rusak. Kalau pembangunan rumah layak huni

sudah agak sesuai, namun bobot dan jumlahnya masih kurang”.

Penulis juga menanyakan “ Apakah masyarakat sudah puas terhadap hasil pembangunan

desa”?, hal ini penulis tanyakan kepada Ibu Maryam, dan beliau menjawab :

“Belum, kami belum puas. dilihat dari kualitas pengerjaannya kadang asal siap saja dan terkesan kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat terhadap pembangunan. Standar pengerjaannya pun tidak sesuai dengan perencanaan dan kapasitas, kemudian kontrol

tidak terlalu berjalan dengan Dinas yang bertanggung jawab”.

Untuk mempertajam lagi jawaban yang telah diberikan oleh masyarakat, maka penulis

juga menanyakan “ Bagaimana situasi dan kondisi pembangunan yang telah dilakukan di Desa Pekubuan? kepada kepala desa Pekubuan, Yaitu bapak Sofyan, beliau menjelaskan :

” Pembangunan yang dilakukan pada dasarnya mempunyai sasaran dan tujuan. Misalnya

ada program sarana air bersih, tentu sasarannya biar masyarakat tidak lagi mengkonsumsi air yang standar kebersihannya masih sangat kurang, kemudian pengerasan jalan (seminisasi) tujuannya biar akses dan perhubungan masyarakat bertambah mudah yang sasarannya tentu ekonomi masyarakat akan meningkat karena hasil pertanian dan perkebunan dan hasil-hasil desa lainnya mudah dibawa ke pasar atau pembeli yang datang ke desa. Namun, pembangunan yang dilakukan masih ada yang kurang baik atau kurang sesuai dengan yang telah diputuskan, tapi ada juga yang sudah sesuai. Pembangunan yang sudah sesuai adalah pembangunan rumah layak huni, dan yang tidak sesuai adalah pembangunan saluran air bersih dimana airnya masih keruh dan berbau, sehingga masyarakat tidak mengkomsumsinya”.


(38)

Adapun yang menjadi penyebab tidak sesuainya pembangunan yang dilakukan di desa Pekubuan adalah karena pengaruhi keadaan alam, dimana seringnya terjadi kebanjiran, sehingga hal ini akan menghalangi dilakukannya pembangunan jalan atau jembatan di desa Pekubuan. Faktor lain yang menyebabkan pembangunan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat adalah kurangnya kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah desa setempat. Padahal tanpa adanya kerjasama yang baik yang terjalin antara masyarakat dengan pemerintah desa, maka akan sangat sulit untuk mencapai pembangunan yang maksimaal dan berhasil.

4.2.2.4. Kerjasama Antara Pemerintah Desa dengan Masyarakat

Pembangunan pada prinsipnya adalah suatu proses dan usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat secara sistematis untuk mencapai situasi atau kondisi yang lebih baik. Suatu pembangunan akan dikatakan tepat sasaran atau terlaksana dengan baik dan dimanfaatkan hasilnya apabila pembangunan yang dilakukan tersebut benar- benar memenuhi kebutuhan masyarakat. Supaya pembangunan desa dapat tercapai dengan maksimal, maka harus tercipta koordinasi yang baik antara pemerintah desa dengan masyarakat.

Untuk melihat apakah ada koordinasi antara pemerintah desa dengan masyarakat maka penulis mewawancari masyarakat yang langsung terlibat dalam proses pembangunan di desa. Adapun yang penulis wawancarai adalah Bapak Sarkawi, beliau mengatakan:

“Kalau masalah koordinasi, kadang ada dan kadang tidak ada. itu yang menjadi

permasalahan sekarang ini. Bahkan tidak jarang masalah yang terjadi dalam pembangunan di desa ini adalah terjadinya konflik di masyarakat. Kalau boleh dikatakan masalah koordinasi yang kurang inilah yang saya lihat”.

Proses pembangunan saat ini haruslah memperhatikan pembangunan yang berakar dari bawah, yaitu pembangunan yang ditentukan sendiri oleh masyarakat sehingga masyarakat


(39)

bisa mandiri dan menjadikan masyarakat merasa memiliki dan bertanggung jawab atas pembangunan yang dilakukan, dengan demikian pembangunan tersebut akan terpelihara.

Untuk melihat kebenarannya dilapangan maka penulis kembali melakukan wawancara dengan masyarakat desa Pekubuan, yaitu dengan Ibu Syamsiah. “ Apakah masyarakat dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan di desa Pekubuan?”, Ibu tersebut menjelaskan :

“Betul, masyarakat dilibatkan dalam pembangunan desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pemeliharaan pembangunan yang telah dilakukan. Tapi, mengenai dana-dana untuk pembangunan kami sebagai masyarakat tidak tahu, yang kami ketahui hanyalah mengenai pembangunannya saja, misalnya dalam pembangunan atau perbaikan jalan dan jembatan, saluran air bersih dan lain-lain”.

Selain kepada masyarakat, penulis menanyakan hal yang senada kepada Ketua BPD, yaitu Bapak Drs. Ilyas US, Beliau menjelaskan :

“Dalam rapat musyawarah pembangunan desa masyarakat selalu dilibatkan. Apalagi disini setiap tahun ada kebijakan dari pemerintah daerah (Bupati) untuk menampung aspirasi masyarakat terkait pembangunan, hal ini dinamakan dengan Sistem jemput bola/ musrenbang. Masyarakat yang memberikan secara langsung ide-ide atau pemikiran


(40)

BAB V

ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

5.1. Hasil Analisa Data

Pada bab ini, peneliti menganalisis dan menginterpretasikan data-data yang telah dikumpulkan dan disajikan pada bab sebelumnya. Adapun jenis metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisa data kualitatif, dimana data dan fakta yang didapatkan di lapangan dideskripsikan sebagaimana adanya diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional. Untuk itu analisa data dalam penelitian ini adalah menggambarkan dan menjelaskan variabel- variabel yang berkaitan dengan peranan pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Melalui penyajian data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian di desa Pekubuan, baik dengan melakukan wawancara dengan kepala desa, sekretaris desa dan BPD sebagai informan kunci dan tokoh masyarakat sebagai informan utama serta studi kepustakaan. Maka akan dilakukan analisa terhadap setiap data dan fakta-fakta yang telah didapat melalui interpretasi dan penguraian masalah-masalah yang terjadi.

Selanjutnya dalam analisa data ini, akan manjabarkan masalah-masalah yang ditemukan di lapangan, untuk dilakukan analisa terhadap setiap data yang ada dan fakta yang didapat melalui interpretasi data dan penguraian-penguraian masalah sebagai berikut:

5.1.1. Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

Tanggung jawab atas keberhasilan pembangunan desa Pekubuan bukanlah semata-mata dibebankan kepada pemerintah desa dan lembaga lain yang terlibat dalam pembangunan


(41)

saja, akan tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat desa tersebut untuk ikut berpartisipasi dalam mensukseskan setiap program-program pembangunan.

5.1.1.1. Fungsi Instruktif

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemerintah sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana pemerintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan.

Untuk menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap program pembangunan, maka peranan pemerintah desa sebagai motivator dalam menyampaikan informasi-informasi tentang pembangunan desa Pekubuan mulai dari kegiatan perencanaan, palaksanaan maupun pemeliharaan hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan sangatlah diperlukan, karena tanpa adanya komunikasi dari pemerintah desa, maka penyelengaraan setiap program pembangunan tidak mungkin sampai kepada masyarakat secara baik.

Dalam penelitian ini peranan pemerintah desa sebagai sumber informasi dalam pembangunan desa menyediakan wadah di dalam menyampaikan setiap program- program pembangunan. Di dalam melakukan proses partisipasi, wadah partisipasi merupakan sarana atau saluran untuk menyalurkan informasi yang disampaikan.

Oleh karena itu, wadah yang digunakan pemerintah desa Pekubuan di dalam melakukan partisipasi haruslah sesuai dengan tujuan, isi dan maksud dari setiap program pembangunan yang akan dilaksanakan. Adapun wadah-wadah partisipasi yang digunakan oleh pemerintah desa Pekubuan dalam menyampaikan setiap program-program pembangunan


(42)

desa antara lain adalah melalui ide atau buah pikiran masyarakat. Ide masyarakat ini merupakan usulan yang disampaikan melalui musyawarah desa.

Namun, melalui wadah tersebut, masyarakat desa Pekubuan kurang kreatif dalam mengeluarkan ide atau pendapat dalam bidang pembangunan, dimana masyarakat lebih cenderung menerima begitu saja keputusan yang dibuat oleh kepala desa. Hal ini terjadi karena masyarakat memberikan kepercayaan atau menyerahkan masalah pembangunan yang akan dilaksanakan penuh kepada pemerintah desa, walaupun pada akhirnya pembangunan desa yang dilakukan itu berjalan dengan apa adannya. Padahal pemerintah desa sangat membutuhkan ide-ide yang cemerlang dan kreatif dari masyarakat setempat mengenai proses-proses pelaksanaan pembangunan maupun hasil dan pemeliharaan dari pembangunan yang telah dikerjakan.

Peranan lain pemerintah desa dalam upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa dapat dilihat dari kehadiran aparat pemerintah desa pada setiap musyawarah atau penyampainan program-program pembangunan. Hal ini sangat perlu karena pemerintah desa di sini berperan sebagai motivator pembangunan di desa.

Namun dilihat dari hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa kehadiran para aparat desa dalam musyawarah penyampaian program-program pembangunan masih sangat kurang. Dimana dalam setiap pertemuan yang dilakukan selalu ada saja aparat desa yang tidak hadir atau berhalangan datang ke musyawarah penyampaian program pembangunan. Ketidakhadiran aparat desa ini disebabkan kesibukan dengan pekerjaan dalam mencari nafkah. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintah desa kurang berperan sebagai motivator pembangunan yang dilaksanakan di desa Pekubuan. Kehadiran para aparat desa pada setiap penyampaian program-program pembangunan sangatlah berpengaruh terhadap keberhasilan dari pelaksanaan proses partisipasi tersebut, karena dengan hadirnya aparat pemerintah desa


(43)

akan dapat mendukung kelancaran proses partisipasi dalam pemyampaian setiap program pembangunan.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis dengan salah satu tokoh masyarakat Desa Pekubuan Bapak Sarkawi yang mengatakan bahwa lebih baik apabila aparat pemerintah desa selalu hadir dalam setiap musyawarah atau penyampaian program-program pembangunan, sehingga masyarakat akan lebih mau lagi untuk ikut dalam musyawarah dalam memberikan ide-ide atau masukan dalam proses pembangunan yang akan dilaksanakan.

Penjelasan yang senada juga diberikan oleh masyarakat lain, yaitu Ibu Syamsiah yang mengatakan bahwa telah merupakan kewajiban dan tanggung jawab aparat pemerintah desa untuk hadir dalam musyawarah penyampaian program-program pembangunan, karena pada dasarnya yang lebih memahami dan mengerti tentang masalah proses pelaksanaan pembangunan tentunya adalah aparat pemerintah desa.

Berdasarkan hasil penelitian maka pemerintah desa (Kepala Desa) dalam melaksanakan fungsinya sudah maksimal, hal ini dapat dilihat bahwa pembangunan yang masuk merupakan hasil dari instruksi dari kepala desa itu sendiri baik dalam proses pelaksanaan maupun yang akan di rencanakan bersama dengan masyarakat maupun aparat desa, tanpa adanya intruksi dari kepala desa kesemua pembangunan yang ada belum tentu masuk ke desa.

5.1.1.2. Fungsi Konsultatif

Fungsi ini digunakan sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan sebagai usaha untuk menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan mungkin perlu konsultasi dengan masayarakat-masyarakat yang di pimpinnya yang di nilai memiliki


(44)

Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada masyarakat yang di pimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan pembangunan. kosultasi itu dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan- keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan dengan menjalankan fungsi konsultasi di harapkan keputusan pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikanya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.

Dari hasil penelitian bahwa pemerintah desa dalam melaksanakan fungsi konsultatif sudah berusaha untuk berkonsultasi kepada aparat desa maupun masyarakat, namun dari hasil daripada pembangunan belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat hal ini di tandai dengan kualitas pengerjaan sehingga seperti pembangunan jalan yang ada tidak tahan lama dan hancur kembali. Padahal pemerintah sudah berkonsultasi kepada aparat desa maupun masyarakat sesuai dengan hasil wawancari dengan Bapak Drs. Ilyas US selaku ketua BPD di desa Pekubuan.

5.1.1.3. Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini pemerintah desa berusaha mengaktifkan masyarakatnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Pemerintah desa merupakan simbol formil kesatuan masyarakat desa, sebagai badan kekuatan terendah, pemerintah desa dalam fungsi kepimpinan memiliki berbagai fungsi untuk mengatur masyarakat desanya sendiri dan bertanggung jawab atas segala tugas yang diembannya. Mengingat desa merupakan tempat segala urusan dari segenap unsur pemerintah yang ada diatasnya maka seorang kepala desa berkewajiban


(45)

menjalankan fungsi kepimpinannya dalam masyarakat desa disamping harus menghadapi arus dan tuntutan pengembangan kehidupan masyarakat secara menyeluruh.

Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain, untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan fungsinya. Kepemimpinan merupakan interaksi antar kelompok dan proses mempengaruhi kegiatan suatu organisasi. Dalam mencapai tujuannya. Kepemimpinan adalah proses interpersonal yang mempengaruhi kegiatan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan.

Berdasarkan pandangan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi mendorong, menggerakkan, menuntun, mengajak dan kalau perlu memaksa orang lain agar dapat berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok organisasi masing-masing mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus di wujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial kelompok organisasi masyarakat (rivai, 2005:51).

Untuk mencapai tujuan pembangunan desa yang merupakan bagian pembangunan yang penting artinya, maka pelaksanaan dari pertanggung jawaban diserahkan kepada pemerintah desa (Kepala Desa) sebagai motivator dalam pembangunan desa yang dipimpinnya. Dalam melakukan segala usaha tercapai tujuan tersebut kepala desa haruslah membuat atau membangun dukungan masyarakat dengan mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam proses pelaksanaan pembangunan.


(46)

kurang maksimal hal ini terlihat mewancarai salah satu aparat desa yaitu Bapak Irwanto selaku sekretaris desa di dalam fungsi partisipasinya dimana kepala desa untuk mengaktifkan masyarakat dalam pelaksanakan pembangunan, masyarakat tersebut banyak yang tidak hadir karena adanya kepentingan-kepentingan lain. Seharusnya pemerintah desa harus memberikan alternatif-alternatif lain yang bisa membangkit semangat masyarakat untuk turut serta dalam proses pembangunan yang akan di usulkan.

5.1.1.4. Fungsi Delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan pemerintah. Fungsi delegasi ini pada dasarnya berarti kepercayaan. Pelimpahan wewenang ini kepada bawahan harus di yakini yang merupakan pembantu pimpinan yang memiliki kesamaan prinsip dan aspirasi.

Berdasarkan hasil penelitian di desa Pekubuan fungsi pemerintah desa dalam memberikan wewenang kepada bawahan belum maksimal, dikarenakan dalam hal ini pemerintah desa (Kepala Desa) memberikan wewenang pada bawahan, kepala desa berkenaan tidak hadir saja. Seharus kepala desa harus memberikan wewenangnya kepada bawahannya pada saat merencanakan pembangunan maupun dalam pelaksanaan.

5.1.2. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

5.1.2.1. Wujud atau Dimensi Partisipasi

Pada dasarnya pembangunan desa adalah pembangunan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Semakin tinggi peran serta masyarakat desa tersebut, maka semakin cepat pula pembangunan desa yang bersangkutan dapat terealisasi, terutama dalam otonomi daerah sekarang ini. Dengan keberadaan delegasi masyarakat desa dalam pembangunan


(47)

sangatlah penting, dimana terbukanya kran partisipasi masyarakat untuk ikut menentukan dan mengawasi penentuan kebijakan pembangunan daerahnya.

Adapun bentuk- bentuk partisipasi yang diberikan oleh masyarakat desa Pekubuan adalah sebagai berikut :

a. Partisipasi dalam bentuk uang atau benda

Salah satu dari bentuk partisipasi masyarakat dalam mendukung program-program pembangunan di desa Pekubuan adalah dalam bentuk uang atau benda, yaitu merupakan bantuan dana yang sifatnya menunjang kelancaran pelaksanaan dari program- program pembangunan yang akan dilaksanakan. Partisipasi masyarakat dalam bentuk uang atau benda ini tentunya akan sangat mendukung pelaksanaan program pembangunan desa. Dimana bahwa partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan yang didukung berupa uang atau benda adalah merupakan suatu upaya yang sangat nyata, maka untuk itu pemerintah desa harus bijak dalam mempergunakan anggaran-anggaran bantuan dana pembangunan, dengan demikian pembangunan akan berjalan dengan baik dan lancar.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, bahwa partisipasi masyarakat desa dalam bentuk uang dan benda kurang berpartisipasi, dimana rata-rata masyarakat desa Pekubuan tergolong masyarakat yang berpendapatan rendah, sehinggga masyarakat merasa berat atau terbeban untuk turut serta memberikan partisipasi dalam bantun uang atau dana.

b. Partisipasi dalam bentuk pikiran atau ide

Gagasan atau ide yang cemerlang dapat menunjang keberhasilan suatu rencana yang telah ditetapkan dan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, sumbangan pikiran berupa


(48)

perbaikan program-program pembangunan yang akan dan telah dilakukan supaya mencapai hasil yang maksimal. Partisipasi masyarakat dalam bentuk pikiran atau ide adalah bentuk partisipasi yang tidak kalah pentingnya dari partisipasi masyarakat dalam bentuk uang atau benda yang biasanya disampaikan dalam musyawarah atau penyampaian program-program pembangunan desa.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, partisipasi masyarakat desa Pekubuan dalam bentuk pikiran dan ide masih sangat kurang, dimana masih ada masyarakat yang tidak ikut serta menyumbangkan pikiran dan ide yang cemerlang atau kreatif untuk keberhasilan pembangunan yang akan dilaksanakan. Adapun yang menjadi faktor penyebab masih kurangnya partisipasi masyarakat desa Pekubuan dalam bentuk pikiran dan ide adalah masih rendahnya tingkat pendidikan rata-rata penduduk (masyarakat), sehingga kurang mampu dalam mencetuskan ide-ide atau pikiran yang kreatif guna mensukseskan program-program pembangunan di desa Pekubuan.

c. Partisipasi dalam bentuk tenaga ( gotong royong )

Tingkat partisipasi masyarakat yang paling sederhana dan lazim diberikan oleh anggota masyarakat dalam membantu mensukseskan pelaksanaan suatu program pembangunan adalah berupa tenaga atau dapat disebut dengan gotong royong. Gotong royong menurut Kuncara Ningrat adalah adalah pengerahan tenaga kerja tanpa bayaran untuk suatu proyek yang bermanfaat untuk umum atau yang berguna untuk pemerintah (1990 : 60 ).

Dari uraian yang dipaparkan oleh Kuncara Ningrat tersebut di atas bahwa aktifitas gotong-royong selalu diiringi dengan pengerahan tenaga tanpa pamrih untuk kepentingan umum atau bersama. Demikian pula halnya dengan pelaksanaan program-program


(49)

pembangunan di Desa Pekubuan, kegiatan gotong royong selalu dilaksanakan untuk meringankan pelaksanaan program-program pembangunan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa partisipasi masyarakat desa Pekubuan dalam bentuk tenaga (Gotong-Royong) masih kurang.

5.1.2.2. Keterlibatan Masyarakat dalam Penetapan Kebijakan Pembangunan

Keterlibatan dalam hal ini adalah apakah masyarakat dilibatkan dalam proses penyusunan program-program pembangunan. Untuk melaksanakan suatu pembangunan partisipasi masyarakat sangatlah diperlukan. Partisipasi masyarakat tersebut dapat berupa partisipasi dalam kegiatan perencanaan, partisipasi ikut serta dalam kegiatan pembangunan yang dilakukan di desa. Namun, tidak hal yang mudah dalam membangun partisipasi masyarakat dalam suatu pembangunan. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha yang dapat membangun dan meningkatkan partisipasi masyarakat.

Adapun hal yang dapat dilakukan adalah dengan pemberdayaan masyarakat oleh perangkat desa. Diharapkan dengan adanya pemberdayaan masyarakat, pembangunan desa dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

5.1.2.3.Kesesuaian Pembangunan Desa dengan Kebutuhan Masyarakat

Pembangunan pada prinsipnya adalah suatu proses dan usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat secara sistematis untuk mencapai situasi dan kondisi yang lebih baik dari saat ini. Dilaksanakannya proses pembangunan ini tidak lain karena masyarakat tidak puas dengan keadaan saat ini yang dirasakan oleh masyarakat kurang ideal. Namun demikian, perlu disadari bahwa pembangunan adalah sebuah proses evolusi, sehingga masyarakat yang


(50)

sedang dihadapi. Pembangunan desa hendaknya mempunyai sasaran yang tepat, sehingga sumber daya yang terbatas dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.

Pembangunan dapat dikatakan berhasil apabila desa tersebut memiliki sarana dan prasarana yang lengkap atau paling tidak pembangunan yang dilakukan dapat mendukung kemajuan masyarakat, baik dalam kemajuan di bidang ekonomi, sosial dan pendidikan masyarakat. Namun pembangunan yang dilakukan khususnya pembangunan desa tersebut tidak akan dapat tercapai apabila masyarakat dan pemerintah tidak saling bekerjasama untuk kemajuan desa. Adanya kerjasama antara pemerintah desa dengan masyarakat tergantung kepada pemerintah desa yaitu kepala desa dan aparat desa, karena merekalah pemimpin atau aktor dalam terlaksananya pembangunaan desa yang dilakukan, dimana pemerintah desa berperan dalam menumbuhkan kesadaran warga desa untuk berperan serta dalam pembangunan yaitu berpartisipasi untuk keberhasilan pembangunan. Di desa Pekubuan pembangunan yang dilakukan masih relatif rendah, bahkan bisa dikatakan minim. Hal ini dapat dilihat dari fasilitas untuk mengadakan rapat tidak ada, sehingga rapat atau pertemuaan-pertemuan seringkali dilakukan di mesjid atau di rumah kepala desa.

Suatu pembangunan dikatakan berhasil apabila pembangunan yang dilakukan tersebut dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, tanpa ada yang merasa dirugikan. Namun pembangunan di desa Pekubuan ada yang sudah dapat dinikmati oleh masyarakat. Adapun pembangunan yang dapat dirasakan oleh masyarakat adalah pembangunan rumah layak huni, dimana sudah lumayan banyak dan layak dihuni atau ditempati oleh masyarakat. Disamping pembangunan yang sudah dapat dinikmati oleh masyarakat, masih adanya pembangunan yang telah dilakukan di desa Pekubuan yang tidak dapat dinikmati, yaitu pembangunan sumur bor. Pembangunan sumur bor ini dirasakan oleh masyarakat tidak bermanfaat, dimana air yang dihasilkan dari pengeboran sumur ini tidak layak untuk dikonsumsi. Air yang


(51)

dihasilkan adalah air yang keruh dan berbau, sehingga sangat tidak mungkin lagi masyarakat meminumnya.

Sehingga dapat dikatakan bahwa pembangunan yang dilakukan di desa Pekubuan masih belum tepat sasaran dan kurang sesuai dengan pembangunan yang diharapkan oleh masyarakat desa Pekubuan, atau dapat dikatakan pembangunannya belum sesuai dengan kebutuhan mayarakat.

5.1.2.4. Kerjasama Antara Pemerintah Desa dengan Masyarakat

Dengan lahirnya otonomi daerah, maka pemerintah daerah dituntut untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, serta melibatkan masyarakat dalam kegiatan pembangunan yang dilakukan di daerah, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan partisipasinya dalam pembangunan. Dengan melibatkan adanya partisipasi masyarakat, maka masyarakat akan merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kemajuan daerahnya.

Partisipasi masyarakat sangat penting dalam pembangunan adalah karena masyarakatlah yang lebih tahu apa yang mereka butuhkan, sehingga pembangunan tersebut akan dapat berjalan lebih efektif dan efisien, dan dengan sendirinya masyarakat akan mempunyai rasa tanggung jawab. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat dilihat mulai dari perencanaan pembangunan, penyusunan program-program pembangunan sampai pada tahap pengawasannya. Dengan adanya partisipasi masyarakat ini, maka dapat dikatan bahwa pemerintah desa sudah dapat menjalankan perannya, yaitu melaksanakan peranan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.


(52)

Dalam merencanakan suatu program pembangunan, masyarakat haruslah menjadi prioritas utama dalam melakukan perencanaan pembangunan desa yang dilakukan, dimana masyarakat harus benar-benar terlibat di dalamnya.


(53)

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Sebagai hasil akhir penelitian tentang Peranan Pemerintah Desa untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa di Desa Pekubuan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Partispasi masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan di Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa dapat berbentuk uang atau benda, partisipasi masyarakat dalam bentuk ide dan pikiran serta partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga (gotong-royong) berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan masih rendah, hal ini disebabkan karena masih rendahnya tingkat status sosial ekonomi rata-rata masyarakat desa, rendahnya tingkat pendidikan rata-rata masyarakat desa, serta dikarenakan kesibukan masyarakat desa mencari nafka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Jadi, kesimpulannya masyarakat sebagai faktor pendukung pembangunan di desa dinyatakan kurang baik bila dilihat dari rendahnya partisipasi masyarakat desa Pekubuan.

2. Peranan pemerintah desa dalam mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan di Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat

Pemerintah desa dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya di desa Pekubuan bedasarkan hasil penelitian belum maksimal di karenakan masih kurangnya sosialisasi kepada


(54)

mencapai sasaran dan tujuan daripada pembangunan. Memang Pemerintah desa Pekubuan telah melakukan upaya dan perannya, seperti mengajak masyarakat untuk ikut dalam berbagai kegiatan desa dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan sesuai dengan isi, tujuan, dan maksud dari setiap program-program pembangunan yang ingin dilaksanakan. Namun kurangnya sosialisasi merupakan salah satu faktor sehingga masyarakat yang berpartisipasi hanya segelintir saja.

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan, masyarakat desa Pekubuan belum merasakan peran pemerintah desa dalam upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Hal ini disebabkan karena pembangunan yang dilakukan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat dan adanya pembangunan yang tidak tepat sasaran sehingga tidak dapat dinikmati oleh masyarakat.

3. Faktor penghambat dan pendorong yang mempengaruhi partisipasi masyarakat

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat desa Pekubuan dalam penyelenggaraan pembangunan desa. Partisipasi masyarakat dalam bentuk uang atau benda, partisipasi masyarakat dalam bentuk ide dan pikiran serta partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga (gotong-royong). Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa hal-hal yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat adalah masih rendahnya tingkat status sosial ekonomi rata masyarakat desa, rendahnya tingkat pendidikan rata-rata masyarakat desa, serta dikarenakan kesibukan masyarakat desa mencari nafka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat yang ada di Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat.


(55)

6.2. Saran

Setelah melihat kesimpulan di atas, ada hal-hal yang perlu penulis sarankan sebagai masukan untuk lebih meningkatkan lagi kualitas maupun kuantitas palaksanaan pembangunan di Desa Pekubuan, antara lain :

1. Agar pemerintah desa Pekubuan sebagai penggerak dan motivator dalam pembangunan desa lebih baik, maka pemerintah desa Pekubuan hendaknya mencari alternatif-alternatif lain yang dapat digunakan sebagai wadah atau saluran untuk menyampaikan informasi dari setiap program pembangunan, pemerintah desa Pekubuan harus lagi meningkatkan intensitas pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan dengan masyarakat.

2. Pemerintah desa hendaknya mampu memotivasi masyarakat dengan menyadarkan masyarakat bahwa setiap program-program pembangunan yang dilaksanakan akan dapat meningkatkan status sosial ekonomi masyarakat. Dengan demikian maka akan sangat mendukung keberhasilan program-program pembangunan desa yang dilakukan.

3. Pemerintah desa harus tegas dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya supaya tujuan daripada pelaksanaan pembangunan berjalan dengan lancar baik dalam mengintruksikan kepada aparat desa maupun masyarakat apa yang akan di rencanakan.


(56)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bentuk penelitian deskriptif dengan analisis data kualitatif. Menurut Nawawi (2005: 64) bahwa bentuk deskriptif yaitu bentuk penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat.

Dengan demikian, penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat.

3.3. Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaskudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel (Suyanto, 2005:171). Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus ini penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan


(57)

memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan adalah seorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan terpecaya baik berupa pernyataan, keterangan atau data-data yang dapat membantu dalam memenuhi persoalan/permasalahan.

Menurut Suyanto (2005:172) informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu:

1. Informan kunci (Key Informan) merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

2. Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.

3. Informan tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan informan kunci dan informan utama yaitu sebagai berikut:

1. Informan kunci (Key informan) meliputi:

a. Kepala Desa : 1 orang b. Sekretaris Desa : 1 orang c. Ketua BPD : 1 orang

2. Informan Utama, masyarakat yang berada di Desa Pekubuan.

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai


(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR TABEL ……… viii

DAFTAR GAMBAR ………... ix

ABSTRAK ……… x

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang ……….... 1

1.2 Fokus Masalah ………. 8

1.3 Rumusan Masalah ………... 8

1.4 Tujuan Penelitian ……… 8

1.5 Manfaat Penelitian ………. 9

1.6 Kerangka Teori ……….. 9

1.6.1 Peranan Pemerintah Desa ……….. 10

1.6.1.1 Peranan ………. 10

1.6.1.2 Desa ………... 11

1.6.1.3 Pemerintah Desa ……….. 13

1.6.2 Partisipasi Masyarakat ……….. 18

1.6.2.1 Pengertian Partisipasi ………. 18

1.6.2.2 Prinsip-Prinsip Partisipasi ………. 21

1.6.2.3 Bentuk-Bentuk Partisipasi……….. 22

1.6.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi………... 27

1.6.3 Pembangunan ……….. 30

1.7 Definisi Konsep ……….. 31

1.8 Sistematika Penulisan ………... 32

BAB II METODE PENELITIAN …….………. 34


(2)

2.2 Lokasi Penelitian ………. 34

2.3 Informan Penelitian ……… 34

2.4 Teknik Pengumpulan Data ……… 35

2.5 Teknik Analisis Data ……….. 36

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN……….. 38

3.1 Sejarah Desa ……… 38

3.2 Keadaan Umum ……….. 38

3.2.1 Keadaan Geografis ……….. 39

3.2.2 Keadaan Demografi………. 40

3.3 Gambaran Umum Pemerintah Desa Pekubuan ……….. 42

3.3.1 Pemerintah Desa ……….. 43

3.4 Latar Belakang Sosial dan Budaya ………. 48

3.4.1 Adat Istiadat ……… 48

3.4.2 Mata Pencaharian ………. 48

3.4.3 Sarana dan Prasarana ……… 49

BAB IV PENYAJIAN DATA………. 50

4.1 Identitas Informan ……… 50

4.2 Hasil Wawancara ………. 53

4.2.1 Peranan Pemerintah Desa untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan ……….. 54

4.2.1.1 Fungsi Instruktif ………. 55

4.2.1.2 Fungsi Konsultatif ……….. 56

4.2.1.3 Fungsi Partisipasi ……… 57

4.2.1.4 Fungsi Delegasi ……….. 59

4.2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa ………... 60

4.2.2.1 Wujud atau Dimensi Partisipasi ……….. 61

4.2.2.2 Keterlibatan Masyarakat dalam Penetapan Kebijakan Pembangunan Desa ………. 62 4.2.2.3 Kesesuaian Pembangunan dengan Kebutuhan Masyarakat 63


(3)

4.2.2.4 Kerjasama Antara Pemeintah Desa dengan Masyarakat… 65

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA ……… 67

5.1 Hasil Analisa Data ……….. 67

5.2.1 Peranan Pemerintah Desa untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan ……….... 67

5.2.1.1 Fungsi Instruktif ……… 68

5.2.1.2 Fungsi Konsultatif ……….. 70

5.2.1.3 Fungsi Partisipasi ……… 71

5.2.1.4 Fungsi Delegasi ……….. 73

5.2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa ………... 73

5.2.2.1 Wujud atau Dimensi Partisipasi ……….. 73

5.2.2.2 Keterlibatan Masyarakat dalam Penetapan Kebijakan Pembangunan Desa ………. 76

5.2.2.3 Kesesuaian Pembangunan dengan Kebutuhan Masyarakat 76 5.2.2.4 Kerjasama Antara Pemeintah Desa dengan Masyarakat… 78 BAB VI PENUTUP………. 80

6.1 Kesimpulan……….. 80

6.2 Saran ………... 81


(4)

DAFTAR TABEL

BAB III

Tabel 3.1 Data Penduduk Desa Pekubuan ……….. 40

Tabel 3.2 Agama di Desa Pekubuan ……… 41

Tabel 3.3 Mata Pencaharian Penduduk Desa Pekubuan ……….. 41

Tabel 3.4 Sarana Pendidikan di Desa Pekubuan ………... 42

BAB IV Tabel 4.1 Identitas informan berdasarkan jenis kelamin ……….. 51

Tabel 4.2 Identitas informan berdasarkan usia ……….. 52

Tabel 4.3 Identitas informan berdasarkan jabatan ……… 53


(5)

DAFTAR GAMBAR


(6)

ABSTRAK

PERANAN PEMERINTAH DESA UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

(Studi Pada Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

Skripsi ini disusun oleh:

Nama : Tika Yulfida Bakhtiar

NIM : 120903029

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Hatta Ridho, S.Sos, M.Si

Kebijakan otonomi daerah memberikan wewenang kepada daerah untuk mengurus dan mengatur kebutuhan masyarakat daerahnya menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakatnya. dalam penelitian ini akan difokuskan pada daerah pedesaan, dimana perannya pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakatnya dalam pembangunan. Pemerintah desa diakui oleh masyarakat sebagai pemimpin yang paling berperan dalam pemerintahan desa.Peranan pemerintah desa dalam pembangunan desa dalam otonomi daerah sangat penting, dimana pemerintah daerah dituntut untuk membangun daerahnya sendiri tanpa menunggu program pembangunan dari pusat.

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang berusaha menggambarkan fenomena yang dimaksudkan. data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan key informan yaitu kepala desa, sekretaris desa dan ketua BPD dan informan utama yang berjumlah 12 orang masyarakat yang berperan dan terlibat langsung dalam pelaksanaan pembangunan desa. Yang kemudian data-data yang diperoleh kemudian dianalisis dan selanjutnya diinterpretasikan dan kemudian ditarik sesuatu kesimpulan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada desa Pekubuan. Karena peranan pemerintah desa sangat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Dari hasil penelitian yang diperoleh ternyata peranan pemerintah desa dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tidak merujuk kepada program- program dan tugas serta fungsi pemerintah desa itu sendiri, hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat yang masih rendah di desa Pekubuan, dan hasil pembangunan yang dilaksanakanpun masih kurang maksimal serta kurang bermanfaat bagi masyarakat desa Pekubuan.

Kata Kunci : Peranan Pemerintah Desa, Partisipasi Masyarakat, Pembangunan desa


Dokumen yang terkait

Peranan Pemerintah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

21 179 143

Strategi Adptasi Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Banjir (Studi Kasus: Kelurahan Pekan Tanjung Pura Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

6 91 127

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus di Desa Pulau Kumpai Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi)

34 202 85

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

0 0 12

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

0 0 1

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

0 2 33

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

0 0 4

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

0 0 3

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus Desa Pekubuan Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

0 0 7

Peranan Pemerintah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur (Studi Pada Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

1 2 13