Latar Belakang Sintesis Metil Ester Sulfonat Dari Asam Stearat Dan Metil Ester Sulfonat Dari Asam Oleat

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Telah dilakukakan sintesis surfaktan MES dari sulfonasi metil ester minyak kastor Ricinus communis L. dan MES dari sulfonasi metil ester minyak jarak Jatropha Curcas L. melalui reaksi sulfonasi menggunakan gas SO 3 dengan pemanasan H 2 SO 4 p sebagai agen pensulfonasi, menghasilkan surfaktan MES minyak kastor yang dapat menurunkan tegangan permukaan dengan nilai 38 dynecm dan nilai HLB sebesar 27,125 dapat digunakan sebagai bahan pelarut solubilizer dan sebagai bahan pengemulsi ma sedangkan surfaktan MES minyak jarak juga dapat menurunkan tegangan permukaan dengan nilai 28,3 dynecm dan nilai HLB sebesar 12,245, surfaktan ini bersifat hidrofilik dan dapat digunakan sebagai detergen dan sebagai bahan pengemulsi ma Aritonang, 2010; Purba, 2010. Asam stearat dan asam oleat merupakan asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh, biasanya berupa asam monokarboksilat dengan rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam lemak tak jenuh berbeda dengan asam lemak jenuh dalam posisi ikatan rangkapnya. Asam stearat wujudnya padat pada suhu ruang. Asam oleat merupakan asam lemak tidak jenuh yang mempunyai satu ikatan rangkap dan mempunyai jumlah atom karbon 18 dengan satu ikatan rangkap diantara atom C ke-9 dan ke-10. Kedua asam lemak ini dapat diesterifikasi membentuk metil ester asam lemak. Winarno, 1998. Metil Ester Sulfonat MES adalah salah satu surfaktan anionik yang banyak digunakan untuk produk-produk pembersih seperti sabun dan detergen Universitas Sumatera Utara dapat berperan sebagai pengganti surfaktan anionik. Sumber bahan baku dari alam yang dapat digunakan dalam pembuatan surfaktan diantaranya adalah minyak bumi fossil fuel, minyak nabati dan minyak hewani. Kelemahan surfaktan dari minyak bumi adalah bahan baku bersifat tidak dapat diperbaharui, harga mahal, tidak tahan pada kesadahan tinggi, dan sulit didegradasi oleh mikroba sehingga tidak ramah lingkungan Coulin, 2001. Surfaktan merupakan zat penurun tegangan permukaan yang dapat diproduksi melalui sintesis kimiawi. Sifat aktif permukaan yang dimiliki surfaktan diantaranya mampu menurunkan tegangan permukaan, tegangan antarmuka dan meningkatkan sistem emulsi. Hal ini membuat surfaktan banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti industri sabun, detergen produk kosmetik dan produk perawatan diri, dan farmasi Hidayati, 2008. Surfaktan merupakan suatu molekul yang memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air hidrofilik dan bagian non polar yang suka akan minyaklemak lipofilik Martin, 1993. MES dapat dibuat melalui proses sulfonasi terhadap minyak yang mempunyai ikatan jenuh dan tak jenuh atau gugus hidroksil pada molekulnya dengan pereaksi kimia yang mengandung gugus sulfit atau sulfat seperti gas SO 3 , NaHSO 3 dan H 2 SO 4 sebagai agen pensulfonasi. Dalam sulfonasi skala industri, gas SO 2 diperoleh dengan pembakaran sulfur dan dialiri udara yang akan membebaskan gas SO 2 kemudian dengan adanya udara dan katalis vanadium pentoxyde yang disebut proses bilik timbal akan terbentuk gas SO 3. Namun proses Universitas Sumatera Utara ini cukup sulit membutuhkan biaya dan alat yang mahal untuk skala laboratorium Foster, 2001; Nightingale, 1987. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap asam stearat dan asam oleat yang merupakan salah satu bahan baku pembuat surfaktan melalui proses sulfonasi dengan mengubah asam stearat dan asam oleat menjadi metil ester asam lemak, kemudian melakukan sulfonasi terhadap metil ester asam lemak dengan menggunakan gas SO 3 dari pemanasan H 2 SO 4 p sebagai agen pensulfonasi dan melakukan analisa FT-IR dan melakukan uji terhadap surfaktan yang dihasilkan meliputi uji tegangan permukaan dan penentuan nilai HLB.

1.2 Perumusan Masalah