ini cukup sulit membutuhkan biaya dan alat yang mahal untuk skala laboratorium Foster, 2001; Nightingale, 1987.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap asam stearat dan asam oleat yang merupakan salah satu bahan
baku pembuat surfaktan melalui proses sulfonasi dengan mengubah asam stearat dan asam oleat menjadi metil ester asam lemak, kemudian melakukan sulfonasi
terhadap metil ester asam lemak dengan menggunakan gas SO
3
dari pemanasan H
2
SO
4
p sebagai agen pensulfonasi dan melakukan analisa FT-IR dan melakukan uji terhadap surfaktan yang dihasilkan meliputi uji tegangan
permukaan dan penentuan nilai HLB.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dapat disintesis MES dari asam stearat yang merupakan asam lemak jenuh dan MES dari asam
oleat yang merupakan asam lemak tak jenuh, menggunakan gas SO
3
yang dihasilkan dari pemanasan H
2
SO
4
p sebagai agen pensulfonasi, dan apakah kedua surfaktan MES asam lemak tersebut dapat menurunkan tegangan
permukaan.
1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah MES dari asam stearat yang merupakan asam lemak jenuh dan MES asam oleat yang merupakan asam lemak
tak jenuh diduga dapat disintesis melalui reaksi sulfonasi pada metil ester asam stearat dan metil ester asam oleat menggunakan gas SO
3
sebagai agen pensulfonasi dan kedua surfaktan MES asam lemak tersebut dapat menurunkan
tegangan permukaan.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui MES asam stearat dari metil ester asam stearat dan MES asam oleat dari metil ester asam oleat serta
mengetahui uji untuk penurunan tegangan permukaan.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan data informasi yang lebih akurat lagi terhadap metil ester sulfonat dari asam stearat serta asam
oleat sebagai salah satu bahan pembuat surfaktan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Bahan 2.1.1 Asam Stearat
Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat, C
18
H
36
O
2
dan asam heksadekanoat, C
16
H
32
O
2
Ditjen POM, 1979. Asam lemak ini merupakan asam lemak jenuh, wujudnya padat pada suhu
ruang. Asam stearat diproses dengan memperlakukan lemak hewan dengan air pada suhu dan tekanan tinggi. Asam ini dapat pula diperoleh dari hidrogenasi
minyak nabati. Dalam bidang industri asam stearat dipakai sebagai bahan pembuatan lilin, sabun, plastik, kosmetika, dan untuk melunakkan karet Anonim
a, 2010. Pemerian
: zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin
Titik lebur : 54
Titik didih : 384
Kelarutan : sangat sedikit larut dalam air; larut dalam alkohol; benzena kloroform; aseton; karbon tetraklorida; karbon disulfida; amil
asetat dan toluen Merck, 1976 .
2.1.2 Asam Oleat
Asam oleat adalah asam lemak cair yang terutama terdiri dari C
18
H
34
O
2,
dapat dibuat dengan menghidrolisa lemak atau minyak lemak, dipisahkan dengan cara pemerasan Ditjen POM, 1979.
Universitas Sumatera Utara
Asam oleat C
17
H
33
COOH, C
18:1
merupakan asam lemak tidak jenuh yang mempunyai satu ikatan rangkap dan mempunyai jumlah atom karbon 18 dengan
satu ikatan rangkap diantara atom C ke-9 dan ke-10 Pada temperatur kamar asam oleat berupa cairan seperti minyak yang tidak
berwarna yang secara perlahan-lahan menjadi coklat oleh udara dan berbau tengik. Asam oleat tidak dapat bercampur dengan air, tapi dapat bercampur
dengan eter dan alkohol dalam semua perbandingan Holleman, 1970. Pemerian
: cairan kental; kekuningan sampai coklat muda, bau dan rasa khas Titik lebur
: 14 Titik didih
: 286 Kelarutan : praktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam etanol,
kloroform, eter, eter minyak tanah Ditjen POM, 1979.
2.2 Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter C
2
H
5
OC
2
H
5
, kloroform CHCl
3
, benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan
minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut McMurry, 1992; Salomons, 1988.
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau triasilgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Jadi lemak dan minyak juga merupakan
senyawa ester. Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan
Universitas Sumatera Utara
gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang Hart, 1983.
Perbedaan antara minyak dan lemak disebabkan karena terdapat jenis asam lemak yang berbeda. Lemak yang mengandung sebagian besar asam lemak jenuh
sedangkan minyak mengandung sebagian besar asam lemak tidak jenuh yang terdistribusi antara molekul trigliserida. Pada umumnya lemak diperoleh dari
bahan hewani sedangkan minyak dari bahan nabati Gaman, 1992. 2.3 Asam Lemak
Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Asam lemak pada umumnya adalah asam
lemak monokarboksilat berantai lurus yang mempunyai jumlah atom karbon genap yang dapat dijenuhkan atau dapat mempunyai satu atau lebih ikatan
rangkap. Asam-asam ini banyak dijumpai dalam minyak goreng, margarin atau lemak hewan. Bersama-sama dengan gliserol asam lemak merupakan penyusun
utama minyak nabati atau hewani dan salah satu bahan baku untuk semua lipida pada makhluh hidup. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas maupun
terikat dengan gliserida. Asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisa suatu lemak atau minyak disebut asam lemak. Asam lemak merupakan bahan dasar
pada industri oleokimia. Dari asam lemak ini dapat diturunkan berbagai turunan asam lemak seperti: amida asam lemak, alkohol asam lemak dan metil ester asam
lemak yang kemudian dapat diubah kedalam berbagai turunan asam lemak melalui amidasi, klorinasi, hidrogenasi, sulfasi, sulfonasi dan reaksi lainnya
Fessenden dan Fessenden, 1982; Page, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Asam lemak yang ditemukan di alam dapat dibagi dalam dua golongan yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh yang memiliki perbedaan pada
jumlah dan posisi ikatan rangkapnya serta bentuk molekul keseluruhannya.
Tabel 2.3.1 Komposisi asam lemak minyak kelapa
Biasanya asam lemak tidak jenuh terdapat dalam bentuk cis dan trans karena molekulnya akan bengkok pada ikatan rangkap.
1. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil,
misalnya asam laurat, asam palmitat, asam stearat dan asam-asam lemak lainnya.
Asam lemak Rumus kimia
Jumlah Asam lemak jenuh :
Asam Kaproat Asam Kaprilat
Asam Kaprat Asam Laurat
Asam Palmitat Asam Stearat
Asam Arachidat
Asam lemak tak jenuh :
Asam Palmitoleat Asam Oleat
Asam Linoleat C
5
H
11
COOH C
7
H
15
COOH C
9
H
19
COOH C
11
H
23
COOH C
13
H
27
COOH C
17
H
35
COOH C
19
H
39
COOH
C
15
H
29
COOH C
17
H
33
COOH C
17
H
31
COOH 0 – 0,8
5,5 – 9,5 4,5 – 9,5
44 – 52 7,5 – 10,5
1 – 3 0 – 0,4
0 – 1,3 5 – 8
1,5 – 2,5 Sumber: Ketaren 1986
Universitas Sumatera Utara
2. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Misalnya asam oleat, asam linoleat, asam
linolenat dan asam-asam lemak lainnya. Asam lemak dapat diperoleh dengan menghidrolisis lemak atau minyak
dengan suatu basa saponifikasi menghasilkan sabun garam alkali kemudian dilanjutkan dengan penambahan suatu asam David, 1989.
2.4 Ester