Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Periklanan Terhadap Keberhasilan UKM pada Jajanan Malam Kawasan Setia Budi Medan

(1)

DAFTAR PUSTAKA BUKU:

Alma, Buchari. 2007. Kewirausahaan, Edisi Revisi. Bandung : Alfabeta

Alma, Buchari. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi. Bandung : CV Alfabeta

Anoraga, Pandji. 2009. Manajemen Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta. Arafah, 2010.

Assauri, Sofyan. 2007. Manajemen Pemasaran Konsep dan Strategi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Boyd, Harper W Jr. 2000. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Strategis Dengan Orientasi Global, Terjemahan ; Nurmawan, Imam. Edisi Kedua, Jilid Dua. Jakarta : Erlangga

Dawes.

Gitosudarmo, Indriyo. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi II. Yogyakarta : BPFE.

Hendro, 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta : Erlangga.

Jefkins, Frank. 2004. Public Relations, Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat

Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Raja Grafindo.

Lee, Monle & Johnson Carla. 2004. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. Jakarta : Rineka Cipta.

Lupiyoadi. 2006. Public Relations. Terjemahan David Octarevia. Jakarta : Salemba Empat.

Lupiyoadi. 2007: 5. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. Lupiyoadi, Rambat. 2007. Entrepreneurship From Mindset To Strategy, Cetakan

Ketiga. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Mcclelland, David. 2003. The Achieving Society . New York : Irvington. Inc. Machfoedz. 2005: 9. Kewirausahaan ; Manajemen Usaha Kecil, Buku 1. Jakarta :

PT. Pustaka.

Ranto, Basuki. 2007. Manajemen Usahawan Indonesia No. 10/TH.XXXVI Oktober. Jakarta : Bagian Publikasi Lembaga Management FE UI.


(2)

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Silverman, 2001. The Sourch Of Mouth Marketing : How To Trigger Expotential Sales ThroughRunway Word Of Mouth. U.S : Amacom

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lutfi. 2011. Analisis Data Untuk Riset Manajemen Dan Bisnis, Edisi 2, Medan: USU Press.

Situmorang, Syafrizal Helmi, Muslich Lutfi. 2014. Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Edisi ketiga, Medan: USU Press.

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabet. Suryana. 2008. Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat.

Suryana. 2010. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Cetakan Keempat, Jakarta : Salemba Empat,.

Suryana, Yuyus dan Kartib Bayu. 2010. Kewirausahaan: Pendekatan Karesteristik Wirausahawan Sukses. Edisi Kedua, Kencana, Jakarta ; Prenada Media Group.

Suryana. 2003: 13. Konsep Kewiausahaan. Jakarta. Penerbit: Gramedia Grafindo

Suyanto, 2010. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Cetakan keempat. Jakarta : Salemba Empat.

Zimmerer. 2005; 132. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Jakarta : Gramedia

JURNAL:

Indriyatni, Lies . 2013. “Analisis Faktor- Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro dan Kecil (Studi Kasus Pada Usaha Kecil Di Semarang Barat)”.

Kadek Agus Suarmawa. 2015. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Mikro dan Kecil (Studi Pada Usaha Kerajinan Ingka di Desa Bulian, Kec. Kubutambahan)”.

Adi Saputra, Surahma Asti, Mulasari. 2012. “Faktor – Faktor yang

Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Pengepul Sampah di Kota Yogyakarta” Ranto, Basuki, 2007. “Analisis Hubungan Antara Motivasi, pengetahuan

kewirausahaan, dan kemandirian usaha terhadap kinerja pengusaha pada kawasan industri kecil di daerah pulogadung”. JurnalUsahawan No.10 TH XXXVI Oktober 2007.

Marom, Shaike, Robert N. Lussier. 2014. “A Business Success Versus Failure Prediction Model For Small Bussiness in Israel.”


(3)

Erliah. 2007. Pengaruh Persaingan, Promosi, Dan Keunikan Produk Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Pada Perajin Batik Desa Trusmi Kulon Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon). Skripsi. UPI.

Erlangga. 2009. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Rumah Makan Di Kelurahan Helvetia Tengah Medan). Skripsi. USU

SUMBER LAIN:

https://repository.usu.ac.id https://repository.upi.edu


(4)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif, yaitu menurut Sugiyono (2010:69) adalah penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian asosiatif merupakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (atau lebih) tersebut. Di mana hubungan antara variabel dalam penelitian akan dianalisis dengan menggunakan ukuran-ukuran statistika yang relevan atas data tersebut untuk menguji hipotesis. Penelitian ini berusaha mengetahui dan menganalisis pengetahuan kewirausahaan dan bauran promosi terhadap keberhasilan usaha kecil pada jajanan malam kawasan Setia Budi Medan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di jajanan malam kawasan Jalan Setia Budi kec. Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Agustus sampai dengan September 2016.

3.3Batasan Operasional

Menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada faktor pengetahuan kewirausahaan dan


(5)

periklanan yang mendorong keberhasilan usaha kecil pada jajanan malam kawasan Setia Budi Medan.

Adapun variable dalam penelitian ini adalah:

a. Variable Independent (X), yaitu Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Periklanan (X2).

b. Variable Dependent (Y) adalah Keberhasilan Usaha (Y).

3.4. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DEFINISI DIMENSI INDIKATOR PENGUKURAN

Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

Segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai

kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi, baik yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung.

1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan

dimasuki

2. Pengetahuan peran sebagai wirausaha 3.Pengetahuan tentang manajemen dan 1. Memiliki pengetahuan tentang bisnis 2. Mampu menilai

peluang bisnis 3. Memiliki

pengetahuan tentang produk yang ditawarkan

1. Mengetahui peran sebagai pemimpin. 2. Memiliki tanggung

jawab sebagai pembuat keputusan 1. Memiliki pengetahuan manajemen bisnis Skala Likert


(6)

organisasi bisnis 2. Memiliki pengetahuan organisasi bisnis Periklanan (X2) pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media

1. Informasi tentang usaha

1. Mampu memberi informasi tentang produk-produk usaha yang ditawarkan. 2. Mampu menarik

konsumen untuk membeli produk 3.Mampu menarik

para konsumen untuk tidak beralih pada produk merek lain 4.Mampu mengubah sikap konsumen terhadap produk 5. Mampu memberikan ingatan terhadap konsumen agar terus membeli produk yang ditawarkan Skala Likert Keberhasilan Usaha (Y) Keberhasilan usaha merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam suatu bisnis 1.Pertumbuhan Pendapatan 2.PertambahanPelanggan 3.Perkembangan Usaha 4.Terbangunnya citra yang baik

1. Meningkatnya omset penjualan

2. Meningkatnya jumlah pelanggan 3.Tingkat Kepuasan

Pelanggan 4.Meningkatnya

volume penjualan 5.Mampu menciptakan

citra produk yang


(7)

3.5Skala Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan kewirausahaan (X1), periklanan (X2) dan keberhasilan usaha (Y) yang diukur dengan menggunakan skala Likert. Penelitian ini menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono (2010:92). Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor, yaitu sebagai berikut:

Table 3.2

Instrument Skala Likert

No Pernyataan Skor

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Kurang Setuju 3

4. Tidak Setuju 2

5. Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2010:92)

3.6Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi Sugiyono (2012:115) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku usaha pada jajanan malam di Jalan Setia Budi Medan yang sampai saat


(8)

3.6.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain sejumlah, tetapi tidak semua, elemen populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2006). Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2004:78) yaitu teknik pengambilan sample dimana peneliti menggunakan sample dari populasi dengan rumus:

�= �

1 +��2 Keterangan :

n : jumlah sample N : jumlah populasi

e:persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat di toleran atau diinginkan misalnya 10%

� = 175

1 + 175 (0.1)2

� = 63,63 dibulatkan menjadi 64 sample

Maka berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 64 responden. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling digunakan sebagai pertimbangan layak tidaknya menjadi sampel dalam penelitian ini dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran, 2006:136). Kriteria dalam penelitian ini adalah para pengusaha usaha kecil di Jalan Setia Budi Medan yang sudah berjualan minimal 2 tahun.


(9)

3.7Jenis Data

Penelitian menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian ini untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara mengenai variabel yang diteliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh untuk melengkapi data primer dalam bentuk yang sudah jadi seperti buku-buku, jurnal, majalah, internet serta data lain yang mendukung yang sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain.

3.8Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: a. Kuesioner

Kuesioner yaitu suatu daftar yang berisi pernyataan-pernyataan untuk ditanggapi oleh para responden.

b. Teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan mempelajari berbaga macam buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.


(10)

3.9Uji Validitas dan Reabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas ini dilakukan kepada pengusaha usaha kecil di jajanan malam kawasan Jalan Setia Budi Medan dengan jumlah 30 responden diluar sampel. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Package for the Social Science) 17.0 for windows (Situmorang, Muslich:2014:86)

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut : a. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.


(11)

Tabel 3.3

Validasi Tiap Pernyataan Item-Total Statistics

Pada Tabel 3.3 diatas terlihat seluruh pernyataan valid, karena seluruh nilai Corrected Item-Total Correclation pada tiap pernyataaan memiliki nilai diatas 0,361 sehingga dapat dinyatakan 17 (tuju belas) butir pernyataan pada kuesioner dalam penelitian ini valid.

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Keterangan

VAR00001 101.0000 86.759 .467 .944 Valid

VAR00002 100.8667 87.154 .581 .943 Valid

VAR00003 100.8333 85.799 .598 .942 Valid Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Keterangan

VAR00004 100.7000 85.459 .631 .942 Valid

VAR00005 100.8000 87.062 .579 .943 Valid

VAR00006 100.7333 85.651 .645 .942 Valid

VAR00007 100.7333 84.823 .595 .942 Valid

VAR00008 100.6667 84.989 .588 .943 Valid

VAR00009 100.7667 83.426 .685 .941 Valid

VAR00010 100.7333 84.064 .723 .941 Valid

VAR00011 100.6667 85.057 .640 .942 Valid

VAR00012 100.6000 83.559 .728 .941 Valid

VAR00013 100.6667 83.885 .750 .940 Valid

VAR00014 100.7000 84.493 .654 .942 Valid

VAR00015 100.7667 87.082 .425 .945 Valid

VAR00016 100.6333 87.137 .481 .944 Valid

VAR00017 100.6333 87.344 .462 .944 Valid


(12)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

Jika nilai Cronbach's Alpha > 0,8 maka reliabilitas sangat baik 0,7 < Cronbach's Alpha < 0,8 maka reliabilitas baik

Jika nilai Cronbach's Alpha < 0,7 maka tidak reliable

Tabel 3.4 Reliabillity Statistic

Tabel 3.4 menjelaskan bahwa semua butir pernyataan instrument kuesioner memiliki reliable sangat baik karena nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,944 lebih besar dari 0,80.

3.10 Teknik Analisis

Metode analisis data pada penelitian ini adalah: 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan mengadakan pengumpulan data dan penganalisisa data yang diperoleh sehingga dapat

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(13)

memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.10.2 Metode Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi linear berganda yang digunakan oleh peneliti adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (Pengetahuan Kewirausahaan, Periklanan) terhadap variabel terikat (Keberhasilan Usaha). Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, peneliti menggunakan bantuan SPSS. Menurut Sugiyono (2003:204) model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan:

Y = Keberhasilan Usaha a = Konstanta

X1 = Pengetahuan Kewirausahaan X2 = Periklanan

b1 = koefisien Pengetahuan Kewirausahaan b2 = koefisien Periklanan


(14)

3.11 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, agar dapat perkiraan yang tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni:

3.11.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah model berdistribusi mengikuti/mendekati distribusi normal atau tidak. Jika data tidak berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual, dan pendekatan Kolmogrov - Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2011:107). Dengan kata lain data berdistribusi normal, jika nilai sig (signifikansi) > 0,05 dan data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig (signifikansi) < 0,05.

3.11.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerence dan VIF (Varians Inflation Factors) melalui program SPSS. Kriteria yang dipakai adalah : Melihat nilai Tolerance


(15)

- Terjadi Multikolinearitas, jika nilai Tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,1.

Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)

- Tidak terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih kecil 5,00.

- Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 5,00.

3.11.3 Uji Heteroskedostisitas

Uji Heteroskedostisitas dipakai untuk menguji sama atau tidaknya varians dari resual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varian yang sama maka disebut terjadi heteroskedostisitas dan sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda maka dikatakan tidak terjadi heteroskedostisitas. Persamaan yang baik adalah tidak terjadi heteroskedostisitas.

Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser dimana dapat dilihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar Pengambilan Keputusan (Situmorang dan Lufti, 2011:119) :

- Tidak terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi > 0,05. - Terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi lebih < 0,05.

3.12 Uji Hipotesis

Agar hasil penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang dari standar korelasi maka dilakukan pengujian hipotesis. Adapaun uji hipotesis yang digunakan adalah:


(16)

3.12.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Untuk Untuk melihat pengaruh variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X1) dan Bauran Promosi (X2) terhadap Keberhasilan Usaha (Y) digunakan uji-F. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.

H0 : b1 ≠ 0, artinya terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

H0 diterima jika F hitung< F tabel pada α= 5%

H0 ditolak jika F hitung> F tabel pada α= 5%

3.12.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang akan di ajukan diterima atau ditolak dengan menggunakan statistik.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak atau Ha diterima

3.12.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin


(17)

besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 < R2< 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(18)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Jajanan Malam Kawasan Jalan Setia Budi Medan

Keberadaan jajanan malam kawasan jalan Setia Budi Medan merupakan magnet bagi seorang pengusaha untuk mendirikan usaha kuliner disekitarnya. Hal ini tidak terlepas dari terciptanya pasar yang sangat potensial dari keberadaan kawasan itu tersendiri . Kawasan Jalan Setia Budi Medan merupakan pasar yang sangat potensial untuk di jadikan lahan bisnis. Letak yang sangat strategis inilah yang membuat lokasi ini menguntungkan, dikarenakan pada malam hari di daerah sekitar kawasan Jalan Setia Budi Medan ini diramaikan dengan berbagai macam jenis usaha makanan dan minuman.

Kawasan Jalan Setia Budi Medan dengan jajanan yang ada pada malam hari, jajanan malam yang hanya muncul pada malam hari karena tempat yang mereka tempati adalah tempat parkiran atau halaman toko yang buka pada siang hari dan tutup pada malam hari yang berada di Jalan Setia Budi. Tempat jajanan malam tersebut hanya berbagai jenis makanan dan minuman dimana banyak konsumen yang datang . Selama 2 tahun belakangan ini pada kawasan tersebut menunjukkan peningkatan dari jumlah UKM dan juga mengalami peningkatan terhadap konsumen yang datang untuk membeli produknya

4.2 Analisis Deskriptif

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 7 butir untuk variabel X1 (pengetahuan kewirausahaan), 5 butir untuk variabel X2 (periklanan), dan 5 butir untuk variabel Y


(19)

(keberhasilan usaha). Jadi total seluruh pernyataan adalah 17 butir. Sebagaimana tujuan penulisan ini, daftar pernyataan disebarkan kepada responden berisikan pernyataan mengenai pengetahuan kewirausahaan (X1), periklanan (X2) terhadap keberhasilan usaha (Y). Responden dalam penelitian ini adalah pelaku usaha jajanan malam jalan Setia Budi Medan.

4.2.1 Karakteristik Responden

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Karateristik Responden Berdasarakan Jenis Kelamin

No. Kategori Jumlah

Nominal %

1. Laki-laki 28 43,7

2. Perempuan 36 56,3

Total 64

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan persentase (56,3%) atau berjumlah 36 orang, dan responden berjenis kelamin laki-laki dengan persentase (43,7%) atau berjumlah 28 orang.


(20)

4.2.1.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2

Karateristik Responden Berdasarakan Usia

No. Kategori

(Tahun)

Jumlah

Nominal %

1. 20 – 30 22 34,4

2. 31 – 40 21 32,8

3. 41 – 50 18 28,1

4. > 51 3 4,7

Total 64

Berdasarakan Tabel 4.2 dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan usia terdiri dari usia 20 - 30 Tahun berjumlah 22 orang (34,4%), usia 31 - 40 tahun berjumlah 21 orang (32,8%), usia 41 - 50 tahun berjumlah 18 orang (28,1%) dan usia > 51 tahun berjumlah 3 orang (4,7%)

4.2.1.3 Karateristik Responden Berdasarkan Lamanya Usaha Tabel 4.3

Karateristik Responden Berdasarkan Lamanya Usaha

No. Kategori

(Tahun)

Jumlah

Nominal %

1. 1 – 3 21 32,8

2. 4 – 6 19 29,7

3. 7 – 9 17 26,6

4. > 10 7 10,9

Total 64

Berdasarkan Table 4.3 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan lamanya usaha berdri terdiri dari 1 - 3 tahun berjumlah 21 toko (32,8%), 4 - 6 tahun berjumlah 19 toko (29,7%), 7 – 9 tahun berjumlah 17 toko (26,6%) dan diatas 10 tahun berjumlah 7 toko (10,9%).


(21)

4.2.1.4 Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 4.4

Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No. Kategori

(Tahun)

Jumlah

Nominal %

1. SD 3 4,7

2. SMP 14 21,9

3. SMA 28 43,7

4. S1 19 29,7

Total 64

Berdasarkan Table 4.3 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir terdiri dari SD berjumlah 3 orang (4,7%), SMP berjumlah 14 orang (21,9%), SMA berjumlah 28 orang (43,7%) dan S1 berjumlah 19 orang (29,7%).

4.3 Deskriptif Variabel

4.3.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pengetahuan Kewirausahaan

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pengetahuan Kewirausahaan

No. Item

Sangat Setuju Setuju Kurang

Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total

F % F % F % F % F % F %

1. 7 10,9 43 67,2 14 21,9 0 0 0 0 64 100

2. 5 7,8 46 71,9 6 9,4 7 10,9 0 0 64 100

3. 9 14,1 41 64,1 11 17,2 3 4,7 0 0 64 100

4. 13 20,3 43 67,2 8 12,5 0 0 0 0 64 100

5. 7 10,9 49 76,6 8 12,5 0 0 0 0 64 100

6. 11 17,2 45 70,3 8 12,5 0 0 0 0 64 100


(22)

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

1. Pada pernyataan pertama, “Saya memiliki pengetahuan tentang bisnis.”, sebanyak 10,9% responden menyatakan sangat setuju, 67,2% responden menyatakan setuju, dan 21,9% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan kedua, “Saya mampu menilai peluang bisnis.”, sebanyak 7,8% responden menyatakan sangat setuju, 71,9% responden menyatakan setuju, 9,4% responden menyatakan kurang setuju dan 10,9% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan ketiga, “Saya memiliki pengetahuan tentang produk yang ditawarkan.”, sebanyak 14,1% responden menyatakan sangat setuju, 64,1% menyatakan setuju, 17,2% responden menyatakan kurang setuju dan 4,7% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan keempat, “Saya mengetahui peran sebagai pemimpin.”, sebanyak 20,3% responden menyatakan sangat setuju, 67,2% responden menyatakan setuju, dan 12,5% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.


(23)

5. Pada pernyataan kelima, “Saya memiliki tanggung jawab sebagai pembuat keputusan.”, sebanyak 10,9% responden menyatakan sangat setuju, 76,6% responden menyatakan setuju, dan 12,5% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

6. Pada pernyataan keenam, “Saya memiliki pengetahuan manajemen bisnis.”, sebanyak 17,2% responden menyatakan sangat setuju, 70,3% responden menyatakan setuju, dan 12,5% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

7. Pada pernyataan ketujuh, “Saya memiliki pengetahuan organisasi bisnis” sebanyak 25% responden menyatakan sangat setuju, 56,2% responden menyatakan setuju, dan 18,8% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.


(24)

4.3.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Periklanan

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Periklanan

1. Pada pernyataan pertama, “Mampu memberi informasi tentang produk-produk usaha yang ditawarkan.”, sebanyak 28,1% responden menyatakan sangat setuju, 56,2%

responden menyatakan setuju, dan 15,6% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan kedua, “Mampu menarik konsumen untuk membeli produk yang

ditawarkan.”, sebanyak 25% responden menyatakan sangat setuju, 54,7%

responden menyatakan setuju, dan 20,3% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan ketiga, “Mampu menarik konsumen untuk tidak beralih pada produk merek lain.”, sebanyak 25% responden menyatakan sangat setuju, 60,9% menyatakan setuju, dan 14,1% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan No.

Item

Sangat Setuju Setuju Kurang

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Total

F % F % F % F % F % F %

1. 18 28,1 36 56,2 10 15,6 0 0 0 0 64 100

2. 16 25 35 54,7 13 20,3 0 0 0 0 64 100

3. 16 25 39 60,9 9 14,1 0 0 0 0 64 100

4. 18 28,1 36 56,2 10 15,6 0 0 0 0 64 100


(25)

tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan keempat, “Mampu mengubah sikap konsumen terhadap produk”, sebanyak 28,1% responden menyatakan sangat setuju, 56,2% responden menyatakan setuju, dan 15,6% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

5. Pada pernyataan kelima, “Mampu memberikan ingatan terhadap konsumen agar terus membeli produk yang ditawarkan.”, sebanyak 26,6% responden menyatakan sangat setuju, 60,9% responden menyatakan setuju, dan 12,5% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

4.3.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keberhasilan Usaha

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keberhasilan Usaha

No. Item

Sangat Setuju Setuju Kurang

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Total

F % F % F % F % F % F %

1. 14 21,9 42 65,6 8 12,5 0 0 0 0 64 100

2. 15 23,4 39 60,9 10 15,6 0 0 0 0 64 100

3. 13 20,3 39 60,9 12 18,8 0 0 0 0 64 100

4. 15 23,4 43 67,2 6 9,4 0 0 0 0 64 100


(26)

1. Pada pernyataan pertama, “Jumlah omset penjualan saya meningkat.”, sebanyak 21,9% responden menyatakan sangat setuju, 65,6% responden menyatakan setuju, dan 12,5% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan kedua, “Jumlah pelanggan usaha terus meningkat”, sebanyak 23,4% responden menyatakan sangat setuju, 60,9% responden menyatakan setuju, dan 15,6% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan ketiga, “Pelanggan puas dengan produk yang ditawarkan.”, sebanyak 20,3% responden menyatakan sangat setuju, 60,9% menyatakan setuju, dan 18,8% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan keempat, “Volume penjualan produk yang saya tawarkan meningkat.”, sebanyak 23,4% responden menyatakan sangat setuju, 67,2% responden menyatakan setuju, dan 94% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

5. Pada pernyataan kelima, “Saya mampu menciptakan citra produk yang baik.”, sebanyak 25% responden menyatakan sangat setuju, 65,6% responden


(27)

menyatakan setuju, dan 9,4% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

4.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah suatu model layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian.Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada regresi liner berganda. Uji Asumsi Klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed)diatas, nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2012:100)

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histrogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua absorvasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal :


(28)

a. Pendekatan Histogram

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Gambar 4.1

Histogram Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak melenceng ke kiri atau ke kanan.


(29)

b. Pendekatan Grafik

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas

Pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada scatter plot erlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa residual peneliti normal. Namun untuk lebih memastikan bahwa di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).


(30)

c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Tabel. 4.8

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 64

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.98121862

Most Extreme Differences Absolute .140

Positive .140

Negative -.056

Kolmogorov-Smirnov Z 1.117

Asymp. Sig. (2-tailed) .165

a. Test distribution is Normal.

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.165 dan diatas nilai signifiksn (0,05) atau 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance value dan Varians Inflation factor (VIF). Dengan kriteria sebagai berikut :

1. Apabila VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas. 2. Apabila VIF < dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas.


(31)

3. Apabila tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas. 4. Apabila tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.

Tabel 4.9

Uji Nilai Tolerance dan VIF

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7.529 2.573 2.926 .005

Pengetahuan

Kewirausahaan .309 .088 .416 3.510 .001 .813 1.229

Periklanan .214 .115 .221 1.858 .068 .813 1.229

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas adalah lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karna itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu pengamatan


(32)

dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu :

a. Pendekatan Grafik

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Gambar 4.3

Scatterplot Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi layak dipakai


(33)

untuk memprediksi keberhasilan usaha berdasarkan masukan variabel pengetahuan kewirausahaan dan periklanan.

b. Uji Glesjer

Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.10

Hasil Uji Glejser heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.544 1.513 1.681 .098

Pengetahuan

Kewirausahaan -.089 .052 -.239 -1.723 .090

Periklanan .073 .068 .149 1.074 .287

a. Dependent Variable: Absut

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Pada Tabel 4.10 terlihat variabel independen (pengetahuan kewirausahaan dan periklanan) yang tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut (absUt). Hal ini terlihat dari probabilitas pengetahuan kewirausahaan (0.090) dan periklanan (0,287) diatas tingkat kepercayaan 5 % (0.05), jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.


(34)

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (pengetahuan kewiarausahaan dan periklanan) terhadap variabel terikat (keberhasilan usaha). Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS.Adapun bentuk umum persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y = α + b1X1 + b2X2+ e

Dimana :

Y = Keberhasilan Usaha

X1 = Pengetahuan Kewirausahaan X2 = Periklanan

α = Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi e = Standar eror

Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS, maka hasil persamaan regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini :


(35)

Tabel 4.11

Hasil Regresi Linier Berganda

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui pada kolom kedua (unstandardized Coefficients) bagian B diperoleh nilai b1 variabel pengetahuan kewirausahaan sebesar 0,309 nilai b2 variabel periklanan sebesar 0,214 dan nilai konstanta (a) adalah 7,529 maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 7,529 + 0,309 X1 + 0,214 X2 + e

Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 7,529 ini menunjukkan bahwa jika variabel pengetahuan kewirausahaan dan periklanan dianggap konstan maka tingkat variabel keberhasilan usaha akan bernilai 7,529

2. Koefisien b1 (X1) = 0,309 menunjukkan bahwa jika pengetahuan kewirausahaan meningkat satu satuan maka nilai keberhasilan usaha meningkat sebesar 0,309 satuan.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.529 2.573 2.926 .005

Pengetahuan

Kewirausahaan .309 .088 .416 3.510 .001

Periklanan .214 .115 .221 1.858 .068


(36)

3. Koefisien b2 (X2) = 0,214 menunjukkan bahwa jika periklanan meningkat satu satuan maka nilai keberhasilan usaha akan meningkat sebesar 0,214 satuan.

4.6 Pengujian Hipotesis

4.6.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan signifikan variabel bebas berupa pengetahuan kewirausahaan dan periklanan terhadap variabel terikat berupa keberhasilan usaha pada para pemilik usaha kuliner jajanan malam jalan Setia Budi Medan.

Tabel 4.12

Hasil Uji F Signifikansi Simultan (UJI-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 106.695 2 53.348 13.159 .000a

Residual 247.289 61 4.054

Total 353.984 63

a. Predictors: (Constant), Periklanan, Pengetahuan Kewirausahaan b. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Tabel 4.12 diatas mengungkapkan bahwa nilai F-hitung adalah 13,159 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F-tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah 3,15 . Oleh karena itu pada kedua perhitungan yaitu F-hitung > F-tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0,05 menunjukan bahwa pengaruh variabel


(37)

bebas (pengetahuan kewirausahaan dan periklanan) secara serempak adalah signifikan terhadap keberhasilan usaha.

4.6.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah pengetahuan kewirausahaan dan periklanan secara parsial atau masing-masing berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha pada para pemilik usaha kuliner jajanan malam jalan Setia Budi Medan.

Tabel 4.13

Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.529 2.573 2.926 .005

Pengetahuan

Kewirausahaan .309 .088 .416 3.510 .001

Periklanan .214 .115 .221 1.858 .068

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

1. Variabel pengetahuan kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,001) lebih kecil dari 0,05 dan t-hitung (3,510) lebih besar dibandingkan t-tabel (1,99962).


(38)

2. Variabel periklanan berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,068) lebih besar dari 0,05 dan t-hitung (1,858) lebih kecil dibandingkan t-tabel (1,99962).

4.6.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas (pengetahuan kewirausahaan dan periklanan) terhadap variabel terikat (keberhasilan usaha). Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R2≥ 1).

Tabel 4.14

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .549a .301 .279 2.01344

a. Predictors: (Constant), Periklanan, Pengetahuan Kewirausahaan

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa :

1. Nilai R sebesar 0.549 sama dengan 54,9 % berarti hubungan antara variabel pengetahuan kewirausahaan dan periklanan terhadap keberhasilan usaha sebesar 54,9% artinya memiliki hubungan yang cukup erat

2. Nilai Adjusted R Square 0,279 berarti 27,9% keberhasilan usaha dapat di jelaskan oleh pengetahuan kewirausahaan dan periklanan Sedangkan sisanya 72,1 % dapat


(39)

dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diteliti dalam penelitian ini seperti motivasi, efikasi diri, dan lain sebagainya

3. Standard Error of the Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Nilai Standard Error of the Estimate 2,01344

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pengetahuan Kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi, baik yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Pengetahuan Langsung diperoleh melalui suatu proses untuk mendapatkan pemahaman, pengetahuan serta pengalaman dalam menjalankan kegiatan bisnis nya. Pengetahuan kewirausaan proses yang harus dilalui seorang wirausaha atau (entrepreneur) dengan memadukan atau mengombinasikan peluang, sumber daya serta organisasi tempat entrepreneur melakukan kegiatan bisnis nya atau organisasi bisnis yang dimiliki nya. (Arafah 2010 : 20).

Berdasarkan hasil uji t-parsial, dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Hal ini sesuai dengan teori menurut (Suryana, 2008) wirausaha harus memiliki beberapa pengetahuan, yakni :

1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada.


(40)

3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan Ranto Basuki (2007), dan Erika Boang Manalu (2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan kewiarausahaan berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha. 4.7.2 Pengaruh Periklanan Terhadap Keberhasilan Usaha

Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Menurut (Lee dan Johnson ,2007:3) Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum”. Menurut (Kotler, 2008 : 243) Periklanan adalah semua bentuk terbayar dari presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu.

Berdasarkan hasil uji t-parsial, dapat disimpulkan bahwa variabel periklanan secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha yang artinya jika iklan ditingkatkan maka tidak akan mempengaruhi keberhasilan usaha (pada kasus penelitian ini). Hal ini sesuai dengan teori menurut (Kasali, 2009) Secara sederhana iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yudha Rizki Abdillah (2010) yang menyatakan bahwa periklanan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha.


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan (Uji-F) diketahui bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan dan periklanan secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha para pemilik usaha jajanan kuliner jalan Setia Budi Medan. 2. Berdasarkan (Uji-t) variabel pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keberhasilan usaha namun variabel periklanan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha sehinnga dala, penelitian ini variabel pengetahuan kewirausahaan adalah faktor yang paling dominan untuk mempengaruhi keberhasilan usaha jajanan kuliner jalan Setia Budi Medan. 3. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan (R2) menunjukkan bahwa

hubungan antar variabel pengetahuan kewirausahaan dan periklalan memiliki hubungan yang cukup erat terhadap keberhasilan usaha jajanan kuliner jalan Setia Budi Medan.


(42)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberi saran sebagai berikut :

1. Variabel pengetahuan kewirausahaan memiliki pengaruh postif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha jajanan kuliner jalan Setia Budi Meda Pada pernyataan mengenai pengetahuan kewirausahaan sebagian besar responden menyatakan setuju, namun ada sebagian responden menyatakan tidak setuju dengan pernyatan yang ada pada variabel pengetahuan kewirausahaan.

2. Variabel periklanan memiliki pengaruh postif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha jajanan kuliner jalan Setia Budi Meda Pada pernyataan mengenai periklanan sebagian besar responden menyatakan setuju, namun ada sebagian responden menyatakan tidak setuju dengan pernyatan yang ada pada variabel periklanan.

3. Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas untuk mengukur keberhasilan usaha, sehingga disarankan bagi peneliti selanjutnya diharapkan memperhatikan variabel tersebut dengan mengembangkan indikator yang lebih tepat atau menambahkan variabel lainnya seperti peluang usaha, harga, jiwa kewirausahaan dan variabel lainnya yang lebih relevan yang memiliki pengaruh terhadap keberhasilan usaha jajanan kuliner jalan Setia Budi Medan.


(43)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kewirausahaan

2.1.1. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan caramengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan carabaru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (Suryana,2003 : 13).

(Machfoedz, 2005 : 9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.

Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya


(44)

kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik (Ranto, 2007 : 21).

2.2.Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

2.2.1. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Geraksektor UKM sangat vital untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapanganpekerjaan. Kriteria Usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil danMenengah telah di atur dalam payung hukum berdasarkan Undang – UndangNomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adabeberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan pengertian dan kriteriaUMKM. Pengertian – pengertian UMKM tersebut adalah:

1. Usaha Mikro

Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orangperorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteriaUsaha Mikro sebagai mana dalam undang – undang ini.

2. Usaha Kecil

Kriteria Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukanmerupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung


(45)

dariusaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecilsebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang ini.

3. Usaha Menengah

Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang – undang ini.

Menurut UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud denganusaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhikriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikansebagaimana diatur dalam undang-undang ini.Usaha kecil yang dimaksud di sinimeliputi usaha kecil informal. Adapun usaha kecilinformal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belumberbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung.

UKM Menurut Undang – Undang No. 9 RI Tahun 1995 adalah sebagai berikut :

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua RatusJuta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.


(46)

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah).

3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

5. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Menurut (Anoraga, 2002 : 38), untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha. Rencana bisnis berguna sebagai peta jalan bagi wirausahawan dalam perjalanannya menuju pembangunan bisnis yang sukses.Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi sumber daya manusia.

Pengetahuan kewirausahaan menjadi faktor yang mempengaruhi kesuksesan wirausaha dalammengelola usahanya.Pengetahuan ini dapat diperoleh secara langsung maupun tidak langsung.Banyak pula usaha kecil yang cukup sukses ketika masih dikelola pendirinya.Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi wirausaha untuk mampu menularkan pengetahuan kewirausahaan ke dalam manajemen operasional kegiatan usahanya.Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman penyebab kegagalan juga menjadi penting. Dalam hal ini, pengetahuan penyebab kegagalan tersebut


(47)

berguna sekali sebagai bahan pelajaran yang dapat membantu untuk menentukan pilihan dan cara – cara mengurusnya (Meredith, 2003: 243)

Kelemahan yang sering kita jumpai pada usaha kecil yang gagal adalah keorganisasian,administrasi,danpromosi.Kelemahankeorganisasian pada umumnya berupa tidak jelasnya struktur organisasi, pembagian tugas dan wewenang yang tidak jelas, status karyawan, serta sistem penggajian yang tidak beres.Selain itu, kepemimpinan seseorang diri mempunyai kelemahan yang dapat menghancurkan usaha, terutama jika pimpinan sakit dalam jangka waktu yang cukup lama atau bahkan meninggal dunia secara mendadak, sementara persiapan kader belum dilakukan.

Kelemahan dibidang promosi pada umumnya berupa ketidakserasian antara program penawaran jasa dan pelayanan konsumen akan kebutuhannya terhadap jasa. Kelemahan ini juga disebabkan karena kurangnya pengamatan pasar, sehingga tidak tahu posisi pasarnya, cara menghadapi saingan, serta cara mempromosikan hasil usahanya. Kelemahanlain yang sering muncul adalah perluasan atau pengembangan usaha yang dilakukan secara emosional tanpa didukung oleh data dan fakta yang aktual.

2.4. Pengetahuan Kewirausahaan

2.4.1. Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.Inti dari kewirausahaan


(48)

pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptamya peluang.Banyak orang, baik pengusaha maupun yang bukan pengusaha, meraih sukses karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana, 2010:2).

Pengetahuan Kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi, baik yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung.Pengetahuan Langsung diperoleh melalui suatu proses untuk mendapatkan pemahaman, pengetahuan serta pengalaman dalam menjalankan kegiatan bisnis nya. Pengetahuan kewirausaan proses yang harus dilalui seorang wirausaha atau (entrepreneur) dengan memadukan atau mengombinasikan peluang, sumber daya serta organisasi tempat entrepreneur melakukan kegiatan bisnis nya atau organisasi bisnis yang dimiliki nya. (Arafah2010 : 20).

Menurut (Suryana, 2008: 4) wirausaha harus memiliki beberapa pengetahuan, yakni : 1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan

usaha yang ada.

2. Pengetahuan tentang peran dari tanggung jawab. 3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

(Suryana,2008: 7) menyatakan bahwa penelitian saat ini memberikan perhatian terhadap pengetahuan kewirausahaan, karena didasarkan padakeyakinanbahwapengetahuandanaksesuntuk pengetahuan kewirausahaan adalahsumber daya yang paling penting dalam kewirausahaan.


(49)

Pengetahuan langsung yang diperoleh dari entrepreneur proses tersebut menuntut seorang wirausaha memiliki pengalaman yang cukup luas mengenai seluk beluk usaha yang berdasarkan pengalaman sendirimenjadi pengetahuan sendiri baik berdasarkan usia, atau lamanya seseorang tersebut menjalankan usaha tersebut.

Seorang wirausaha bisa belajar dari kesuksesan maupun kegagalan orang lain dalam menjalankan usaha. Dari pengalaman orang lain tersebut kita bisa belajar mengenai prilaku wirausaha yang sebenarnya, baik prilaku wirausaha secara individu dalam pekerjaan, dan dalam menghadapi resiko. Perilaku wirausaha secara individu, antara lain :

1. Teguh pendiriannya

2. Selalu yakin dengan apa yang dia kerjakan dan lakukan

3.Berprilaku professional dalam arti punya tanggung jawab, komitmen tinggi,disiplin, berusaha tetap konsisten pada pendiriannya, serta jujur dan terbuka 4. Optimis dalam segala prilaku yang dia lakukan

5. Berprilaku positif dalam mendengar serta mengnanggapi suatu saran atau cercaan 6. Tidak gegabah dan penuh dengan rencana dalam setiap tindakan(fisioner)

7. Selalu berorientasi ‘pasti ada jalan keluarnya’ sehingga dia berpikir kreatif dan inovatif untuk menemukan solusinya (Hendro 2011 : 166 )

Dari uraian diatas dpt disimpulkan bahwa Seorang wirausaha harus bisa memperoleh pengetahuan lain yang diperoleh secara tidak langsung. Pengetahuan tidak langsung bisa diperoleh dari sumber-sumber referensi seperti buku, majalah,


(50)

berkenaan dengan usaha yang dijalankan. Pengalaman orang lainyang juga berkecimpung didunia usaha bisa menjadi sumber pengetahuan tidak langsung bagi seorang wirausaha.

2.5 Periklanan

2.5.1 Pengertian Periklanan

Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Menurut (Lee & Johnson,2007:3) Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum”.

Pengertian periklanan menurut (Fandy Tjiptono, 2005:226) mengatakan bahwaIklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keungulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian”.

Menurut (Kotler, 2008 : 243).Periklanan adalah semua bentuk terbayar dari presentasi nonpribadidan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu.Kegiatan-kegiatan periklanan memang bisa menelan biaya yang sangatmahal, namun selama itu didasarkan pada tujuan dan perhitungan yang serba jelassemuanya bisa dibenarkan.Yang penting, semua kegiatan itu tetap efektif danekonomis, dalam pengertian dapat mencapai sasaran dan tetap


(51)

menjaminkeuntungan perusahaan.sebuah periklanan baru bisa dikatakan baik jikasemuanya terencana dan terselenggara sedemikian rupa sehingga dapat mencapaihasil-hasil yang diharapkan.

2.5.2 Pengertian Iklan

Masyarakat Periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Kasali, 2007:11).

Secara sederhana iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali ,2007:9). Sedangkan menurut (Kotler & Keller, 2007:244) Iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar.

Menurut (Boyd,2000:65) iklan (advertising) bentuk persentasi dan promosi gagasan, barang dan jasa non pribadi yang dibayar oleh sponsor tertentu.Periklanan adalah komunikasi komersil dannon personal tentang sebuah organisasi dan produk - produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Dalam komunitas global baru, pesan-pesan periklanan dapat ditransmisikan melalui media baru, khususnya internet( Lee&Johnson, 2004:3).


(52)

atau memberikan informasi tentang keungulan dan keuntungan suatu produk yang dibiayai pihak sponsor tertentu.

2.5.2.1. Jenis Iklan

Menurut Fandy Tjiptono (2005:227) iklan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai aspek, di antaranya dari aspek isi pesan, tujuan, dan pemilik iklan.

1. Dari aspek isi pesan

a. Product advertising, yaitu iklan yang berisi informasi produk (barang dan jasa) suatu perusahaan. Ada dua jenis iklan yang termasuk kategori ini, yaitu :

i. Direct-action advertising, yaitu iklan produk yang didesain sedemikian rupa untuk mendorong tanggapan segera dari khalayak atau pemirsa

ii. Indirect-action advertising, yaitu iklan produk yang didesain untuk menumbuhkan permintaan dalam jangka panjang.

b. Institutional advertising, yaitu iklan yang didesain untuk memberi informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun goodwill serta image positif bagi organisasi. Institutional advertising terbagi atas:

i. Patronage advertising, yakni iklan yang menginformasikan usaha bisnis pemilik iklan.

ii. Iklan layanan masyarakat (public service advertising), yakni iklan yang menunjukan bahwa pemilik iklan adalah warga yang baik, karena memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.


(53)

a. Pioneering advertising (informative advertising), yaitu iklan yang berupaya menciptakan permintaan awal (primary demand).

b. Competitive advertising (persuasive advertising), yaitu iklan yang berupaya mengembangkan pilihan pada merek tertentu.

c. Reminder advertising, yaitu iklan yang berupaya melekatkan nama atau merek produk tertentu di benak khalayak.

3. Dari aspek pemilik iklan

Ada dua jenis iklan berdasarkan aspek pemilik iklan, yaitu :

a. Vertical cooperative advertising, yaitu iklan bersama para anggota saluran distribusi, misalnya di antara para produsen, pedagang grosir, agen, dan pengecer. b. Horizontal cooperative advertising, yaitu iklan bersama dari beberapa perusahaan

sejenis.

Sedangkan menurut (Dharmasita, 2008:370) periklanan dapat dibedakan ke dalam dua golongan. Jenis periklanan tersebut adalah :

1. Pull Demand Advertising

Pull demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada pembeli akhir agar permintaan produk bersangkutan meningkat. Biasanya produsen menyarankan kepada para konsumen untuk membeli produknya ke penjual terdekat. Pull demand advertising juga disebut consumer advertising.


(54)

Push demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada para penyalur. Maksudnya agar para penyalur bersedia meningkatkan permintaan produk bersangkutan dengan menjualkan sebanyak-banyaknya ke pembeli/pengecer.Barang yang diiklankan biasanya berupa barang industri. Push demand advertising juga disebut trade advertising.

2.5.2.2 Tujuan Iklan

Menurut (Kasali, 2007:45), mengatakan bahwa tujuan iklan adalah : 1. Sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi.

Tujuan memberikan tuntunan bagi pihak-pihak yang terlibat, yakni pengiklan (klien), account executive dari pihak biro, dan tim kreatif untuk saling berkomunikasi. Tujuan juga membantu koordinasi bagi setiap kelompok kerja, seperti suatu tim yang terdiri dari copywriter, spesialis radio, pembeli media, dan spesialis riset.

2. Memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan.

Jika ada dua alternatif dalam kampanye iklan, salah satu daripadanya harus dipilih.Berbeda dengan keputusan yang dilakukan berdasarkan selera eksekutif (atau istrinya), mereka semua harus kembali pada tujuan dan memutuskan mana yang lebih cocok.


(55)

Tujuan juga digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil suatu kampanye periklanan.Oleh karena itu timbul kebutuhan untuk mengaitkan beberapa ukuran seperti pangsa pasar atau kesadaran merek dengan tujuan kampanye periklanan.

Adapun tujuan dari periklanan sebagai pelaksanaan yang beragam dari alat komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya, menurut (Shimp, 2000:261) adalah sebagai berikut:

1. Informing (memberikan informasi), periklanan membuat konsumen sadar akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif

2. Persuading (mempersuasi), iklan yang efektif akan mampu membujuk konsumen untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.

3. Remainding (mengingatkan), iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konssumen.

4. Adding Value (memberikan nilai tambah), periklanan memberikan nilai tambah dengan cara penyempurnaan kualitas dan inovasi pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen.

5. Assisting (mendampingi), peranan periklanan adalah sebagai pendamping yang menfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. 2.5.2.3 Sifat Iklan


(56)

a. Public Presentation ,Iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.

b. Persuasiveness ,Pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi.

c. Amplifed Expresiveness , Iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak.

d.Impersonality ,Iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang monolog (satu arah).

Menurut (Kotler dan Keller, 2007:229) Iklan mempunyai sifat-sifat, sebagai berikut : 1. Daya sebar

Iklan memungkinkan penjual mengulangi pesan berkali-kali.Iklan juga memungkinkan para pembeli menerima dan membandingkan pesan-pesan dari berbagai pesaing.Iklan berskala besar menyatakan sesuatu yang positif tentang ukuran, kekuatan, dan keberhasilan penjualan tersebut.

2. Daya ekpresi yang besar

Iklan memberikan peluang untuk mendramatisir perusahaan tersebut dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang berseni.

3. Impersonalitas

Pendengar tidak merasa wajib memerhatikan atau menanggapi iklan.Iklan adalah suatu monolog di hadapan, dan bukan dialog dengan pendengar.


(57)

2.5.2.4 Fungsi-Fungsi Iklan

Definisi hanya memberikan sebuah bahasa umum untuk mengembangkanpemahaman tentang periklanan.Efek periklanan pada sebuah organisasi bisa jadidramatik dan juga perlu di eksplorasi. Berikut fungsi-fungsi dari periklananmenurut (Lee &Johnson, 2004 :10):

1. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi”, yangmengomunikasikan informasi produk, ciri-ciri, dan lokasipenjualannya, yang memberitahu konsumen tentang produk - produkbaru.

2. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasif”, yang mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentuatau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut.

3. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat”, yang terusmenerusmengingatkan para konsumen tentang sebuah produksehingga mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpamempedulikan merek pesaingnya. 2.6.Keberhasilan dalam Usaha

Menurut (Suyanto ,2010 : 179) Keberhasilan usaha kecil di pengaruhi oleh berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha.Kinerja usaha kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam Pencapaian makud atau tujuan yang diharapkan. Sebagai ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti: Kinerja keuangan dan image perusahaan.


(58)

Menurut (Ranto ,2007 : 20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadikaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bias membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baikmaka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besaryang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

Pada pengukuran kesuksesan bisnis dapat berbeda antara satu usaha dengan yang lain atau antara satu pemilik dengan pemilik usaha yang lainnya. Namun, kesuksesan suatu usaha dapat dilihat dari data subjektif ataupun objektif atas berbagai aspek, misalnya pertumbuhan penjualan, pangsa pasar yang dimiliki, dan tingkat keuntungan yang dicapai Dawes (dalam Indarti, 2004).

(Erliah, 2007) menyatakan bahwa “Suatu usaha dikatakan berhasil di dalam usahanya apabila setelah jangka waktu tertentuusahatersebutmengalamipeningkatan baik dalam permodalan, skalausaha, hasil atau laba, jenis usaha ataupengelolaan” .

Menurut (Suryana, 2010:66), untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi yang jelas serta kemauan dam keberanian untuk menghadapi resiko.Agar usaha tersebut berhasil, selain bekerja keras wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan dengan pelanggan dan


(59)

distributor, selain itu yang merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari keberhasilan suatuperusahaan adalah laba.

2.7.Penelitian Terdahulu No Penelitian( tahun

penelitian)

Judul Penelitian Variabel

Penelitian

Alat Analisis Hasil Penelitian

1. Kadek Agus Suawarman (2015) Analisis Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Mikro dan Kecil (Studi Pada Usaha Kerajinan Ingka di Desa Bulian, Kec. Kubutambahan) Independen: Komitmen, Pengalaman, Keuangan, Lokasi Usaha, Motivasi, Kemampuan Usaha. Dependen: Keberhasilan usaha Mikro dan Kecil Analisis Regresi Linier

1. Faktor Modal

Kerjaberpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 2. Faktor keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan

usaha.

3. Faktor Lokasi usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan

usaha. 4. Faktor

Kemampuan/Skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

2. Marom, Shaike,

Robert N. Lussier (2014)

A Business Success Versus Failure Prediction Model For Small Business in Israel

Independen: capital, record keeping and financial control, planning, profesional advice, age of owner Dependen: chance of success The primary methodology of this study was survey research using the previously validated

1. Faktor Modal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 2. Faktor keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan

usaha.

3. Faktor perencanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan

usaha.


(60)

positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

5. Faktor umur pemilik berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

3. Indriyatni, Lies

(2013)

Analisis Faktor- Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro dan Kecil (Studi

Kasus Pada Usaha Kecil Di Semarang Barat) Independen: lokasi usaha, karakteristik bisnis. Dependen: strategi bisnis dan kinerja usaha Analisis Regresi Linear Berganda

1. Faktor Modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 2. Faktor

Kemampuan/Skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 3. Faktor Lokasi Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 4. Adi Saputra, Surahma Asti, Mulasari (2012)

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Pengepul Sampah di Kota Yogyakarta Independen: Motivasi kerja, Pengalaman Usaha, Tingkat Pendidikan Dependen: Keberhasilan Usaha Analisis Univariat , Analisis Bivariat

1. Faktor motivasi kerja berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pengepul sampah di Kota Yogyakarta.

2. Faktor pengalaman usaha berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pengepul sampah di Kota Yogyakarta.

3. Faktor tingkat

pendidikan berpengaruh terhadap

keberhasilan usaha pengepul sampah di Kota Yogyakarta


(61)

5. Yudha Rizki Abdillah

(2010)

Pengaruh Periklanan Dan Promosi Penjualan terhadap

Keputusan Pembelian Pada Mobil Toyota Avanza Studi Kasus Pada PT. Tunas Auto Graha Palembang Independen: Periklanan, Promosi Penjualan Dependen: Keputusan Pembelian Analisis Regresi Linier Berganda

1. Faktor Periklanan Berpengaruh Positif terhadap Keputusan Pembelian

2. Faktor Promosi Penjualan Berpengaruh Positif terhdap Keputusan Pembelian

6. Ranto Basuki

(2007) Analisis Hubungan Antara Motivasi, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha terhadap Kinerja Pengusaha pada Kawasan Industri Kecil di Daerah Pulogadung Independen: Motivasi, Pengetahuan Kewirausahaan, Kemandirian Usaha Dependen: Kinerja Pengusaha Analisis Regresi Linier Berganda 1.Faktor Motivasi Berpengaruh positif terhadap Kinerja Pengusaha 2.Faktor pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap kinerja pengusaha

3. Faktor kemandirian pengusaha berpengaruh positif terhadap kinerja pengusaha

7 Erika Boang

Manalu (2007) Pengaruh Pengetahuan Kewirausahan Dan Strategi Pemasaran Terhadap Keberhasilan Usaha Pakaian (Studi Kasus pada Usaha Pakaian di Jln. Ujung Sidikalang) Independen: Pengetahuan Kewirausahaan, Strategi Pemasaran Dependen: Keberhasilan Usaha Analisis Regresi Linier Berganda

1. Faktor Pengetahuan Kewirausahaan Berpengaruh Positif terhadap Keberhasilan Usaha

2. Faktor Strategi

Pemasaran Berpengaruh Positif terhadap

Keberhasilan Usaha

2.8. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variable yang diteliti. Hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telahdideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkansintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang


(62)

hubunganvariabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis Sugiyono (2010:60).

Menurut Suryana (2010:4) seorang wirausaha tidak akan berhasil apabilatidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan. Inti dari kewirausahaanadalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melaluipemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptamya peluang.Banyak orang,baik pengusaha maupun yang bukan pengusaha, meraih sukses karena memilikikemampuan kreatif dan inovatif.

Masyarakat Periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada

sebagian atau seluruh masyarakat (Kasali, 2007:11).Secara sederhana iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media.

Menurut Ranto (2007 : 20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baikmaka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besaryang dimulai dengan bergelimang fasilitas. Pada uraian diatas dapat disimpulkan variabel yang akan


(63)

diteliti antara lain Pengetahuan kewirahusahaan (X1) dan Periklanan (X2) sebagai variabel bebas, Keberhasilan Usaha (Y) sebagai variabel terikat.

Dengan adanya pengetahuan kewirausahaan dan periklanan pelaku usaha dapat menangani serta mengatur usaha agar lebih berkembang dengan menggunakan sarana iklan untuk memberikan informasi terkait usaha yang dijalankan agar usaha yang dijalani akan menuai keberhasilan. Keberhasilan usaha tidaklah dilihat dari seberapa banyak mendapat keuntungan , tetapi juga bisa dilihat dari pengetahuan wirausahanya terhadap usaha yang dijalan kan dan iklan yang dilakukan wirausahanya.

Sumber : Suryana (2010) , Kasali (2007), Ranto (2007) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.9. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis penelitian ini adalah:“Pengatuhan kewirausahaan dan Periklanan berpengaruh

Keberhasilan Usaha (Y)

Pengetahuan Kewirausahaan

(X1)

Periklanan (X2)


(64)

positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada UKM jajanan malam kawasan Setia Budi Medan.”


(65)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pemerintah Indonesia saat ini sedang meningkatkan kegiatan wirausaha untuk mewujudkan keinginan bangsa Indonesia menjadi negara maju. Berbagai cara terus dilakukan melalui pelatihan menjalankan Usaha Kecil Menengah (UKM) ataupun memberikan seminar tentang kewirausahaan melalui wirausaha yang sudah menjalankan kegiatan wirausaha. Kegiatan tersebut terus dilakukan agar menciptakan bibit-bibit muda berjiwa wirausaha yang nantinya bisa membuka lapangan pekerjaan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.

Usaha kecil menengah (UKM) sering disebut juga sebagai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan penting untuk suatu Negara atau daerah.Merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi.Kegiatan ekonomi kecil yang berpengaruh besar dalam industri rumahan dan kegiatan ekonomi yang memiliki peran besar dalam menyerap tenaga kerja yang besar, walaupun tidak sebesar perusahaan.Usaha Kecil Menengah (UKM) juga cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut permintaan pasar, hal ini dapat dilihat dari UKM sendiri cukup teridentifikasi dan memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan perdagangan.

Usaha pengembangan yang dilaksanakan belum terlihat hasil yang memuaskan.Kenyataannya kemajuan UKM masih sangat kecil dibandingkan dengan


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 Kewirausahaan ... 8

2.1.1 Pengertian Kewirausahan ... 8

2.2 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ... 9

2.2.1 Pengertian Usah Kecil Mikro Menengah ... 9

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ... 11

2.4 Pengetahuan Kewirausahan ... 13

2.3.1 Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan... 13

2.5 Periklanan ... 15

2.5.1 Pengertian Periklanan... 15

2.6 Keberhasilan Usaha ... 25

2.7 Penelitian Terdahulu ... 26

2.8 Kerangka Konseptual ... 29

2.9 Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Batasan Operasional ... 32

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 33

3.5 Skla Pengukuran Variabel ... 35

3.6 Populasi dan Sampel ... 35

3.6.1 Populasi ... 35

3.6.2 Sampel ... 36

3.7 Jenis Data ... 37

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.9 Validitas dan Realibilitas ... 38

3.9.1 Uji Validitas ... 38

3.9.2 Uji Reabilitas ... 39


(2)

vi

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 39

2.10.2 Metode Analisis Statistik ... 39

3.11 Uji Asumsi Klasik ... 39

3.11.1 Uji Normalitas ... 40

2.11.2 Uji Multikolinearitas ... 41

2.11.2 Uji Heteroskedostisitas ... 42

3.12 Uji Hipotesis ... 42

3.12.1 Uji Signifikan Simultan ( Uji-F) ... 42

2.12.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 43

2.12.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kawasan Kuliner Jalan Setia Budi Medan ... 44

4.2 Analisis Deskripstif ... 44

4.2.1 Karakteristik Responden ... 44

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha ... 44

4.2.1.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

4.2.1.3 Karateristik Responden Berdasarkan Lamanya Usaha ... 45

4.3 Deskriptif Variabel... 46

4.3.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pengetahuan kewirausahaan ... 46

4.3.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Periklanan ... 49

4.3.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keberhasilan Usaha ... 51

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 52

4.4.1 Uji Normalitas ... 53

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas ... 55

4.4.3 Uji Multikolinearitas ... 57

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda ... 58

4.6 Pengujian Hipotesis ... 60

4.6.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 60

4.6.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)... 61

4.6.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 62

4.7 Pembahasan... 63 4.7.1


(3)

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap

Keberhasilan Usaha ... 63 4.7.2 Pengaruh Periklanan Terhadap

Keberhasilan Usaha ... 65 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 69 5.2 Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN


(4)

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel2.1 Penelitian Terdahulu ... 26

Tabel3.1 Operasionalisasi Variabel ... 33

Tabel3.2 Instrumen Skala Likert ... 35

Tabel 4.1 Karateristik Responden Berdasarakan Jenis Usaha ... 42

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarakan Usia ... 44

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Usaha ... 44

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Perilaku Wirausaha ... 45

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Lingkungan Keluarga ... 49

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keberhasilan Usaha ... 51

Tabel 4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 55

Tabel 4.8 Hasil Uji Glesjer Heterokedastisitas ... 57

Tabel 4.9 Uji Nilai Tolerance dan VIF... 58

Tabel 4.10 Hasil Regresi Linier Berganda ... 59

Tabel 4.11 Hasil Uji F Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 61

Tabel 4.12 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 62


(5)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual...31


(6)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No.Gambar Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 72

2. Validitas dan Reliabilitas ... 74

3. Hasil Regresi Analisis Linier Berganda ... 78

4 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 79

5 Uji Normalitas ... 79

6 Uji Normalitas Pendekatan ... 80

7 Scatterplot ... 80

8 Uji Glesjer Heterokedastisitas ... 81

9 Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 81

10 Hasil Uji F Signifikansi Simultan (Uji_F) ... 82

11 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 82

12 Hasil Pengujian Koefisiensi ... 82

13 Distribusi Jawaban Pernyataan Responden Variabel Pengetahuan Kewirausahaan ... 83

14 Distribusi Jawaban Pernyataan Responden Variabel Periklanan ... 86

15 Distribusi Jawaban Pernyataan Responden Variabel Keberhasilan Usaha ... 89