Tujuan Asuransi dan Polis

asuransi, mengakibatkan asuransi itu batal. Kewajiban pemberitahuan itu berlaku juga apabila setelah diadakan asuransi terjadi pemberatan risiko atas objek asuransi. Kewajiban pemberitahuan Pasal 251 KUHD tidak bergantung pada itikad baik atau tidak dari tertanggung. Apabila tertanggung keliru memberitahukan, tanpa kesengajaan, juga mengakibatkan batalnya asuransi, kecuali jika tertanggung dan penanggung telah memperjanjikan lain. Biasanya perjanjian seperti ini dinyatakan dengan tegas dalam polis dengan klausula “sudah diketahui”. 24

B. Tujuan Asuransi dan Polis

1. Tujuan Asuransi Tujuan asuransi terdiri atas 4 empat yaitu berupa pengalihan risiko, pembayaran ganti kerugian, pembayaran santunan dan kesejahteraan anggota. 25 a. Pengalihan Risiko Tertanggung menyadari bahwa ada ancaman bahaya terhadap harta kekayaan miliknya dan terhadap jiwanya, dia akan menderita kerugian atau korban jiwa atau cacat raganya. Secara ekonomi, kerugian material atau korban jiwa atau cacat raga akan mempengaruhi perjalanan hidup seseorang atau ahli warisnya. Tertanggung sebagai anak pihak yang terancam bahaya merasa berat memikul beban resiko yang sewaktu-waktu dapat terjadi. 24 Ibid 25 Abdulkadir Muhammad, 1999 Hukum Asuransi Indonesia, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 1999, hal. 12 Universitas Sumatera Utara Untuk mengulangi atau menghilangkan beban resiko tersebut, pihak tertanggung berupaya mencari jalan kalau ada pihak lain yang bersedia mengambilalih beban resiko ancaman bahaya dan dia sanggup membayar kontra prestasi yang disebut premi. Dalam dunia bisnis, Perusahaan Asuransi selalu siap dalam menerima tawaran dari pihak tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar sejumlah premi kepada perusahaan asuransi penanggung, sejak itu pula risiko beralih kepada penanggung. Apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi tidak terjadi peristiwa yang merugikan, penanggung beruntung memiliki dan menikmati premi yang telah diterimanya dari tertanggung. Berbeda dengan asuransi kerugian, pada asuransi jiwa apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi tidak terjadi peristiwa kematian atau kecelakaan yang menimpa diri tertanggung maka tertanggung akan memperoleh pengembalian sejumlah uang dari penanggung sesuai dengan isi perjanjian asuransi. Dengan demikian premi yang dibayar oleh tertanggung itu seolah-olah sebagai tabungan pada penanggung. Timbulnya perbedaan dengan asuransi kerugian karena pembayaran premi pada asuransi jiwa dilakukan secara berkala biasanya secara bulanan. Dalam jangka waktu yang cukup lama premi yang disetor kepada penanggung dapat berfungsi sebagai modal usaha dengan mana tertanggung diberi hak untuk menikmati hasilnya setelah jangka waktu asuransi berakhir tanpa terjadi enevemen. Universitas Sumatera Utara b. Pembayaran Ganti Kerugian Dalam hal tidak terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian, maka tidak ada masalah terhadap risiko yang ditanggung oleh penanggung. Dalam praktiknya tidak senantiasa bahaya yang mengancam itu sungguh-sungguh terjadi. Ini merupakan kesempatan baik bagi penanggung mengumpulkan premi yang dibayar oleh beberapa tertanggung yang mengikatkan diri kepadanya. Jika pada suatu ketika sungguh-sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian risiko berubah menjadi kerugian, maka tertanggung yang bersangkutan akan dibayarkan ganti kerugian seimbang dengan jumlah asuransinya. Dalam praktiknya kerugian yang timbul itu bersifat sebagian partial loss, tidak semuanya berupa kerugian total total loss. Dengan demikian, tertanggung mengadakan asuransi bertujuan untuk memperoleh pembayaran ganti kerugian yang sungguh-sungguh dideritanya. Jika dibandingkan dengan jumlah premi yang diterima dari beberapa tertanggung, maka jumlah ganti kerugian yang dibayarkan kepada tertanggung, maka jumlah ganti kerugian itu tidaklah begitu besar jumlahnya. Kerugian yang diganti oleh penanggung itu hanya sebagian kecil dari jumlah premi yang diterima dari seluruh tertanggung. Dari sudut perhitungan ekonomi, keadaan ini merupakan faktor pendorong perkembangan Perusahaan Asuransi, di samping faktor tingginya pendapatan perkapita warga negara. Berbeda dengan asuransi kerugian, pada asuransi jiwa apabila dalam jangka waktu asuransi terjadi peristiwa kematian atau kecelakaan yang menimpa diri tertanggung, maka penanggung akan membayar jumlah asuransi yang telah disepakati bersama seperti tercantum dalam polis. Jumlah asuransi Universitas Sumatera Utara yang disepakati ini merupakan dasar perhitungan premi dan untuk memudahkan penanggung membayar sejumlah uang akibat terjadinya peristiwa kematian atau kecelakaan. Jadi pembayaran sejumlah uang itu bukan sebagai ganti kerugian, karena jiwa atau raga manusia bukan harta kekayaan, dan tidak dapat dinilai dengan uang. c. Pembayaran Santunan Asuransi kerugian dan asuransi jiwa diadakan berdasarkan perjanjian bebas sukarela antara penanggung dan tertanggung voluntary insurance. Tetapi undang-undang mengatur asuransi yang bersifat wajib compulsary insurance, artinya tertanggung terikat dengan penanggung karena perintah undang-undang, bukan karena perjanjian. Asuransi jenis ini disebut asuransi sosial social security insurance. Bertujuan melindungi masyarakat dari ancaman bahaya kecelakaan mengakibatkan kematian atau cacat tubuh. Dengan membayar sejumlah kontribusi semacam premi, tertanggung berhak memperoleh perlindungan dari ancaman bahaya. Tertanggung yang membayar kontribusi tersebut adalah mereka yang terikat pada suatu hubungan hukum tertentu yang ditetapkan undang-undang, misalnya hubungan kerja, penumpang angkutan umum. Apabila mereka mendapat musibah kecelakaan dalam pekerjaannya atau selama angkutan berlangsung, mereka atau ahli warisnya akan memperoleh pembayaran santunan dari penanggung BUMN, yang jumlahnya telah ditetapkan oleh undang-undang. Jadi, tujuan mengadakan asuransi sosial menurut pembentuk undang-undang adalah untuk melindungi kepentingan masyarakat, dan mereka terkena musibah diberi santunan sejumlah uang. Universitas Sumatera Utara d. Kesejahteraan Anggota Apabila berberapa orang berhimpun dalam suatu perkumpulan dan membayar kontribusi iuran kepada perkumpulan, maka perkumpulan itu berkedudukan sebagai penanggung sedangkan anggota perkumpulan berkedudukan sebagai tertanggung. Jika terjadi peristiwa yang mengakibatkan kerugian atau kematian bagi anggota tertanggung, perkumpulan akan membayar sejumlah uang kepada anggota tertanggung yang bersangkutan Wirjo Prodjodikoro menyebut asuransi seperti ini mirip dengan “perkumpulan koperasi”. Asuransi ini merupakan asuransi saling menanggung onderlinge verzekering atau asuransi usaha bersama mutual insurance yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan anggota. Menurut pendapat Mehr dan Cammack tujuan asuransi ini adalah suatu alat yang bertujuan untuk mengurangi resiko keuangan dengan cara pengumpulan unit unit exposure dalam jumlah yang memadai, untuk membuat agar individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang di ramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung. 26 Menurut pendapat Mark R.Green asuransi adalah suatu lembaga yang bertujuan untuk mengurangi resiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah objek yang cukup besar jumlahya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu. 26 Tujuan asuransi para ahli.http:id.shvoong.combusiness-management investingdefinisitujuan asuransi para ahli diakses pada tanggal 25 Juni 2012 Universitas Sumatera Utara Menurut C. Arthur William Jr. dan Richard M. Heins berpedapat bahwa asuransi itu bertujuan sebagai alat pengaman terhadap kerugian finansial yang dilakukan oleh seorang penanggung dan sebagai alat persetujuan dengan mana lebih dari dua atau lebih orang atau badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial. 27 2. Polis Asuransi Polis merupakan bukti telah lahirnya perjanjian Asuransi secara tertulis. Menurut 255 KUHD dimana perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis dan dalam bentuk akta yang memuat segala kesepakatan yang berkaitan dengan ketentuan yang sesuai dengan UU atau bersifat umum. Sebuah polis harus memuat ini perjanjian sebagian diatur dalam pasal 256 KUHD dan sebagai syarat syarat polis secara umum adalah sebagai berikut : a. Polis harus memuat kapankah asuransi dibuat sebagai contoh hari, tanggal, dan lain-lain gunanya menentukan sejak kapan perjanjian itu dimulai dan berlaku dan ini mengenai kapankah resiko itu beralih b. Polis harus membuat nama para pihak yang melakukan perjajian pertanggungan sebagai contoh siapa penanggung, siapa tertanggung, apakah dia bertanggung sendiri atau untuk kepada orang lain c. Dalam pasal 256 polis harus memuat mengenai uraian benda pertanggungan sebagai contoh tentang jenis bendanya, ukurannya, sifatnya, letaknya, jumlahnya. Gunanya : para pihak dalam pertanggungan tidak keliru, kalau ternyata para pihak tidak memberitahukan secara detail maka perjanjian batal demi hukum 27 Tujuan asuransi para ahli.http:id.shvoong.combusiness-management investingdefinisitujuan asuransi para ahli diakses pada tanggal 25 Juni 2012 Universitas Sumatera Utara d. Berapa jumlahnilai yang akan dipertanggungkan atau nilai ganti rugi yang akan dimintakan, jumlah pertanggungan dikaitkan dengan nilai benda dan minimal harus sama dengan nilai benda dengan jumlah pertanggungan atau jumlah maksimum diterima seseorang. e. Bahaya-bahaya yang akan dijadikan acuan dalam pertanggungan sebagai contoh banjir, bencana alam, kebakaran f. Polis harus memuat premi pertanggungan. Premi yaitu kontrak prestasiimbalan baik dari seorang tertanggung kepada penanggung premi biasanya dihitung berdasarkan persentase dari jumlah pertanggungan semakin besar premi maka peralihan resiko semakin besar. g. Polis harus memuat semua keadaan dan semua syarat syarat yang harus disepakati oleh para pihak. 28 Pada dasarnya yang dijual oleh perusahaan asuransi adalah janji-janji yang dicantumkan dalam suatu kontrak yang dikenal dengan sebutan polis. Kontrak asuransi merumuskan kapan perusahaan asuransi akan membayar yang ditanggung dan jumlahnya yang akan dibayarkan. Akan tetapi masalah pembuatan kontrak asuransi bukan hanya membuat konsep instrumen hukum. Penyusunan dokumen itu didahului oleh analisis yang intensif terhadap perekonomian pertimbangan-pertimbangan teknis untuk menentukan bukan saja apa jenis asuransi yang hendak dicantumkan, tetapi juga tarifnya serta pembatasan-pembatasannya. Secara teknis hal tersebut dikenal sebagai keputusan-keputusan underwriting proses seleksi untuk menetapkan jenis 28 Polis asuransi.http:unjlau.blogspot.com201103hukum-asuransi.html diakses pada tanggal 25 Juni 2012 Universitas Sumatera Utara penawaran resiko yang harus diterima, 29 yang mana keputusannya harus dibuat oleh spesialis-spesialis seperti insinyur, ahli statistik, dokter, ahli cuaca, dan ahli ekonomi. 30

C. Prinsip-prinsip dalam Perjanjian Asuransi