Hemolisin
Peranan hemolisisn ada infeksi oleh Escherichia coli tidak jelas tetapi strain hemolitik Escherichia coli ternyata lebih patogen daripada
strain yang nonhemolitik. Pelczar, 2006
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Organisme Faktor Kimia
1. Nutrien
Mikroba membutuhkan karbon yang didapat dari sejumlah reaksi biosintesis dan menghasilkan lebih dari kebutuhannya. Nitrogen
merupakan komponan utama protein dan asam nukleat. Sulfur merupakan komponen dari banyak substansi organik sel. Fosfor sebagai
komponan ATP, asam nukleat dan sejumlah koenzim komponen dinding sel, beberapa polisakarida kapsul dan beberapa protein. Jawetz, 2008
2. Aerasi
Berbagai organisme obligat aerob, secara khusus membutuhkan oksigen sebagai penerima hidrogen, beberapa fakultatif, mampu
bertahan hidup secara aerob atau anaerob. Hasil alami metabolisme aerob adalah senyawa-senyawa reaktif hidrogen peroksida dan
superoksida. Dengan adanya unsur besi, dua senyawa tersebut dapat membentuk radikal hidroksil yang dapat merusak setiap molekul
biologis. Jawetz, 2008
Faktor Fisik 1.
pH
Sebagian besar organism paling baik tumbuh pada pH 6,0-8,0, meskipun beberapa bentukasidofil mempunyai pH optimal 3,0 dan
yang lain alkalifil mempunyai pH optimal 10,5. Jawetz, 2008
2. Temperatur
Spesies mikroba yang berbeda sangat beragam kisaran temperatur optimalnya untuk tumbuh, berbentuk psycrophylic mikroba yang
menyukai suhu dingin tumbuh pada temperatur rendah 15-20ºC, bentuk mesophylic mikroba yang menyukai suhu sedang tumbuh terbaik pada
30-37ºC dan kebanyakan thermophylic mikroba yang menyukai suhu hangat tumbuh pada suhu 50-60ºC. kebanyakan organisme adalah
mesophylic, 30ºC adalah suhu optimal untuk berbagai bentuk yang hidup bebas, temperatur badan inang adalah optimal untuk tumbuh dengan
cepat. Jawetz, 2008 Selain berpengaruh pada laju pertumbuhan, temperatur yang
ekstrim dapat membunuh mikroorganisme. Panas yang ekstrim digunakan untuk sterilisasi, dingin yang ekstrim juga dapat membunuh
mikroba, meskipun tidak aman untuk sterilisasi. Bakteri juga menunjukkan fenomena yang disebut cold shock, pembunuhan sel-sel
dengan pendinginan cepat. Jawetz, 2008
Kekuatan Iotonik dan Tekanan Osmotik
Pada tingkatan yang lebih kecil, faktor-faktor seperti tekanan osmotik dan konsentrasi garam harus dapat dikontrol. Kebanyakan
organisme, sifat media yang umum sudah cukup memuaskan, tetapi faktor-faktor ini harus diperhitungkan. Organisme yang membutuhkan
konsentrasi garam tinggi disebut halofilik, yang membutuhkan tekanan osmotik tinggi disebut osmofilik. Jawetz, 2008
Kebanyakan bakteri mampu mentoleransi kisaran tekanan dan kekuatan ionik eksternal yang besar karena kemampuan bakteri tersebut
untuk mengatur osmolalitas dan konsentrasi ion internal. Osmolalitas diatur oleh transport aktif ion K
+
ke dalam sel. Kekuatan ionik internal dijaga tetap konstan oleh ekskresi kompensasi poliamin organik putresin
suatu poliamin organik bermuatan positif. Karena putresin membawa beberapa muatan positif per molekul, kekuatan ionik dapat sangat
menurun akibat pengaruh dari perubahan kekuatan osmotik yang kecil saja. Jawetz, 2008
2.1.5 Metode Difusi Kirby Baurer