21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan menggunakan design studi eksperimen. 3.2
TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium mikrobiologi FKUIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada bulan September hingga Oktober tahun 2010. 3.3
SAMPEL PENELITIAN
Sampel penelitian ini menggunakan bakteri Staphylococcus aureus dan
bakteri Escherichia coli yang diambil dari kultur murni. 3.4 KRITERIA PENELITIAN
3.4.1 Kriteria Inklusi
1. Media agar yang terdapat bakteri Staphylococcus aureus
2. Media agar yang terdapat bakteri Escherichia coli
3.4.2 Kriteria Eksklusi
1. Media agar yang tidak hanya terdapat bakteri Staphylococcus aureus
2. Media agar yang tidak hanya terdapat bakteri Escherichia coli
3.5. BAHAN PENELITIAN
Bahan- bahan yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah madu hutan sumbawa, suspensi bakteri Staphylococcus aureus, suspense bakteri
Escherichia coli, manitol salt agar MSA, Mc Conkey agar, Mueller Hinton Agar MHA, NaCl steril, Aquades .
3.6. ALAT PENELITIAN
Alat- alat yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah sarung tangan, tabung reaksi, cawan petri, ose steril, Autoclave, Inkubator , bekker
glass, cakram disk blank disk diameter 10 mm, parafilm, bunsen, swab steril,
korek api, sendok, jangka sorong, penggaris 3.7. Variabel dan Definisi Operasional
3.7.1 Variabel penelitian
a.
Variabel Bebas
Pemberian madu dengan konsentrasi 25, 50, 75, 100, Aquades steril
b.
Variabel Tergantung
Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus di MSA. Dan diukur dengan diameter zona hambatan yang terbentuk
dalam millimeter di MHA.
Pertumbuhan bakteri Escherichia coli di endo agar. Dan diukur dengan berbagai diameter zona hambatan yang
terbentuk dalam millimeter di MHA 1.
Variabel Perancu Terkendali Suhu inkubasi 37°C
Waktu inkubasi 24 jam Kepekatan bakteri
Waktu perendaman cakram ke dalam madu 3.7.2 Definisi Operasional Variabel
Tabel 2. Definisi operasional No.
Variabel Definisi Operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur Skala
Ukur
Terikat
1 Zona hambatan
Staphylococcus aureus
Daerah sekeliling kertas cakram
dimana tidak
ditemukannya pertumbuhan Staphylococcus aureus
Jangka sorong
Diameter zona
hambatan Rasio
Zona hambatan Escherichia coli
Daerah sekeliling kertas cakram
dimana tidak
ditemukannya pertumbuhan Escherichia coli
Jangka sorong
Diameter zona
hambatan Rasio
Bebas
2 Larutan madu
Madu yang
sudah dilarutkan
dengan air
dengan konsentrasi yang sudah ditentukan
Gelas ukur
Jumlah larutan
sesuai konsentrasi
pada setiap tabung
Rasio
3.8. CARA KERJA 3.8.1.
Cara penelitian
Pembuatan suspensi biakan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli
Pengambilan masing-masing bakteri tersebut dengan menggunakan ose, lalu masing-masing bakteri tersebut diambil sebanyak satu sengkelit kemudian
disebarkan dalam media agar masing-masing, Staphylococcus aureus pada MSA Manitol Salt Agar dan Escherichia coli pada Mc Conkey agar. Lalu bakteri
tersebut dibiakan dan di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C. Staphylococcus Aureus
Ambil NaCl steril dimasukan ke dalam gelas ukur lalu ambil masing- masing koloni bakteri disimpan di masing masing gelas ukur yg sdh
tersedia NaCl steril lalu dibandingkan kepekatannya dgn Mc farlan Pembuatan larutan madu
dengan konsentrasi 25, 50, 75, 100 dan
aquades sebagai kontrol
Masukan cakram steril kedalam setiap
konsentrasi larutan madu dan Aquades
Letakan ke dalam MHA
Inkubasi 24 jam dengan suhu 37°c
Lakukan pengamatan
Escherichia coli
Di biakan di Mc Conkey Agar
Di biakan di MSA
Lihat zona hambatan
Pembuatan konsentrasi larutan madu a.
Larutan madu dengan konsentrasi 25, 50, 75 dan 100
Madu 25 ml dilarutkan dengan aquades sebanyak 75 ml, madu 50 ml dilarutkan dengan aquades 50 ml, madu 75 ml dilarutkan dengan
aquades 25 ml dan madu 100 tidak perlu dilarutkan dengan aquades. Lalu semua larutan madu dengan berbagai konsentrasi tersebut dibuat di
dalam bekker glass steril setelah itu bekker glass steril tersebut ditutup dengan alumunium foil agar tetap steril dan tidak terkontaminasi oleh
mikroorganisme lainnya.
b. Aquades steril
Ambil sedikit aquades steril lalu dipindahkan di bekker glass steril. Setelah itu bekker glass steril tersebut ditutup dengan alumuniumfoil agar
tetap steril dan tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme lainnya..
Uji pengaruh madu terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
a. Larutan madu dengan konsentrasi 25
Ambil cakram kosong steril dan masukan kedalam larutan madu 25, 50, 75 dan 100 yang masing- masing sudah dilarutkan, tunggu
sekitar 20 menit agar lebih menyerap ke dalam cakram tersebut. Lalu masing- masing MHA dioleskan bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli yang dimasukan kedalam larutan NaCl steril menurut standarisasi 0.5 Mc Farland dengan menggunakan swab steril. Tunggu 15
menit lalu ambil cakram yang sudah dimasukan kedalam larutan madu tersebut kemudian pindahkan kedalam MHA yang sudah dioleskan
masing- masing bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan menggunakan pinset steril dibakar terlebih dahulu di atas api
bunsen. Lalu masukan kedalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37ºc.
b.
Larutan Aquades Steril
Ambil cakram kosong steril dan masukan kedalam larutan aquades steril tunggu sekitar 20 menit agar lebih menyerap ke dalam cakram
tersebut. Lalu MHA dioleskan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang sudah dilarutkan dengan menggunakan NaCl steril
menurut standarisasi 0.5 Mc Farland dengan menggunakan swab steril. Tunggu sampai 15 menit lalu ambil cakram yang sudah dimasukan
kedalam larutan madu tersebut kemudian pindahkan kedalam MHA yang sudah dioleskan masing-masing bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli dengan menggunakan pinset steril dibakar terlebih dahulu di atas api bunsen. Perlakuan selalu dipanaskan terlebih dahulu
diatas api. Lalu dimasukan kedalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37ºc.
27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan uji aktivitas antibakteri, dalam hal ini madu sumbawa terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penelitian ini
dilakukan metode difusi menggunakan media MHA. Setelah Staphylococcus aureus diinokulasikan pada agar MHA, setiap satu agar diberikan tiga cakram,
kontrol negative, dan 2 cakram yang sudah dimasukkan ke dalam larutan bawang putih dengan kadar yang telah ditentukan. Setelah diinkubasi pada suhu 37°C
selama 24 jam. Aktivitas antibakteri tersebut nampak dengan terbentuknya zona hambatan yang diukur dengan menggunukan jangka sorong atau penggaris pada
kertas cakram yang dapat dilihat pada tabel 1.
1. Aktivitas Madu Sebagai Antibakteri Terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus
Tabel 1. Hasil pengukuran diameter zona hambatan yang ditimbulkan oleh madu sumbawa terhadap Staphylococcus aureus
Zona hambatan madu sumbawa dalam milimeter Percobaan
Kontrol Madu 25
Madu 50 Madu 75
Madu 100 1
0 mm 8 mm
9 mm 10 mm
11 mm 2
0 mm 8 mm
9 mm 10 mm
11 mm Total
0 mm 16 mm
18 mm 20 mm
22 mm Mean
8 mm 9 mm
10 mm 11 mm