Latar Belakang Etika bisnis masyarakat muslim dalam berdagang: studi pengawasan aktivitas ekonomi di lingkungan lembaga pendidikan Pesantren Asshiddiqiyah Pusat

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah SWT telah menetapkan aturan-aturan dalam menjalankan kehidupan ekonomi. Allah SWT telah menetapkan batas-batas tertentu terhadap perilaku manusia sehingga menguntungkan satu individu tanpa mengorbankan hak-hak individu lainnya. Demikian pula dalam Islam hal yang perlu diperhatikan adalah etika dalam bermuamalah, Islam sangat memperhatikan perilaku bisnis, bahkan sejak dahulu Rasulullah SAW telah menganjurkan cara bermuamalah yang didalamnya mencakup tentang perdagangan dengan cara yang bersih dari tipu daya dan mengajarkan kita untuk berbuat jujur serta menjunjung tinggi nilai keadilan. Ketika masyarakatnya berkembang, terstruktur menjadi sebuah organisasi, menjadi sebuah negara, maka muncul lembaga khusus yang mengawasi. Di Periode Umar Ibn Al Khatab, beliau selaku kepala Negara, sangat teliti dan hati-hati mengenai pelaksanan ketentuan tersebut. Beliau seringkali berkeliling ke pasar-pasar. Bahkan kadang-kadang beliau memberikan teguran keras kepada para pedagang yang melanggar aturan perdagangan dengan kata- kata: “Yang boleh berdagang di pasar ini hanya mereka yang memahami aturan- aturan Barang siapa mengambil keuntungan yang tidak pantas, baik secara sadar atau tidak akan dikenakan denda” 1 Belakangan ini, di Kementrian perdagangan kita pun juga ada yang dinamakan Dewan Pengawas Pasar, mereka mengawasi terutama mengontrol ukuran dan takaran. Apabila seseorang membeli minyak bahan bakar, ada lembaga yang mengawasi alat meteran untuk mengisi leteran itu yang dinamakan “diteran”. Dimana Dewan Pengawas Pasar ini mengontrol, melakukan pengecekan, dan inilah fungsi Dewan Pengawas Pasar. Kegiatan perdagangan yang dilakukan secara adil dan jujur akan menjadikan pedagang yang baik tidak ada persaingan yang tidak sehat di dalamnya yang dapat mengakibatkan meningkatnya harga barang-barang secara zalim yang sangat dilarang oleh Islam. Islam sangat melarang penipuan, untuk itu Islam sangat menuntut melakukan perdagangan yang Islami dilakukan secara jujur dan amanah. Di dalam praktik perdagangan tersebut, dilarang melakukan praktik yang mengandung unsur penipuan, riba, judi ketidakpastian, serta pengambilan untung yang berlebihan. Perdagangan yang dilakukan tidak hanya di pasar, melainkan di sebuah Pesantren atau Sekolah, dimana di dalamnya terdapat transaksi jual beli yang 1 Irfan Mahmud Ra’na, Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar Ibn Al-Khatab, cet.II, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1977, h. 58-59. dilakukan para santri dan para pedagang di kantin. Biasanya, di kantin tersebut menjual berbagai macam makanan dan minuman. Seperti yang dijelaskan di atas, pada zaman Rasulullah SAW dan periode Umar, beliau melakukan pengontrolan terhadap perilaku bisnis. Bagaimana yang dilakukan oleh Dewan SekolahLembaga Pendidikan melakukan pengontrolan terhadap para pedagang yang berada di lingkungan sekolah dan terhadap para santri. Dengan demikian, penelitian ini sangat penting untuk dikaji, untuk mengetahui etika bisnis para pedagang di kantin sekolah. Hasil penelitian ini sangat berguna bagi para akademisi Ekonom Islam agar dapat dipelajari dan ditinjau kembali untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam perdagangan. Penulis tertarik memilih tema ini karena ingin mengetahui apakah Dewan Sekolah Lembaga Pendidikan melakukan pengontrolan perilaku bisnis, seperti apa yang dilakukan pada zaman Nabi dan Periode Umar.

B. Identifikasi Masalah