Subjek-Objek Penelitian Metode Penelitian

40 berkaitan dengan aktivitas ekonomi para pedagang di lingkungan pesantren Asshiddiqiyah Pusat. 2 Pengumpulan data dengan cara wawancara interview, Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pihak responden yang mampu memberikan informasi yang berguna bagi penelitian ini, selanjutnya jawaban responden dicatat atau direkam. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada Pihak Pesantren yaitu Lurah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat dan para pedagang di lingkungan pesantren yang mampu memberikan informasi guna menunjang penulisan penelitian ini. Selain itu, peneliti juga melakukan penyebaran kuesioner kepada para pedagang dan para santri sebagai konsumen yang dipilih secara random, guna untuk memperkuat hasil penelitian dari observasi dan wawancara.

4. Subjek-Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pesantren Asshiddiqiyah Pusat yang beralamat di Jalan Panjang, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. a. Sejarah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pondok pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada bulan Rabi‟ul Awal 1406 H 1 Juli 1985 M. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah pertama kali didirikan oleh Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar SQ. Putra salah satu Kyai besar Jawa Timur yang berasal dari Banyuwangi, yaitu KH. 41 Iskandar. Di atas tanah yang diwaqafkan oleh H. Abdul Ghono Dja‟ani Haji Oon, putra dari KH. Abdul Shiddiq di kawasan kelurahan Kedoya Selatan, Kebon Jeruk yang saat itu dipenuhi rawa dan sawah. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah diasuh oleh Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka sepuluh cabang yang tersebar di beberapa daerah, yaitu: Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II, Batuceper Tangerang Banten. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah III, Cilamaya Karawang Barat. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah IV Serpong Tanggerang Banten. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah V Cijeruk Bogor Jawa Barat. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VI, Sukabumi Jawa Barat. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VII, Way Kanan Lampung. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah VIII, Musi Banyuasin, Palembang Sumatera Selatan. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah IX, Putra Buyut Lamung Tengah, dan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah X di Cianjur Jawa Barat. b. Tujuan Dasar Berdirinya Pondok Pesantren Selain memiliki kerangka umum pendidikan formal di satu sisi dan kerangka khusus kurikulum kepesantrenan di sisi lain, sesuai dengan trilogi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang menjadi tujuan dasar berdiri, yaitu: 42 1 Menguasai Ilmu pengetahuan dan Teknologi, serta membangun Iman dan Taqwa secara lebih mendalam. 2 Berakhlakul karimah, sebagai dasar dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air. 3 Menguasai bahasa asing, dalam hal ini yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris seiring perkembangan zaman dengan tanpa meninggalkan soko guru daripada dasar kependidikan Islam. c. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Kedoya Kebon Jeruk ini adalah Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang pertama kali berdiri dan menjadi pelopor berdirinya beberapa cabang Pondok Pesantren Asshiddiqiyah di beberapa tempat lainnya. Jumlah santri SMP Islam dan Madrasah Aliyah Manba‟ul Ulum, yaitu 625. Jumlah Santri Ma‟had Aitam Saa‟idusshiddiqiyah, yaitu 90. Jumlah Mahasantri Ma‟had „Aly, yaitu 80 orang. Disini terdapat Asrama, yang terdiri dari Asrama Putra 38 Kamar, Asrama Putri 28 Kamar. Disini juga terdapat 30 kelas untuk putra dan putri. Disini juga menjadi tempat kediaman pengasuh pondok Pesantren Asshiddiqiyah Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ, beserta istri Ibu Nyai Hj. Noerjazilah, BA, dan kelima anaknya. Unit kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat: 43 1 SMP Islam Manba‟ul Ulum Asshiddiqiyah. 2 Madarasah Aliyah Manba‟ul Ulum Asshiddiqiyah. 3 Ma‟had Aitam Saa‟idusshiddiqiyah Tahfidzul Qur‟an. 4 Ma‟had „Aly Saa‟idusshiddiqiyah Sekolah Tinggi Agama Islam, setara Strata 1. d. Struktur Organisasi Di Pesantren Asshiddiqiyah Pusat ini memiliki struktur organisasi yang pada tingkat paling atas yaitu Pengasuh Mudhirul- „Aam. Pengasuh yang membawahi Sekretaris, Bendahara, Pengasuh Lokal Setiap Pesantren Khadimul Ma‟had dan Asisten Pengasuh Bidang Pendidikan dan Pengajaran. Sekretaris membawahi Kesekretariatan dan Bendahara membawahi Bagian Keuangan. Pengasuh Lokal Setiap Pesantren Khadimul Ma‟had membawahi Lurah pondok, Kepala Bagian Rumah Tangga, Kepala Bagian Ekstrakulikuler, Pembina Ospa, Kepala Bagian Humas, Koord. Majlis Ta‟lim Koordinasi, Kepala Bag. Kemanan, Kepala Bagian Ta‟mir Masjid, Kepala SMP, Kepala Madrasah Diniyah, Kepala Ma‟had Aitam dan Kepala Ma‟Had Aly. Kepala Madrasah yang membawahi Kepala Bagian Al- Qur‟an, Kepala Bagian Kitab Salaf, dan Kepala Bagian Bahasa. struktur organisasi terlampir. 44 e. Sarana dan Prasarana 1 Kantor Ma‟hadul Aitam 2 Kantor Ekstrakulikuler 3 Kantor Perizinan 4 Kantor PSB Penerimaan Santri Baru 5 Kantor Madrasah Diniyah 6 Ruang Guru Madrasah Diniyah 7 Perpustakaan Madrasah Diniyah 8 Kantor OSPA dan Pembinaan OSPA 9 Kantor Ta‟mir Masjid 10 Kantor Keuangan Putra 11 Lab. Bahasa 12 Lab. Ipa 13 Lab. Komputer SMP 14 Aula 15 Ruang Audiovisual SMP 16 Ruang Penginapan Tamu 17 Ruang Tamu dan Kantor OSPA Putri 18 Lab. Komputer Aliyah 19 Perpustakaan 20 Kantor Madrasah Aliyah 21 Ruang Guru MA 45 22 Kantor SMP 23 Ruang Guru SMP 24 Kantor Maha Santri Ma‟had Aly 25 Perpustakaan Ma‟had Aly 26 Aula Serbaguna 27 Aula Pendopo 28 Kantor Sekretariat 29 Kantor Lurah 30 Ruang Radio 31 Sanggar Pramuka 32 Kantor Dewan Pimpinan 33 Ruang Bidang Rapat Subjek penelitian ini adalah Pihak Pesantren yaitu Lurah Pondok, para pedagang, dan para santri yang dipilih secara random.

5. Teknik Analisis Data