Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk kepentingan pihak – pihak terkait dalam pengembangan pembangunan dan pelestarian
di kawasan muara sungai belawan.
1.4 Pembatasan Masalah
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, permasalahan yang akan dibahas dibatasi ruang lingkupnya agar tidak terlalu luas, permasalahan yang akan dibahas hanya sebatas
karakteristik fisik Muara Sungai Belawan yang akan dimodelkan dengan bantuan program Microsoft Office Excel, sehingga dapat diketahui perubahan fisik muara yang
terjadi tiap titik lokasi sepanjang muara sungai, cakupan yang akan dibahas dari karakteristik fisik estari adalah :
1.4.1 Batimetri Modeling Bathymetri
Bathimetri adalah pengukuran lebar W, kedalaman D dan jarak L. Peralatan yang digunakan untuk mengukur jarak dan lebar menggunakan Global Positioning
System GPS. Sedangkan peralatan yang digunakan untuk mengukur kedalaman adalah Fishfinder 240 blue.
1.4.2 Pasang Surut Tide
Pasang surut adalah perubahan elevasi muka air laut akibat adanya gaya tarik benda-benda dilangit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi.
Perubahan elevasi muka air laut tersebut berlangsung secara periodik Teknik Pantai, 1999. Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Secara umum pasang surut
di berbagai daerah dapat dibedakan menjadi empat tipe yaitu pasang surut harian ganda semidiurnal tide, pasang surut harian tunggal diurnal tide, pasang surut campuran
condong ke harian ganda mixed semidiurnal tide, dan pasang surut campuran condong ke harian tunggal mixed diurnal tide.
Universitas Sumatera Utara
1.4.3 Arus Pasut Tide Current
Arus adalah pergerakan air secara horizontal yang disebabkan adanya perubahan ketinggian permukaan laut. Arus lautan global merupakan pergerakan masa air yang
sangat besar dan arus ini yang mempengaruhi arah aliran air lautan dan terkait antara satu lautan dengan lautan lain di seluruh dunia. Adanya arus lautan ini disebabkan oleh
perputaran bumi. Pada umumnya arus terjadi sepanjang pantai disebabkan oleh perbedaan muka
air pasang dan surut tiap jam di sepanjang estuari yang dipengaruhi volume dari arah hulu sungai upstream menuju hilir sungai downstream, sehingga perilaku arus
dipengaruhi pola pasang surut. Kecepatan arus yang aman untuk kapal berlabuh disyaratkan berkecepatan maksimal 2 knot atau 1 mdt.
1.4.4 Suhu dan kadar garam Temperature and Salinity
Suhu air di daerah estuaria biasanya memperlihatkan fluktuasi annual dan diurnal yang lebih besar daripada laut, terutama apabila estuaria tersebut dangkal dan air
yang datang pada saat pasang-naik ke perairan estuaria tersebut kontak dengan daerah yang substratnya terekspos Kinne, 1964.
Suhu dan salinitas merupakan parameter-parameter fisika yang penting untuk kehidupan organisme di perairan laut dan payau. Parameter ini sangat spesifik di
perairan estuaria. Kenaikan suhu di atas kisaran toleransi organism dapat meningkatkan laju metabolisme, seperti pertumbuhan, reproduksi dan aktifitas organisme. Kenaikan
laju metabolisme dan aktifitas ini berbeda untuk spesies, proses dan level atau kisaran suhu.
Kadar garam dalam sistem estuari berbeda-beda sepanjang siklus pasang surut, umumnya bertambah pada air tinggi dan berkurang pada air rendah. Pendekatan ini
Universitas Sumatera Utara
sudah digunakan oleh West dan Williams 1975. dalam Tay Estuary di Skotlandia. Kadar garam air laut biasanya diasumsikan dengan 35 ‰ yang masuk menuju sungai
yang berbatasan dengan laut akibat pasang yang terjadi dilaut dan dipengaruhi dari debit sungai, sehingga terjadinya campuran antara air tawar sungai dan air asin laut.
Intrusi air asin yang masuk ke sungai tergantung pada tingginya pasang yang masuk ke sungai.
1.4.5 Zat Padat Tersuspensi Total Suspended Solid