rata antara 10 – 30 meter. Memiliki fluktuasi debit minimum sebesar 8,59 m³detik pada musim kemarau dan pada musim penghujan debit maksimum sebesar 15 m³detik.
3.7 DAS Belawan
Muara Sungai Belawan berada pada DAS Belawan dengan luasan 417,63 km2
dan mempunyai 35 anak sungai seperti yang terdapat pada Tabel 3.13. Tabel 3.13 Anak-Anak Sungai DAS Belawan
Luas daerah tangkapan hujan Catchment Area DAS BeLawan ini mencapai 417,63 km
2
. Berdasarkan kondisi topografi pada wilayah DAS Betawan maka dapat diketahui karakteristik kelerengan pada lahan-lahan DAS BeLawan, yaitu antara : 0 hingga 13
dengan rata rata keterengan Lahan adalah 1 . Sebaran kelerengan Lahan DAS
Betawan secara detail dapat dilihat pada Gambar 3.10. Kemiringan lereng 0 - 8
datar memiliki luas 324,98 km
2
dan kemiringan lereng 8 - 15 landai memiliki luas 92,65 km
2
.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.10 Sebaran Kelerengan Lahan DAS Belawan
Universitas Sumatera Utara
3.8 Pengerukan
Sungai Belawan membawa sedimen dalam jumlah yang banyak yang terendapkan disepanjang pantai dan muara. Alur masuk pelabuhan Belawan dan Kolam
Citra mempunyai kadar sedimentasi yang tinggi, sehingga diperlukan pemeliharaan yang berupa pengerukan berkala sebanyak 2 kali setahun untuk alur pelayaran dan 1 kali
setahun untuk kolam pelabuhan. Pengerukan selalu diawali dengan survey bathimetri dengan cara sounding alur dan kolam pelabuhan yang disebut dengan istilah predredging,
untuk mengetahui volume sedimen yang akan dikeruk. Setelah pengerukan juga dilakukan sounding sebagai prosedur pemeriksaan yang disebut dengan istilah final
sounding. Data rekapitulasi volume hasil pengerukan alur dan kolam pelabuhan untuk periode
terdahulu, tahun 1979 – 1990 disajikan dalam tabel 3.14.
Volume sedimen di kolam pelabuhan polanya sejalan dengan peningkatan sedimentasi pada alur., akan tetapi setelah tahun 1984 volume sedimentasi relatif
fluktuatif, terutama terjadi peningkatan volume keruk pada tahun 1986 yang mungkin diakibatkan karena pemeliharaan akibat sedimentasi pada tahun 1985 yang kurang
memenuhi persyaratan draft kapal atau perluasan kolam pelabuhan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.14 Volume Pengerukan Alur Pelayaran dan Kolam Pelabuhan Priode Tahun 1979 – 1990
Alur Pelayaran Pelabuhan Belawan Kolam Pelabuhan
No. Tahun
Volume Keruk m
3
Kedalaman M LWS
No. Tahun
Volume Keruk m
3
Kedalaman M LWS
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
79 80
81 82
83 84
85 86
87 88
89 90
3.360.445,0 3.510.000,0
3.600.000,0 3.700.000,0
3.515.000,0 3.100.000,0
2.576.585,0 1.657.573,0
1.600.000,0 1.500.000,0
2.100.000,0 2.500.000,0
-9,0 -9,0
-9,0 -9,0
-10,0 -10,0
-10,0 -9,5
-9,5 -9,5
-9,5 -9,5
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
79 80
81 82
83 84
85 86
87 88
89 90
178.000,0 250.060,0
449.815,0 292.800,0
582.775,0 176.500,0
56.004,0 237.014,0
85.714,0 185.000,0
190.000,0 178.000,0
-7 sd -9 -7 sd -9
-7 sd -9 -7 sd -9
-7 sd -9 -7 sd -9
-7 sd -9 -7 sd -11
-7 sd -11 -7 sd -11
-7 sd -11 -7 sd -11
Total volume telah dikeruk
32.719.603,0 2.861.682,0
Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia Pelindo Belawan Untuk periode terdahulu 1979 – 1990 terlihat bahwa volume pengerukan untuk
alur pelayaran relatif besar sampai dengan tahun 1984, hal ini dapat dipahami karena pada periode ini merupakan tahap pengembangan Pelabuhan Belawan. Pada periode ini
terdapat butiran-butiran sedimen dalam jumlah besar yang dihasilkan dari konstruksi fisik pelabuhan yang terutama berupa reklamasi Terminal Peti Kemas, Gabion. Setelah
reklamasi selesai, volume sedimentasi relatif berkurang, akan tetapi semakin meningkat
Universitas Sumatera Utara
seiring asumsi dengan perubahan tata guna lahan di sekitar hulu Pelabuhan Belawan dan perairan sekitarnya.
Potongan melintang as saluran predredging dan final sounding tahun 1992 – 1996 untuk
alur pelayaran disajikan dalam Gambar 3.11
Data rekapitulasi volume hasil pengerukan alur dan kolam pelabuhan periode untuk
tahun 1997 – 2002 disajikan dalam Tabel 3.15 .
Tabel 3.15 Volume pengerukan alur dan kolam pelabuhan periode tahun 1997-2002
ALUR PELAYARAN BELAWAN KOLAM PELABUHAN
No
TAHU N
VOLUME KERUK M
3
No
TAHUN
VOLUME KERUK M
3
1 2
3 4
5 6
1997 1998
1999 2000
2001 2002
1,800,000.0 1,681,102.0
800,000.0 780,332.0
818,915.0 1,224,802.0
1 2
3 4
5 6
1997 1998
1999 2000
2001 2002
187,113.0 347,151.0
203,426.0 249,296.0
238,493.0 209,850.0
Total volume yang telah
dikeruk
7,105,151.0 1,435,329.0
Untuk periode terbaru 1997 – 2002 terlihat bahwa volume pengerukan di alur pelayaran relatif sama dengan periode akhir tahun 1979-1990. Terlihat bahwa telah
terjadi penurunan jumlah sedimentasi selama 3 tahun dari tahun 1999 – 2001, dan meningkat lagi pada tahun terakhir masa ini. Pada periode ini volume sedimen di kolam
pelabuhan relatif stabil.
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 3.11 dapat dilihat, jika kedalaman alur pelayaran yang diperlukan sebesar
–10 mLWS terlihat bahwa pada beberapa bagian alur relatif memerlukan pengerukan yang cukup dalam, sd ≈ 2 meter.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : PT. Pelindo I Cabang Belawan
Gambar 3.11 Profil Memanjang As Alur Pelayaran Pelabuhan Belawan berdasarkan Pre Dredge Sounding Tahun 1993 -1996, dan final
Sounding Tahun 1993 – 1996 dalam meter; sumbu y adalah kedalaman dari LWS, sumbu x adalah alur dari station 0.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA PEMODELAN FISIK MUARA SUNGAI BELAWAN
4.1 Gambaran Umum Pemodelan Fisik Muara Sungai
Pemodelan fisik Muara Sungai ini dilakukan pada muara Sungai Belawan untuk melihat kondisi muara sungai yang terjadi tiap jam akibat pasang surut yang
mempengaruhi muara tersebut dengan melakukan pengumpulan data – data lapangan seperti berikut ini :
• Koordinat titik sampel pemodelan yang dilakukan tiap jarak 2 km dari mulut
estuari hingga sungai sampai kondisi badan air tidak terpengaruh parameter salinitas menggunakan GPS Global Positioning System yang berjarak 18 km
dari mulut estuari. •
Data kedalaman estuari •
Data lebar estuari •
Data parameter suhu pada badan air laut dan sungai •
Data parameter salinitas pada badan air mulut estuari •
Data zat padat tersuspensi yang terkandung pada badan air estuari Data – data yang diperoleh dari lapangan akan dilakukan pemodelan
menggunakan persamaan yang telah digunakan para pakar sebelumnya pada estuari – estuari yang ada di dunia, sehingga akan terlihat kondisi fisik muara Sungai Belawan.
Kondisi fisik estuari yang akan dimodelkan adalah sebagai berikut : a.
Model Kedalaman, Lebar Estuari dan Luas Penampang Estuari Modeling Bathymetri
b. Model Pasang Surut Estuari Modeling Tides Estuary
Universitas Sumatera Utara