Kanker Payudara TINJAUAN PUSTAKA

f. Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. 2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo 2003 dan Widianti 2007, pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : a. Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. b. Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah. c. Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-menurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negative, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. d. Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, Koran, televise, buku, dan lain-lain. e. Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik. f. Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.2. Kanker Payudara

2.2.1 Anatomi Payudara Payudara merupakan kelenjar aksesoris kulit yang terletak pada iga dua sampai iga enam, dari pinggir lateral sternum sampai linea aksilaris media. Kelenjar ini dimiliki oleh pria dan wanita. Namun, pada masa pubertas, payudara Universitas Sumatera Utara wanita lambat laun akan membesar hingga membentuk setengah lingkaran, sedangkan pada pria tidak. Pembesaran ini terutama terjadi akibat penimbunan lemak dan dipengaruhi oleh hormon-hormon ovarium Snell, 2006. Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus dari jaringan kelenjar. Jumlah lobus tidak berhubungan dengan ukuran payudara. Setiap lobus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli atau acini. Kelenjar ini bersama- sama membentuk sejumlah gumpalan, mirip buah anggur yang merambat. Alveoli alveolus dan acinus singular menghasilkan susu dan substansi lainnya selama masa menyusui Snell, 2006. Gambar 1 Anatomi Payudara Menurut Audrey et al, 2009, untuk mempermudah menyatakan letak suatu kelainan, payudara dibagi menjadi lima region, yaitu: a. Kuadran atas bagian medial inner upper quadrant b. Kuadran atas bagian lateral outer upper quadrant c. Kuadran bawah bagian medial inner lower quadrant d. Kuadran bawah bagian lateral outer lower quadrant e. Regio puting susu nipple Universitas Sumatera Utara 2.2.2 Definisi Kanker Payudara Kanker payudara adalah massa ganas yang berasal dari pembelahan diluar kendali sel-sel yang ada di jaringan payudara. Kanker payudara dapat berasal dari jaringan payudara itu sendiri atau dari jaringan lain yang merupakan hasil metastase dari kanker lain Azamris, 2006. 2.2.3 Etiologi dan Faktor Resiko Etiologi yang jelas tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara. Beberapa faktor resiko tersebut adalah Azamris, 2006: a. Usia. Sekitar 60 kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun. b. Pernah menderita kanker payudara. Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0.5-1 tahun. c. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara. Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. d. Faktor genetik dan hormonal. Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang mwanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita kanker payudara sangat besar. Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya kanker payudara adalah p53, BARD1, BRCA3 dan Noey2. Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan. Faktor hormonal juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel. Universitas Sumatera Utara Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker. e. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker. Resiko menderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita yang pernah menderita penyakit payudara non-kanker yang menyebabkan bertambahnya jumlah saluarn air susu dan terjadinya kelainan struktur jaringan payudara hiperplasia atipik. f. Menarke menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil. Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Resiko menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang mengalami menarke sebelum usia 12 tahun. Demikian pula halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker payudara g. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen. Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, yang tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil dihentikan. Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun tampaknya juga sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan resikonya meningkat jika pemakaiannya lebih lama. h. Obesitas pasca menopause. Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan. Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang obes. i. Pemakaian alkohol. Universitas Sumatera Utara Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas hari bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. j. Bahan kimia. Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. k. DES dietilstilbestrol. Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki resiko tinggi menderita kanker payudara. l. Penyinaran. Pemaparan terhadap penyinaran terutama penyinaran pada dada, pada masa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. m. Faktor resiko lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim, ovarium dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. 2.2.4 Gejala Keluhan pasien kanker payudara berbeda-beda sesuai dengan stadiumnya. Umumnya, pasien karsinoma in situ, T1, dan T2 datang dengan keluhan adanya benjolan pada payudara tanpa disertai nyeri atau hasil pemeriksaan skrining mamografi yang abnormal. Pada stadium lanjut, perubahan-perubahan pada payudara akan ditemui, seperti: perubahan pada permukaan kulit payudara, keluarnya cairan yang abnormal dari puting susu, serta perubahan pada bentuk dan ukuran payudara. Selain itu, dapat pula ditemui pembesaran kelenjar limfe dan tanda-tanda metastase pada jaringan lain Hoskins et al, 2005. 2.2.5 Diagnosis Sebagai langkah pendeteksian dini, para wanita disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri SADARI di rumah atau pemeriksaan payudara oleh tenaga kesehatan secara rutin. Pada pemeriksaan ini, dapat Universitas Sumatera Utara ditemuka n adanya benjolan pada payudara, baik disertai nyeri ataupun tanpa nyeri. Berdasarkan lokasinya, kanker payudara sering ditemukan pada Hoskins et al, 2005: a. Kuadran atas bagian lateral : 50 b. Regio sentral 1cm dari areola mamma : 17 c. Kuadran atas bagian medial : 15 d. Kuadran bawah bagian lateral : 10 e. Kuadran bawah bagian medial : 8 Selain pemeriksaan fisik, mamografi USG payudara juga dapat dilakukan, terutama pada wanita lanjut usia dan wanita yang beresiko tinggi. Bahkan, sekarang ini dapat pula dilakukan pemeriksaan MRI payudara. Pemeriksaan ini terutama dianjurkan kepada wanita muda yang telah terbukti mengalami mutasi gen Hoskins et al, 2005 Jika pada pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dijumpai adanya kelainan, baik berupa benjolan atau gambaran radiologi yang abnormal, maka perlu dilakukan biopsi untuk mendapatkan contoh jaringan yang akan diperiksa di bawah mikroskop. Dari pemeriksaan biopsi ini, dapat dipastikan ada atau tidaknya sel kanker Hoskins et al, 2005 2.2.6 Stadium Staging Jika diagnosa kanker payudara telah ditegakkan, maka perlu ditentukan stadium dari kanker tersebut untuk memberikan pengobatan yang sesuai. Stadium kanker ditentukan berdasarkan klasifikasi TNM system yang meliputi : a Ukuran Tumor T Selain menunjukkan ukuran tumor, huruf “T” pada TMN system ini juga menunjukkan kondisi tumor primer antara lain diameter dan kondisi kulit yang menutupi tumor. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Klasifikasi Ukuran Tumor Berdasarkan TNM System Tx tumor primer tidak bisa diketahui To tumor primer tidak teraba T1 T1a T1b T1c tumor ukuran terbesar 2 cm diameter tumor 0,5 cm diameter tumor 0,5-1cm diameter tumor 1-2 cm T2 diameter tumor 2 cm tapi 5 cm T3 diameter tumor 5 cm T4 T4a T4b T4c T4d setiap tumor yang diekstensi ke kulit atau dinding dada ekstensi ke dinding dada edema peau d’orange, ulserasi, satelit nodul pada payudara ipsilateral kedua-duanya T4a dan T4b mastitis karsinomatosa Sumber: Djamoloeddin, 2005 b Palpable Lymph Node N Huruf “N” menunjukkan penilaian terhadap kemungkinan adanya metastasis pada Kelenjar getah bening KGB regional. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Klasifikasi Palpable Lymph Node Berdasarkan TNM System Nx kgb tidak dapat ditentukan N0 tidak ada metastasis KGB regional N1 metastasis pada KGB axilla ipsilateral dan mobile tidak terfiksir N2 metastasis pada KGB axilla ipsilateral dan terfiksir N3 metastasis pada KGB mammary interna ipsilateral Keterangan:KGB -Kelenjar getah bening Sumber: Djamoloeddin, 2005 c Metastase M Huruf “M” menunjukkan metastase penyebaran kanker ke organ yang jauh atau ke lymph node yang tidak langsung berhubungan dengan kanker. Tabel 2.3. Klasifikasi Metastase Berdasarkan TNM System Mx adanya metastasis jauh tidak diketahui M0 tidak ada metastasis jauh M1 adanya metastasis jauh termasuk metastasis pada KGB supra klavikula ipsilateral Keterangan:KGB -Kelenjar getah bening Sumber: Djamoloeddin, 2005 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4. Stadium Numerik Kanker Payudara Stadium Ukuran Tumor Palpable Lymph Node Metastase Tis N0 M0 I T1 N0 M0 IIA T1 T2 N1 N0 M0 M0 IIB T2 T3 N1 N0 M0 M0 IIIA T1,T2 T3 N2 N1 M0 M0 IIIB T4 N3 M0 IV T N M1 Sumber: Kosmojaya Pandu Nusa, 2009 2.2.7. Prognosa Keberlangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal, seperti: karakteristik tumor, status kesehatan, faktor genetik, level stres, imunitas, keinginan untuk hidup, dan lain-lain. Harapan hidup pasien kanker payudara dalam lima tahun digambarkan dalam five-years survival rate Imaginis, 2009 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.5. Five-Years survival Rate Pasien Kanker Payudara Stadium Five-Years Survival Rate 100 I 98 II 88 IIIA 56 IIIB 49 IV 16 Sumber: Imaginis, 2009

2.3. SADARI PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI sebagai deteksi awal kanker payudara

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan tentang SADARI dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Siswi Madrasah Aliyah Swasta Persatuan Amal Bakti 2 Helvetia Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

9 99 98

Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Angkatan Tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan Tentang Kanker Payudara Dan SADARI

2 70 72

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai Salah Satu Cara Mendeteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Babura Tahun 2011

0 57 65

Gambaran Perilaku Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

2 31 79

Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tentang Sadari Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara

1 21 46

Efektifitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Nilai Pengetahuan Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Remaja Putri di SMPN 3 Tangerang Selatan

3 21 120

Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) di Rt 05 Dan Rt 07 Rw 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010

0 6 107

Gambaran Perilaku Pencegahan Kanker Payudara Melalui Pemeriksaan Payudara sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakrta dengan Pendekatan Healt Belief Model

0 8 95

Gambaran Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

5 26 95

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

1 0 7