Perhitungan Penurunan Kalor untuk Jenis Turbin Nekatingkat

3.3 Perhitungan Penurunan Kalor untuk Jenis Turbin Nekatingkat

Untuk membangkitkan energi listrik pada generator, dibutuhkan sejumlah uap pada kondisi tertentu untuk memutar turbin, kemudian turbin akan memutar poros generator listrik. Dalam perancangan ini, ditentukan kondisi-kondisi uap sebagai berikut : 1. Tekanan uap masuk turbin p o = 82 bar 2. Temperatur uap masuk turbin t o = 550 o C 3. Tekanan uap keluar turbin p 2k = 0,1 bar 4. Turbin uap dirancang mempunyai empat tingkatan ekstraksi. Pada bagian 2.6 sebelumnya telah dibahas beberapa kerugian yang terjadi pada turbin uap, sehingga pada bagian ini akan dapat ditentukan besarnya penurunan kalor yang terjadi pada tiap ekstraksi. Kerugian pada katup pengatur diambil sebesar 5 dari tekanan uap panas lanjut, sehingga tekanan di depan nosel tingkat pertama akan menjadi : 9 , 77 82 05 , 1 = ⋅ − = p bar Kerugian pada pemipaan buang yang dapat ditentukan dari persamaan 2- 14, dimana sesuai dengan kondisi lapangan maka diambil nilai koefisien λ sebesar 0,092 dan s c sebesar 110 ms, maka : 1 , 100 110 092 , 1 , 2 2 ×       = − p 11113 , 01113 , 1 , 2 = + = p bar Universitas Sumatera Utara Penurunan kalor teoritis yang terjadi pada turbin dengan mengabaikan kerugian pada katup pengatur dan pemipaan buang akan menjadi : 4 , 1356 2 , 2164 6 , 3520 , = − = th H kJkg Penurunan kalor adiabatik pada turbin dengan memperhitungkan baik katup pengatur maupun pemipaan buang akan menjadi : 8 , 1319 8 , 2200 6 , 3520 = − = H kJkg Dari gambar 2.9 dan 2.7 nilai efisiensi re η , dan m η diperoleh masing-masing sebesar 0,86 dan 0,995 sehingga nilai efisiensi dalam turbin, yaitu : 8643 , 995 , 86 , = = oi η Sehingga penurunan kalor yang dimanfaatkan di turbin menjadi : 337 , 1172 8643 , 4 , 1356 , = × = × = i th i H H η kJkg Proses penurunan kalor ini dapat digambarkan dalam diagram Mollier, yaitu : Ho,th Hi Ho’ Ho Ao Ao,th po po p 1 p 2 p 2k I eks p II eks p III eks p IV eks p I eks i II eks i III eks i IV eks i 2 i 1 i I o h II o h III o h IV o h V o h Gambar 3.2 Proses penurunan kalor pada turbin uap Universitas Sumatera Utara Untuk tekanan 0,1 bar didapat temperatur air jenuh t s = 45,84 o C. Dalam hal ini diambil temperatur air jenuh keluaran kondensor t kond = 45 o C. Guna menyederhanakan perhitungan, dibuat bahwa air pengisian HRSG dipanaskan dalam derajat yang sama pada semua pemanas air pengisian HRSG, sehingga pada masing- masingnya kenaikan temperatur air pengisian HRSG t ∆ menjadi [Menurut lit. 7, hal. 136] : z t t t kond HPH − = ∆ 2 ...3-3 Dimana : 2 HPH t = temperatur uap keluaran HPH2 = 185 o C kond t = temperatur air jenuh keluaran kondensor = 45 o C z = jumlah ekstraksi turbin uap = 4 tingkatan Maka : 35 4 45 185 = − = ∆t o C Sehingga dapat ditentukan temperatur air pengisian HRSG setelah keluar dari pemanas, yaitu : 1. 80 35 45 1 = + = LPH t o C 2. 115 35 80 2 = + = LPH t o C 3. 150 35 115 1 = + = HPH t o C 4. 185 35 150 2 = + = HPH t o C. Kemudian temperatur jenuh uap pemanas pada pemanas air pengisian HRSG diperoleh dengan persamaan [Menurut lit. 7, hal. 137] : Universitas Sumatera Utara t t t HPHn LHPn HPHn LPHn δ + = , , ...3-4 Dimana : t δ = perbedaan temperatur antara temperatur uap pemanas air pengisian HRSG dan temperatur air pengisian HRSG pada sisi keluar dari pemanas air HRSG, yang biasanya diambil 5-7 o C. Dalam hal ini, perbedaan temperatur diambil 5 o C. Maka : 1. 85 5 80 1 = + = LPH t o C 2. 120 5 115 2 = + = LPH t o C 3. 155 5 150 1 = + = HPH t o C 4. 190 5 185 2 = + = HPH t o C. Dari interpolasi pada tabel saturated water diperoleh tekanan uap jenuh untuk masing-masing temperatur, yaitu : 1. 5783 , = IV eks p bar 2. 9853 , 1 = III eks p bar 3. 431 , 5 = II eks p bar 4. 544 , 12 = I eks p bar. Dengan interpolasi pada tabel saturated water juga dapat diperoleh kandungan kalor air jenuh untuk masing-masing tekanan, yaitu : 1. 239 , 354 = IV f h kJkg Universitas Sumatera Utara 2. 659 , 503 = III f h kJkg 3. 383 , 662 = II f h kJkg 4. 506 , 807 = I f h kJkg Dari diagram Mollier i-s diperoleh temperatur keluar ekstraksi turbin atau kebasahan untuk masing-masing tekanan ekstraksi uap, yaitu : 1. 96 , = = IV IV eks x t atau kebasahan 4 2. 167 , 129 = III eks t o C 3. 818 , 231 = II eks t o C 4. 333 , 308 = I eks t o C. Dengan menggunakan diagram Mollier i-s juga dapat diperoleh kalor total uap keluar ektraksi turbin, yaitu : 1. 2560 = IV eks i kJkg 2. 769 , 2730 = III eks i kJkg 3. 2912 = II eks i kJkg 4. 3060 = I eks i kJkg. Dari interpolasi pada tabel compressed liquid water diperoleh kalor sensibel air pengisian HRSG, yaitu : 1. 992 , 788 = IV fw i kJkg 2. 129 , 637 = III fw i kJkg Universitas Sumatera Utara 3. 994 , 481 = II fw i kJkg 4. 456 , 335 = I fw i kJkg 5. 866 , 188 = kond i kJkg Seluruh data hasil perhitungan diatas yang dibutuhkan untuk perancangan awal pada turbin dengan empat tingkatan ekstraksi dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini : Tabel 3.1 Data hasil perhitungan gas empat tingkatan ekstraksi No. Parameter Sebelum turbin Eks. I Eks. II Eks. III Eks. IV Kondensor 1 Tekanan uap bar 82 12,544 5,431 1,9853 0,5783 0,1 2 Temperatur atau kebasahan uap o C atau 550 o C 308,333 o C 231,818 o C 129,167 o C 4,0 10,2 3 Kandungan kalor uap kJkg 3520,6 3060 2912 2730,769 2560 2348,263 4 Temperatur jenuh uap pemanas o C 296,728 190 155 120 85 - 5 Kandungan kalor air jenuh kJkg 1325,52 807,506 662,383 503,659 354,239 199,424 6 Temperatur air pengisian HRSG o C - 185 150 115 80 45 7 Kalor sensibel air pengisian HRSG kJkg - 788,992 637,129 481,994 335,456 188,866 8 Penurunan kalor kJkg 460,6 148 181,231 170,769 211,737 - Universitas Sumatera Utara

3.4 Perhitungan Fraksi Massa dan Laju Aliran Massa pada Tiap Ekstraksi