Konsep Dasar SISTEM PENGATURAN TURBIN UAP PLTGU

BAB 6 SISTEM PENGATURAN TURBIN UAP PLTGU

6.1 Konsep Dasar

Kerja mekanis yang dilakukan pada poros turbin dikonversikan menjadi energi listrik pada alternator yang dari terminalnya daya listrik disuplai ke konsumen. Jadi perubahan pada kebutuhan konsumen, dengan kata lain, beban pada terminal generator, haruslah mempengaruhi kerja mekanis yang dikerjakan pada poros turbin. Turbin harus mempunyai kemampuan untuk beroperasi dengan kestabilan yang cukup dalam jangka yang luas mulai dari keadaan tanpa beban hingga beban penuh. Karena ada hubungan langsung antara daya yang dihasilkan turbin dan laju aliran massa uap turbin tersebut, maka setiap variasi beban pada terminal generator akan langsung mempengaruhi laju aliran uap, bertambah atau berkurang tergantung apakah beban tersebut bertambah atau menurun. Pada kondisi beban konstan, ada hubungan yang jelas dan konstan antara momen putar yang dikerjakan oleh sudu sudu gerak dan jumlah uap dan jumlah uap yang mengalir melaui turbin, jika beban bertambah, hubungan ini tidak lagi terpenuhi karena momen putar yang dikerjakan telah melebihi beban dan dalam hal beban berkurang akan terjadi kenaikan putaran poros turbin. Persamaan momen untuk rotor alternator-turbin [Menurut lit. 7, hal. 168] dapat dinyatakan dengan : dt d I I M M M g t ug e k ω + + + = ker ...6-1 Dimana : Universitas Sumatera Utara k M = momen putar pada kopling turbin kg.m e M = momen putar yang dikonversikan menjadi energi listrik kg.m ug M ker = momen yang memperlambat putaran pada bantalan kg.m g t I I , = momen inersia turbin dan rotor alternator kg.ms 2 dt d ω = percepatan sudut rotor 1s 2 . Jika turbin beroperasi pada beban konstan, maka percepatan sudut dt d ω = 0, dan persamaan 6-1, menjadi : ug e k M M M ker + = ...6-2 Bila turbin mempunyai sistem pengaturan yang tidak begitu memuaskan, kenaikan putaran kritis poros yang tiba tiba pada waktu pemutus-hubungan beban bisa mencapai angka yang membahayakan. Dari bagian 5.6 telah diketahui bahwa batas perbedaan putaran kritis dengan putaran normal adalah sebesar 15 sampai 20 agar turbin berada dalam operasi yang aman.

6.2 Jenis-jenis Sistem Pengaturan Turbin Uap