Dasar Hukum Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Laporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Pada PT. Flora Sawita Tanjung Morawa-Deli Serdang

Sebelum dilakukan pembahasan lebih mendalam mengenai Pajak Pertambahan Nilai PPN maka ada baiknya penulis menjelaskan pengertian pajak terlebih dahulu. Adapun pengertian Pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH : “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Dari defenisi tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pajak memiliki ciri-ciri sebagai berikut: • Iuran dari rakyat kepada Negara • Pajak dipungut berdasarkan atau kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya • Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah • Dipergunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat • Sebagai alat untuk mengatur kebijaksanaan perekonomian suatu Negara.

3.2 Dasar Hukum

Yang menjadi dasar hukum atas pengenaan maupun pemungutan Pajak Pertambahan Nilai adalah berdasarkan Undang-Undang No.8 Tahun 1983 tentang PPN dan PPNBM. Universitas Sumatera Utara Undang-undang RI No.18 Tahun 2000 ini merupakan perubahan kedua atas Undang-undang RI No.8 Tahun 1983 dimana sebelumnya telah pula dilakukan perubahan pertama yakni Undang-undang RI No.11 Tahun 1994 Tentang Perubahan atas Undang-undang No.8 tahun 1983 tentang PPN dan PPnBM .Namun terakhir dilakukannya perubahan Undang-undang RI No 42 tahun 2010 diberlakuknnya sejak 1 April 2010. Perubahan-perubahan dalam Undang-undang No.8 tentang PPN dan PPnBM ini dilakukan untuk menyempurnakan sistem perpajakan Indonesia secara optimal. Penyempurnaandan pembaharuan terus menerus dilakukan dalam system perpajakan Indonesia mengingat adanya perkembangan ekonomi global yang berkembang demikian pesatnya yang telah menyebabkan pula timbulnya persaingan global yang tidak mau memaksa untuk dilakukannya pembaharuan. 3.3. Karakteristik Sebelum menjelasakan lebih lanjut mengenai karakteristik Pajak Pertambahan Nilai dalam penggolongan pajak, maka ada baiknya bila penulis menguraikan pengertian Pertambahan Nilai terlebih dahulu. Pertambahan Nilai adalah jumlah antara biaya yang dikeluarkan dengan tingkat laba yang diharapkan dalam suatu proses produksi. Jadi Pajak Pertambahan Nilai dikenakan hanya terhadap pertambahan nilainya saja dan dipungut beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur perusahaan. Pertambahan nilai itu sendiri timbul karena digunakannya faktor-faktor produksi pada setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan. menghasilkan, Universitas Sumatera Utara menyalurkan dan mendagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen. Semua biaya untuk mendapatkan dan mempertahankan laba termasuk bunga, modal, sewa, tanah, upah kerja dan laba perusahaan merupakan unsur pertambahan nilai yang menjadi dasar pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. Jadi dalam hal ini Pengusaha Kena Pajak hanya diharuskan untuk membayar kepada Negara selisih antara Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut dari pembeli Barang Kena Pajak dan Atau penerima Jasa Kena Pajak Pajak Keluaran dengan Pajak Pertambahan nilai yang dibayar kepada penjual Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak Pajak Masukan. Adapun yang menjadi karakteristik sifat Pajak Pertambahan Nilai didalam penggolongan pajak adalah sebagai berikut: 1. PPN sebagai pajak Objektif Maksudnya adalah bahwa pemungutan PPN ini mendasarkan objeknya tanpa memperhatikan keadaan dari wajib pajak. 2 PPN sebagai Pajak Tidak Langsung Pajak tidak langsung dikenakan terhadap orang atau badan yang harus menaggungnya, tetapi pihak lainlah yang membayarnya. 3 Pemungutan PPN Multi Stage Tax Pemungutan PPN dilakukan pada setiap mata rantai pada jalur produksi maupun jalur distribusi dari pabrikan pedagang besar sampai pengecer. Universitas Sumatera Utara 4 Pengenaan PPN dilaksanakan berdasarkan system faktur Setiap terjadinya pwenyerahan BKP atau JKP, wajib dibuatkan Faktur Pajak yang merupakan bukti pungutan PPN.

3.4. Objek dan Subjek PPN