Pembayaran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Restitusi

Bagi Pengusaha Kena Pajak fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk : a melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang. b melaporkan tentang pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran. c melaporkan tentang pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak dan atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Surat Pemberitahuan Masa PPN terdiri atas 3 tiga jenis lampiran : a Lampiran 1170 A b Lampiran 1170 c SPT Induk

3.10. Pembayaran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai

Wajib pajak harus membayar atau menyetor Pajak Pertambahan Nilai yang terutang di kas negara melalui Kantor Pos dan Giro, Bank Pemerintah, kecuali BTN, Bank Pembangunan Daerah, Bank Devisa, Bank-bank lain penerima setoran pajak dilakukan paling lambat tanggal 15 bulan takwim berikutnya setelah bulan masa pajak. Apabila tanggal 15 tersebut jatuh pada hari libur, maka penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya. Universitas Sumatera Utara Setelah dilakukan penyetoran, maka langkah selanjutnya adalah dengan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai tersebut dengan menggunakan SPT Masa PPN beserta lampiran-lampirannya yang disampaikan paling lambat 20 hari setelah masa berakhir. SPT Masa PPN tersebut merupakan laporan bulanan yang harus disampaikan Pengusaha Kena Pajak meskipun nihil, mengenai perhitungan Pajak Masukan yang berasal pembelian Barang Kena Pajak atau penerimaan Jasa Kena Pajak atau Keluaran yang berasal dari penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dan Penyetoran Pajak atau kompensasi.

3.9. Restitusi

Restitusi Pajak merupakan hak Wajib Pajak yang telah diatur dalam Undang- undang No. 16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 11. Restitusi diartikan sebagai pengembalian kelebihan pajak kepada Wajib Pajak yang berhak menerima kembali kelebihan pajak yang telah dibayar. Alasan Restitusi atau pengembalian kelebihan pembayaran PPN sudah diatur dalm UU No. 18 tahun 2000 pasal 9 ayat 4, yang menyatakan : “Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih besar dari pada Pajak Keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dapat dimintakan kembali atau dikompensasikan ke Masa pajak berikutnya”. Berdasarkan Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran PPN dan atau PPnBM yang diatur melalui Keputusan Dirjen Pajak No.KEP 160PJ2001 diuraikan Universitas Sumatera Utara alasan yang dapat digunakan sebagai dasar pengembalian pembayaran kelebihan pembayaran PPN, antara lain :  Kelebihan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan karena lebih besar dari pada Pajak Keluaran dalam suatu Masa Pajak  Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang telah dibayar atas perolehan Barang Mewah yang diekspor keluar Daerah Pabean.  Penyerahan Barang Kena Pajak untuk ekspor.  Penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut PPN. Permohonan Restitusi melampirkan bukti atau dokumen, yang membuktikan adanya kelebihan pembayaran pajak, yaitu :  Faktur Pajak Masukan dan Faktur Pajak Keluaran yang berkaitan dengan kelebihan pembayaran PPN yang dimintakan pengembalian.  Dalam Hal Impor, dilampirkan: a Pemberitahuan Impor Barang PIB b Surat Setoran Pajak SSP atau bukti pungutan pajak oleh Dirjen Bea dan Cukai. c Laporan Pemeriksaan Surveyor LPS sepanjang termasuk dalam katagori wajib LPS  Dalam hal Ekspor BKP dilampirkan : a Pemberitahuan Ekspor Barang PEB yang telah dibuat oleh Dirjen Bea dan Cukai b Bill of Leading BL atau Airway Bill. Universitas Sumatera Utara c Wesel Ekspor atau bukti transfer  Dalam hal penyerahan BKPJKP kepada Pemungut PPn, dilampirkan a Kontrak atau Surat Perintah Kerja SPK b Surat Setoran Pajak  Dalaian hal permohonan pengembalian yang diajukan meliputi kelebihan pembayaran akibat kompensasi Masa Pajak sebelumnya, maka yang dilampirkan meliputi seluruh dokumen yang berkenaan dengan kelebihan pembayaran PPn Masa Pajak yang bersangkutan. Contoh : Masa Pajak Mei 2009 Pajak Keluaran = Rp 2.000.000,00 Pajak masukan yang dapat dikreditkan = Rp 4.500.000,00 - Pajak yng lebih bayar = Rp 2.500.000,00 Pajak yang lebih bayar tersebut dapat diminta kembali atau dikompnsasikan pada masa Pajak Juni 2001. Masa Pajak Juni 2009 Pajak Keluaran = Rp 3.000.000,00 Pajak Masukan yang dapat dikreditkan = Rp 2.000.000,00 - Pajak yang kurang dibayar = Rp 1.000.000,00 Pajak yang lebih dibayar dari Masa Pajak Mei 2009 Yang dikompensasikan ke bulan Juni 2009 = Pajak yang lebih dibayar Juni 2009 = Rp 1.500.000,00 Rp 2.500.000,00 – Universitas Sumatera Utara Selanjutnya dalam hal permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak disampaikan oleh PKP ada diatur melaui Undang-undang No. 18 Tahun 2000 Pasal 2 ayat 1 tertulis sehubungan dengan syarat permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Restitusi Pajak Pertambahan Nilai ini adalah :  Permohonan bila dalam bentuk surat tersendir, ditujukan kepada kepala KPP dimana PKP yang bersangkutan terdaftar.  Permohonan Restitusi PPN hanya diperkenankan satu permohonan untuk satu Masa Pajak. Restitusi adalah permintaan kembali atas kelebihan pembayaran pajak oleh Wajib Pajak. dalam hal PPN dan PPnBM maka restitusi terjadi akibat pajak Masukan yang dibayar lebih besar dari Pajak Keluaran yang dipungut dalam Masa Pajak. Pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Masukan restitusi PPN dapat dilakukan oleh semua Pengusaha Kena Pajak PKP untuk setiap masa pajak. Selama ini tidak semua PKP dapat mengajukan restitusi, karena hanya PKP yang berhubungan dengan Pemungut PPN dan PKP eksportir saja yang dapat meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak setiap Masa Pajak.

3.9. Sanksi dalam PPN dan PPnBM