Minyak Makan Merah Peranan Karotenoida Bagi Manusia

Tabel 2.2 Sifat fisika-kimia dari minyak kelapa sawit CPO Sifat Minyak Kelapa Sawit CPO Bobot jenis pada suhu kamar 0,9 Indeks bias 40 o 1,4565 – 1,4585 C Bilangan Iod 48 – 56 Bilangan penyabunan 196 – 205 Titik leleh 25 – 50 o C Sumber : Krischenbauer 1960

2.2 Minyak Makan Merah

Pengolahan minyak sawit menjadi minyak goreng pada skala komersial mengeliminasi dengan sengaja provitamin A dan Vitamin E yang justru merupakan salah satu keungulan minyak kelapa sawit CPO dibandingkan minyak nabati lainnya. Bila kandungan giji mikro yang kaya dalam minyak sawit mentah sekitar 500 ppm pro-vitamin A dan 600-1000 ppm vitamin E dipertahankan menberikan konstribusi sangat positif terhadap status gizi dan kesehatan konsumen Susilawati, E. 1997. Anjuran untuk mengkonsumsi sedikitnya 3 - 3,5 mg pro-vitamin A berbeda menurut usia dapat dipenuhi melalui produk-produk olahan minyak makan merah. Minyak makan merah ini dapat digunakan dalam bentuk kapsul, minyak sayur, minyak salad pada produk pangan tertentu misalnya mie instan, atau bahan baku dalam pembuatan margarin dan shortening serta produk minyaklemak pangan lainnya. Darnoko, dkk.,2003 Universitas Sumatera Utara Minyak makan merah adalah minyak alamiah hasil pengolahan lanjut dari minyak kelapa sawit CPO, tanpa pewarna dan pengawet buatan. Minyak makan merah merupakan satu-satunya minyak makan yang kaya dengan karotenoida pro-vitamin A, ± 440 ppm, sekaligus kaya dengan vitamin E ± 500 ppm. Keduanya terbukti secara ilmiah sangat esensial untuk kesehatan, sistem kekebalan tubuh, anti-oksida, penundaan penuaan, dan pencegahan kanker. Darnoko, dkk.,2003. Berikut ini dapat dilihat sifat fisik dan kimia minyak makan merah pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Sifak fisik dan kimia minyak makan merah Variabel Minyak Makan Merah Komposisi Asam lemak C 14 C miristat 16 C palmiat 18 C stearat 18 : 1 C oleat 18 : 2 C linoleat 18 : 3 linilenat 0,8016 38,1968 2,1836 43,2783 14,8416 0,2221 Could Point o 7 C Bilangan Iod 59,26 Kadar karotenoida ppm 410 Sumber : Jatmika dan Guritno 1997 Universitas Sumatera Utara

2.3 Peranan Karotenoida Bagi Manusia

Minyak kelapa sawit mengandung karotenoida alami yang paling besar bila dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Namun, orang yang sudah terbiasa mengkonsumsi minyak nabati yang diekstrak bukan berasal dari kelapa sawit cenderung tidak mau mengkonsumsi minyak sawit dalam bentuk tidak dimurnikan. Hal ini disebabkan oleh karena secara visual minyak sawit mentah terlihat keruh bahkan terlihat adanya endapan disebabkan banyak fraksi padat berwarna orange kemerahan, aromanya tajam, dan kadar asam lemak bebasnya cukup besar. Oleh karena itu untuk konsumsi pada masa sekarang minyak sawit mentah diolah terlebih dahulu untuk mendapat minyak sawity dimurnikan, dipucatkan dan diawabaukan refined, bleached, deodorized palm oil, yang terbukti dapat diterima oleh konsumen minyak nabati seluruh dunia. Jatmika, A.,1996 Sejalan dengan semakin disadarinya peran penting karotenoida bagi kesehatan manusia, menjelang memasuki dasawarsa 90-an mulai dikembangkan khusus pengolahan minyak sawit kaya karotenoida Jatmaika, A.,1996. Karotenoida minyak kelapa sawit memiliki aktivitas pro-vitamin A, dimana vitamin A sangat berperan dalam meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi, membantu pertumbuhan gigi dan pembentukan tulang selama masa pertumbuhan. Disamping sebagai bahan baku vitamin A, karotenoida juga berperan sebagai antioksida dalam menghambat atau mencegah terjadinya katarak, kanker dan arterosklerosis. Pangaribuan, Y. 2005 Universitas Sumatera Utara

2.4 Proses Pengolahan Minyak Makan Merah