BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Lastiar 2008 melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Pada PT. Indosat, Tbk. Divisi
Regional Wilayah Barat Medan”. Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koefisien Determinasi R Square sebesar 0.654. Untuk regresi berganda
menggunakan Adjusted R Square yang disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian yaitu 0.428 yang berarti 42,8
variasi variabel terikat Motivasi Kerja mampu dijelaskan oleh variabel independen gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan otoriter, dan
gaya kepemimpinan laissez faire dan 57,2 lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian hipotesis
dengan uji F
hitung
sebesar 9,988 dan F
tabel
sebesar 4,08 sehingga F
hitung
F
tabel
9,988 4,08 pada α = 5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel gaya
kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan otoriter, dan gaya kepemimpinan laissez faire secara bersama-sama berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai
pada PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. Pada uji t, variabel gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi kerja pegawai.
Universitas Sumatera Utara
Maisardana 2006 melakukan penelitian dengan judul meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada PT. Bank Sumut
Cabang Stabat. Hasil penelitian menunjukkan secara serempak disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan Demokratis X
1
dan gaya Otoriter X
2
berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pada PT. Bank Sumut Cabang Stabat, variabel gaya kepemimpinan Laissez Faire X
3
tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pada PT. Bank Sumut Cabang Stabat. Secara
parsial diantara variabel bebas yang diteliti ternyata variabel gaya kepemimpinan otoriter X
2
merupakan paling dominan. Hal itu dapat dilihat dari nilai t
hitung
pada variabel X
2
lebih besar dari nilai t
hitung
X
1
dan X
3.
B. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Beberapa pengertian pemimpin menurut para ahli adalah sebagai berikut: Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan
inovator dalam organisasi Kartono, 2006 : 10. Pemimpin seseorang yang karena kecakapan–kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengarahkan upaya bersama kearah pencapaian sasaran–sasaran tertentu Winardi, 2000 : 2. Menurut Terry
dan Frankin mendefinisikan pemimpin dengan hubungan dimana seseorang pemimpin mempengaruhi orang untuk mau bekerja sama melaksanakan tugas–
tugas yang saling berkaitan guna mencapai tujuan yang diinginkan organisasi atau kelompok Yuli, 2005 : 166.
Universitas Sumatera Utara
Kepemimpinan menurut Kartono 2006 : 10 merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu
mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka menjadi conform dengan keinginan pemimpin. Menurut Robbins 2003 :163
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dalam
menentukan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya Rivai, 2003 : 2.
2. Gaya Kepemimpinan
Pengertian gaya kepemimpinan menurut Nawawi 2003 : 15 adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi
pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi atau bawahannya. Beberapa Gaya Kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Gaya Kepemimpinan Demokratis.
Kepemimpinan Demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi
pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal pada diri sendiri dan kerjasama yang baik. Kekuatan
kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada person atau individu pemimpin, akan tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari
setiap warga kelompok. b.
Gaya Kepemimpinan Otoriter
Universitas Sumatera Utara
Gaya Otoriter ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin sentralistik sebagai satu-satunya
penentu, penguasa, dan pengendali anggota organisasi dan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
c. Gaya Kepemimpinan Bebas Laissez Faire
Pada gaya kepemimpinan laissez faire ini sang Pemimpin hanya menggunakan sedikit kekuasaan dan memberikan banyak kebebasan
kepada bawahan untuk melakukan kegiatan.
C. Motivasi Kerja 1.Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok
orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Dalam arti kognitif motivasi diasumsikan sebagai aktivitas individu untuk
menentukan kerangka dasar tujuan dan penentu perilaku untuk mencapai tujuan, dalam arti afeksi motivasi bermakna sikap dan nilai dasar yang dianut oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk bertindak atau tidak bertindak Danim, 2004 : 2
2. Jenis–Jenis Motivasi Kerja
Menurut Danim 2004 : 17, motivasi yang diberikan digolongkan menjadi empat bagian yaitu :
a. Motivasi Positif
Universitas Sumatera Utara
Motivasi positif adalah proses pemberian motivasi atau usaha membangkitkan motif, dimana hal itu diarahkan pada usaha untuk
mempengaruhi orang lain agar dia bekerja secara baik dan antusias dengan cara memberikan keuntungan tertentu kepadanya. Jenis – jenis motivasi
positif antara lain imbalan yang menarik, informasi tentang pekerjaan, kedudukan atau jabatan, perhatian atasan terhadap bawahan, kondisi kerja,
rasa partisipasi, dianggap penting, pemberian tugas berikut tanggung jawabnya, dan pemberian kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
b. Motivasi Negatif
Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari rasa takut, misalnya jika dia tidak bekerja akan muncul rasa takut
dikeluarkan, takut tidak diberi gaji, dan takut dijauhi oleh rekan sekerja. Motivasi negatif yang berlebihan akan membuat organisasi tidak mampu
mencapai tujuan. Motivasi negatif merupakan suatu proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang diinginkan,
tetapi teknik dasar yang digunakan adalah melalui kekuatan – kekuatan ataupun berbagai ancaman.
c. Motivasi dari Dalam
Motivasi dari dalam timbul pada diri pekerja waktu dia menjalankan tugas – tugas atau pekerjaan dan bersumber dari dalam diri pekerja itu sendiri.
Dengan demikian berarti juga bahwa kesenangan pekerja muncul pada
Universitas Sumatera Utara
waktu dia bekerja dan dia sendiri menyenangi pekerjaannya itu. Motivasi dari dalam diri individu, karena memang individu itu mempunyai
kesadaran untuk berbuat. Baginya berbuat adalah suatu kewajiban, laksana makan sebagai kebutuhan dan paksaan, ancaman, atau imbalan
yang bersifat eksternal lainnya memang penting akan tetapi tidaklah lebih penting dibandingkan aspek – aspek nirmaterial.
d. Motivasi dari Luar
Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh yang ada di luar pekerjaan dan dari luar diri pekerja itu sendiri.
Motivasi dari luar biasanya dikaitkan dengan imbalan. Kesehatan, kesempatan cuti, program rekreasi perusahaan, dan lain-lain. Pada
konteks ini manusia organisasional ditempatkan sebagai subjek yang dapat didorong oleh faktor luar. Manusia bekerja, karena semata–mata didorong
oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai dan dapat pula bersumber dari faktor-faktor di luar subjek.
3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja
Menurut Herzberg, dalam Tampubolon 2004 : 86, faktor yang mempengaruhi kerja staff atau pengawai dapat dibagi menjadi dua golongan
besar yaitu : a.
Faktor Intrinsik Faktor instrik merupakan daya dorong yang timbul dari dalam diri masing –
masing karyawan. Faktor-faktor intrinsik ini meliputi : upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu dari supervise teknisi, mutu
Universitas Sumatera Utara
dari hubungan interpersonal diantara teman sejawat, dengan atasan dan dengan bawahan.
b. Faktor Ekstrinsik.
Faktor ekstrinsik merupakan pendorong yang datang dari luar diri seseorang atau karyawan, terutama dari organisasi tempat bekerja. Faktor-faktor
ekstrensik ini meliputi prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan pegawai, pekerjaan itu sendiri dan kemungkinan berkembang.
4. Teori – Teori Motivasi
Menurut Maslow, dalam Tampubolon 2004 : 84 manusia mempunyai sejumlah kebutuhan yang diklasifikasikannya pada lima tingkat atau hirarki,
yaitu : a.
Kebutuhan Fisiologis Physiologikal, merupakan kebutuhan akan makan, minum, dan mendapatkan tempat tinggal.
b. Kebutuhan keselamatan dan keamanan Safety, merupakan kebutuhan
akan kebebasan dari ancaman, seperti aman dari ancaman lingkungan penjahat dan gangguan lingkungan
c. Kebutuhan rasa memiliki cinta Social, yaitu kebutuhan akan teman,
affliasi, interaksi, mencintai dan dicintai. d.
Kebutuhan akan penghargaan Esteem, yaitu kebutuhan akan penghargaan dari orang lain.
e. Kebutuhan akan realisasi diri Self Actualization, yaitu kebutuhan untuk
memenuhi diri sendiri dengan penggunaan kemampuan maksimum, melalaui keterampilan dan potensi yang ada.
Universitas Sumatera Utara
D. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai
Kepemimpinan dan motivasi merupakan dua hal yang berbeda, meski memiliki tautan dalam konteks kerja dan interaksi antar manusia organisasional.
Tanpa kepemimpinan organisasi hanya merupakan kelompok manusia yang kacau, tidak teratur, dan tidak akan dapat melahirkan perilaku bertujuan.
Kepemimpinan adalah faktor manusiawi yang mengikat kelompok bersama dan memberinya motivasi menuju tujuan – tujuan tertentu, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Ini berarti kepemimpinan dengan motivasi memiliki kekuatan yang kuat Danim, 2004 : 30
Dari rumusan diatas keterkaitan antara kepemimpinan dengan motivasi dapat dianalisis sebagai berikut :
1. Tanpa kepemimpinan, organisasi tidak lain adalah sekelompok manusia yang
kacau. Manusia organisasional, baik dalam kapasitas masing – masing dan terutama sebagai anggota kelompok, dituntut dapat memacu upaya pencapaian
tujuan organisasi yang sekaligus bagian dari tujuan dirinya. Kehadiran pemimpin memungkinkan manusia organisasional dimotivasi untuk dapat
bekerja secara efektif dan efisien. Kelompok dengan sistem yang kurang padu dapat menurunkan produktivitas organisasi. Atas dasar itu manusia organisasi
perlu diarahkan dan dimotivasi oleh pemimpinnya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien, dengan akuntabilitas tertentu.
2. Kepemimpinan berkaitan dengan kepengikutan. Kepengikutan Followership
adalah bagian yang paling penting dalam usaha melahirkan perilaku organisasi yang sesungguhnya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa pada hakikatnya
Universitas Sumatera Utara
kepemimpinan adalah kepengikutan leadership is followership. Istilah ini adakalanya diberi makna luas, bahwa pemimpin yang baik dihasilkan dari
pengikut yang baik. Manusia pengikut di sini tidak dapat dipersepsi sebagai robot, melainkan mereka adalah manusia biasa yang memiliki perasaan,
kebutuhan, harapan, dan aspek manusiawi lainnya. Tanpa pemahaman
terhadap aspek – aspek manusiawi yang dipimpin, kepemimpinan yang gagal.
3. Kepemimpinan mengandung arti kemampuan memotivasi. Kompetensi
bawahan antara lain tercermin dari motivasi kerjanya. Dia bekerja disebabkan oleh dua kemungkinan, yaitu benar- benar terpanggil untuk berbuat atau
karena diharuskan untuk melakukan tugas–tugas itu. Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi manusia dalam bekerja, antara lain bahwa manusia
mempunyai seperangkat kebutuhan, mulai dari kebutuhan yang paling dasar
sampai kepada taraf kebutuhan yang paling tinggi, aktualisasi diri.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia Jakarta sekarang , maka
30 tahun kemudian 1923 listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di tanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jl. Listrik No. 12
Medan, dibangun oleh NV NIGEM OGEM perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan
Brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga NV ANIWM Brastagi dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931 milik Gemeente – Kotapraja, Labuhan
Bilik 1936 dan Tanjung Tiram 1937 . Masa penjajahan Jepang , Jepang hanya mengambil alih pengelolaan
Perusahaan Listrik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerja dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera
Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.
Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil
alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini
Universitas Sumatera Utara