44
2. Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh rumah tangga yang
ada di kelima desa yaitu Desa Ambarhalim, Desa Pintupohan, Desa Halado, Desa
Pintupohan Dolok dan Desa Meranti Utara Kecamatan Pintupohan Meranti.
Dari 84 Rumah Tangga RT sampel, didistribusikan ke lima desa tersebut. Jumlah
sampel Rumah Tangga menurut desa penerima manfaat CSR eksternal diambil
berdasarkan Proportional Random Sampling.
Pekerja langsung karyawan tetap juga akan dijadikan sebagai sampel
penelitian. Pekerja ini mendapat manfaat CSR internal secara langsung melalui
jabatan, penggajian, asuransi, pensiun, bantuan dan fasilitas umum.
Sampel yang dipilih dari populasi berdasarkan leveljabatan karyawan, karena
populasi yang homogen dan karyawan tinggal di lokasi perumahan yang disediakan
perusahaan dengan lingkungan yang homogen berdasarkan strata jabatan maka
jumlah sampel rumah tangga menurut leveljabatankelompok cluster diambil
berdasarkan Propotional Random Sampling, jumlah populasi dan sampel penelitian adalah
27 responden.
3. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis peran CSR terhadap peningkatan kondisi sosial ekonomi
masyarakat maka yang dianalisis adalah varibel pendidikan dan pendapatan
masyarakat. Untuk mengetahui apakah CSR berperan atau tidak akan dilihat apakah
adanya CSR dapat meningkatkan pendidikan dan pendapatan, maka digunakan uji beda
rata-rata compare means sebelum Program CSR tahun 2003 dan setelah adanya
Program CSR tahun 2007 dan analisis korelasi.
HASIL 1. Gambaran Umum Kabupaten Toba
Samosir dan Kecamatan Pintupohan Meranti
Secara geografis Kabupaten Toba Samosir terletak di bagian tengah Propinsi
Sumatera Utara pada garis koordinat 2 03’-
2 40’ Lintang Utara dan 98
56’-99 40’ Bujur
Timur. Berada di jajaran pegunungan Bukit Barisan, Kabupaten Toba Samosir memiliki
karakter topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam datar, landai miring dan
terjal pada ketinggian 300 - 2.200 meter di atas permukaan laut.
Dengan luas wilayah 2.021,80 km, Kabupaten Toba Samosir diapit oleh lima
Kabupaten, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah
Timur dengan Kabupaten Labuhan Batu dan Asahan, sebelah selatan dengan Kabupaten
Tapanuli Utara dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Samosir.
2. Kondisi Sosial dan Budaya Masyarakat
Kecamatan Pintupohan Meranti terletak di lingkungan pembangkit listrik
tenaga air PLTA dan Komplek perumahan PT. Inalum Divisi PLTA beserta fasilitasnya.
Luas wilayah kecamatan lebih kurang 45.000 ha yang tersebar di sepuluh desa, dengan
jumlah penduduk dominan beragma Kristen Protestan. Tingkat pendidikan penduduk
disana umumnya menamatkan Sekolah Tingkat Atas dan mata pencaharian
penduduk umumnya bercocok tanam di lahan perkebunan dan persawahan. Hasil pertanian
dari perkebunan adalah nilam yang menghasilkan minyak atsiri terbaik dari
Sumatera Utara, karet, sawit dan coklat. Hasil pertanian di jual kepada tengkulak atau
istilah batak adalah along-along.
3. Profil Perusahaan PT. Inalum Divisi PLTA di Kabupaten Toba Samosir
Setelah upaya memanfaatkan potensi sungai asahan yang mengalir dari Danau
Toba di Provinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik mengalami
kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Pemerintah Republik Indonesia
bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA
di sungai tersebut. Selanjutnya, untuk penyertaan modal
pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam
Modal tersebut bersama pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama
Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd NAA yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal
25 Nopember 1975.
45 Pada tanggal 6 Januari 1976, PT
Indonesia Asahan Aluminium INALUM, sebuah perusahaan patungan antara
pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd., didirikan di Jakarta.
INALUM adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan proyek
Asahan, sesuai dengan Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara Pemerintah
Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. Pada waktu perusahaan didirikan
adalah 10 dengan 90. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut berubah
menjadi 25 dengan 75 dan sejak bulan Juni 1987 menjadi 41,13 dengan 58,87.
PEMBAHASAN 1.
Tingkat Pengetahuan Awareness Responden terhadap Keberadaan
Program Pembangunan bidang infrastruktur
jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur lainnya masih banyak yang belum diketahui
dan dipahami oleh masyarakat sekitar PT. Inalum, sebagian besar masyarakat yaitu
72,70 tidak mengetahui atau belum mengetahui keberadaan program-program
dalam bidang pembangunan infrastruktur dan hanya 27,30 saja yang mengetahui adanya
program pembangunan infrastruktur Program CSR di bidang pendidikan dan religious
sosial merupakan program yang paling banyak diketahui dan diminati oleh
masyarakat dibanding bidang sosial lainnya. Dalam bidang pendidikan secara umum
terjadi perimbangan antara masyarakat yang mengetahui adanya program pendidikan
dengan yang tidak mengetahui dan memahami program di bidang pendidikan.
Perbandingan tersebut sebesar 49 masyarakat yang mengetahui adanya
program di bidang pendidikan berbanding 51 masyarakat yang tidak mengetahui
adanya program di bidang pendidikan.
Dalam CSR bidang religius sosial yaitu bantuan dalam bidang agama
pendidikan dan penyuluhan diketahui keberadaannya oleh 44 masyarakat dan
selebihnya 56 lagi belum mengetahui, tetapi dalam pembangunan dan pemeliharaan
sarana rumah ibadah diketahui oleh 71 masyarakat dan sisanya 29 masih belum
mengetahui keberadaan program tersebut. Tingkat pengetahuan respoden
terhadap bantuan kesehatan dari PT. Inalum secara umum diketahui keberadaannya oleh
sangat sedikit masyarakat 29,5 dan sisanya 70,5 dari masyarakat belum mengetahui
keberadaan program CSR menunjukkan rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat
terhadap CSR bidang kesehatan karena kurangnya soialisasi program bidang ini
terhadap masyarakat padahal bidang ini sangat diminati oleh masyarakat.
Tingkat pengetahuan respoden terhadap bantuan kepemudaan dan olahraga
dari PT. Inalum secara umum diketahui keberadaannya oleh sedikit masyarakat
28,7 dan sisanya 71,3.
Tingkat pengetahuan responden terhadap keberadaan program CSR bidang
pembangunan ekonomi diketahui oleh 35,5 masyarakat dan hanya diketahui oleh
responden dari tiga desa yaitu Desa Pintu Pohan, Desa Ambarhalim dan Desa Halado
dan selebihnya 64,5 masyarakat tidak mengetahui keberadaan program.
2. Tingkat Keterlibatan Responden