45 Pada tanggal 6 Januari 1976, PT
Indonesia Asahan Aluminium INALUM, sebuah perusahaan patungan antara
pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd., didirikan di Jakarta.
INALUM adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan proyek
Asahan, sesuai dengan Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara Pemerintah
Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. Pada waktu perusahaan didirikan
adalah 10 dengan 90. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut berubah
menjadi 25 dengan 75 dan sejak bulan Juni 1987 menjadi 41,13 dengan 58,87.
PEMBAHASAN 1.
Tingkat Pengetahuan Awareness Responden terhadap Keberadaan
Program Pembangunan bidang infrastruktur
jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur lainnya masih banyak yang belum diketahui
dan dipahami oleh masyarakat sekitar PT. Inalum, sebagian besar masyarakat yaitu
72,70 tidak mengetahui atau belum mengetahui keberadaan program-program
dalam bidang pembangunan infrastruktur dan hanya 27,30 saja yang mengetahui adanya
program pembangunan infrastruktur Program CSR di bidang pendidikan dan religious
sosial merupakan program yang paling banyak diketahui dan diminati oleh
masyarakat dibanding bidang sosial lainnya. Dalam bidang pendidikan secara umum
terjadi perimbangan antara masyarakat yang mengetahui adanya program pendidikan
dengan yang tidak mengetahui dan memahami program di bidang pendidikan.
Perbandingan tersebut sebesar 49 masyarakat yang mengetahui adanya
program di bidang pendidikan berbanding 51 masyarakat yang tidak mengetahui
adanya program di bidang pendidikan.
Dalam CSR bidang religius sosial yaitu bantuan dalam bidang agama
pendidikan dan penyuluhan diketahui keberadaannya oleh 44 masyarakat dan
selebihnya 56 lagi belum mengetahui, tetapi dalam pembangunan dan pemeliharaan
sarana rumah ibadah diketahui oleh 71 masyarakat dan sisanya 29 masih belum
mengetahui keberadaan program tersebut. Tingkat pengetahuan respoden
terhadap bantuan kesehatan dari PT. Inalum secara umum diketahui keberadaannya oleh
sangat sedikit masyarakat 29,5 dan sisanya 70,5 dari masyarakat belum mengetahui
keberadaan program CSR menunjukkan rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat
terhadap CSR bidang kesehatan karena kurangnya soialisasi program bidang ini
terhadap masyarakat padahal bidang ini sangat diminati oleh masyarakat.
Tingkat pengetahuan respoden terhadap bantuan kepemudaan dan olahraga
dari PT. Inalum secara umum diketahui keberadaannya oleh sedikit masyarakat
28,7 dan sisanya 71,3.
Tingkat pengetahuan responden terhadap keberadaan program CSR bidang
pembangunan ekonomi diketahui oleh 35,5 masyarakat dan hanya diketahui oleh
responden dari tiga desa yaitu Desa Pintu Pohan, Desa Ambarhalim dan Desa Halado
dan selebihnya 64,5 masyarakat tidak mengetahui keberadaan program.
2. Tingkat Keterlibatan Responden
terhadap Keberadaan Program Keterlibatan masyarakat pada program
CSR pembangunan bidang infrastruktur yang menyatakan terlibat adalah adalah 5,90 dan
94,10 menyatakan tidak terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Untuk bidang sosial menyatakan terlibat dalam program adalah 12,40 dan
sisanya 87,60 menyatakan tidak terlibat dan hanya menerima bantuan saja.
Sedangkan untuk bidang ekonomi dari 35,50 yang terlibat dalam program tersebut
hanya 64,50 yang menyatakan dilibatkan meski hanya pada pelaksanaannya saja dan
bukan dilibatkan dari awal perencanaan.
3. Peran Corporate Social Responsibility CSR Internal terhadap Pendidikan
dan Pendapatan Karyawan Hasil analisis uji beda rata-rata
compare mean dengan t-test with Paired Two Sample for Means Data Berpasangan
antara pendidikan karyawan sebelum Program CSR tahun 2003 dan setelah
program CSR tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 1.
46
Tabel 1. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Pendidikan Karyawan
Pendidikan sebelum tahun 2003 9,67
Pendidikan setelah tahun 2007 10,91
t-test -5,80
Sig. 0,0000021
Keterangan : Nyata pada α = 0,05
Sumber: Analisis Data Primer
Dari hasil uji statistik diketahui bahwa t- hitung -5,80 lebih besar dari pada t-tabel
-1,71, berarti Ho ditolak atau terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat
pendidikan tahun 2003 dan tahun 2007. Berarti dengan adanya program CSR
pendidikan meningkat. Dengan melihat nilai probabilitas, P-Value adalah 0,0000021 lebih
kecil dari
α=0,05 berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada perbedaan tingkat
pendidikan karyawan tahun 2003 dengan tahun 2007.
Pada tahun 2003 tingkat pendidikan rata-rata sebesar 9,67 tahun dan tahun 2007
rata-rata pendidikan keluarga karyawan meningkat menjadi 10,91 tahun, maka rata-
rata peningkatan pendidikan lamanya bersekolah keluarga karyawan adalah 2,56
per tahun.
Hasil analisis uji beda rata-rata compare mean dengan t-test with Paired
Two Sample for Means Data Berpasangan antara pendapatan nominal karyawan
sebelum Program CSR tahun 2003 dan setelah program CSR tahun 2007 dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Nominal Karyawan
Pendapatan sebelum tahun 2003 3.685.185 rupiah
Pendapatan setelah tahun 2007 7.111.111 rupiah
t-test -8,60
Sig. 2,21
E-09 Keterangan : Nyata pada
α = 0,05 Sumber: Analisis Data Primer
Dari hasil uji statistik diketahui bahwa t-hitung -8,60 lebih besar dari pada t-tabel
-1,71, berarti Ho ditolak atau terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat
pendapatan nominal tahun 2003 dan tahun 2007. Berarti dengan program CSR
pendapatan nominal karyawan meningkat. Dengan melihat nilai probabilitas, P-Value
adalah 2,21E-09 lebih kecil dari
α = 0,05 berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada
perbedaan tingkat pendapatan nominal karyawan tahun 2003 dengan tahun 2007.
Pada tahun 2003 tingkat pendapatan nominal rata-rata sebesar Rp. 3.685.185,-
tiga juta enam ratus delapan puluh lima ribu seratus delapan puluh lima rupiah dan tahun
2007 rata-rata pendapatan keluarga karyawan pada meningkat menjadi Rp. 7.111.111,-
tujuh juta seratus sebelas ribu seratus sebelas rupiah maka rata-rata peningkatan
pendapatan keluarga karyawan adalah 18,59 per tahun.
Hasil analisis uji beda rata-rata compare mean dengan t-test with Paired
Two Sample for Means Data Berpasangan antara pendapatan riil karyawan sebelum
Program CSR tahun 2003 dan setelah program CSR tahun 2007 dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Riil Karyawan
Pendapatan sebelum tahun 2003 3.685.185 rupiah
Pendapatan setelah tahun 2007 4.804.267 rupiah
t-test -7,48
Sig. 3,05E-08
Keterangan : Nyata pada α = 0,05
Sumber: Analisis Data Primer
Dari hasil uji statistik diketahui bahwa t-hitung -7,48 lebih besar dari pada t-tabel
-1,71, berarti Ho ditolak atau terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat
pendapatan riil tahun 2003 dan tahun 2007. Berarti dengan program CSR pendapatan rill
karyawan meningkat. Dengan melihat nilai probabilitas, P-Value adalah 3,05E-08 lebih
kecil dari
α = 0,05 berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada perbedaan tingkat
pendapatan riil keluarga karyawan tahun 2003 dengan tahun 2007.
Pada tahun 2003 tingkat pendapatan rata-rata sebesar Rp. 3.685.185,- tiga juta
enam ratus delapan puluh lima ribu seratus delapan puluh lima rupiah dan tahun 2007
rata-rata pendapatan riil keluarga karyawan pada meningkat menjadi
Rp. 4.804.267,- empat juta delapan ratus empat ribu dua ratus enam puluh tujuh
rupiah maka rata-rata peningkatan pendapatan keluarga karyawan adalah 6,07
per tahun.
47
4. Peran Corporate Social Responsibility CSR Eksternal terhadap Pendidikan,