Deskripsi Beras Analisis Pengaruh Harga Beras Lokal Dan Jumlah Penduduk Terhadap Permintaan Beras Lokal Di Provinsi Sumatera Utara

peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani, mendorong pembangunan pertanian menuju pertanian yang tangguh, berdaya saing dan berkelanjutan, revitalisasi pertanian di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara diharapkan akan berjalan dengan baik. Dan mengacu pada visi pertanian 2020 untuk mewujudkan pertanian yang tangguh, modern dan efisien dengan ciri pemanfaatan sumber daya pertanian secara optimal dan berkelanjutan, penerapan diversifikasi, rekayasa teknologi dan peningkatan efisiensi usaha dengan sistem agribisnis diharapkan mampu menjadikan petani menjadi pengusaha di usaha taninya sendiri. Untuk di Sumatera Utara sendiri dalam upayanya untuk peningkatan ketersediaan bahan pangan antara lain dengan cara intensifikasi, diversifikasi bahan pangan serta melalui pengembangan kawasan agropolitan dataran tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara, kawasan agropolitan Dataran Rendah, kawasan agropolitan di Sumatera Utara dan penerapan teknologi di bidang pertanian. Selanjutnya dalam peningkatan diversifikasi produksi, ketersediaan dan konsumsi pangan untuk menurunkan ketergantungan pada beras. Upaya untuk hal ini telah berjalan yaitu penanaman jagung di areal replanting lahan perkebunan.

2.2 Deskripsi Beras

2.2.1 Deskripsi Tanaman Padi

Tanaman padi atau latinnya disebut dengan Oryza Sativa L.diduga berasal dari Asia. Tanaman padi tradisional di Asia yang beriklim tropis bersifat tinggi dan lemah, dengan daun-daun yang melengkung ke bawah dan masa dormansinya lama. Pengenalan varietas-varietas padi hasil pemuliaan tanaman pada tahun Universitas Sumatera Utara 1960an yang dikenal sebagai varietas “revolusi hijau” dengan ciri-ciri tanaman yang agak pendek, tegak dan tidak peka terhadap perubahan-perubahan masa penyinaran matahari, telah mengakibatkan penggantian pembudidayaan varietas tradisional yang meluas, dengan varietas unggul yang lebih produktif dan lebih tahan terhadap serangan hama. Varietas-varietas padi baru terutama dikembangkan untuk pembudidayaan padi di daerah rendah, yang hanya meliputi sekitar 28 dari seluruh lahan persawahan di Asia tropis. Pada saat ini, baik Lembaga Penelitian Padi Internasional International Rice Research Institute disingkat IRRI maupun program pengujian padi internasional berupaya mengembangkan varietas khusus yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan seperti kekeringan, kebanjiran atau genangan air yang dalam, suhu tinggi maupun rendah dan keadaan–keadaan lahan yang banyak beragam, bersifat alkalin ataupun lahan yang banyak mangandung asam. Kecuali upaya pengembangan varietas padi yang lebih produktif, juga diupayakan pengembangan varietas-varietas yang tahan terhadap kebanyakan penyakit dan serangga-serangga hama.

2.2.2 Varietas Unggul di Indonesia

Pada umumnya tanaman padi di Indonesia berdasarkan tempat penanamannya dibedakan menjadi padi sawah dan padi ladang. Padi sawah merupakan padi yang ditanam di sawah. Tanaman padi sawah meliputi padi rendengan, padi gogo rancah, padi pasang surut, lebak, padi rembesan dan lainnya. Sedangkan padi ladang merupakan padi yang ditanam di tegal, kebun, ladang ataupun huma. Pada umumnya bibit padi yang digunakan petani di Universitas Sumatera Utara Indonesia adalah varietas IR. Hingga saat ini teknologi benih padi masih terus dikembangkan di Indonesia. Sejumlah varietas lokal padi unggul telah dihasilkan oleh Badan Penelitian Padi BALITPA yang karateristik varietas padi dikembangkan sesuai dengan kondisi lahan, dan produktivitasnya cukup tinggi yaitu berkisar antara 5-9 ton. Varietas padi unggul yang dihasilkan oleh BALITPA terdiri dari empat kelompok yaitu sebagai berikut: ™ Kelompok padi sawah yang meliputi varietas Cibodas, Ciherang, Cisantana, Cimelati, Cigeulis, Cibogo, Fatmawati dan lainnya. ™ Kelompok padi hibrida untuk lahan di luar Jawa yaitu Maro dan Rokan. ™ Kelompok padi gogo yang meliputi varietas Situ Patenggang, Situ Bagendit dan lainnya ™ Kelompok padi rawa pasang surut untuk lahan di luar Jawa yaitu varietas Banyuasin, Batanghari dan Siak Raya. Selain yang disebutkan diatas masih banyak varietas unggul lainnya yang telah dilepas di berbagai daerah di Indonesia dari tahun 1984 sampai dengan tahun 2006. Sebut saja seperti varietas Atomita -3 dan Atomita -4 yang dilepas pada periode 1990-1991. Pada tahun 2006 varietas unggul padi hibrida seperti Brang Biji dan dan Bernas Super juga telah dilepas di beberapa daerah.

2.2.3 Varietas Unggul di Sumatera Utara

Untuk Sumatera Utara sendiri, daerah-daerah produsen terbesar penyuplai beras seperti Simalungun, Deli Serdang, Langkat dan Serdang Bedagai sudah mengembangkan beberapa varietas unggul untuk dapat meningkatkan produksi beras lokal. Biasanya petani di Sumatera Utara hanya identik dengan Universitas Sumatera Utara menggunakan varietas unggul lokal seperti IR 64 dan Ciherang. Penggunaan benih padi hibrida masih tergolong kecil karena harga benih yang sangat mahal dan hanya bisa digunakan untuk satu kali penanaman saja. Padahal pemakaian dua benih varietas unggul ini secara terus menerus justru dikhawatirkan akan menurunkan kadar kemurnian benih. Sehingga dengan keadaan ini pemerintah daerah di Sumatera Utara mulai tahun 2007 banyak melakukan kerja sama dengan balai benih di semua daerah untuk pengembangan padi jenis hibrida ini. Untuk daerah Langkat sendiri, varietas padi unggul yang diperkenalkan pada musim tanam Februari sampai Mei 2008 lalu adalah Mendawak, indragiri, Sei Lalan. Sebelumnya juga sudah ada varietas Mekongga. Untuk Serdang Bedagai sendiri, selain varietas padi sawah dengan jenis padi Ciherang, juga sudah diproduksi seperti jenis padi hibrida yaitu jenis padi SL 8 SHS. Sedangkan untuk kabupaten Simalungun dan Deli Serdang selain varietas IR 64 dan Ciherang yang selama ini mendominasi produksi padi, ada lima varietas unggul dengan label putih yang dikembangkan penelitian Balai Besar Sukamandi Subang Jawa Barat, yaitu Varietas Sibogo, Sarinah, Aek Sibundong, Mekongga dan Pepe.

2.2.4 Pengembangan Produk Olahan Padi

Manfaat utama dari tanaman padi terdapat pada beras sebagai sumber karbohidrat pangan. Walaupun demikian, berbagai tanaman padi memiliki manfaat dan dapat menghasilkan nilai tambah dari beragam produk olahan yang dihasilkannya. Untuk penyediaan pangan, produk yang dapat dihasilkan dari bahan baku beras meliputi beraneka ragam jenis beras dengan fungsi tambahan, produk olahan untuk konsumsi langsung seperti kue basah edan kering, tepung Universitas Sumatera Utara beras yang digunakan oleh industri lain maupun untuk memproduksi pangan olahan serta pati. Sebagai penyedia bahan baku pakan, bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan adalah jerami dan dedak. Sekam yang diperoleh dari pengolahan gabah dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun karbon aktif. Padi Kompos Pakan Bahan bakar Media jamur Kertas Papan artikel Jerami Gabah Arang sekam Abu gosok Bahan bakar Silikat Karbon aktif Sekam Beras pecah kulit Beras menir Dedak Pakan Pangan Serat Minyak Beras kepala Beras giling Beras aritmatik Beras instan Beras kristal Pangan pokok Pangan fungsional Penganan Bahan baku industri Beras yodium Beras IG rendah Beras nutrisi tinggi Beras berlembaga Kue basah Kue kering Tepung Pati Gambar 1. macam-macam produk olahan padi Universitas Sumatera Utara

2.3 Beras sebagai Pangan Pokok