Konsep Akuntansi Akrual Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Terkait 1. Manajemen Laba

38 Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama periode penelitian 2008-2012. 2. Perusahaan tersebut sudah terdaftar di BEI sejak 2008. 3. Perusahaan tidak delisting atau keluar dari BEI selama periode pengamatan. 4. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen per 31 Desember dari tahun 2008-2012. 5. Laporan keuangan tersebut terdapat informasi yang lengkap terkait dengan semua variabel yang diteliti.

C. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis dan sumber data sekunder.Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan Indriantoro dan Supomo, 2002:147. Data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan perusahaan manufakturyang go public dan terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012 yang telah dipublikasikan. Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.iddan Pusat 39 Referensi Pasar Modal BEI.Pemilihan BEI sebagai sumber pengambilan data dengan alasan BEI merupakan bursa efek terbesar dan representatif di Indonesia, dimana dalam tahun 2008 hingga 2012 dianggap cukup mewakili kondisi BEI yang relatif normal.

D. Metode Analisis Data

Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif dan regresi berganda dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel2007 dan SPSS versi 20.0. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness kemencengan distribusi. Peneliti menggunakan statistik deskriptif yang dilihat dari rata-rata mean, maksimum, minimum, dan standar deviasi Ghozali, 2011:19 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. 40 Pengujian yang digunakan adalah kolmogorov semirnov, yaitu subjek dengan taraf signifikan α 0,05 apabila nilai p α maka terdistribusi normal atau sebaliknya Ghozali, 2011:160 b. Uji Multikolinieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1 Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2 Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. 3 Multikolonieritas dapat juga dilihat dari a nilai tolerance dan lawannya b variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini 41 menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan dari variabel independen lainnya. Jadi tolerance yang rendah sama dengan VIF tinggi karena VIF = 1tolerance. Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10 Ghozali, 2011:105. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi digunakan pada model regresi yang datanya time series. Cara mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria pengujian Durbin- Watsonadalah sebagai berikut: 1 Bila DW -2 berarti ada autokolerasi yang positif. 2 Bila DW -2 samapai dengan +2 berarti tidak ada autokolerasi. 3 Bila DW +2 berarti ada autokolerasi yang negatif Ghozali, 2011:110. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut 42 homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedatisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dimana sumbu Y adalah Y yang telah di prediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi-Y sesungguhnya yang telah di studentized. Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam pengamatan ini uji heterokedasitas yang digunakan adalah Gletifer-Test Ghozali, 2011:139.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi berganda. Analisis linier berganda berfungsi untuk menguji pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat yang berskala rasio. Analisis regresi berganda membantu dan memahami seberapa banyak varians dalam variabel terikat yang dijelaskan dalam sekelompok predictor Singgih Santoso, 2010:163. Variabel independen terdiri dari perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal,

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

6 53 101

Pengaruh laba tahun berjalan, akrual, dan arus kas terhadap persistensi laba dengan perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal sebagai veriabel moderating

3 16 99

Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba Dengan Komponen Akrual Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 15 93

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PERBEDAAN PELAPORAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 8

PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA FISKAL DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP PERSISTENSI LABA.

0 1 7

Analisis Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi dengan Laba Fiskal dan Komponen Laba Terhadap Persistensi Laba BAB 0

0 4 18

AKPM27. ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA, AKRUAL, DAN ARUS KAS

0 0 31

PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

3 9 14

Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba Dengan Komponen Akrual Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Skripsi PENGARUH PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA, AKRUAL, DAN ARUS KAS

0 2 12