42 homoskedastisitas
dan jika
berbeda maka
disebut heteroskedatisitas.
Model regresi
yang baik
adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Deteksi  ada  tidaknya  heteroskedastisitas  dapat  dilakukan dengan  melihat  ada  tidaknya  pola  tertentu  pada  grafik  scatterplot
dimana  sumbu  Y  adalah  Y  yang  telah  di  prediksi  dan  sumbu  X adalah  residual    Y  prediksi-Y  sesungguhnya  yang  telah  di
studentized.  Dasar  analisis,  jika  ada  pola  tertentu  seperti  titik-titik yang    ada  membentuk  pola  tertentu  yang  teratur  bergelombang,
melebar  kemudian  menyempit,  maka  mengindikasikan  telah terjadi heteroskedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah  angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam pengamatan ini uji
heterokedasitas  yang  digunakan  adalah  Gletifer-Test  Ghozali, 2011:139.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis  dalam  penelitian  ini  diuji  dengan  menggunakan  regresi berganda.  Analisis  linier  berganda  berfungsi  untuk  menguji  pengaruh
dari  beberapa  variabel  bebas  terhadap  satu  variabel  terikat  yang berskala  rasio.  Analisis  regresi  berganda  membantu  dan  memahami
seberapa banyak varians dalam variabel terikat  yang dijelaskan dalam sekelompok  predictor  Singgih  Santoso,  2010:163.  Variabel
independen  terdiri  dari  perbedaan  laba  akuntansi  dan  laba  fiskal,
43 akrual,  dan  aliran  kas  sedangkan  variabel  dependennya  adalah
persistensi  laba.  Untuk  menguji  hipotesis  tersebut,  maka  persamaan rumus regresi berganda yang digunakan adalah:
PTBI
t+1
= α +β
1
TAcc
it
+ β
2
AKO
it
+ β
3
DTE
Keterangan: PTBI
t+1
= Laba akuntansi sebelum pajak periode mendatang
persistensi laba
α
= Interceptatau konstanta
β =
Koefisien regresi
β
1
TAcc
it
= Totalakrual
β
2
AKO
it
= Aliran kas operasi
β
3
DTE =
Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal   dengan proksi beban pajak tangguhan
ε
=Error Dalam  melakukan  pengujian  hipotesis  analisis  dilakukan  melalui
analisis data: a  Koefisien Determinasi
Koefisien  determinasi  R
2
pada  intinya  mengukur  seberapa jauh  kemampuan  model  dalam  menerangkan  variasi  variabel
dependen,  nilai  koefisien  determinasi  adalah  antara  nol  atau  satu. Nilai  R
2
yang  kecil  berarti  kemampuan  variabel-variabel independen  dalam  menjelaskan  variabel  dependen  amat  terbatas
Ghozali, 2011:97.
44 Nilai
yang mendekati
satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. b  Uji  Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui hubungan masing- masing  variabel  independen  secara  individual  terhadap  variabel
dependen.  Untuk  mengetahui  ada  tidaknya  pengaruh  masing- masing variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 5  α =
0,05.  Jika  probability  t  lebih  besar  dari  0,05  maka  tidak  ada pengaruh  dari  variabel  independen  terhadap  variabel  dependen
koefisien regresi tidak signifikan, sedangkan jika nilai probability t  lebih  kecil  dari  0,05  maka  terdapat  pengaruh  variabel  dependen
koefisien signifikan Ghozali, 2011:98. c  Uji Statistik F
Uji  statistik  F  pada  dasarnya  menunjukkan  apakah  semua variabel  independen  atau  bebas  yang  dimasukkan  dalam  model
mempunyai  pengaruh  secara  bersama-sama  terhadap  variabel dependen.  Untuk  mengetahui  apakah  variabel  independen  secara
bersama-sama  mempengaruhi  variabel  dependen  maka  digunakan tingkat signifikansi sebesar 0.05, jika nilai probability F lebih besar
dari  0.05,  maka  model  regresi  tidak  dapat  digunakan  untuk memprediksi  variabel  dependen  dengan  kata  lain  variabel