Akibat Yang Timbul Dari Pernikahan

19

C. Akibat Yang Timbul Dari Pernikahan

Keluarga adalah unit terkecil didalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak, atau keluarga sedarah lurus keatas maupun kebawah. Keluarga timbul akibat adanya perkawinan. Dalam setiap perbuatan pasti terbentuk sebab dan akibat, hal ini pun tak terlepas dari perbuatan perkawinan. Oleh karenanya pihak-pihak yang akan melangsungkan pernikahan harusnya mengetahui hal-hal yang akan timbul setelah akad. Akibat yang timbul dalam perkawinan hanya bisa dipertanggung jawabkan setelah terjadinya akad. Setelah akad terlaksana maka secara otomatis, apa yang menjadi kewajiban orang tua terhadap anak perempuannya beralih kepada suaminya. Peralihan ini meliputi segala hal termasuk hak-haknya. Hak itu dibedakan atas hak mutlak dan hak nisbi. Hak mutlak adalah hak absolut, yang melekat pada diri seseorang, disamping itu, ada juga kewajiban yang mengikutinya. Hak mutlak terbagi menjadi; 17 1. hak kebendaan eigendom. 2. hak kepribadian hak individu atas hidupnya, atas badannya, kehormatan serta nama baiknya. 3. hak keluarga. 17 Lihat Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 625 20 Sedangkan hak nisbi adalah hak yang memberikan kewenangan terhadap seseorang yang berkewajiban mewujudkan kewenangan haknya, misalnya hak menagih piutang. Undang-Undang No.1 Tahun 1974 mengemukakan hak dan kewajiban suami istri dalam pasal 30 sampai dengan pasal 34. 18 Pasal 30 Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar susunan masyarakat. Pasal 31 1 Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tanggadan pergaulan hidup bersama masyarakat. 2 Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum. 3 Suami adalah kepala keluarga dan istri adalah ibu rumah tangga. Pasal 32 1 Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap. 2 Rumah tempat kediaman yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini ditentukan oleh suami istri bersama. Pasal 33 18 Lihat Undang-Undang No.1 Tahun 1974 21 Suami istri wajib saling cinta mencintai, hormat-menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin yang satu pada yang lainnya. Pasal 34 1 Suami wajib melindungi isatrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya. 2 Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya. 3 Jika suami dan istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan. Dari pemaparan diatas dapat kita ketahui apa yang menjadi hak istri menjadi kewajiban suami, begitu pula sebaliknya apa yang menjadi hak suami menjadi kewajiban istri. Ringkasnya dapat penulis simpulkan apa yang menjadi hak istri dan menjadi kewajiban suami adalah; 1. Nafkah Segala sesuatu yang menjadi kebutuhan sang istri harus dipenuhi oleh suami dengan batas kemampuannya. Baik disini adalah nafkah lahir maupun nafkah batin, suami wajib memenuhinya. Karena setelah akad terjadi beban nafkah lahir yang tadinya adalah kewajiban orang tua, otomatos beralih kepada suami. Jadi tak ada alas an bagi suami untuk memungkirinya. 2. Perlindungan 22 Hal ini penting dikarenakan seperti yang kita ketahui bersama bahwa kaum adam adalah pengayom kaum hawa. Maka dari itu wajib bagi suami untuk melindungi istrinya dari segala sesuatunya. Dalam agama islam, bentuk perlidungan terhadap istri digambarkan sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah An Nisa ayat 19 ⌧ ☺ ⌧ ☺ ☺ ⌧ ⌧ Artinya; Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. An Nisa ayat 19 Ayat ini tidak menunjukkan bahwa mewariskan wanita tidak dengan jalan paksa dibolehkan. Menurut adat sebahagian Arab Jahiliyah apabila seorang meninggal dunia, maka anaknya yang tertua atau anggota keluarganya yang lain mewarisi janda itu. janda tersebut boleh dikawini sendiri atau dikawinkan dengan orang lain yang maharnya diambil oleh pewaris atau tidak dibolehkan kawin lagi. 23 Keterangan lain dari ayat ini menyebutkan bahwa suami patut melindunginya dengan patut walau suami kurang menyukainya. Adapun perlindungan lain dari seorang suami terhadap istrinya adalah menyediakan tempat tinggal yang layak. Hal ini bertujuan agar si istri dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai ibu rumah tangga. 3. Waris Kewarisan akan jatuh kepada sang istri secara otomatis apabila suaminya meninggal dunia apabila tidak ada perkara yang menghalanginya. Apa yang menjadi harta waris adalah harta bawaan maupun harta bersama yang telah dikumpulkan dalam masa biduk rumah tangganya berjalan. Harta ini akan dibagikan setelah dipotong untuk keperluan si mayit. Adapun hal lain yang ditimbulkan dari pernikahan adalah dam hal pengasuhan dan pendidikan anak. Keluarga meliputi suami, istri, dan anak. Satu sama lain saling berkaitan dan tak dapat terlepas. Perkawinan juga menimbulkan hak terhadap orang lain yaitu anak. Manusia itu sudah mendapatkan haknya sejak masih dalam kandungan, yaitu hak mutlak. Hak mutlak adalah hak yang diperolehsudah melekat pada diri manusia. 19 Disamping hak 19 Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata, h.6 24 mutlak manusia juga mendapatkan hak nisbi, yaitu hak tidak melekat pada diri seseorang sehingga hak tersebut hanya menjadi kewenangan. Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tuanya, keluarga, masyarakat, pemerintah dan Negara. Jadi disini orang tua mempunyai kewajiban terhadap anaknya. Diantara hak-hak itu meliputi; 1. Ekonomi Orang tua wajib memberikan nafkah pada anak-anaknya. Dalam segala hal dan bentuk, orang tua mempunyai kewajiban untuk memenuhi segala yang dibutuhkan oleh anaknya dalam hal materiil. Meliputi sandang dan pangannya, teampat tinggal, serta kebutuhan ekonomi lainnya. Hal ini akan menjadi tanggung jawab orang tua hingga sang anak dewasa atau telah menikah. Batas umur dewasa dimaksud adalah 18 tahun sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1974 pasal 47 ayat 1. Ekonomi sangat berperan penting bagi perkembangan anak. Karena pendidikan dan segala sesuatunya di dunia ini membutuhkan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu menurut penulis, dijaman sekarang yang serba modern ini memerlukan perekonomian yang bagus agar anak pun bisa mengikuti perkembangannya dengan baik. 25 Peran ekonomi juga menjadi penunjang bagi kesejahteraan dan kesehatan sang anak sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan social. 2. Pendidikan Kewajiban orang tua yang lain terhadap anaknya adalah pendidikan. Sebagai mana mungkin seorang tua harus mendidik anak-anaknya sebagai bekal masa depannya nanti. Pendidikan yang harus diterima anak bukan hanya di sekolah, tapi yang lebih penting dirumah. Perilaku seorang anak dapat tercermin dari pendidikan yang didapat dari orang tuanya dirumah. Dengan kata lain orang tua berperan penting dalam penunjang masa depan anaknya. Orang tuanya lah yang mengajarkan perbuatan baik dan buruk. Orang tua adalah teladan bagi sang anak. Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, menyebutkan bahwa dalam mendidik anak, orang tua harus lebih dulu menanamkan pohon-pohon keimanan dalam diri si anak. 20 Hal ini dimaksudkan agar anak-anak kita sudah mempunyai bekal yang kuat sebelum terjun ke masyarakat. Ini menunjukan pentingnya ilmu bagi umat manusia. Setiap anak juga berhak menentukan pendidikannya sendiri demi pengembangan tingkat kecerdesannya dengan pengawasan dari orang tuanya. Pendidikan ini tak bisa dipaksakan. Biarkan sang anak berekspresi sendiri. Karena kita tidak bisa membatasi daya fikir anak. 3. Perlindungan 20 Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA., Berakhlak Mulia Sejak Belia. Jakarta; Titian Pena, 2008 26 Setiap manusia pastinya butuh perlindungan, tak terlepas pula dengan seorang anak. Anak akan membutuhkan perlindungan dari orang tuanya. Karena siapa lagi yang bisa melindungi dan menjaganya selain orang tuanya. Kewajiban orang tua pula untuk melindunginya dari api neraka dengan bekal pendidikan agama. Maka dari itu diperlukan kesiapan yang khusus dari seseorang sebelum melangsungkan pernikahan. Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat manusia, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera. 21 Anak juga behak mendapat istirahat, bermain sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan dengan perlindungan dan pengawasan dari kedua orang tuanya. Anak mjuga berhak mendapat kasih saying dari kedua orang tuanya sebagai wujud rasa perlindungan orang tua terhadap anaknya. 4. Nama Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas dan status kewarganegaraan. Selain itu seaorang anak juga berhak mengetahui siapa orang tuanya dan mendapat pengasuhan dari orang tuanya sendiri. 5. Berpendapat 21 Lihat Pasal 3 Undang-Undang No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak 27 Kita wajib menghargai pendapat siapapun termasuk pendapat anak. Jangan hanya beranggapan dia masih kecil sehingga kita menyepelekan pendapatnya. Mereka berhak menyatakan pendapat, mencari dan menerima informasi sesuai dengan tingkat kecerdasannya. 6. Waris Setiap anak didunia ini pastilah mewarisi kekayaan dari orang tuanya. Hal ini telah diatur oleh Undang-Undang maupun Al Quran dengan sangat baik. Waris akan langsung jatuh ketangan si anak bila tidak ada perkara yang menghalanginya. Sebab-sebab mewarisi dalam islam; 22 1. Al Qarabah Atau kita menyebutrnya hubungan pertalian darah. Yaitu ahli waris yang ada pertalian darah, baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak, diberi hak untuk menerima bagian menurut jauh dekatnya pertalian darah. ☺ ⌧ ☺ ⌧ ☺ ⌧ Artinya; Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian pula dari harta peninggalan ibu- 22 Drs. Ahmad Rofiq, MA. Hukum Islam Di Indonesia. Jakarta; Raja Grafindo, 1995. 28 bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. Q.S. An Nisa Ayat 7 2. Al Musaharah Atau hubungan perkawinan. Perkawinan secara tak langsung menimbulkan waris, perkawinan yang dimaksud disini adalah perkawinan yang sah menurut agama dan Negara. 3. Al Wala’ Adalah hubungan kewarisan yang timbul akibat memerdekakan hamba sahaya atau melalui perjanjian tolong menolong.

D. Pengertian Nikah Bawah Tangan