Respon Fisiologis terhadap Latihan Fisik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Latihan fisik

2.1.1. Respon Fisiologis terhadap Latihan Fisik

Atlit yang melakukan latihan fisik pada tingkat yang lebih tinggi akan mencapai suatu titik di mana transport oksigen menuju otot tidak lagi meningkat dan seluruh konsumsi oksigen tubuh maksimal VO 2max tidak bisa lagi meningkat. Setelah masa tersebut akan terjadi kelelahan. Latihan fisik maksimal dapat meningkatkan VO 2max . Peningkatan VO 2max ini disebabkan oleh bertambahnya kandungan O 2 di dalam arteri dan vena, serta meningkatnya cardiac output maksimal. Meningkatnya VO 2max akan meningkatkan toleransi terhadap latihan fisik. Hal ini berhubungan dengan fakta bahwa dengan meningkatkan kapasitas maksimal akan menurunkan terjadinya metabolisme anaerob ambang batas anaerob menjadi lebih tinggi. Sisa metabolisme anaerob berupa asam laktat, mempunyai efek yang tidak menguntungkan bagi tubuh. Kebutuhan oksigen meningkat sejalan dengan peningkatan level kerja, sehingga produksi CO 2 akan meningkat. Peningkatan produksi CO 2 ini terjadi karena proses buffer oleh natrium bikarbonat terhadap asam laktat dan menghasilkan CO 2 . Ventilasi akan terangsang untuk membersihkan kelebihan CO 2 dan asidosis metabolik secara langsung merangsang badan karotis Casaburi, 1992. Rostime Hermayerni Simanullang : Pengaruh Vitamin C Sebelum Latihan Fisik Maksimal Terhadap Kualitas Eritrosit Mencit Jantan Mus MusculusStrain DD Webster, 2009 Apabila melakukan latihan fisik maksimal secara teratur, maka produksi asam laktat menjadi lebih sedikit pada saat melakukan latihan fisik berat. Selain itu, respon fisiologis tubuh juga mengalami perubahan saat melakukan latihan fisik berat, perubahan tersebut antara lain komsumsi oksigen dan produksi CO 2 menjadi lebih sedikit, ventilasi secara dramatis menurun. Walaupun ventilasi menurun, PCO 2 dan pH arteri tetap normal Casaburi, 1992; Clarkson dan Thompson, 2000. Dan juga pada trauma mekanik footsrike merupakan faktor yang berkontribusi terhadap latihan fisik yang dapat menyebabkan terjadinya hemolisis. Aktivitas non traumatik seperti berenang, bersepeda, mendayuh dan angkat besi juga memberikan peningkatan yang bermakna terhadap kerusakan eritrosit. Peningkatan suhu tubuh, asidosis dan peningkatan katekolamin, dehidrasi, hemokonsentrasi dan penekanan eritrosit di kapiler melalui kontraksi otot-otot adalah mekanisme penting yang memegang peranan terjadinya hemolisis intravaskular selama latihan fisik atau periode pemulihan Senturk et al., 2005. Pada kenyataannya berlari dengan jarak jauh mempunyai hubungan bermakna terjadinya kerusakan eritrosit seperti terjadinya peningkatan perubahan struktur eritrosit, penurunan membran spektrin dan perubahan nilai hematokrit dan plasma protein pada pelari yang tidak terlatih dibandingkan dengan yang terlatih Telford et al., 2002 dan Yusof et al., 2007. Rostime Hermayerni Simanullang : Pengaruh Vitamin C Sebelum Latihan Fisik Maksimal Terhadap Kualitas Eritrosit Mencit Jantan Mus MusculusStrain DD Webster, 2009

2.1.2. Intensitas Latihan Fisik