4.6 Hasil Estimasi Dengan Menggunakan Metode OLS
Untuk melihat pengaruh variabel bebas yaitu modal kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut terhadap variabel terikat yaitu
pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat dengan menggunakan metode Ordinary Least Square OLS dengan bantuan program Eviews 4.1, berdasarkan perhitungan
fungsi Cobb-Douglas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Hasil
Estimasi Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Pendapatan Nelayan
di Kabupaten Langkat
LOGINC = 10,029 + 0,293 LOGMODAL + 0,258 LOGLAB + 0,158 LOGEXPE Std. Error 0,1139 0,1294 0,1746
t-stat 2,575 1,997 0,904
+ 0,004 LOGDST Std. Error 0,0066
t-stat 0,648
R
2
= 0,616233 R
2
= 0,579022
F-stat = 3,123600
Keterangan : signifikan pada =5
Sumber : Data diolah Lampiran 5
Berdasarkan nilai R-squared R
2
sebesar 0,6162 yang diperoleh dari penelitian menyatakan bahwa variabel independen variabel modal kerja, tenaga
kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut mampu menjelaskan variasi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat sebesar 61,62. Sedangkan sisanya sebesar 38,38
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi ini.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Dari hasil estimasi bahwa nilai F-statistik yang diperoleh, yaitu sebesar
3,1236
yang berarti lebih besar dari F
0,05
5,94 = 2,30; ini berarti secara bersama-sama serentak yaitu modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut
mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Berdasarkan uji t-statistik uji secara parsial, maka dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan nelayan di
Kabupaten Langkat adalah modal kerja dan tenaga kerja pada tingkat α = 5 persen
sedangkan variabel bebas yaitu pengalaman dan jarak tempuh melaut tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten
Langkat. Hasil estimasi diatas menunjukan bahwa koefisien regresi modal kerja sebesar
0,293 bermakna bahwa apabila modal kerja bertambah 10 persen, maka pendapatan nelayan dapat meningkat sebesar 2,93 persen.
Koefisien tenaga kerja menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,258 bermakna bahwa apabila jumlah tenaga kerja bertambah 10 persen, maka pendapatan nelayan
dapat meningkat 2,58 persen. Sebagaimana yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya, bahwa pengujian
secara parsial individu dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Selain itu juga dilihat berdasarkan nilai signifikinsi sig. pada hasil
estimasi lampiran 5.
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
Dengan jumlah sampel n = 100, variabel bebas k = 4 maka derajat bebas untuk nilai t-statistik n-k-1 atau sama dengan 95. Pada variabel modal kerja
mernpunyai t-hitung sebesar 2,575 lebih besar dari t-tabel = 0,05 sebesar 1,98 yang bermakna bahwa variabel modal kerja berpengaruh signifikan pada = 0,05 terhadap
pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. Sementara itu t-hitung variabel tenaga kerja sebesar 1,997 lebih besar
dibandingkan nilai t-tabel pada = 0,05 sebesar 1,98 dengan demikian bahwa variabel jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di
Kabupaten Langkat. Sementara itu t-hitung variabel pengalaman sebesar 0,904 lebih kecil
dibandingkan nilai t-tabel pada = 0,05 sebesar 1,98 dengan demikian bahwa variabel pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di
Kabupaten Langkat. Sementara itu t-hitung variabel jarak tempuh melaut sebesar 0,648 lebih kecil
dibandingkan nilai t-tabel pada = 0,05 sebesar 1,98 dengan demikian bahwa variabel jarak tempuh melaut tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
nelayan di Kabupaten Langkat. Hasil estimasi diatas menunjukan bahwa koefisien modal kerja menunjukkan
elastisitas dari modal kerja terhadap pendapatan nelayan, dengan elastisitas sebesar 0,293 bermakna bahwa modal kerja terhadap pendapatan nelayan adalah tidak elastis
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
inelastic. Hal ini berarti respon pendapatan nelayan terhadap modal kerja sangat kecil.
Sementara itu koefisien jumlah tenaga kerja yang menunjukkan elastisitas jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan dengan elastisitas sebesar 0,258
bermakna bahwa jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan adalah tidak elastis inelastic. Hal ini berarti respon pendapatan nelayan terhadap jumlah tenaga
kerja sangat kecil. Sedangkan untuk koefisien pengalaman yang menunjukkan elastisitas
pengalaman terhadap pendapatan nelayan dengan elastisitas sebesar 0,158 bermakna bahwa pengalaman terhadap pendapatan nelayan adalah tidak elastis inelastic. Hal
ini berarti respon pendapatan nelayan terhadap pengalaman sangat kecil. Sedangkan untuk koefisien jarak tempuh melaut yang menunjukkan elastisitas
jarak tempuh melaut terhadap pendapatan nelayan dengan elastisitas sebesar 0,004 bermakna bahwa jarak tempuh melaut terhadap pendapatan nelayan adalah tidak
elastis inelastic. Hal ini berarti respon pendapatan nelayan terhadap jarak tempuh melaut sangat kecil.
Berdasarkan hasil estimasi pendapatan nelayan diperoleh hasil bahwa pendapatan nelayan berada pada kondisi Decreasing Return to Scale lebih kecil dari
1. Decreasing return to scale = 0,293 + 0,258 + 0,158 + 0,004 = 0,713. Decreasing Return to Scale artinya bahwa apabila modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan
Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008
jarak tempuh melaut naik dua kali lipat maka pendapatan nelayan akan naik lebih kecil dari dua kali lipat.
Kapital
K
1
K
1
K
3
K
2
24 19
10 L
1
L
2
L
3
Tenaga Kerja Gambar 4.2. Decreasing Return to Scale
4.7 Uji Asumsi Klasik