Dengan menggunakan perhitungan proporsional tersebut biaya PJP2U adalah 0,8002 x
Rp.62.366 = Rp.49.905,- Dengan tarif yang berlaku saat ini sebesar Rp. 25.000,- maka
penumpang telah berkontribusi sebesar 50 dari yang seharusnya dibayar. Biaya lain adalah biaya porter yang bertugas mengangkat barang bawaan
penumpang. Harga yang ditelah ditetapkan bagi porter adalah Rp. 2000 per koli. Namun temuan dilapangan adalah adanya indikasi keinginan terhadap penumpang untuk
membayar dengan harga melebihi standar. Harga yang standar yang diberlakukan oleh porter belum tersosialisasikan secara transparan.
4.4.Produk pelayanan yaitu hasil pelayanan yang sesuai dengan ketentuan atau standar
Produk pelayanan seperti pelayanan check-in, pelayanan pemeriksaan sekuriti, pelayananan pemeriksaan imigrasi, karantina, dan beacukai serta pelayanan penyerahan
bagasi, sudah ada standar bakunya sesuai SKEP Dirjen 284X1999 ternyata belum maksimal implementasinya. Demikan pula dengan pendukung produk pelayanan seperti
ketersediaan sarana dan prasarana, telah ada standar baku sesuai SKEP Dirjen No 77VI2003 Hal ini terbukti banyaknya 975 pengaduan keluhan penguna jasa yang
berhasil dijaring oleh LAPK dalam program konsultasi publik untuk meningkatkan pelayanan di bandara Polonia Harian SIB 1322008
4.5 Sarana dan prasarana yang harus memadai
Yuli Sudoso Hastono : Pelayanan Publik di Bandar Udara Polonia Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
Para penumpang cenderung ingin menikmati fasilitas belanja dimana mereka dapat melihat-lihat dan berbelanja apabila mempunyai cukup waktu sebalum naik
pesawat. Pada beberapa bandar udara besar, kurang lebih 10-20 dari area terminal diperuntukan bagi ruang konsesi ini. Memperhatikan kecendrungan penumpang untuk
membelanjakan sebagian uangnya untuk berbelanja di bandar udara,ruang konsesi ini dapat memberikan sumbangan kurang lebih dari 30-50 dari pendapatan total bandar
udara. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya fasilitas-fasilitas ini adalah jumlah
penumpang, keberadaan fasilitas yang bersangkutan diluar bandar udara, potensi konsesi dan biaya sewa. Jenis fasilitas ini antara lain adalah restoran, kios majalah, kios bunga,
pakaian, salon, counter penyewaan mobil, asuransi, kantor pos, Bank, Telepon umum. Selain itu ada fasilitas penunjang yaitu kantor pengelola, ruang mekanikal, ruang
komunikasi, ruang rapat, dapur, toilet umum dan toilet bagi penyandang cacat. Hasil pantauan dilapangan bahwa sarana dan prasarana yang terdapat di bandar
udara Polonia Medan sangat dirasakan kurang memadai.lihat lampiran : 2 Hal ini bisa terlihat pada tidak terdapatnya fasilitas umum yang memadai seperti telepon umum,
kamar mandi umum dan pusat kesehatan. Boleh jadi karena efisiensi terhadap biaya yang akan dikeluarkan, mengingat tahun 2009 operasional bandara akan beralih ke bandara
baru di Kwalanamu. Bahkan dari segi sarana pengamanan dirasakan masih perlu ditingkatkan. Peristiwa terbakarnya Polonia disebabkan
tidak berfungsinya hydran sebagai alat pemadam kebakaran. Kebakaran hebat yang terjadi di ruang keberangkatan menjadi kenangan yang tidak terlupakan. Tapi
pengalaman tersebut tidak menjadi pelajaran bagi pengelolan bandar udara Polonia.
Yuli Sudoso Hastono : Pelayanan Publik di Bandar Udara Polonia Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
Padahal sebelumnya telah terjadi kebakaran hebat yang meluluhlantakan terminal keberangkatan luar negeri. Selain itu, sarana CCTV juga tidak berfungsi. Sehingga
kondisi ini semakin sulit untuk mengontrol kondisi bandar udara Polonia. Penyediaan fasilitas umum dan kelengkapannya bergantung dengan ruang dan
kapasitas penumpang. Penyediaan toilet harus direncanakan berdasarkan kebutuhan minimum dengan mempertimbangkan jumlah penumpang pada jam sibuk. Khusus
pelayanan fasilitas umum, Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen, YLKI mencatat bahwa pelayanan kebersihan toilet WC Bandar Udara Polonia paling banyak
mendapatkan keluhan konsumen. Temun ini berdasarkan pengaduan konsumen dalam Bulan Pengaduan Perbaikan Pelayanan Jasa Bandar Udara yang diprakarsai oleh LAPK-
YLKI periode Januari 2008 Harian Bisnis Indonesia. Tersedianya fasilitas khusus bagi orang cacat, juga memerlukan perhatian khusus. Fasilitas umum lainya harus selalu
tersedia seperti, telpon umum, anjungan tunai mandiri, fasilitas internet, media informasi baik koran, majalah maupun elektronik, semuanya bila perlu disediakan secara cuma-
cuma khususnya bagi yang telah membayar PJP2U. Fasilitas umum seharusnya tersedia informasi, kamar mandi, telepon umum. Namun
fasilitas tersebut dirasakan masih kurang. Dengan kata lain Fasilitas umum memang tersedia namun tidak terawat dengan baik. Kondisi kamar mandi tidak terawat dan
membuat para penumpang merasa tidak nyaman. Terlebih lagi kamar mandi yang berada diluar bandar udara Polonia. Fasilitas umum lainnya seperti telepon umum tidak
berfungsi dengan baik. Dan tentu saja hal ini akan menyulitkan bagi penumpang yang tidak menggunakan handphone.
Yuli Sudoso Hastono : Pelayanan Publik di Bandar Udara Polonia Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
4.6. Kompetensi Petugas