Kompartemen Cairan Tubuh Metode Pengukuran Volume Cairan Tubuh

keseimbangan komposisi cairan tubuh untuk menghindari penurunan kualitas kerja jantung yang disebabkan oleh peningkatan beban volume jantung akibat penumpukan cairan ekstraseluler dan berkurangnya volume cairan ekstraseluler yang disebabkan penurunan tekanan pengisian jantung, Pengendalian cairan tubuh dapat dilakukan dengan penimbangan berat badan yang rutin, penilaian status volume cairan tubuh, pembatasan asupan air dan natrium, dan pemberian diuretika. 13,16

2.2. Cairan Tubuh

Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan. Pada bayi prematur jumlahnya 80 dari berat badan; bayi normal 70-75 dari berat badan, sebelum pubertas 65-70 dari berat badan, orang dewasa 50-60 dari berat badan. Kandungan rata-rata ialah sekitar 60 dari berat badan untuk laki-laki yang berusia antara 17-40 tahun, dan 51 untuk perempuan pada rentang usia yang sama. 1 Kandungan air di dalam sel lemak lebih rendah dari pada kandungan air di dalam sel otot, sehingga cairan tubuh total pada orang yang gemuk obes lebih rendah dari mereka yang tidak gemuk. 1

2.2.1. Kompartemen Cairan Tubuh

Cairan dalam tubuh dibagi dalam dua kompartemen utama yaitu cairan ekstrasel dan cairan intrasel. Cairan ekstrasel dibagi lagi menjadi plasma intravaskular dan cairan interstitialekstravaskular. Plasma merupakan bagian nonseluler dari darah, yang terus menerus mengalami pertukaran dengan cairan interstisial melalui pori-pori membrane kapiler, sehingga cairan ekstrasel bercampur secara Lili Syarief Hidayatsyah : Hubungan Antara Parameter Volume Cairan Tubuh Yang Diukur Dengan Bio…, 2008 USU e-Repository © 2008 22 konstan dan cairan plasma dan interstisial memiliki komposisi yang hampir sama kecuali protein yang terutama berada diintravaskular 16 Tabel.II.1. Volume Kompartemen Cairan Tubuh dikutip dari 1 Jenis Cairan dari BB Volume untuk BB 70kgL Cairan tubuh total 50-60 35-42 Cairan intraseluler 36 25 Cairan ekstraseluler 24 14 Plasma 4,5 3,15 Cairan interstisial 11,5 8,05 Minor compartment 8 5,6

2.2.2. Gangguan Keseimbangan Cairan

1, 17

Gangguan keseimbangan air adalah ketidak seimbangan antara cairan intraseluler dan ekstraseluler, ketidak seimbangan antara cairan interstisal dan intravaskular. Ketidak seimbangan ini sangat dipengaruhi oleh osmolalitas atau oleh tekanan osmotik. Osmolalitas adalah perbandingan antara jumlah solut dan air. Solut-solut yang mempengaruhi osmolalitas dalam tubuh adalah natrium, kalium, glukosa dan urea. Makin tinggi osmalalitas maka makin tinggi tekanan osmotik. Dalam keadaan normal maka osmolalitas cairan intrasel adalah sama dengan osmolalitas cairan ekstrasel. Natrium, kalium, glukosa bebas berpindah antar intersisium dan intravaskular plasma, namun albumin tetap berada di intravaskular sehingga albumin merupakan osmol utama yang mempengaruhi tekanan osmotik di intravaskular. Berpindahnya cairan dari intravaskular ke intersisium atau sebaliknya sangat dipengaruhi oleh kadar albumin dalam plasma. Lili Syarief Hidayatsyah : Hubungan Antara Parameter Volume Cairan Tubuh Yang Diukur Dengan Bio…, 2008 USU e-Repository © 2008 23 Ada beberapa keadaan yang dapat kita temukan dalam hal gangguan keseimbangan air antara lain : hipovolemia, hipervolemia, dan edema.

2.2.2.1. Hipovolemia

Hipovolemia adalah berkurangnya cairan ekstrasel dimana air dan natrium berkurang dalam jumlah yang sebanding. Hipovolemia dapat terjadi pada kehilangan air dan natrium melalui saluran intestinal seperti muntah, diare, pendarahan atau melalui pipa sonde. Dapat juga melalui ginjal antara lain penggunaan diuretik, diuresis osmotik, salt- wasting nephropathy, hipoaldosteronisme. Melalui kulit dan saluran napas seperti insensible water losses, keringat, luka bakar. Atau juga melalui sekuestrasi cairan seperti pada ileus obstruksi, trauma, fraktur, pankreatitis akut. Ada dua tindakan yang dilakukan dalam mengatasi keadaan ini yaitu menanggulangi penyakit yang mendasari dan penggantian cairan yang hilang.

2.2.2.2. Hipervolemia

Hipervolemia adalah suatu keadaan dimana terjadinya peningkatan volume cairan ekstrasel khususnya intravaskular volume overload melebihi kemampuan tubuh mengeluarkan air melalui ginjal, saluran intestinal, kulit. Keadaan ini lebih dipermudah dengan adanya gangguan pada otot jantung gagal jantung kongestif atau pada gangguan fungsi ginjal berat Penyakit Ginjak Kronik Stadium IV dan V atau pada Gagal Ginjal Akut oligurik. Lili Syarief Hidayatsyah : Hubungan Antara Parameter Volume Cairan Tubuh Yang Diukur Dengan Bio…, 2008 USU e-Repository © 2008 24

2.2.2.3. Edema

Edema adalah suatu pembengkakan yang dapat diraba akibat penambahan volume cairan interstisium. Ada dua faktor penentu terjadinya edema yaitu : a. Perubahan hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan keluarnya cairan intravaskular ke dalam jaringan intersisium, permiabilitas kapiler, tekanan hidrostatik, dan tekanan onkotik, b. Retensi natrium di ginjal. Retensi natrium dipengaruhi oleh : a Aktivitas sistem renin- angiotensin-aldosteron yang erat kaitannya dengan baroreseptor di arteri aferen glomerulus ginjal; b Aktivitas ANP atrial natriuretik peptide yang erat kaitannya dengan baroreseptor di atrium dan ventrikel jantung; c Aktivitas saraf simpatis, ADH yang erat kaitannya dengan baroreseptor di sinus-karotikus; d osmoreseptor di hipotalamus. Pada keadaan volume sirkulasi efektif yang rendah misalnya pada gagal jantung kongesti, sirosis hati, sindrom nefrotik, gagal ginjal, jumlah total natrium tubuh akan meningkat oleh karena adanya retensi natrium ginjal akibat peningkatan sistem renin-angiotensin-aldosteron. Akibat semua ini terjadi penimbunan air pada intersisium yang akan menimbulkan edema umum. Penanggulangan edema yang dilakukan meliputi : memperbaiki penyakit dasar bila mungkin, restriksi asupan natrium untuk minimalisasi retensi air dan pemberian diuretik.

2.2.3. Metode Pengukuran Volume Cairan Tubuh

18,19 Metode pengukuran volme cairan tubuh dapat dilakukan secara langsung direct dan secara tidak langsung in vivo. Lili Syarief Hidayatsyah : Hubungan Antara Parameter Volume Cairan Tubuh Yang Diukur Dengan Bio…, 2008 USU e-Repository © 2008 25 Pengukuran secara langsung mempunyai ketepatanakurasi 100 yang dilakukan pada postmortem. Metode pengukuran ini disebut sebagai Body dissection. Pengukuran secara tidak langsung volume cairan tubuh hanya memperkirakan persentase dari volume cairan tubuh dan juga komponen- komponen tubuh yang lain. Beberapa metode pengukuran yang ada antara lain adalah, Hydrostatic WeighingUnder Water Waighing, Dual-Energy X-Ray Apbsorptiometry DEXA, Bod Pod Air Displacement, Near Infrared Interactance NIR, Magnetig Resonance Imaging MRI, Total Body Electrical Conductivity TOBEC, Total Body Water TBW, Total Body Potasium TBK, dan Bioelectrical Impedance Analysis BIA. Dari semua metode pengukuran tersebut diatas, BIA mempunyai kelebihan sederhana, dapat dilakukan dengan cepat, biaya murah, dan akurasi mendekati nilai yang sebenarnya.

2.3. Bio Impedance Analysis

4, 18,19

Bio Impedance Analysis BIA adalah metode noninvasif dalam mengevaluasi komposisi tubuh, sederhana, aman, murah, mudah digunakan, hasil segera didapat, dapat dibawa kemana-mana. BIA menganalisa komposisi tubuh secara tidak langsung dengan mencatat perubahan impedance arus listrik segmen tubuh. Prinsip BIA adalah mengukur perubahan arus listrik jaringan tubuh yang didasarkan pada asumsi bahwa jaringan tubuh adalah merupakan konduktor silinder ionik dimana lemak bebas ekstraselular dan intraseluler berfungsi sebagai resistor dan kapasitor . Arus listrik dalam tubuh adalah jenis ionic dan berhubungan dengan jumlah ion bebas dari garam, basa dan Lili Syarief Hidayatsyah : Hubungan Antara Parameter Volume Cairan Tubuh Yang Diukur Dengan Bio…, 2008 USU e-Repository © 2008 26

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Triceps Skinfold Thickness dengan Phase Angle yang Diukur dengan Bio Impedence Analysis sebagai Prediksi Mortalitas pada Pasien-Pasien Penyakit Ginjal Kronis dengan Hemodialisis regular

1 70 68

Hubungan Antara Lingkar Lengan Atas Dengan Phase Angle Sebagai Penanda Kualitas Hidup Yang Diukur Menggunakan Bio Electrical Impedance Analysis Pada Pasien Yang Menjalani Hemodialisis Reguler

0 61 77

Hubungan Antara Parameter Cairan Tubuh Yang Diukur Dengan Bio Impedance Analysis Dengan Derajat Hipertensi Pada Pasien Hemodialisis Reguler

1 63 64

Perbedaan Berat Badan Kering Pasien yang diukur secara klinis dengan yang diukur menggunakan Bioimpedance Analyzer(BIA) di Unit Hemodialisis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

0 0 1

Hubungan Kombinasi Hemodialisis Hemoperfusi Dengan Status Nutrisi Yang Diukur Dengan Bia (Bioelectrical Impedance Analysis) Pada Pasien Hemodialisis Reguler

0 0 22

Hubungan Kombinasi Hemodialisis Hemoperfusi Dengan Status Nutrisi Yang Diukur Dengan Bia (Bioelectrical Impedance Analysis) Pada Pasien Hemodialisis Reguler

0 0 2

Hubungan Kombinasi Hemodialisis Hemoperfusi Dengan Status Nutrisi Yang Diukur Dengan Bia (Bioelectrical Impedance Analysis) Pada Pasien Hemodialisis Reguler

0 0 4

Hubungan Kombinasi Hemodialisis Hemoperfusi Dengan Status Nutrisi Yang Diukur Dengan Bia (Bioelectrical Impedance Analysis) Pada Pasien Hemodialisis Reguler

0 0 17

Hubungan Kombinasi Hemodialisis Hemoperfusi Dengan Status Nutrisi Yang Diukur Dengan Bia (Bioelectrical Impedance Analysis) Pada Pasien Hemodialisis Reguler

0 0 3

PARAMETER KUALITAS AIR YANG DIUKUR (1)

0 0 42