Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disampaikan bahwa pentingnya pengaturan suhu pada ruangan perpustakaan. Menurut buku Perpustakaan
Perguruan Tinggi: Buku Pedoman 2004: 131, ”Tingkat pengkodisian ruang yang diinginkan adalah sebagai berikut: temperatur 22-24
o
C untuk ruang koleksi buku, ruang baca dan ruang koleksi, 20
o
C ruang komputer dan kelembaban 45-55”. Agar kenyamanan ruangan perpustakaan terjaga, maka diperlukan pemasangan
alat pengatur suhu, misalnya: 1.
Memasang AC Air Conditioning untuk mengatur udara di dalam ruangan.
2. Mengusahakan agar peredaran udara dalam ruangan itu cukup baik,
misalnya dengan memasang lubang-lubang angin dan membuka jendela pada saat kegiatan diperpustakaan sedang berlangsung.
3. Memasang kipas angin untuk mempercepat pertukaran udara dalam
ruangan. Kecepatan pertukaran ini mempengaruhi kenyamanan udara. Adapun kecepatan udara yang ideal adalah berkisar antara 0,5 – 1
mdetik. Lasa, 2005: 168
2.3.3 Sistem Penerangan
Penerangan di ruangan perpustakaan harus diatur dan mendapat perhatian cukup, sehingga tidak terjadi penurunan gairah atau membuat silau. Dalam hal ini
setiap perpustakaan diharuskan memperhatikan aspek penerangan, mulai dari lampu yang digunakan, ketahanan lampu, efek penerangan bagi penglihatan dan
cahaya yang dihasilkan lampu apakah menyilaukan atau tidak. Di samping itu juga, kelebihan penerangancahaya pada ruangan
perpustakaan perlu dihindarkan, karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti:
1. Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja.
2. Kelelahan mental.
3. Keluhan-keluhan pegal di daerah mata, dan sakit kepala sekitar mata.
4. Keluhan kerusakan penglihatan.
5. Meningkatkan kecelakaan. Lasa, 2005: 169
Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa orang tidak dapat beraktifitas seperti membaca dan bekerja dengan baik tanpa penerangancahaya yang cukup.
Juga sebaliknya bila terkadang penerangan yang melebihi dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti uraian di atas. Penerangancahaya yang
memadai dan memancar ditempat akan menambah efisiensi dalam beraktifitas.
Universitas Sumatera Utara
Dalam buku Perpustakaan Pergururan Tinggi: Buku Pedoman 2004: 131 ditetapkan daftar intesitas cahaya untuk setiap ruangan dalam sebuah
perpustakaan, adalah sebagai berikut: 1. Area baca ruang majalah dan surat kabar
200 lumen 2. Meja baca ruang baca umum
400 3. Meja baca ruang baca rujukan
600 4. Area sirkulasi
600 5. Area pengolahan
400 6. Area akses tertutup closed access
100 7. Area koleksi buku
200 8. Area kerja
400 9. Area pandang dengar
100 Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan agar penerangan dapat
tercukupi dan menghindarkan terjadinya penurunan gairah membaca serta tidak membuat silau, dengan cara:
1. Menghindari sinar matahari langsung.
2. Memilih jenis lampu yang dapat memberikan sifat dan tarif
penerangan yang tepat dengan kebutuhan, misalnya: -
Lampu pijar : memberikan cahaya setempat. -
Lampu TLPLFluorescent : memberi cahaya yang merata. -
Lampu Sorot : memberi cahaya yang terfokus pada objek tertentu. Purwati, 2007: 8.
2.3.4 Sistem Pewarnaan