Kerangka Teori Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka

Karate dalam kamus kontemporer 2002:663 adalah olahraga beladiri yang mengutamakan kekuatan anggota badan serta kecepatan gerak. Saat ini istilah karate berasal dari dua kata dalam huruf kanji “kara” yang bermakna kosong dan “te” yang berarti tangan. Karate berarti sebuah seni bela diri yang memungkinkan seseorang mempertahankan diri tanpa senjata. Memang demikian adanya, bahwa karate tidak menggunakan senjata lain, selain senjata alam yang sudah ada dalam tubuh kita seperti, tangan, lutut, kaki dan lain sebagainya. Akhiran kata “Do” pada karate-do memiliki makna jalan atau arah. Suatu filosofi yang diadopsi tidak hanya oleh karate tapi kebanyakan seni bela diri Jepang dewasa ini Kendo, Judo, Kyudo, Aikido dan lain-lain. Karate berasal dari pengucapan dalam bahasa Okinawa “kara” yang berarti Cina dan “te” yang berarti tangan. Selanjutnya arti dari dua pengucapan itu adalah tangan Cina, teknik Cina , tinju Cina. Selanjutnya sekitar tahun 1931 Gichin Funakoshin dikenal sebagai bapak karate modern mengubah istilah Karate kedalam Huruf Kanji Jepang. Tahun 1936 buku Karate-do Kyohan diterbitkan Funakoshi telah menggunakan istilah Karate. http:www.fukushotokan.com

2. Kerangka Teori

Penelitian ini lebih mengarah pada penelitian kebudayaan. Budaya menurut Sir Edward B. Taylor dalam Ben Haryo 2005:14 adalah seluruh Kompleksitas yang terbentuk dari sejarah dan diteruskan dari generasi ke generasi melalui tradisi yang mencakup sosial, ekonomi, hukum, agama, seni, teknik, kebiasaan dan ilmu kebudayaan selalu bersifat sosial dan historik. Kebudayaan menurut Sir Edward B. Taylor dalam Soerjono Soekamto 1982:188- 189 adalah komplikasi jalinan dalam keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keagamaan, hukum, adat istiadat serta lain-lain kenyataan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat. Universitas Sumatera Utara Dalam pandangan sosiologi, kebudayaan mempunyai arti yang lebih luas. Kebudayaan meliputi semua hasil cipta, karsa rasa dan karya manusia baik yang material maupun nonmaterial baik yang bersifat kebendaan maupun yang bersifat kerohanian. Kebudayaan material adalah : hasil cipta, karsa yang berwujud benda-benda atau barang- barang atau alat-alat pengolahan alam. Kebudayaan nonmaterial adalah hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan-kebiasaan atau adat istiadat, kesusilaan, ilmu pengetahuan, keyakinan, keagamaan, dan sebagainya. Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan jenis pendekatan historis, yaitu penelitian dengan menggunakan metode sejarah penyelidikan yang kritis keadaan- keadaan, perkembangan, serta pengalaman-pengalaman di masa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang validitas dari sumber sejarah serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut. Nazir,1988:55-56 Nevins, Nazir,1988:55 menyatakan sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran. Etika moral orang Jepang sebagian terbesar bersumber dari Confucianisme yang dipaparkan dalam tiga pokok kebajikan dan dikembangkan menjadi “Delapan Pokok Kebajikan” sebagai berikut. Tiga Pokok Kebajikan: • Kecerdasan chi • Kasih sayang jin • Keberanian yuu Delapan Pokok Kebajikan: • Kasih sayang jin Universitas Sumatera Utara • Kejujuran gi • Sopan santun rei • Kecerdasan chi • Kepercayaan chuu • Keramahtamahan kou • Kepatuhan terhadap orang tua tei • Keberanian yuu Nilai-nilai kebajikan itulah yang diharapkan menjadi landasan hidup bagi setiap orang dalam kehidupan, tidak terkecuali dalam sikap mempelajari bu bela diri Jepang. Hakikat utama dalam mempelajari bu, termasuk karate-do, adalah penajaman atau penempaan semangat ki dan jiwa seishin, guna menemukan hakikat dari sebuah karakter. Seni beladiri karate merupakan suatu bentuk beladiri yang mengandalkan tangan kosong. Lahirnya karate sebagai beladiri diketahui pada abad-19. Adalah Matsumara Shukon 1797-1896 seorang prajurit samurai dan pelindung Raja Soko Okinawa yang berjasa melahirkan seni beladiri karate. Dia menciptakannya dengan menggabungkan unsur seni militer Jepang bushido. Bushido berakar pada Nippon Seishin semangat Jepang. Semangat Jepang ini merupakan bagian dan acuan dalam pembentukan karakter pribadi berbudi luhur, dan mempunyai semangat tinggi dalam perjuangan menapaki kehidupan. Semangat Jepang itu pula yang menjadi titik berat dalam mempelajari karate- do. Universitas Sumatera Utara

1.5. Tujuan dan manfaat penelitian a. Tujuan Penelitian