18 tinggi akan melunasi utang dan bunganya pada tanggal jatuh tempo.
Dengan kata lain kreditur beranggapan akan mengurangi tingkat resiko utang tidak dibayar. Kreditur dengan melihat laba yang tinggi
cenderung akan mudah dalam memberikan pinjaman. 3.
Antara manajemen dengan pemerintah Manajer cenderung melaporkan labanya secara konservatif. Hal ini
dikarenakan untuk menghindari pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah, para analis sekuritas dan pihak yang berkepentingan
lainnya. Pada umumnya perusahaan yang besar dibebani oleh beberapa konsekuensi. Misalnya harus menyediakan pelayanan publik yang lebih
baik dan harus membayar pajak yang lebih tinggi.
2.1.3. Metode Akuntansi
Metode akuntansi merupakan dasar-dasar perhitungan yang digunakan perusahaan dalam mengolah aktivanya. Metode akuntansi yang
digunakan perusahaan akan berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan, khususnya terhadap laba perusahaan dan neraca perusahaan.
Standar Akuntansi Keuangan SAK memberikan kebebasan kepada setiap perusahaan dalam memilih metode akuntansi yang digunakan.
Perusahaan memilih metode akuntansi sesuai dengan kondisinya. Untuk mengantisipasi kondisi perekonomian yang tidak stabil maka perusahaan
harus berhati-hati dalam menyajikan laporan keuangannya. Tindakan kehati- hatian yang dilakukan oleh perusahaan biasanya dilakukan dengan cara
mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan laba lebih
Universitas Sumatera Utara
19 lama, menilai aktiva dengan nilai terendah, dan kewajiban dengan nilai yang
tertinggi. Suwardjono dalam Nugroho 2012 menyatakan bahwa tindakan
kehati-hatian tersebut diimplikasikan dengan mengakui biaya atau rugi yang memungkinkan akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau
laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar, hal ini sejalan dengan yang dinyatakn oleh Taqwa, dkk 2003 yang menyatakan
bahwa dalam beberapa item laporan keuangan, terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk menyusun laporan, pengukuran dan teknik
pengungkapan.
2.1.4. Leverage
Leverage
pengungkit dapat didefenisikan sebagai penggunaan aset atau dana, dan sebagai konsekuensi dari penggunaan ini, perusahaan
harus mengeluarkan biaya dan beban tetap. Beban tetap ini dapat berupa bunga pinjaman, jika perusahaan menggunakan sumber pembelanjaan dari
luar modal asing, sedangkan apabila perusahaan menggunakan mesin- mesin, maka harus menggunakan beban tetap yang berupa biaya penyusutan
mesin- mesin depresiasi. “Jika perusahaan menyewa suatu aktiva tetap
kepada pihak lain, maka konsekuensinya harus membayar biaya tetap berupa biaya sewa” Warsono, 2003:204.
Financial Leverage
berarti penggunaaan dana dari aset perusahaan dengan surat-surat berharga dengan tingkat pengembalian yang tetap
terbatas yang diharapkan dapat meningkatkan keuntungan bagi pemegang
Universitas Sumatera Utara
20 saham. Menurut Agus 2001:263 “
Financial Leverage
adalah penggunaan dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan
tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham”.
Lukman 2004:113 “menjelaskan bahwa financial leverage dapat didefenisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan
kewajiban-kewajiban financial yang bersifat tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan EBIT terhadap pendapatan per lembar saham biasa”.
Menurut Keown 2001:402, “
financial leverage
merupakan penggunaan aset perusahaan yang didanai dengan surat-surat berharga surat
hutang dengan tingkat bunga tetap atau saham preferen dengan tingkat deviden konstan dengan tingkat pengembalian yang tetap terbatas yang
diharapkan dapat meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham”. Dengan kata lain bahwa
financial leverage
akan timbul pada saat perusahaan menggunakan sumber dana yang menimbulkan biaya atau beban
tetap, dengan harapan agar pengahsilan atau penegmbalian serta nilai saham perusahaan dapat ditingkatkan. Menurut Brigham 2006:213 “leverage
keuangan
financial leverage
meruapakan penggunaan utang untuk meningkatkan laba perusahaan”. Penggunaan utang dalam investasi sebagai
tambahan untuk
mendanai aktiva
perusahaan diharapkan
dapat meningkatkan keuntungan yang akan diperoleh pemilik perusahaan, karena
aktiva perusahaan digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan yang tujuannya untuk meperoleh laba. Selain itu, ada dua alasan
Universitas Sumatera Utara
21 yang dikemukakan oleh Brigham mengenai alasan mengapa penggunaan
utang ataupun financial leverage lebih menguntungkan, yakni 1 bunga merupakan pengurang pajak sementara deviden untuk pemegang saham
ekuitas, serta 2 karena bunga merupakan pengurang pajak, laba yang tersedia untuk pemegang ekuitas menjadi lebih besar.
Menurut Brigham 2006:486 menyatakan bahwa hubungan
financial leverage
terhadap EPS yaitu seba gai berikut “
Changes in the use of debt will cause changes in earning per share
EPS
as well as changes in
risk both of which will affect the company’s stock price”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa penggunaan utang tersebut, dan
financial leverage
dianggap merugikan apabila laba yang diperoleh lebih kecil daripada beban tetap yang timbul akibat penggunaan utangnya tersebut. Jadi dalam
penggunaan
financial leverage
faktor yang paling menetukan adalah kemampuan pihak manajemen dalam memanfaatkan dana pinjaman itu
sendiri. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
financial leverage
berarti penggunaan dana yang memiliki beban tetap diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang
saham. Dengan demikian alasan yang kuat untuk menggunakan dana dengan beban tetap adalah untuk menigkatkan pendapatan yang tersedia bagi
pemegang saham.
Financial leverage
menguntungkan apabila pendapatan dari penggunaan dana lebih besar daripada beban tetapnya., tetapi
Universitas Sumatera Utara
22 kemungkinan lain
financial leverage
dapat merugikan apabila pendapatan dari penggunaan dana lebih kecil daripada beban tetapnya.
Masalah
financial leverage
merupakan penggunaan sumber dana yang menimbulkan beban tetap bagi perusahaan, dimana penggunaan
financial leverage
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih dalam meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.
Dalam upaya
memenuhi kebutuhan
dananya, perusahaan
dapat menggunakan modalnya sendiri atau modal yang berasal dari pemilik, dan
dapat juga berasal dari pinjaman atau hutang. Jika perusahaan menggunakan dana dari pinjaman, maka perusahaan secara rutin akan membayar bunga
yang merupakan beban tetap bagi perusahaan. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa perusahaan yang menggunakan sumber dana dengan beban
tetap mempunyai
financial leverage
. Dasar penentuan struktur modal berkaitan dengan sumber dana,
baik itu sumber internal maupun sumber eksternal secara teoritis didasarkan pada dua kerangka teori yaitu
balance theory
atau
pecking order theory
. Berdasarkan
balance theory
, perusahaan mendasarkan kebijakan pendanaan pada struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dibentuk
dengan menyeimbangkan manfaat dari penghematan Pajak atas penggunaan utang terhadap biaya kebangkrutan Myers, 1984.
Untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang salah satunya daoat dilihat melalui
debt to equity ratio
.
Debt to Equity Ratio
mencerminkan besarnya proporsi antara
total debt
total hutang dengan
Universitas Sumatera Utara
23 total shareholder’s equity total modal sendiri. Total debt merupakan
total liabilities
baik utang jangka pendek maupun janga panjang, sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri total modal saham
yang disetor dan laba yang ditahan yang dimiliki perusahaan. Menurut Robert Ang 1997 rasio ini menunjukkan komposisi dari total hutang
terhadap total ekuitas. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga
berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihal luar kreditur. Rumus dari DER adalah sebagai berikut:
Debt To Equity Ratio =
Total Hutang Total Ekuitas
Proporsi anatar modal sendiri internal dengan modal pinjaman eksternal harus diperhatikan, sehingga dapat diketahui beban perusahaan
terhadap para pemilik modal tersebut. Dalam manajemen keuangan proporsi anatara jumlah dana dari luar lazim disebut sebagai struktur pendanaan atau
struktur modal
capital structure
. Brigham 2006 menyatakan bahwa dalam mengembangkan target
capital structure
perlu dilakukan analisis dari banyak faktor dengan mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan.
Sumber dana dari pihak luar diperoleh dari pinjaman atau hutang baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, sedangkan sumber
dana dari pihak internal diperoleh dari modal saham
equity
dan laba tak dibagi
retained earning
. Rasio antara sumber dana dari pihak eksternal
Universitas Sumatera Utara
24 hutang terhadap sumber dana pihak internal ekuitas lazim disebut
sebagai
debt to equity ratio
Brigham, 2006. Dari sudut pandang manajemn keuangan, rasio leverage keuangan
merupakan salah satu rasio yang banyak dipakai untuk meningkatkan
leveraged
profitabilitas perusahaan. Terdapat pengaruh negatif pada leverage keuangan yakni bahwa profitabilitas perusahaan berkurang sebagai
akibat dari penggunaan hutang pereusahaan yang besar, sehingga dapat menyebabkan biaya tetap yang harus ditanggung lebih besar dari
operating income
yang dihasilkan hutang tersebut, Martono, 2002. Perusahaan dengan laba bertumbuh akan memperkuat hubungan DER dengan
profitabilitas yaitu dimana profitabilitas meningkat seiring dengan DER yang rendah.
Perusahaan yang pertumbuhan labanya rendah akan berusaha menarik dana dari luar, untuk mendapatkan investasi dengan mengorbankan
sebagian besar labanya. Sehingga perusahaan dengan pertumbuhan laba rendah akan semakin memperkuat hubungan antara DER yang berpengaruh
negatif dengan
profitabilitas dimana
peningkatan utang
akan memepengaruhi besar kecilnya laba perusahaan, yang mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk
membayar seluruh kewajibannya, karena semin besar penggunaan uatang akan semakin besar kewajibannya. Bagi perusahaan sebaiknya hutang tidak
boleh melebihi modal sendiri agar beban hutang tetapnya tidak terlalu tinggi
Universitas Sumatera Utara
25 dimana DER yang tinggi menunjukkan struktur permodalan usaha lebih
banyak memanfaatkan hutang terhadap ekuitas. Perusahaan dengan laba bertumbuh memepunyai kesempatan yang
profitable
dalam mendanai investasinya secara internal sehingga perusahaan menghindar untuk menarik
dana dari luar dan berusaha mencari solusi yang tepat atas masalah-masalah yang terkait dengan hutangnya. Selain itu dengan profitabilitas yang
meningkat akan meningkatkan laba ditahan sehingga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan pinjaman dan rasio DER menurun
Surbekti, 2001:146. Tinggi rendah DER akan mempengaruhi tingkat pencapaian ROE
yang dicapai oleh perusahaan. Jika biaya yang ditimbulkan oleh pinjaman
cost of debt
lebih kecil daripada biaya modal sendiri
cost of equity
, maka sumber dana yang berasal dari pinjaman atau hutang akan lebih efektif
dalam menghasilkan laba meningkatkan
return on equity
, demikian sebaliknya Brigham, 2006.
2.1.5. Ukuran Perusahaan