Ukuran Perusahaan Tenaga Kerja

25 dimana DER yang tinggi menunjukkan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang terhadap ekuitas. Perusahaan dengan laba bertumbuh memepunyai kesempatan yang profitable dalam mendanai investasinya secara internal sehingga perusahaan menghindar untuk menarik dana dari luar dan berusaha mencari solusi yang tepat atas masalah-masalah yang terkait dengan hutangnya. Selain itu dengan profitabilitas yang meningkat akan meningkatkan laba ditahan sehingga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan pinjaman dan rasio DER menurun Surbekti, 2001:146. Tinggi rendah DER akan mempengaruhi tingkat pencapaian ROE yang dicapai oleh perusahaan. Jika biaya yang ditimbulkan oleh pinjaman cost of debt lebih kecil daripada biaya modal sendiri cost of equity , maka sumber dana yang berasal dari pinjaman atau hutang akan lebih efektif dalam menghasilkan laba meningkatkan return on equity , demikian sebaliknya Brigham, 2006.

2.1.5. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah, dan perusahaan kecil. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan pada total aset perusahaan Machfoedz dalam Saripudin, 2010. Universitas Sumatera Utara 26 Bagi perusahaan besar lebih cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat menghemat pajak.Hal tersebut dilakukan perusahaan besar agar tidak menjadi sorotan pemerintah atau pembuat regulasi yang nantinya akan mengakibatkan intervensi pemerintah dan perusahaan akan mengeluarkan pajak yang besar sehingga perusahaan-perusahaan besar lebih menyukai metode akuntansi yang dapat menunda pelaporan pendapatan atau menurunkan nilai pendapatan. Berbeda dengan perusahaan-perusahaan besar, perusahaan kecil akan menggunakan metode akuntansi yang dapat mebghasilkan tingkat laba yang lebih besar, karena dengan demikian perusahaan akan mendapat perhatian dari para investor yang akan memberikan bantuan dana kepada perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dengan total aset yang menggambarkan total sumber daya yang dimiliki perusahaan dari aktivitas operasi dan investasi. Semakin besar total aset, maka semakin besar pula ukuran perusahan tersebut.

2.1.6. Tenaga Kerja

Faktor produksi tenaga kerja adalah segala kegiatan jasmani maupun rohani atau pikiran manusia yang ditujukan untuk kegiatan produksi. Pemanfaatan tenaga kerja dalam proses produksi haruslah dilakukan secara manusiawi, artinya perusahaaan pada saat memanfaatkan tenaga kerja dalam proses produksinya harus menyadari bahwa kemampuan mereka ada batasnya, baik tenaga maupun keahliannya. Selain itu juga Universitas Sumatera Utara 27 perusahaan harus mengikuti peraturan yang dikeluarkan pemerintah dalam menetapkan besaran gaji tenaga kerja Kardiman, 2003:73. Posisi faktor tenaga kerja sangat dominan jika dibandingkan dengan faktor produksi lainnya dalam suatu proses produksi. Tenaga kerja adalah sebagian dari keseluruhan penduduk yang secara potensial dapat menghasilkan barang dan jasa. Dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tenaga kerja adalah sebagian penduduk yang dapat menghasilkan barang dan jasa, bila ada permintaan terhadap barang dan jasa. Pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja hanya dibedakan oleh batasan umur. Di Indonesia dipilih batas umur 14 tahun tanpa batas umur maksimun. Dengan demikian di Indonesia penduduk di bawah umur 14 tahun dapat digolongkan bukan tenaga kerja. Pemilihan 14 tahun sebagai batas umur minimum adalah berdasarkan kenyataan di lapangan bahwa pada umur tersebut sudah banyak penduduk usia muda terutama yang tinggal di pedesaan yang sudah bekerja atau sedang mencari pekerjaan serta adanya wajib belajar untuk sekolah dasar. Kondisi perekonomian pertama kali menyangkut pendapatan dan distribusinya, yang tentu sangat dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi penduduk. Dari pemintaan ini yang merupakan permintaan dalam negeri, ditambah dengan permintaan akan barang dan jasa dalam negeri akan mempengaruhi permintaan akan pekerja. Oleh sebab itu peningkatan pendapatam nasional maupun pendapatan negara lain akan meningkatkan Universitas Sumatera Utara 28 permintaan atas barang dan jasa dari luar negeri terhadap barang dan jasa dalam negeri yang selanjutnya akan mempengaruhi permintaan akan pekerja. Konflik yang terjadi antara manajemen dengan buruh dapat menjadi sumber political cost . Kekuatan buruh didefenisikan sebagai kemampuan buruh untuk menekan perusahaan sehingga kesejahteraan buruh menjadi lebih baik dengan cara transfer kekayaan sari perusahaan ke para buruh Missonier-Pierra, 2004. Tekanan buruh diukur berdasarkan banyaknya karyawan yang dimiliki oleh perusahaan pada tahun t. Sebagian besar peneliti terdahulu menggunakan ada tidaknya serikat pekerja di perusahaan sebagai proksi dari kekuatan buruh. Proksi ini tidak bisa dilakukan di Indonesia karena seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI sudah memiliki serikat pekerja. Penelitian ini menggunakan banyaknya karyawan sebagai ukuran kekuatan buruh karena jumlah karyawan yang banyak menunjukkan kekuatan buruh yang sebenarnya yang setiap permasalahan cenderung diselesaikan dengan demonstrasi. Banyaknya karyawan yang dimiliki perusahaan dapat dilihat di laporan keuangan tahunan pada bagian gambaran umum perusahaan. Kekuatan buruh, karyawan danatau serikat yaitu angkatan kerja perusahaan dapat mempengaruhi manajer untuk menghindari potensial biaya politik. Sebagai contoh pemogokan karyawan Tanzania Railway Limited TRL dan National Microfinance Bank NBM di tahun 2008 atasa tuntutan untuk upah lebih tinggi dan gaji dengan karyawan mengklaim Universitas Sumatera Utara 29 bahwa perusahaan menghasilkan banyak pendapatan namun pendapatan mereka tetap rendah. Tujuan memaksimalkan kekayaan karyawan umumnya mengambil bentuk tuntutan upah yang terkait dengan sewa ekonomi perusahaan. Mengingat bahwa ekonomi umumnya berkorelasi dengan keuntungan perusahaan, karyawan cenderung berfokus pada laba yang dilaporkan Elias, 1990. Untuk mengukur variabel tenaga kerja ini akan digunakan rumus sebagai berikut Naweru, et al, 2011: Tenaga Kerja = Biaya Tenaga Kerja Total Penjualan

2.1.7. Struktur Kepemilikan Campuran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Intensitas Tenaga Kerja, Kepemilikan Campuran, Pembiayaan Internal, dan Proporsi Komisaris Independen Terhadap Pemilihan Metode Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 6 104

Pengaruh Profitability, Leverage, Ukuran Perusahaan, Proporsi Dewan Komisaris Independen Terhadap Mandatory Disclousure Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015

0 6 108

PENGARUH KEPEMILIKAN ASING, KOMISARIS INDEPENDEN DAN Pengaruh Kepemilikan Asing, Komisaris Independen dan Leverage Terhadap Kualitas Audit di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015).

9 55 13

PENGARUH KEPEMILIKAN ASING, KOMISARIS INDEPENDEN DAN Pengaruh Kepemilikan Asing, Komisaris Independen dan Leverage Terhadap Kualitas Audit di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015).

0 3 17

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL, UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 19

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 2 9

PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN DEWAN DIREKSI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, HUTANG, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2

0 0 15

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN DEWAN DIREKSI, KOMITE AUDIT DAN PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 14

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, KOMISARIS INDEPENDEN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2012

0 0 14

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

0 0 18