42
tanahnya, bangunan dan tanaman pemegang hak, melainkan juga kerugian- kerugian lain yang diderita sebagai akibat penyerahan tanah yang
bersangkutan. 9
Bahwa bentuk dan jumlah imbalan atau ganti kerugian tersebut, juga jika tanahnya diperlukan untuk kepentingan umum dan dilakukan pencabutan hak,
haruslah sedemikian rupa, hingga bekas pemegang haknya tidak mengalami kemunduran, baik dalam bidang sosial maupun tingkat ekonominya.
E. Mekanisme Pengadaan Tanah
Menurut Keppres Nomor 55 tahun 1993, ada dua macam cara pengadaan tanah, yakni: pertama, pelepasan atau penyerahan hak atas tanah, dan kedua jual-
beli, tukar menukar dan cara lain yang disepakati oleh para pihak yang bersangkutan.
41
Umumnya, cara yang pertama dilakukan untuk pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan untuk kepentingan umum,
sedangkan cara kedua dilakukan untuk pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang memerlukan tanah yang luasnya tidak lebih dari 1 satu hektar, dan
pengadaan tanah selain untuk kepentingan umum. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum juga dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah
Kedua cara tersebut termasuk kategori pengadaan tanah secara sukarela.
42
dan melalui musyawarah guna mencapai kesepakatan mengenai penyerahan tanahnya
dan bentuk serta besarnya imbalanganti kerugian.
43
41
Keppres No.551993, pasal ayat 2 dan 3
42
Ibid, pasal 6 ayat 1
43
Perpres RI No.65 Tahun 2006 pasa 2 ayat 1
Universitas Sumatera Utara
43
Dalam Perpres Nomor 36 Tahun 2005 ada sedikit perbedaan dalam tata cara pengadaan tanah. Ada tiga cara yang digunakan dalam pelaksanaan pengadaan
tanah, yaitu : 1 pelepasan atau penyerahan hak atas tanah, 2 pencabutan hak atas tanah dan 3 cara jual beli, tukar menukar atau cara lain yang disepakati secara
sukarela oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
44
44
Perpres RI No.65 Tahun 2006 pasa 2 ayat 2
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum oleh pemerintah atau pemerintah daerah dilaksanakan dengan cara pelepasan atau penyerahan hak atas
tanah dan pencabutan hak atas tanah. Sedangkan, pengadaan tanah selain bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum atau pengadaan tanah untuk
swasta dilakukan dengan cara jual beli, tukar menukar atau cara lain yang disepakati secara sukarela oleh pihak-pihak yang terkait.
Perpres Nomor 65 tahun 2006 mengutarakan bahwa pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum oleh pemerintah atau
pemerintah daerah dilaksanakan dengan cara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah atau pencabutan hak atas tanah. Selanjutnya, dijelaskan bahwa pengadaan
tanah selain bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum oleh pemerintah atau pemerintah daerah dapat dilakukan dengan cara jual beli, tukar
menukar atau cara lain yang disepakati secara sukarela oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
Ada beberapa cara yang merupakan prinsip untuk melepaskan atau menyerahkan tanah untuk kepentingan umum sebagaimana tertuang dalam pasal 3
ayat 1 dan 2 Perpres Nomor 65 Tahun 2006.
Universitas Sumatera Utara
44
1 Pelepasan atau penyerahan hak atas tanah dilakukan berdasarkan prinsip
penghormatan terhadap hak atas tanah 2
Pencabutan hak atas tanah dilakukan berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 20 tahun 1961 tentang pencabutan hak-hak atas tanah dan benda-benda
yang ada di atasnya. Kasus pengadaan tanah, konflik yang bisa muncul biasanya mengenai
status hak tanah yang perolehannya berasal proses pengadaan tanah, atau mengenai keabsahan proses, pelaksanaan pelepasan atau pengadaan tanah dan ganti rugi.
1 Masalah subyek yang dibebaskan antara lain: pembebasan tanah
dilakukan terhadap tanah-tanah pada lokasi yang diperlukan dan ditetapkan, pembayaran tidak diberikan langsung kepada pemilik tanah,
tetapi pada kuasa, pihak yang membebaskan tidak meneliti kebenaran kuasa, dan ternyata pemilik tanah tidak mengakui keberadaan kuasa
yang menerima ganti rugi.
2 Masalah tambahan ganti rugi karena perubahan peruntukan, karena :
pembebasan tanah dilakukan oleh pemerintahpemerintah daerah, dengan menggunakan panitia pengadaan tanah, masyarakat mau melepaskan di
bawah harga pasar karena peruntukan untuk pembangunan kepentingan umum, setelah dibebaskan ternyata peruntukkannya adalah perumahan
mewah oleh swasta.
3 Perbedaan persepsi tentang tanah obyek ganti rugi antara jaksapolisi
dengan panitia pengadaan tanahpolisi dengan panitia pengadaan tanahpimpo: tanah yang diperlukan untuk proyek pembangunan
kepentingan umum adalah tanah hak yang sudah berakhir, panitia pengadaan tanah, dan jaksapolisi mempermasalahkan pemberian ganti
rugi yang seharusnya tidak perlu dibayarkan.
45
45
Bernhard Limbong, Konflik Pertanahan, Jakarta; Margaretha Pustaka, 2012, hlm 88-89
Universitas Sumatera Utara
45
BAB III PENGGUNAAN HAK ATAS TANAH LAHAN PERKANTORAN