Internal Auditor Dan peranannya bagi pencapaian pengendalian manajemen PT BRI unit Sumber Nongko Medan.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM EXTENSI MEDAN

SKRIPSI

INTERNAL AUDITOR DAN PERANANNYA BAGI PENCAPAIAN PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA PT BANK RAKYAT

INDONESIA UNIT SUMBER NONGKO MEDAN

Nama : Dewi Bungara Manik Nim : 050522065

Departemen : Akuntansi

Guna memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Ekonimi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Internal Auditor Dan peranannya bagi pencapaian pengendalian manajemen PT BRI unit Sumber Nongko Medan “

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S-1 Extensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar dan apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 19 juli 2008

Yang membuat pernyataan

Dewi Bungara Manik


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat yang luar biasa yang diberikanNYaa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Internal Auditor Dan peranannya bagi pencapaian pengendalian manajemen PT BRI unit Sumber Nongko Medan “

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Hal ini disebabkan keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itulah penulis akan berusaha untuk memperbaiki diri dimasa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak – pihak yang membantu selama penulisan skripsi ini terutama kepada :

1.Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas sumatera Utara

2.Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak. Selaku ketua Departeman Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc,Ak, selaku sekretaris Departeman Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas sumatera Utara

3.Bapak Drs. Sucipto MM, selaku Dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.


(4)

4.Bapak Drs.Hasan Sakti siregar, MSi dan Bapak Drs.Firman Syarif, Msi, selaku Dosen penguji I dan Penguji II yang sangat membantu penulis melalui saran dan kritik yang telah diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Arifin Lubis, selaku Dosen Wali Penulis

6.Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan di Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi USU

7.Seluruh pegawai PT BRI Unit sumber nongko Medan terutama kepada bapak Rulih Tarigan selaku kepala unit.

8.Buat kedua orang tuaku tercinta J.Manik dan R.Sitanggang, terima kasih buat dukungannya baik moril maupun materil. Adikku yang sangat kusayangi Satria

Leonardo, Irma, V3, Lega terima kasih buat dukungan selama ini.

Kupersembahkan karya kecilku ini buat keluarga ku tercinta

9.Sahabat-sahabatku tersayang Rosel, Rosita, Maria, K’Hot, Minda dan abangku ( Sudianto) dan seluruh teman-temanku Aksi ’05 (Ext) wili, Imel, eni dan

teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu-persatu terima kasih atas dukungannya selama ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, baik sekarang ataupun masa yang akan dating. Penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 19 juli 2008 Penulis,


(5)

Nim.050522065

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Internal Auditor dengan kedudukannya berperan dalam upaya pencapaian pengendalian pada PT BRI unit Sumber Nongko Medan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Metode penganalisaan data yang digunakan adalah metode deskriptif dimana data yang telah dikumpulkan, kemudian dianalisis sehingga memberikan keterangan bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi Internal Auditor pada PT BRI Cabang Iskandar Muda telah berjalan dengan baik, karena pihak Manajemen telah mengerti pentingnya keberadaan Internal Auditor. Hasil pemeriksaan internal auditor pada perusahaan ini dilaporkan dalam laporan tertulis dan disampaikan kepada manajemen operasional


(6)

ABSTRACK

Intention of this research is to identify the function of Audit Internal and their position to control management At PT BRI Unit sumber nongko Medan

In this research, writer use the descriptive method. Data type used type of data primary and sekunder data. As for technique of data collecting used perception, interview and documentation. Method of data analyzing used by descriptive method where data which have been collected, then analysed so that give the boldness for trouble shooting faced.

Writer have conducted the result, and get some conclusion that Audit Internal of the company, had going on as usual because the managemen had realize how important audit internal for the company. But it will be effective if the auditor have position in every unit of PT BRI

Company also apply the good internal control in the case of operation of system of company application. The function of audit internal are management aspek, financial aspek, operational aspek. The result of auditing by auditor at this company write down their thought on paper and sent the report to operasionsl msnsger.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN………..i

KATA PENGANTAR ………. ii

ABSTAK……… iv

ABSTRACK ………..v

DAFTAR ISI ………vi

DAFTAR GAMBAR………vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ………..1

B. Perumusan Masalah………... 3

C. Tujuan Penelitian ……….. 3

D. Manfaat Penelitian………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal auditor……….. 5

B. Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor………14

C. Pengendalian Manejemen ………..25

D. Peranan internal auditor sebagai alat pengendalian manajemen ……….29

E. Laporan Internal auditor ………..34

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian ………..37

B. Jenis data ………..37

C. Tehnik pengumpulan data ………37


(8)

E. Lokasi dan jadwal Penelitian ………38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data penelitian 1. Gambaran umun PT BRI Unit Sumber Nongko Medan. a. Sejarah singkat perusahaan………. 39

b. Struktur Organisasi perusahaan ………..42

c. Aktivitas perusahaan ………..…47

2. Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor………... 48

3. Peranan Internal Auditor sebagai alat pengendalian menejemen …….55

4. Laporan Internal auditor……… …57

B. Analisa Hasil Penelitian ………....61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………...68

B. Saran ………..…69

C. Daftar Pustaka ………...70 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR GAMBAR

NO Judul Halaman

1.Gambar 2.1 Bagian Internal Auditor dibawah

Direktur Utama………. 20 2.Gambar 2.2 Bagian Internal auditor merupakan

Staff Direktur Utama ……….21 3.Gambar 2.3 Bagian Internal auditor merupakan

Staff Dewan Komisaris ………22 4.Gamabr 2.4 Bagian Internal Audit dipimpin oleh

Seorang Internal Audit Direktur ………23 5. Gambar III.1 Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia


(10)

1. Pertanggung jawaban (Responsibility), ialah prinsip yang menghemdaki bahwa laporan harus disusun sesuai dengan pertanggung jawabannya 2. Pengecualian (exeption), ialah prisip yang menghendaki bahwa laporan

harus dibuat dan yang mewujudkan hal- hal yang menyimpang dari ukuran yang ditentukan.

3. Perbandingan (Figure comparatif) , ialah prinsip yang menghendaki agar laporan laporan perlu ada perbandingan dengandata atau angka –angka lain.

4. Makin ringkas untuk tingkat yang lebih tinggi ialah laporan harus semakin ringkas untuk bagian yang lebih tinggi

5. Komentar (Interpretative commentary), ialah laporan harus memuat komentar dari pihak yang memberi laporan sehinnga hal-hal yang penting dapat segera diketahui.

BAB III

METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian antara lain :


(11)

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan berupa studi deskriptif yaitu dengan cara menguraikan tentang sifat – sifat dan keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan Skripsi ini antara lain : 1. Data Primer

Data Primer yaitu merupakan data yang diperoleh langsung dari objek penelitian, yang mana data tersebut masih perlu diolah oleh penulis. Data primer yang penulis kumpulkan dari perusahaan adalah berupa hasil wawancara , contohnya : kedudukan dan fungsi internal auditor perusahaan 2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh langsung dari objek perusahaan dalam bentuk jadi, seperti Struktur Organisasi Perusahaan, Sejarah Perusahaan, Kedudukan Audit Internal perusahaan

C. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan :

1. Tehnik Wawancara yaitu dilakukan dengan cara Tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan, khususnya pada bagian yang berkaitan dengan bahan penelitian

2. Tehnik Observasi yaitu tehnik dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi


(12)

tersebut dari data yang sekunder yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia Unit Sumber Nongko Medan

D. Metode Penganalisaan Data

Analisa yang dilakukan adalah dengan mengunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penganalisaan data, dimana data yang diperoleh dikumpulkan , disusunm diinterprestasikan , dianalisa sehingga memberikan keterangan bagi pemecahan masalah yang dihadapi

E. Responden

Yang menjadi responden dalam penulisan skripsi ini adalah orang – orang yang terkait atau punya hubungan dengan apa yang deteliti oleh penulis.

F. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitin yang dilakukan dimulai oleh penulis pada bulan April 2008 sampai dengan selesai , yang dilakukan di PT Bank Rakyat Indonesia unit Sumber Nongko Medan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.Gambaran Umum Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia a. Sejarah Singkat Perusahaan


(13)

Pada tanggal 16 Desember Raden Wiraatmadja dan kawan – kawan mendirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Indlansche Hoofden (Bank Priyayi Poerwokerto )

Pada tahun 1898 dengan bantuan pemerintahan Hindia Belanda didirikan Volksbanken atau Bank Rakyat , dikota wilayah atau Hindia Belanda pada waktu itu. Kemudian pada tahun 1934, didirikan Algemen Volkscredit Bank ( AVB) yang berstatus badan hukum Eropa. Pada jaman pendudukan Jepang , berdasarkan UU No. 39 tanggal 3 Oktober 1942 di Pulau Jawa diganti namanya menjadi Syamin Ginko ( Bank Rakyat ).

Berdasarkan peraturan pemerintah No. 1 – 1949 tanggal 22 Februari 1946 tentang aturan “ Bank Rakyat Indonesia “ ditetapkan berdirinya BRI yang merupakan kelanjutan dari Syamin Ginko. Pada masa pendudukan oleh Nederlan Indie Civil Administration bank ditutup, namun setelah perjanjian Roem – Royan, BRI kembali milik Negara RI 1945

Perkembangan sejarah politik Indonesia ternyata mempengaruhi perkembangan sejarah Bank Rakyat Indinesia. Dengan Surat Keputusan Menteri kemakmuran Republik Indonesia serikat tanggal 16 Maret 1950, Direksi Bank Republik Indonesia Bagian Indonesia 1945 pindah dari Jogyakarta ke Jakarta

Aturan Bank Rakyat Indonesia PP – 1 – 1946 dipengaruhi dengan PP No 25 – 1951 tanggal 20 April sesuai PP pengganti UU ( Perpu) No.41 – 1960 tanggal 26 Oktober LN No.128 – 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) dalam dalam bank mana seharusnya berturut – turut dilebur dan diintregasikan


(14)

1. Bank Rakyat Indonesia dan Perpu No.42 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960

2. PT Bank Tani dan Nelayan dengan Perpu No. 43 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960

3. Nederlands Hendel – MIJ ( NHM) setelah dinasionalisasikan dengan PP No 44 / 60 dan dengan peraturan Mentri Keuangan No.261206 / BUM – UU tanggal 30 No. 1960 Diserahkan kepada Bank Tani dan Nelayan. Belum sampai Integrasi ketiga bank pemerintahan ini terlaksana, bank – bank umum Negara serta bank tabungan pos dan Penpres No. 8 – 1965 tanggal 4 Juni 1945 dijadikan satu bank Indonesia. Selanjtnya Bank Rakyat Indonesia Unit II ( Ex peleburan Bank Rakyat dengan Bank Tani dan Nelayan ) dalam sehari – hari bekerja dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural , sedangkan Ex Nederlands Hendel – MIJ bekerja dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Exim.

Pada akhir tahun 1968 berdasarkan UU No.14 tahun 1967 tentang UU pokok perbankan dan UU No. 13 tahun 1968 tentang UU Bank Sentral yang mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral , Bank Unit II Rural / Eksim disahkan menjadi bank – Bank Milik Negara dengan nama :

a. Bank Rakyat Indonesia yang menampung segala hak dan kewajiban serta kekayaan dan perlengkapan BNI unit II Bidang Rural dengan UU No. 21 tahun 1968


(15)

b. Bank Ekspor – Impor Indonesia yang menampung segala hak dan kewajiban serta kekayaan dan Perlengkapan BNI Unit II Bidang Eksim dengan UU No.22 tahun 1968

Setelah beroperasi lebih kurang 103 tahun (16 Desember 1985 s/d 1998) dikeluarkan suatu keputusan yaitu diundangkannya UU. 7 tahun 1992 tentang perbankan pada tanggal 25 Maret 1992, maka berdasarkan pasal 21 ayat I UU No. 7 Tahun 1992 tersebut di bawah ini :

a. Perusahaan Perseroan ( perseroan ) b. Perusahaan Daerah

c. Koporasi

d. Perseroan Terbatas

Sehubungan dengan hal tersebut, Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Umum yang didirikan tentang UU No. 21 tahun 1968 Harus menyesuaikan bentuk hukumnya menurut UU perbankan adalah Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 1992 tentang penyesuain bentuk hukum Bank Rakyat Indonesia menjadi Perseroan (Persero), dimana peralihan bentuk hukum harus menjadi persero ini tidak berubah statusnya sebagai Badan Usaha Milik Negara.

Sesuai dengan penjelasan Menteri Keuangan Republik No. S – 1940/ MK.01/1002 tertanggal 31 Juni 1992 penyesuain bentuk hokum tersebut dilaksanakan dengan akta notaries No. 133 tanggal 31 Juli 1992 yang dibuat oleh dan dihadapan Muhani Salim, SH, Notaris di Jakarta.

Sejalan dengan bentuk hokum perseroan tersebut , telah ditetapkan modal dasar perseroan sebesar Rp. 5.000.000.000.000 ,- ( Lima Triliun Rupiah ) terbagi


(16)

dalam 5.000.000 ( lima juta ) lembar saham masing – masing nominal Rp.1000.000,- ( satu juta rupiah ). Dari modal dasar tersebut telah diambil / ditempatkan dalam kas perseroan sebanyak 1.000.000 ,- lembar saham , dimana 99,99% saham dikuasai oleh Negara Republik Indonesia.

Sesuai dengan pasal 1 akta pendirian No. 133 tertanggal 31 Juli 1992 , maka secara Yuridis penyabutan Bank Rakyat Indonesia sebagai perseroan adalah Perusahaan Perseroan ( Persero ) PT BANK RAKYAT INDONESIA (Persero)

b. Struktur Organisasi BRI

Dalam setiap badan usaha baik badan usaha pemerintah maupun badan usaha yang mempunyai volume kerja yang banyak, mempunyai struktur organisasi untuk dapat menunjukkan pembagian tugas dan batas tanggung jawab dari masing – masing bagian. Mamfaat dari struktur organisasi supaya ada ketegsan dan batas tanggung jawab dari bagian itu. Mamfaat lain agar setiap pegawai wajib melaksanakan tugasnya masing – masing dengan sebaik – baiknya. Disamping dengan adanya tugas dan tanggung jawab yang dimaksud , maka dapat digunakan untuk menghindari birokrasi dlam pekerjaan. Bank Rakkyat Indonesia cabang Putri Hijau dipimpin oleh seorang soerang pemimpin cabang . pemimpin cabang dalam hal ini membawahi departemen / Fungsi. Keseluruhan proses pengelompokkan Sumber daya Mannusia , alat – alat , tugas dan wewenang dari tiap – tiap pegawai dapat dengan jelas diketahui melalui struktur organisasi.

Struktur organisasi Bank Rakyat Indonesia Unit Sumber Nongko Medan beridri sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Rakyat Indonesia Yang di Buka pada 2 April 2002. Untuk lebih jelasnya Pembagian tugas dan batas


(17)

tanggung jawab pada PT ( Persero ) Bank Rakyat Indonesia dapat dilihat pada Gambar

Keterangan gambar

Pimpinan Cabang mempunyai fungsi sebagai wakil manager yang bertanggung jawab penuh atas operasional secara menyeluruh di cabang yang meliputi kegiatan operasional, kegiatan komersil, maupun kegiatan pada cabang pembantu maupun unit yang ada di wilayah cabang Putri Hijau Medan. Pimpinan Cabang dalam tugasnya dibantu dua orang manager yaitu :

1.Komersil, mempunyai tugas pokok :

Mengkoordinir , mengarahkan , dan mengkontrol seluruh kegiatan bagian komersil / kredit cabang.

2 Administrasi kredit, mempunyai tugas pokok :

Bertanggung jawab penuh atas terselenggaranya pengadministrasian seluruh pinjaman yang diberikan Bank BRI Cabang Putri Hijau kepada nasabah, baik pinjaman regulae, pinjaman instalman maupun hal – hal lain yang menyangkut kegiatan dibagian administrasi kredit sesuai dengan ketentuan yang digariskan oleh managemen.

3.Accounting Officer, mempunyai tugas :

Bertanggung jaewab untuk melaksanakan port folio kredit khusus yang bersifat kredit komsumtif. Sesuai dengan peraturan yeng tertuang dalam CMP Bank Rakyat Indonesia maupun peraturan – peraturan Bank Indonesia dan Bank pemerintah.


(18)

4.Bagian Credit Support atau Credit Investigation Mempunyai Fungsi :

Memberikan penjelasan dan saran kepada para Kreditur tentang cara perkreditan

5.Bagian penyelesain kredit , mempunyai fungsi :

Merupakan aparat unit operasional yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan serta mengadministrasikan serta transaksi RAK / RKP

6.Managemen Operasional

Mengkoodinasi , mengarahkan , dan bertanggung jawab atas kegiatan dibidang tata usaha kepegawaian , kesejahteraan karyawan , pension , keamanan, dan keselamatan kerja.

a. Sumber Daya Mannusia , mempunyai fungsi :

Menangani, mengawasi, memberi petunjuk kegiatan di bidang tata usaha kepegawaian , kesejahteraan karyawan, pension, keamanan, keselamatan kerja

b. Sarana Logistik, mempunyai fungsi :

Mengawasi , mengendalikan, mengkoordisakan, memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan perbekalan pengusahaan, material pengusahaan, gudang pengusahaan, serta bahan bakar dan angkutan.

7.Operasional a. Internal contlor

Merupakan istilah lain dari Internal Auditor yang bertanggu jawab kepada manager operasional


(19)

Merupakan aparat unit oprasional yang bertanggung jawab membukukan semua transakasi sampai menghasilkan Neraca, Laba / Rugi

c. Elektronic Data processing, mempunyai fungsi :

Bertanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan / maintenance computer dan peralatannya serta memonitor penggunaan computer

d. Kepala bagian Jasa mempunyai fungsi :

Bertanggung jawab mengkoordinasi terlaksananya kegiatan pelayana Nasabah e.Teller, mempunyai fungsi :

Merupakan aparat operasional yang bertanggung jawab terlaksananya kegiatan transaksi keuangan counter bank

8.Service Assistan , mempunyai fungsi

Melayani nasabah bank untuk permohonan pembukaan / penutupan rekening giro, memeriksa / melengkapi syarat- syarat pembukaan rekening.

9.Deposito / Tabungan, mempunyai fungsi

Bertanggung jawab penuh atas kelancaran operasional serta pelayanan yang sebaik – baiknya terhadap nasabah terutama untuk jasa pelayanan kas , tabungan dan deposito. Bagian ini membawahi :

1. Transfer / Inkaso, mempunyai fungsi

Bertanggung jawab atas permintaan transfer uang nasabah. 2. Administrasi Giro , mempunyai fungsi

Mengkoordinir penyelesaian kegiatan administrasi giro. 3. Kliring, mempunyai fungsi:


(20)

Merupakan aparat unit operasional yang bertanggung jawab memberikan pelayanan yang cepat dan sebaik mungkin kepada nasabah yang berkaitan dengan pemberian jasa.

Residen Audit, bertanggung jawab kepada kantor pusat yang melalui pimpinan cabang. Fungsi dari Residen Audit ini adalah menganalisa dan bertanggung jawab terhadap kegiatan dan keuangan pada bank.

Manager Bisnis Mikro

Bertugas melakukan pembinaan operasional Bank Rakyat Indonesia Unit di Wilayah kerjanya untuk memastikan bahwa tiak terjadi penyimpangan terhadap standart opearasi onal dan juga merancanakan dan memonitor kas Bank Rakyat Unit di wilayah kerjanya agar tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan kas . Manager Bisnis Mikro Membawahi :

1.Assistant Manager Bisnis Mikro ( AMBM )

2.Penilik.yang bertugas melaksanakan pengawasan sisdur dan operasional Bank Rakyat Indonesia Unit yang meliputi Kas , permohonan kredit, Simpanan, Jasa Bank, Operasional / Administrasi dan juga Sumber Daya Manusia dan Logistik.

c. Aktivitas Perusahaan

Kegiatan utama Bank BRI adalah bergerak di bidang jasa. Adapun kegiatan usaha Bank BRI meliputi :

1. Operasi komersil 2. Usaha oprasional


(21)

1. Kredit, terdiri dari :

a. Kredit Modal Kerja atau Kredit rekening Koran b.Kredit Investasi atau Kredit angsuran

c. Kredit pinjaman tetap atau pinjaman regular 2. Memindahkan uang ( transfer)

Usaha – usaha oprasional yang diperkenankan pada bank BRI adalah sebagai berikut :

1.Tabungan Britama

2.Deposito Berjangka, yaitu deposito yang biasa digunakan bagi wadah ataupun perorangan yang mana bunganya dihitung pada waktu jatuh tempo 3.Giro, yaitu penempatan dana pada bank guna memudahkan sipengguna jaa

bank tanpa pembayaran

4.Inkaso, yaitu jasa yang diberikan oleh bank bagi masyarakat luas untuk melakukan penagihan terhadap pihak lain yang berada dikota lain atas amanat yang diberikannya kepada bank.

Dari uraian di atas dapatlah kita ketahui bahwa Bank BRI dalam usahanya melakukan kegiatan memanfaatkan dana dari sumber – sumber manapun, dengan aktifitas pewrkreditan serta aktifitas lainnya dalam lalu – lintas pembayaran dan peredaran uang.

2.Fungsi dan kedudukan internal Auditor a.Fungsi Internal Auditor

Seperti yang telah diuraikan pada bab – bab terdahulu bahwa fungsi utama Internal Auditor anatara lain adalah :


(22)

1. Membantu manajeman dalam mencapai tujuan perusahaan

2. Meningkatkan efektivitas dan efesiensinya prosedur dan system yang ada termasuk didalam penilaian dan analisa yang objective mengenai operasi perusahaan

3. Mebjaga system pengawasan intern yang ada pada perusahaan tersebut.

Pengendalian intern itu sendiri adalah merupakan pengawasan fungsional yang berfungsi sebagai penunjang pelaksanaan fungsi managemen dalam rangka pengendalian operasional, agar sesuai dengan rencana kerja dan peraturan ataupun ketentuan perusahaan yang berlaku. Pengawasan intern tidak saja dimaksudkan untuk menilai pelaksanaan rencana kerja dan peraturan serta mencegah terjadinya penyimpangan – penyimpangan, tetapi juga merupakan upaya pembinaan dan pendisiplinan diri karyawan terhadap rencana kerja dan peraturan agar mencapai tujuan perusahaan.

Tujuan pembentukan pengawasan intern pada Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai berikut :

1.Pengamanan atas harta kekayaan, pendapatan dan pengeluaran perusahaan dalam segala bentuk yang seharusnya diterima atau dikeluarkan dalam jumlah dan waktu yang ditentukan.

2. Memberikan masukan kepada pimpinan cabang melalui manager operasional perusahaan untuk penetapan atau penyempurnaan kebijakan operasional perusahaan dan atas dasar penyimpangan – penyimpangan yang ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan.


(23)

3. Memberikan masukan kepada pimpinan cabang dalam upaya meningkatkan efisien dan efektifitas operasional dan non operasional perusahaan.

4. Membantu manageman dalam rangka pembinaan disiplin kerja.

Setelah membandingkan antara teori dan praktek internal auditor pada PT Bank Rakyat Indonesia, penulis berpendapat bahwa internal auditor pada perusahaan ini telah berfungsi secara efektive karena meskipun kedudukannya berada dibawah manager operasional , pimpinan memberikan wewenang padanya untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan sehingga dia dapat melakukan pengawasan dan pemeriksaan sehingga dia dapat melakukan tuganya sebagai pihak yang bertanggung jawab atas efektifitas pengawasan intern perusahaan. Begitu juga dengan bagian – bagian lain yang ada di didlam perusahaan telah memahami fungsi dari internal audit dalam menjalankan tugasnya, hal ini disebabkan karena masing – masing bagian dalam perusahaan telah memiliki uraian tugas (job description), sehinggan setiap bagian mengetahui dan memahami bagian internal Audit dapat melakukan tugasnya dengan baik tanpa rasa khawatir akan dimusuhi oleh bagian yang diperiksanya dalam perusahaan.

Dalam hal ini jelas bahwa Internal Auditor secara tidak langsung adalah tangan kanan pimpinan ( kepala Cabang ) dalam melakukan kegiatan pengawasan pada ruang lingkup objek pemeriksaannya.

Internal Auditor pada Bank Rakyat Indonesia Memiliki wewenang : 1.Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan


(24)

2.Memberikan saran dan Rekomendasi kepada kepala cabang dan kepala unit atas hasil pemeriksaan melalui manager oprasional

3.melakukan pengujian atas keabsahan bukti dan catatan transaksi, meneliti catatan pembukuan harta kekayaan perusahaan.

Apabila dalam pelaksanaan pemeriksaan ada ditemukan sesuatu hal yang merupakan penyimpangan , Internal Auditor tidak diperkenankan mengambil tindakan langsung pada bagian yang dipeiksanya. Wewenang yang diberikan kepadanya hanya terbatas pada pemberian saran , nasehat maupun rekomendasikan tanpa mempunyai wewenang untuk memberikan perintah atau kekuasan “ line function “ terhadap bagian lainnya.

.Dalam hal ini Internal Auditor tidak berwenang untuk menindak langsung melaksanakan fungsinya tersebut. Internal Auditor mempunyai kelengkapan perusahaan yang disebut dengan norma pemeriksaan. Norma ini menjadi pedoman bagi Internal Auditor dalam melakukan pemeriksaan. Norma pemeriksaan pada dasarnya disusun oleh divisi pengawasan pada kantor pusat. Norma pemeriksaan suatu kaidah atau ukuran tertentu dalam melaksanakan pemeriksaan agar dapat dicapai mutu pelaksanaan pemeriksaan dan mutu laporan pemeriksaan atau laporan auditor yang dikehendaki.

Isi dari norma pemeriksaan adalah sebagai berikut : 1. Norma Umum

a. Objejtivitas

Seorang Internal Auditor hendaknya bersikap objektif dalam melakukan pemeriksaan dan tidak terikat dengan unit kerja manapun


(25)

b.Independensi

Dalam setiap hal yang menyangkut kegiatan audit Internal Auditor harus bebas dari hal – hal yang mengurangi independensinya

c. Profesional

Informasi mengenai keadaan perusahaan dan prestasi dari setiap bagian harus dijaga kerasiaanya

d.Menjaga Rahasia e. Menjaga Integritas

Internal Auditor hendaknya selalu menjaga integritas demi kemajuan perusahaan.

2.Norma Pelaksanaan Pemeriksaan

a. Pemeriksaan harus berdasarkan program yang telah ditetapkan

b. Pemeriksaan harus memperoleh bukti yang cukup dan abash sebagai landasan menyusun temuan dan saran serta tanggapan unit kerja

c. Pemeriksaan harus berdasarkan unit kerja yang telah ditetapkan perusahaan yang terdiri dari :

1. Bidang Operasional

2. Bidang Personalia atau sumber daya manusia 3. Bidang umum dan pengelolahan gedung 4. Bidang teknologi dan Informasi

d. Hasil pemeriksaan harus dituangkan secara tertulis kedalam kertas kerja yang telah ditentukan


(26)

e. Hasil pemeriksaan harus mendapat tanggapan dari unit kerja yang terkait paling lambat tiga hari kerja sampai dengan seminggu sejak hasil

f. Hasil pemeriksaan harus mendapat tanggapan dari unit kerja yang terkait paling lambat tiga hari kerja sampai dengan seminggu sejak hasil kerja pemeriksaan disampaikan pada unit kerja yang bersangkutan.

Untuk dapat menjalankan fungsi Internal Auditor lengkap dengan baik maka direksi menetapkan kwalifikasi sebagai berikut :

1. Harus mempunyai pengetahuan yang lengkap dan mutakir mengenai jalannya operasi perusahaa yang berlaku.

2. Harus menpunyai pengetahuan yang memadai di bidang akuntansi, hokum, ekonomi moneter, fiscal, manageman, dan pengetahuan lainnya yang ada hubungannya dengan kegiatan perusahaan.

3. Harus mempunyai dedikasi dan loyalitas yang tinggi pada tugasnya. 4. Harus bersikap kreatif, krisis, supel dan dapat memegang teguh prinsip. Dengan kwalifikasi demikian , maka dengan kemampuan yang ada pada Internal Auditor dapat memberikan andil yang cukup besar bagi kemajuan perusahaan secara keseluruhan.

b. Kedudukan Internal Auditor

Kedududkan Internal Auditor pada struktur organisasi yang ada pada PT BRI Cabang Medan,. Internal Auditor berkedudukan di bawah Manager oprasional, yang berarti bahwa Internal Auditor menerima instruksi pemeriksaan dan memberikan Laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan. Operasional . Walaupun kedudukan Internal Auditor berada dibawah manager operasional


(27)

bukan berarti bahwa Internal Auditor menjadi terikat dengan unit – unit kerja lainnya yang menjadi objek pemeriksaannya. Dalam struktur prganisasi perusahaan, dimana posisi internal Auditor hanya bergerak pada ruang ringkup atau melakukan pemeriksaan pada bagian yang berada dibawahnya atau yang sejajar dengan kedudukan Internal Auditor. Ini juga berarti Internal Auditor memiliki kebebasan karena ia terlepas dari tugas – tugas operasional perusahaan.

Kepala bagian Internal Audit mempunyai tanggung jawab untuk :

1 .Memimpin suatu program audit yang menyelurih yang menjdi pedoman review berkala atsa berbagai system pengawasan manajemen perusahaan , kebijaksaan – kebijaksanaan , prosedur – prosedur dan rencana – rencana yang diadakan untuk mengarahkan aktivitas – aktivitas mereka.

2. Mengkoordinasikan prigram pemeriksaan intern dengan aktivitas yang dilakukan oleh eksternal auditor.

Pemeriksaan yang dilakukan harus memperhatikan : a..Pelaporan dan intergritas informasi

b Ketaatan terhadap kebijaksanaan – kebijakasanaan, rencana – rencana , prosedur, hokum, peraturan – peraturan yang dapat diterapkan dan terhadap prinsip akuntansi dan praktek usaha yang sehat.

c..Ekonomis dan efisiensi penggunaan sumber – sumber dan penggunaan harta

d.Tingkat untuk mana unit – unit organisasi memberikan informasi managemen yang cermat, lengkap dan dapat dipercaya.


(28)

3. .Beretanggung jawab atas temuan ( Finding ) yang diperoleh selama pemeriksaan, yang nantinya tertuang dalam pelaporan internal auditor. 4. .Internal auditor bertanggung jawab untuk menjamin bahwa rekomendasi

yang diterima managemen berhasil dalam penerapannya dalam batasan – batasan biaya yang efektive atas tindakan – tindakan yang diambil untuk memperbaiki kondisi – kondisi yang tidak efisien. Bila penerapannya dianggap tidak memuaskan internal auditor harus mengambil langkah untuk menemukan hasil – hasil yang dapat diterima.

.5..Laporan hasil pemeriksaan harus dibuat dan ditujukan kepada manager operasional dan membuat tembusannya kepada pemimpin cabang. Laporan tersebut harus meliputi hasil – hasil pemeriksaan , kesimpulan dan pemeriksaan yang ditarik dan rekomendasi yang dibuat.

Internal Auditor pada perusahaan ini melakukan pemeriksaan sebulan sekali. Jadwal pemeriksaan rutin yang disusun oleh kepala bagian internal audit harus disampaikan kepada pimpinan cabang melalui manager oprasional untuk mendapatkan persetujuan.

Indedpendensi merupakan syarat mutlak bagi seorang internal auditor. Independensi mengandung makna bahwa orang yang melaksanakan internal audit dalam perusahaan penempatan Internal Auditor yang baik dalam struktur organisasi perusaha memungkinkan diperolahnya ruang lingkup pemeriksaan yang seluas – luasnya.

Pada struktur organisasi PT Bank Rakyat Indonesia, posisi Internal Auditor adalah berada dibawah manager operasional. Kedudukan seperti ini terlepas dari


(29)

fungsi operasional sebagaimana yang disebutkan diatas. Sesuai dengan posisinya, Internal auditor sebagai staf dari manager operasional seluas – luasnya. Sebagaimana diungkapkan sebelumnya, ruang lingkup pemeriksaan melipiti tiga aspek yaitu Managemen, Operasional dan Finansial. Independensi dalam perusahaan bukan berarti hubungan kerja dengan unit menjadi kaku, tetapi lebih bersifat supel dan memegang teguh prinsip. Dukungan sepenuhnya dari kepala cabang dan manager operasional sebagai atasannya, menjadikan Internal Auditor dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dalam tujuan pencapaian pengedalian yang baik. Hal lain yang dianggap penting adalah menyangkut objektivitas. Objektifitas mutlak diperlukan dalam pelaksanaan fungsi Internal Auditor. Internal Auditor tidak ikut serta dalam kegiatan – kegiatan yang direview dan dinilainya sendiri, karena jika tidak demikian akan mengurangi independensinya.

3.Peranan Internal Auditor sebagai alat pengendalian Managemen

Pada Bank Rakyat Indonesia Pengawasan intern merupakan pengawasan fungsional yang berfungsi sebagai penunjang pelaksanaan fungsi managemen dalam rangka pengendalian operasional, agar sesuai dengan rencana kerja dan peraturan ataupun ketentuan perusahaan yang berlaku. Pengawasan intern tidak saja dimaksudkan untuk menilai pelaksanaan rencana kerja dan peraturan serta mencegah terjadinya penyimpangan – penyimpangan, tetapi juga merupakan upaya pembinaan dan pendisiplinan diri karyawan terhadap rencana kerja dan peraturan agar mencapai tujuan perusahaan.

Peranan pengendalian intern yang dilaksanakan oleh Internal Auditor pada perusahaan ini adalah sebagai berikut :


(30)

1. Melaksanakan audit atas prosedur operasi dikantor cabang dan meyakini bahwa peraturan prosedur bank telah ditaati.

2. Melakukan pemeriksaan untuk menemukan berbagai situasi seperti kebocoran, pemborosan, ketidak efektifan dan ketidak efisienan.

3. Melaksanakan penelitian terhadap hasil kerja individu dalam setiap unit organisasi yang tercakup dalam ruang lingkup pemeriksaannya.

4. Menyusun laporan pemeriksaan intern atau laporan Internal Audit pada setiap bulan atas hasil pemeriksaan.

Peranan ini menegaskan bahwa Internal Auditor membantu managemen dalam malakukan kegiatan pengawasan pada bagian operasional dan melaporkan penemuan yang memungkinkan menghambat kemajuan perusahaan. Dalam hal ini Internal Auditor tidak berwenang untuk menindak langsung melaksanakan fungsinya tersebut. Internal Auditor mempunyai kelengkapan perusahaan yang disebut dengan norma pemeriksaan. Norma ini menjadi pedoman bagi Internal Auditor dalam melakukan pemeriksaan. Norma pemeriksaan pada dasarnya disusun oleh divisi pengawasan pada kantor pusat. Norma pemeriksaan suatu


(31)

kaidah atau ukuran tertentu dalam melaksanakan pemeriksaan agar dapat dicapai mutu pelaksanaan pemeriksaan dan mutu laporan pemeriksaan atau laporan auditor yang dikehendaki.

Adapun ruang lingkup pengaeasan bagi Internal Auditor meliputi tiga aspek yaitu :

1. Aspek Managemen

Menilai ketaatan unit kerja dalam melaksanakan kebijaksaan operasional, yaitu yang telah ditetapkan oleh pimpinan Cabang

2. Aspek Operasional

Menilai system prosedur serta pengendalian intern yang nberlaku , apakah telah mencapai sasaran yang efisisen dan efektive pada setiap unit kerja

3. Aspek Finansial

Memeriksa tingkat kewajaran , kebenran , ketepatan data keuangan dan administrasi perusahaan .

Dari uraian – uraian diatas dapat disimpulkan bahwa meskipun kedududkan Internal Auditor berada dibawah manager operasional, ia mempunyai pengaruh penting dalam organisasi tersebut. Internal Auditor tidak hanya melaksanakan pemeriksaan , tetapi jg ia harus mempunyai keahlian yang memadai dan pengalaman yang cukup agar dapat menbantu didalam mengambil keputusan.

4.Laporan Internal Auditor

Salah satu fungsi dari Internal Auditor pada BRI sebagai adalah penyusun laporan. Laporan ini merupakan sarana pertanggung jawaban atas hasil kerja Internal Auditor. Laporan yang dalam hal ini disebut dengan laporan realisasi


(32)

secara keseluruhan proses pemeriksaan disusun sedemikian rupa sehingga di dalamnya terlihat secara keseluruhan proses pemeriksaan yang dilaksanakan, serta memuat temuan yang ditemukan saat pemeriksaan dilapangan. Sebelum membuat laporan, Internal Auditor mengadakan pemeriksaan dipergunakan alat kerja yang disebut dengan kertas kerja temuan pemeriksaan sendiri.

Apabila hal – hal yang menyimpang maka dituangkan dalan kertas kerja ini. Kertas kerja temuan pemeriksaan merupakan alat kerja yang dipakai Internal Auditor dalam melakukan pemeriksaan. Kertas kerja merupakan pendukung atas prosedur dan norma yang dijalankan dalam rangka pemeriksaan. Perusahaan menyimpan kertas kerja temuan pemeriksaan sebagai bukti pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian yang dikumpulkan.

Norma Pelaporan Internal Auditor Pada BRI

a. Laporan harus memuat objek , periode, tanggal dan hasil pemeriksaan yang terdiri dari temuan, tanggapan unit kerja, serta saran. Untuk laporan kantor cabang terdiri dari laporan aktifitas bulanan dan laporan kesalahan. b. Laporan pemeriksaan Konsolidasi harus disimpan secara baik dan tertib dalam arsip Divisi pengawasan intern cabang untuk pemantauan pasca pemeriksaan.

Seperti dijelaskan pada norma pemeriksaan bahwa sasaran pengawasan meliputi empat bidang. Sasaran tersebut meliputi semua unit kerja dalam organisasi, atau bias dikatan sesuai dengan struktur yang ada. Apabila dalam bidang yang diperiksa ditemukan adanya penyimpangan atau kelemahan pada


(33)

pelaksanaan kerja, maka Internal Auditor BRI akan melakukan analisa untuk kemudian memberikan rekomendasi atau saran kepada kepala cabang melalui manager operasional.

Kertas kerja temuan pemeriksaan memiliki mamfaat sebagai berikut : 1. Sebagai dasar penyusunan laporan hasil pemeriksaan

2. Alat bagi kepala cabang untuk meriview dan mengawasi pekerjaan para pelaksana pemeriksaan

3. sebagai bukti dari laporan realisasi pemeriksaan. 4. Menyajikan data untuk keperluan referensi 5. Pedoman untuk pemeriksaan selanjutnya

Laporan Internal auditor merupakan realisasi hasil pemeriksaan yang dibuat dalam bentuk surat dan dialamatkan kepada kepala Devisi pengawasan di kantor pusat Jakarta.

Secara umum hal – hal yang terdapat dalam laporan realisasi Internal Auditor sebagai berikut

1. Bidang dan Objek pemeriksaan 2. Periode saat pemeriksaan 3. Tanggal Pemeriksaan

4. Hasil pemeriksaan, yang berupa lampiran – lampiran.

Dalam penyusunan laporan ini, Internal Auditor terikat dengan criteria yang diatur dalam Norma Pelaporan yang dibuat oleh devisi pengawsan yaitu :

“ laporan harus memuat objek, periode, tanggal, dan hasil pemeriksaan yang terdiri dari temuan, tanggapan unit kerja serta saran”


(34)

Contoh : Dalam melakukan audit yag dilaksanakan pada Maret 2008 oleh (Audit Internal) Penilik ditemukan di unit Sumber Nongko ditemukan suatu kasus. Kasus ini ada pada prosedur peminjaman nasabah. Pada prosedur peminjaman ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah . pada kasus ini nasabah yang tidak mempunyai agunan pinjamannya disetujui oleh Unit sumber nongko.padahal pada BRI hal ini tidak boleh terjadi,

Dengan demikian, kepala bagian internal auditor akan menyampaikan hasil pemeriksaannya kepada pimpinan melalui manager opersional.

Laporan realisasi pemeriksaan Internal Auditor BRI masing – masing kantor cabang akan dibuat laporan pemeriksaan konsolidasi yang dibuat secara tertulis oleh divisi pengawasan dan disampaikan kepada Direktur utama dengan tembusan kepala cabang.

Untuk hasil pemeriksaan yaitu lampiran yang dibuat berkolom – kolom dengan urutan sebagai berikut :

1. Bidang Pemeriksaan dan Objek pemeriksaan: Bidang operasional yang meliputi :

a. Bidang Finansial b. Bidang no Finansial

c. Kajanas ( bagian jasa nasabah) 2. Temuan

Pada kolom temuan ini diuraikan temuan yang ditemukan Internal Auditor selama melakukan pemeriksaan. Temuan merupakan uraian mengenai keadaan


(35)

yang sebenarnya ( kondisi ) berdasarkan fakta dan sebagaimana seharusnya berdasarkan criteria.

3. Analisa

Pada kolom ini merupakan analisa Internal Auditor mengenai penyebab penyimpangan yang terjadi.

4. Tanggapan Unit kerja

Setelah dilakukan analisa maka Internal Auditor akan menyampaikan secara lisan kepada unit kerja yang melakukan penyimpangan. Setiap tanggapan dari unit kerja yang diperiksa dihimpun dalam kolom ini.

5. Saran

Saran merupakan uraian tindakan yang harus dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya penyimpanga. Dari kolom saran ini disajikan apa yang harus diperbaiki, langkah – langkah yang harus dibuat dan siapa yang akan bertanggung jawab dalam melaksanakan perbaikan.

Berdasarkan laporan ini, manager oprasional akan melihat hasil pemeriksaan dan sekaligus mengambil tindakan lebih lanjut dari laporan tersebut.

B. Analisa hasil Penelitian

Berdasarkan uraian tentang Internal Auditor yang telah dijelaskan pada BAB II, maka penulis mencoba memberikan suatu analisis dan penilaian atas peranan internal auditor melalui kedudukan dan fungsinya sehingga tercapainya pengendalian yang baik dari hasil penelitian pada PT Bank Rakyat Indonesia Unit Sumber Nongko


(36)

a. Fungsi Internal Auditor b. Kedudukan Internal Auditor c. Peranan Internal Auditor d. Laporan Internal Auditor a. Fungsi Internal Auditor

Sebagaimana yang telah dikemukakan ada Bab II skripsi ini, bahwa fungsi pengendalian merupakan salah satu unsure yang memegang peranan penting sebagai penunjang pelaksanaan fungsi manajemen dalam rangka engendalian oerasional. Suatu pengendalian yang dilandasi oleh kebijaksanaan – kebijaksanaan yang tepat dan akurat disertai peneraan system pengawasan intern yang baik akan memberikan mamfaat yang besar terutama untuk menghindari terjadinya penyimangan – penyimangan yang merugikan perusahaan.

Fungsi Internal auditor dapat juga dilihat dari segi ruang lingkup pemeriksaannya. Ruang lingkup emeriksaan sebagaimana diungkapkan sebelumnya meliputi tiga aspek, yaitu : Aspek Managemen, Aspek Operasional, Aspek Financial. Secara teoritis ruang lingkup Internal Auditing meliputi keuangan dan oerasi. Aspek keuangan tujuannya dalam membuk keakuratantikan keakuratan data keuangan dan oerasi dan keefektifan pengendalian intern. Pemeriksaan operasi bertujuan untuk menilai seberaa jauh pencaaian sasaran secara keseluruhan . ruang lingku pemeriksaan pada perusahaan ada dasarnya sama dengan landasan teoritis, hanya saja perusahaan memisahkan antara aspek operasional dengan aspek managemen.


(37)

Pengendalian intern pada PT Bank Rakyat Indonesia cabang Iskandar Muda medan data dilihat lebih bersifat mendidik.Dalam upaya pendisiplinan diri maka diharapkan para pegawai pada setiap tingkatannya menimbulkan kegairahan untuk selalu bekerja berhati-hati dengan meniadakan semaksimal mungkin setia penyiimpangan-panyimpangan.Internal Auditor bukan ditujukan untuk mencari alisan-alasan, tetapi menjadi rekan kerja setiap perusahaan secara keseluruhan.Internal Auditor mengarahkan setiap pegawai untuk bekerja dengan teliti.

Dapat disimpulkan bahwasannya fungsi Internal Auditor ada PT.Bank BRI Cabang Iskandar Muda Unit Sumber Nongko telah berjalan dengan baik karena pihak manajemen telah mengerti pentingnya Internal Auditor.

Dalam rangka pengembangan kegiatan oersional sebagai Bank Umum maka penulis merasa jumlah ersonil pada PT.Bank BRI Cabang Iskandar Muda Unit Sumber Nongko kurang dengan bertambahnya kegiatan maka otomatis kegiatan yang diawasi bertambah pula.Penambahan ersonil bagian internal audit cabang akan menjadikan pekerjaan menjadi efektif dan efisien sehingga Internal Auditor dapat memusatkan erhatiannya pada setiap kegiatannya dengan cermat dan seksama dengan tujuan pencapaian pengawasan yang baik.

b. Kedudukan Internal Auditor

Secara teoritis, semakin tinggi kedudukan Internal Auditor dalam struktur organisasi perusahaan maka akan semakin luas cakupan pemerikaannya serta memiliki kemungkinan yang sangat besar dalam mempertahankan independensi dan objektifitasnya.


(38)

Jika internal Auditor menerima penugasan dari kepala cabang melalui manager operasional, berarti Internal Auditor bertanggung jawab kepada manageroperasional bukan berarti bahwa kepala cabang tidak mengetahui apa yang telah dilaksanakan oleh internal auditor

Kedudukan Internal auditor Pada BRI sebagai staff direksi perusahaan, bertanggung jawab kepada direktur utama, bertanggung jawab kepada fungsionaris keuangan tertinggi sebagai direktur keuangan ( controller ).

Dalam struktur organisasi perusahaan yang diperoleh dari PT Bank BRI unit Sumber Nongko, Internal Auditor secara stuktural berada di kantor cabang Iskandar Muda medan berada dibawah Manager Bisnis Mikro yang disebut AMBM dan Penilik. . Dengan kedudukan Internal auditor sebagai staf manager bisnis mikro, internal auditor juga terlepas dari pelaksaan operasional perusahaan, dan tidak mempunyai wewenang untuk memberikan tugas, erintah, teguran apabila diketahui mempunyai kesalahan, kecurangan, penyimpangan pada bagian atau unit – unit organisasi. Dalam uraian teoritis yang dikemukakan, bahwa struktur organisasi yang baik akan menjamin pencaaian tujuan perusahaan, karena dengan struktur organisasi tersebut, setiap bagian dalam erusahaan dapat dapat mengetahui dengan jelas apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawab serta tugas – tugasnya.

Menurut penulis struktur organisasi ada PT Bank Rakyat Indonesia cabang Iskandar Muda unit Sumber Nongko Medan sudah baik, karena kedudukan , uraian tugas dan wewenangnya telah diuraikan dengan jelas. Dengan demikian semua bagian bekerja sesuai dengan uraian tugas yang diberikan keadanya.


(39)

c. Peranan Internal Auditor

Untuk menjamin independensinya perlu diperhatikan peranan Internal auditor dan objektivitas pemeriksaannya. Dalam melaksanakan fungsi – fungsinya Internal auditor tidak mempunyai tanggung jawab langsung atas aktivits – aktivitas yang sedang direviewnya. Peranan internal auditor sebagai staff manager oerasionl juga berarti bahwa Internal auditor leas dari fungsi administrasi dan oerasional perusahaan sehingga ia tidak mempunyai wewenang langsung untuk memberikan perintah pada pegawai di bagian oerasional.

Selanjutnya jika dilihat dari segi objektivitas sudah baik. Dalam pelaksanaannya Internal auditor terlepas dari andangan yang subjektiv dari berbagai pihak. Ia hanya berkewajiban melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan tugas dan fungsi yang ditetapkan.

Peranan Internal auditor bertanggung jawab kepada manager bisnis mikro yang berarti ia menerima enugasan dari impinan cabang dan memberikan laorannya keada mmanager bisnis mikro . jika dikaitkan dengan independensinya, posisi ini menenatkan Internal auditor ada tingkat keberadaan yang ruang lingku aktivitasnya tidak begitu luas. Akan tetai bila dikaitkan dengan aktivitas maka posisi Internal auditor pada perusahaan ini sudah cuku baik. Objektivitas memerlukan adanya sikap mental yang teguh , tidak tergoyahkan yang dituntut dari seorang internal auditor dalam menjalankan setiap tugasnya

d. Laporan Internal Auditor

Penyajian laporan merupakan hasil akhir dari pekerjaan Internal Auditor.Laporan tersebut ditujukan kepada siapa bertanggung jawab sesuai


(40)

dengan kedudukannya pada struktur organisasi.Isi laporan secara umum meliputi masalah yang dihadapi,temuan,tanggaan unit kerja,analisa serta saran erbaikan terhadap enyimpangan pelaksanaan piminan atau kepala cabang.

Agar pihak tindak lanjut sepenuhnya,maka laporan hasil pemeriksaan harus disajikan dengan baik.elaporan yang tidak baik menjadi tidak berguna.Oleh sebab itu laporan harus jelas,rapi,cermat,mudah dimengerti.

Pada BRI laporan hasil pemeriksaan atau laporan realisasi pemeriksaan disusun dalam waktu yang telah ditentukan.Laoran yang diterbitkan adalah laporan bulanan dan ditujukan kepada manejer operasional dengan membuat tembusannya kepada pimpinan atau kepala cabang.Internal Auditor harus membuat laporan sesuai dengan pedoman pokok yaitu norma elaksanaan yang telah ditetapkan divisi pengawasan kantor pusat.Laporan ini merupakan informasi penting bagi kepala cabang yang sangat berguna sebagai bahan pertimbangan apakah para bawahan telah bekerja dengan baik dalam arti bebas bebas dari setiap kesalahan baik disengaja maupun tidak.

Adanya temuan dalam pemeriksaan,Internal Auditor dapat melaporkan secara lisan kepada manejer operasional sebelum laporan tertulis disusun,untuk memeroleh petunjuk selanjutnya kemudian disusun laporan tertulis dan menyampaikannya kepada bagian terkait.

Laporan terperinci mengenai laporan hasil pemeriksaan telah dijelaskan ada Bab III.Menurut penilaian penulis,laporan realisasi yang dibuat Internal Auditor ada PT.Bank BRI Cabang Iskandar Muda Unit Sumber Nongko sudah dapat dikatan baik.Dengan susunan yang berkolom-kolom tersebut serta setiap


(41)

bidang dan objek disajikan secara berurutan akan lebih mudah dimengerti olseh yang membacanya.Dengan demikian manajer operasional dapat dengan cepat menganalisanyadan memberikan solusi pemecahannya,jika terasa cuku berat ,maka diserahkan kepada pimpinan cabang untuk dapat mengambil tindak lanjut sepenuhnya.


(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab terakhir ini penulis coba mengemukakan beberapa kesimpulan yang didasarkan pada uraian bab–bab sebelumnya dan kemudian dengan pemberian saran–saran yang mungkin dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk tujuan perbaikan dan kemajuan dimasa yang akan dating khususnya pada Internal auditor.

A Kesimpulan

Setelah pembahasan secara teoritis kemudian membandingkan dengan hasil penelitian yang ada pada PT BRI Cabang Iskandar Muda Unit sumber Nongko maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Fungsi Internal auditor pada PT Bank Rakyat Indonesia telah berjalan sebagaimana mestinya, karena dalam melaksanakan pemeriksaan , internal auditor memiliki program pemeriksaan dan kertas kerja temuan pemeriksaan yang disusun oleh divisi pengawasan kantor pusat. Ini dimaksudkan untuk mengefektifkan pelaksanaan audit sehingga dengan adanya audit program pemeriksaan yang dilakukan lebih fokus.

2. Internal auditor kedudukannya telah berperan dalam pencapaian pengendalian manajemen karena dalam melaksanakan tugasnya tidak terlibat kegiatan operasional perusahaan yang menjadi objek pemeriksaannya. Dengan demikian Internal auditor terlepas dari pengaruh subjektif dan hasil pemeriksaannya benar – benar objektif.


(43)

3. Peranan Internal auditor dalam pengendalian managemen, berpedoman pada norma pemeriksaan yang merupakan ukuran mutu bagi Internal auditor, karena hasilnya dapat dipergunakan sebagai sumber masukan yang membantu managemen dalam pencapaian tujuan perusahaan.

4. Laporan Internal auditor diungkapkan dalam bentuk laporan tertulis dan disampaikan kepada managemen bisnis mikro.

5. Tujuan dan ruang lingkup pengawasan Intern telah digariskan dengan baik. Hal ini dimaksudkan untuk membantu managemen agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.

6. Dalam melaksanakan prosedur–prosedur yang ada pada perusahaan terkadang pihak unit tidak mematuhi aturan yang ditetapkan perusahaan yang menyebabkan terjadinya penyimpangan.

B. Saran Antara lain :

1. Sebaiknya disetiap unit Pada PT BRI ada tim Auditor untuk selalu siap dalam mengadakan kontrol untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan.

2. Sebaiknya pada PT BRI tim Auditor harus diberikan wewenang yang luas dalam melaksanakan tugas yang diembannya.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Alvin A, Arens and james K.Loebecke,2000.Auditing and Integrate Approach, alih bahasa Ilham Tjakrakusuma, Jilid satu edisi kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Agoes Sukirno, 2004, Auditing (Pemeriksaan Akuntan), Jilid Dua, edisi Ketiga. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Graham.W. Cosserat, 2004, Modern Auditing, Second edition. Harahap, 2000, Auditing Contemporer, Erlangga, Jakarta

Holmes, Arthur W,2000, Auditing, Norma dan prosedur, penerbit Erlangga, Jakarta

Katijo, 2008, Auditing, Pengantar untuk pemula, Pustaka Bangsa Press, Medan Mulyadi, 2001. Auditing, buku satu, Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta Munawiir, 2001, Auditing, Liberty, yogyakarta

M.Guy, 2002, Auditing, Buku satu, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta

Diklat PT BRI ( Pengawasan BRI Unit oleh penilik) , 2004, Sendik Padang, Padang

Fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara, jurusan Akuntasni, 2004: Buku


(45)

Nim.050522065

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Internal Auditor dengan kedudukannya berperan dalam upaya pencapaian pengendalian pada PT BRI unit Sumber Nongko Medan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Metode penganalisaan data yang digunakan adalah metode deskriptif dimana data yang telah dikumpulkan, kemudian dianalisis sehingga memberikan keterangan bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi Internal Auditor pada PT BRI Cabang Iskandar Muda telah berjalan dengan baik, karena pihak Manajemen telah mengerti pentingnya keberadaan Internal Auditor. Hasil pemeriksaan internal auditor pada perusahaan ini dilaporkan dalam laporan tertulis dan disampaikan kepada manajemen operasional


(46)

ABSTRACK

Intention of this research is to identify the function of Audit Internal and their position to control management At PT BRI Unit sumber nongko Medan

In this research, writer use the descriptive method. Data type used type of data primary and sekunder data. As for technique of data collecting used perception, interview and documentation. Method of data analyzing used by descriptive method where data which have been collected, then analysed so that give the boldness for trouble shooting faced.

Writer have conducted the result, and get some conclusion that Audit Internal of the company, had going on as usual because the managemen had realize how important audit internal for the company. But it will be effective if the auditor have position in every unit of PT BRI

Company also apply the good internal control in the case of operation of system of company application. The function of audit internal are management aspek, financial aspek, operational aspek. The result of auditing by auditor at this company write down their thought on paper and sent the report to operasionsl msnsger.


(47)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Seorang pimpinan perusahaan yang bijaksana akan selalu mengusahakan supaya jumlah dana yang diperoleh meningkat dari tahun ketahun karena jumlah laba yang diperoleh merupakan ukuran mengenai kemajuan perusahaan atau keberhasilan seorang pemimpin perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengawasan secara terus – menerus terhadap seluruh operasi perusahaan perlu dilakukan.

Pada perusahaan kecil managemen dapat melakukan pengawasan secara langsung terhadap seluruh kegiatan organisasi perusahaan. Dengan mengamati operasi pengolahan misalnya, managemen mungkin dapat mendeteksi ketidak efisienan dan memperbaiki kondisi – kondisi tersebut di tempat kejadian. Tetapi dengan semakin berkembangnya perusahaan sehingga kegiatan dan masalah yang dihadapi perusahaan semakin komplek sehingga semakin sulit bagi managemen untuk mengadakan pengawasan langsung terhadap seluruh operasi perusahaan. Dengan demikian diperlukan pengawasan langsung terhadap seluruh operasi perusahaan. Dengan demikian diperlukan pengawasan atau pengendalian yang lain untuk mengelola perusahaan secara efektif.

Salah satu alat pengawasan yang baik adalah struktur pengendalian intern.struktur pengendalian intern dimaksudkan untuk melindungi harta milik perusahaan, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan


(48)

efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan.

Suatu system dapat menjadi kurang efektive karena adanya perubahan kondisi operasi disebabkan kemunduran karena kelalaian karyawan. Oleh sebab itu untuk menjamin efektivitas system pengawasan intern atau istilah yang lazim dipakai sekarang adalah struktur pengendalian intern seperti yang disebutkan diatas managemen dapat mendelegasikan wewenang kepada internal auditor untuk memonitor secara terus – menerus dan melakukan penilaian terhadap struktur pengendalian intern perusahaan. Jika dapat memberikan rekomendasi perbaikan kepada menegemen sehingga tercipta suatu pengawasan intern yang baik yang akan menunjang tercapainya tujuan usaha secara efektive.

PT Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) merupakan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) yang bergerak dibidang jasa ( penghimpuna, pemrosan dan penyaluran dana )dari masayarakat dan bagi masyarakat. Yang dalam pelaksanaan operasinya dipimpin oleh seorang pemimpin unit atau disebut kepala Unit yang membawahi departemen / fungsi yang ada diperusahaan.

Pentingnya keberadaan internal auditor untuk menjamin tercapainya pengawasan yang baik dalam rangka pencapaian tujuan usaha secara berhasil guna dan berdaya guna, maka penulis merasa tertarik untuk menyusun skripsi mengenai “Internal Auditor dan Perananannya Bagi Tercapainya pengendalian Managemen Pada PT Bank Rakyat Indonesia Unit Sumber Nongko”


(49)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dan karena perumusan masalah merupakan langkah yang penting dalam penulisan skripsi ini, maka penulis mencoba merumuskan masalah yang menjadi dasar dalam penyusunan skripsi ini :

1. Apakah fungsi Internal Auditor pada PT Bank Rakyat Indonesia Unit Sumber Nongko sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam usaha peningkatan efisien operasi perusahaan.

2. Apakah Internal Auditor dalam kedudukannya dapat berperan dalam upaya tercapainya pengawasan yang baik pada PT Bank Rakyat Indonesia Unit Sumber Nongko

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah fungsi internal auditor pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Unit Sumber Nongko sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam usaha peningkatan efisien operasi perusahaan.

2. Untuk mengetahui bagaimana Auditor itu sendiri sesuai dengan kedudukan nya dapat berperan dalam upaya tercapainya pengawasan yang baik pada PT Bank Rakyat Indonesia Unit Sumber Nongko


(50)

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitin ini adalah :

1. Mengetahui dan menambah pengetahuan penulis tentang apa yang diteliti, melalui penelitian ini penulis dapat mengamati secara langsung bagaimana pelaksanaan dilapangan dan membandingkannya dengan berbagai teori yang berhubungan dengan masalah penelitian

2. Memberikan masukan kepada perusahaan berupa saran untuk penerapan pengawasan yang baik dan sesuai dengan praktek yang ada dilapangan. 3. Bagi pihak yang lain, yaitu dapat berguna sebagai tambahan pengetahuan

terutama bagi perusahaan – perusahaan sejenis yang menghadapi masalah yang sama.


(51)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Internal Auditor

Pada mulanya seorang auditor hanya bertindak sebagai pendengar terhadap pertanggungjwaban laporan keuangan yang disampaikan oleh penanggung jawaban suatu badan usaha. Akan tetapai pengertian auditing ini semakin lama semakin berkembang sesuai perkembangan zaman dan adanya kebutuhan yang meningkat dari berbagai pemakai laporan pemeriksa.hal ini juga dapat dilihat dari perkembangan bidang profesi akuntan dewasa ini yang mengalami kemajuan dan semakin memegang peranan penting, terutama dalam bantuan penyusunan laporan keuangan , pemeriksaan laporan keuangan dan pemberian saran – saran kepada managemen. Sesuai dengan judul skripsi ini, maka pembahasan selanjutnya akan berorientasi pada bidang auditing. Untuk dapat memahami dan lebih memperjelas pengertian auditing secara baik, berikut ini dibuat kutipan beberapa defenisi auditing. Auditing menurut American Accounting Association Committee yang diterjemahkan oleh M.Guy (2002: 5) adalah

Auditing adalah suatu proses sistematis yang secara objektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan criteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan..

Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independent dan kompeten. Defenisi tersebut menyatakan bahwa ketentua – ketentuan yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pemeriksaan yang dilaksanakan yaitu:


(52)

Yang dimaksud proses yang sistematis, audit adalah suatu pendekatan yang logis, terstruktur, dan jelas tujuannya bagi pengambilan keputusan , audit bukan merupakan proses yang tidak terencana dan asal jadi.

2.Secara objektif memperoleh dan Mengevaluasi Bukti

Audit berkaitan dengan pengumpulan bukti – bukti tentang informasi yang akan mempengaruhi proses keputusan auditor. Bukti dapat mengambil berbagai macam bentuk, seperti dokuman pengujian, observasi , dan konfirmasi saldo – saldo pihak ketiga. Meskipun bukti itu sendiri sifatnya dapat lebih atau kurang menyimpulkan (conclusive), namun proses pengumpulan dan pengevaluasian itu haruslah seobjektif mungkin.

3.Pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi

Komponen dasar dari proses audit adalah pengumpulan bukti berkaitan dengan pernyataan mengenai tindakan atau kerterjadian ekonomi.

4.Tingkat kesesuaian antara pernyataan dan criteria yang ditetapkan Ketika mengaudit laporan keuangan, tujuan auditor adalah menentukan apakah pernyataan pihak yang diaudit sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan.

5.Mengkomunikasikan hasil pada pihak yang berkepentingan

Tujuan audit kurang tercapai jika auditor mendapatkan bukti mengenai tindakan kejadian ekonomi serta menilai bahwa hal itu sudah disajikan dengan benar sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan tetapi tidak mengkomunikasikan hasilnya bagi pihak –pihak yang berkepentinga. Pihak –


(53)

pihak yang berkepentingan terdiri dari bankir dan kreditor, pemilik dan pemegang saham, serta pemerintah.

Auditing menurut Arens dan Loebecke alih bahasa Ilham tjakusuma (2000: 1)

Auditing adalah proses yang ditempuh oleh seseorang yang kompeten dan independent agar dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti – bukti mengenai informasi yang terukur dari suatu entitas (satuan) usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari informasi yang terukur tersebut dengan criteria yang telah ditetapkan .

Pengertian auditing sebagaimana disebutkan diatas, mencakup unsure – unsure sebagai berikut :

1. Informasi terukur dan criteria yang telah ditetapkan

Sebelum pemeriksaan dilakukan oleh seorang auditor, informasi sudah harus tersusun dalam bentuk yang mudah diperiksa kebenaran dan ketelitiannya, misalnya penjumlahan , perkalian , pencatatan adanya aktiva dan lain – lain. Dilain pihak harus tersedia criteria atau tolak ukur untuk menentukan apakah informasi itu sesuai atau tidak. Kriteria yang yang digunakan sangat tergantung pada maksud dan tujuan pemeriksaan.

2.Kesatuan Ekonomi tertentu

Dalam melakukan periksaan , perlu ditegaskan batas tanggungjawab auditor. Yang terutama harus dilakukan adalah menegaskan suatu usaha yang dimaksud dan periode waktunya.

3.Pengumpulan dan Penilain Bukti – bukti

Yang dimaksud dengan pengumpulan bukti disini adalah segala informasi yang digunakan oleh auditor untuk menetukan apakah informasi terukur yang


(54)

diperiksanya tersebut memang sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Demi tercapainya sasaran dari kegiatan auditing diperlukan bukti – bukti dengan jumlah yang memadai. Proses penetuan jumlah bukti yang dibutuhkan dan menilai apakah informasi yang ada sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan adalah suatu bagian yang terpenting dari setiap kegiatan auditing.

4.Kompeten dan Indepent

Seorang auditor harus cukup mampu untuk memahami criteria yang digunakan dan mengatahui jenis dan jumlah fakta yang dibutuhkan, agar pada akhir pemeriksaan auditor dapat menarik kesimpulan yang tepat.

5.Pelaporan

Hasil dari suatu pemeriksaan adalah kesimpula dan saran atas temuan – temuan yang didapat selam pemerikasaan berlangsung dampai dengan selesai , yang diterbitkan melalui laporan. Laporan yang satu dapat berbeda dengan laporan yang lainnya , tetapi pada dasarnya semuanya harus mampu menyampaikan kepada pembaca seberapa jauh tingkat kesesuaian dari informasi yang diperiksa dengan criteria yang telah ditetapkan.

Pada mulanya, audit hanya terbatas pada kegiatan menguji, mencocokkan dan membuatlaporan mengenai kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan. Dalam tahap ini, audit lebih banyak berperan pada bidang finansial dimana bertujuan menemukan dan mencegah kecurangan serta menemukan dan mencegah kesalahan.Sejalan dengan semakin besarnya skala perusahaan. manajemen mulaimerasakan audit yang tidak hanya terbatas pada bidang finansial saja, tetapidiperluas kepada bidang non finansial. Untuk memenuhi tuntutan ini,


(55)

lahirlah internal audit yang selain meliputi audit pada bidang finansial, juga meliputi evaluas iterhadap kecukupan sistem internal control dan kualitas kerja pelaksanaan dalam perusahaan. Internal audit adalah suatu fungsi penelitian yang bebas dibentuk dalamsuatu organisasi untuk memeriksa dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan sebagai jasa bagi organisasi tersebut.

Istilah internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal (intern) dan auditing (audit). Bila diartikan secara sederhana adalah suatu audit yang dilakukan oleh pihak intern dalam arti oleh perusahaan dengan menggunakan pegawai perusahaan itu sendiri. Ini harus dibcdakan dcngan ekstemal auditing yaitu audit yang dilakukan oleh pihak luar perusahaan atau pihak yang independen, dalam hal ini akuntan publik.

Untuk kepentingan dan sebab – sebab diatas , dalam pengertian guna perencanaan strategis dan pengendalian managemen, system pengawasan intern sangat berfungsi sekali. Informasi yang teliti, tepat waktu , jelas dan dapat dipercaya adalah sangat berarti guna dasar perencanaan strategi dan pengendalian managemen.

Informasi dengan sifat – sifat yang disebutkan seperti diatas dihasilkan oleh adanya system pengawasan yang baik. Untuk menjaga agar system pengawasan intern berjalan secara efektive, diperlukan suatu bagian khusus dalam perusahaan yaitu internal audit department untuk melakukan penilaian secara terus – menerus terhadap system pengawasan intern perusahaan. Departemen internal audit inilah yang diharapkan dapat memberikan masukan informasi tentang hal – hal yang perlu mendapat perbaikan dalam system


(56)

pengertian internal auditing, berikut ini dikutip beberapa defenisi internal auditing .

Internal Auditing menurut Arthur W holmes dan david c burns ( 2000 : 152) menyatakan :

Internal auditing adalah suatu kegiatan penilaian yang independen dalam organisasi untuk mereviw operasi sebagai jasan yang diberikan kepada manajemen. Jadi auditing internal merupakan pengendalian manajerial yang melaksanakan fungsinya dengan mengatur dan mengevaluasi keefektifan pengendalian lain .

Dari pengertian di atas maka sifat dari internal auditing adalah kegiatan penilaian yang tidak memihak dalam suatu organisasi untuk mengadakan audit di dalam suatu akuntansi yang diperlukan perusahaan, audit keuangan dan operasi lainnya yang merupakan dasar untuk membantu manajemen.

Pengertian dari internal audit seperti yang dikemukakan oleh Sukrisno (2004: 221), sebagai berikut:

Internal audit (pemeriksaan Intern) pemeriksaan adalah yang dilakukan oleh bagian Internal Audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi peusahaan , maupun ketaatan terhadap menajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan –ketantuan dari ikatan yang berlaku.

. Tim yang melaksanakan fungsi auditing di dalam perusahaan disebut internal auditor, internal auditor mempunyai status sebagai pegawai melakukan audit mempunyai status sebagai pegawai perusahaan, keberhasilan tugas internal auditor ditentukan dari kecakapannya dalam memanfaatkan setiap informasi yang ada, yang berhubungan dengan kegiatannya. Guna menjamin hasil kerja dari


(57)

bagian perlu diperhatikan kualifikasi yang baik dari pegawai bagian internal audit tersebut. S. Hadibroto antara lain menyatakan :

“Auditor (pemeriksa) diharapkan menguasai berbagai bidang ilmu, yaitu : llmu Ekonomi Manajemen, Hukum, Moneter dan sebagainya. Maka dari itu seyogianya bagai audit bertindak sebagai sebuah tim yang sifatnya multi disipliner”. Dari definisi yang dikemukakan oleh S. Hadibroto tersebut diketahui bahwa pengangkatan star untuk internal audit haruslah berdasarkan kecakapannya, sebab selain menguasai disiplin ilmu lainnya seperti : ekonomi, hukum, keuangan, system informasi dan komunikasi, statistik dan komputerisasi. Pengetahuan ini akan sangat membantu bagi internal auditor dalam melaksanakan tugas audit intern. Tugas audit intern yang luas ini sudah pasti melibatkan berbagai personel dalam manajemen dengan level yang berbeda-beda dan kepribadian yang tidak sama pula, sehingga paling tidak audit intern dituntut untuk memahami behavior science dan proses komunikasi.

Defenisi Internal Auditing menurut Milton Stevens Fonorow dalam bukunya “inrernal Audit Manual “(1989) Yang diterjemahkan oleh sukrisno ( 2004: 221)

“ Internal Auditing adalah suatu penilain , yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai ketelitian, dan dapat dipercayainya, efisisiensi dan kegunaan dari catatan – catatan (akuntansi) perusahaan dan pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan”

Defenisi ini mengandung pengertian bahwa Internal Auditing merupakan suatu aktifitas penilaian yang berbeda atas data akuntansi dan aktivitas lainnya yang dilakukan oleh pegawai perusahaan itu sendiri dengan maksud mambantu


(58)

managemen dalam penyediaan informasi. Tujuan dari Internal Auditor adalah untuk membantu semua anggota managemen dalam melaksanakan tanggungjawab mereka secara efektive dengan memberikan kepada mereka analisa, penilaian rekomendasi mengenai apa yang telah diaudit.untuk dapat melaksanakan fungsi pemeriksaan dengan baik, Menurut AICPA yang diterjemahkan oleh Munawir ( 57)

1.Kemahiran professional. Seorang anggota harus menerima penugasan yang ia atau kantor akuntannya memperkirakan akan dapat menyelesaikan penugasan itu.

2. Keseksamaan melakukan tugas professional. Seorang anggota harus dapat melakukan tugasnya dengan baik.

3. Perencanaan dan Pengawasan. Seorang anggaota harus membuat perencanaan dan pengawasan secukupnya dalam melaksanakan suatu penugasan.

4. Data yang cukuap dan relevan. Seorang anggota harus memperoleh data yang cukup dan relevan untuk dapat digunakan sebagai dasar yang beralasan untuk suatu kesimpulan dan saran dalam hubungannya dengan penugasan.

5. Peramalan. Seorang anggota tidak dibenarkan mengizinkan namanya digunakan yang berhubungan dengan peramalan atas transaksi masa yang akan datang sehingga menimbulkan anggapan bahwa anggota tersebut menjamin kebenaran anggapan tersebut. Berbeda dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan publik, yang tujuannya adalah memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh managemen, maka tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adlah untuk membantu semua pimpinan perusahaan (managemen) dalam melaksanakan taggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komenrtar mengenai kegiatan yang diperiksanya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, internal Auditor harus melakukan penilaian untuk melihat memadai tidaknya system pngendalian managemen, pengendalian intern dan pengendalian opersional lainnya serta mengembangkan pengendalian


(59)

yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal., Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur – prosedur yang telah ditetapkan oleh managemen., Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan., Memastikan bahwa pengelolan data yang dikembangkan dalam rganisasi dapat dipercaya.,menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh managemen., Menyarankan perbaikan–perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Pelaksanaan atau team fungsi audit sebagaimana diungkapkan di atas disebut dengan internal auditor.

K.H Spencer Pickett ( 2004 : 3) mendefinisikan audit internal sebagai berikut : Internal auditing is an independent, objective and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operastion.it helps an organization accomplish its objective by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk managemen, control and governance processes.

Defenisi diatas dapat diketahui internak audit adalah alat manajemen yang merupakan unsur dari pengawasan intern yang fungsi utamanya adalah mengukur dan menilai unsur pemeriksaan lainnya dalam perusahaan. Internal Auditor bertugas untuk membantu semua anggota managemen dalam tugasnya untuk memberikan analisa, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diteliti. Oleh karena itu internal auditor harus memperhatikan semua tahapan dari kegiatan perusahaan dimana ia memberikan jasa.


(60)

“ Auditor internal merupakan karyawan atau staf dari organisasi atau entitas yang diaudit. Tugas auditor internal adalah melakukan penilaian secara independent atas aktivitas dari suatu oganisasi “

Dalam hal ini auditor independen harus menelaah program audit internal untuk bisa melaksanakan dan didokumentasikan sebagaimana mestinya. Audit oprasional mencakup. ketaatan terhadap kebijak, prosedur, atau peraturan perusahaan. Keekonomisan dan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya atau, Penilaian tujuan secara menyeluruh, yang mencakup pemeriksaan keefektifan perusahaan.

B .Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor 1. Fungsi Internal auditor

Internal Auditor ialah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas internal auditing. Oleh sebab itu Internal Auditor senatiasa berusaha untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks. Dengan demikian Internal Auditing muncul sebagai suatu kegiatan khusus dari bidang akuntansi yang luas yang memanfaatkan metode dan teknik dasar dari penilaian.

Secara umum fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi atau menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Penerapan fungsi internal auditor dalam perusahaan tidaklah selalu sama atau berbeda.


(61)

Dalam perusahaan internal auditor merupakan fungsi staff, sehingga tidak memiliki wewenang untuk langsung memberi perintah kepada pegawai , juga tidak dibenarkan untuk melakukan tugas – tugas operasional dalam perusahaan yang sifatnya diluar kegiatan pemeriksaan.

Fungsi internal auditor menurut Mulyadi (2002 : 211)

1.Fungsi audit intern adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi Pelaksanaan berbagai unit organisasi . Dengan demikian fungsi audit intern merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsure – unsure pengendalian intern yang lain.

2.Fungsi Audit Intern merupakan kegiatan penilaian bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, Untuk memberikan jasa bagi managemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar – komentar penting terhadap kegiatan managemen, auditor intern menyediakan jasa tersebut .Audit Intern berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada audit sebagai catatan akuntansi.

1. Pada dasarnya fungsi – fungsi yang diuraikan diatas mempunyai tujuan yang sama yaitu mengusahakan tercapainya system pengawasan yang baik dalam perusahaan.

Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, Internal Auditor harus memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu dan disertai dengan pengalaman yang cukup. Pengetahuan dan keahlian yang dimaksud bukanlah hanya dalam bidang – bidang akuntansi dan auditing tetapi juga keahlian – keahlian lainnya yang relevan dengan fungsi – fungsi yang dilakukannya. Selain itu , bantuan serta dorongan dari managemen tertinggi sangat dibutuhkan bagi keberhasilan misi pemeriksaan intern.


(62)

Progam Internal Audit

Program audit merupakan perencanaan procedure dan tehnik pemeriksaan yang ditulis secara sistematis untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif.kecuali berfungsi sebagai alat perncanaan juga penting untuk mengatur pembagian kerja memonitor jalannya pemeriksaan, menelaah pekerjaan yang telah dilakukan

Langkah–langkah yang harus diikuti harus jelas alasannya sehingga merupakan cara yang efisien untuk memperoleh informasi.

Program audit harus cocok dengan lingkuangan yang sedang diaudit. Langkah- langkahnya dapat diikuti sehingga informasi, angka, data, dapat dicatat dan dimasukkan ke dalam kertas kerja pemeriksaan sesuai dengan prinsip / prosedur yang dianut. Memungkinkan berkembangnya informsi dan inisiatif auditor selama pemeriksaan.

Arens dan lobbecke dalam bukunya auditing is an integrated approach (1980) menjelaskan prosedur audit sebagai berikut :

1. Dapatkan informasi seluas-luasnya untuk memahami situasi perusahaan secara lengkap

2. Nilai beberapa factor yang mempengaruhi tingkat resiko yang dapat muncul dari kegiatan audit yang akan dilaksanakan.

3. Nilai beberapa factor yang mungkin mempengaruhi kemungkinan adanya kesalahan dalam laporan yang diperiksa.

4. Pelajari dan nilai system pengawasan intern perusahaan sebagai dasar penting dalam melakukan audit selanjutnya.

5. Keluarkan laporan audit

Tujuan – tujuan yang ingin dicapai dengan program audit adalah : a. Memberikan bimbingan prosedur untuk melaksanakan pemeriksaan


(1)

apabila pelaksanaanya semua prosedur, metode dan teknik yang menjadi unsur dari sistem itu sendiri bener-benar sesuai dengan semestinya. Untuk menjaga agar pelaksanaan itu benar dikerjakan maka perusahaan yang cukup besar umumnya memerlukan suatu bagian khusus yang disebut bagian pemeriksa intern (Internal Auditing Departement). Bagian ini mempunyai tugas antara lain untuk meneliti dan mengawasi apakah sistem pengendalian intern tetap memenuhi fungsinya dengan mengadakan pemeriksaan yang kontinue di dalam perusahaan. Petugas yang memimpin ini untuk melakukan pemeriksaan itu disebut dengan pemeriksaan intern (Internal Auditor). DaIam melaksanakan pemeriksaan Internal Auditor akan menyelidiki dan meneliti keefektifan sistem pengawasan yang ada. Dengan mengadakan penelitian terhadap pengawasan intern secara berkesinambungan akan dapat diketahui apakah berbagai depertemen atau unit lainnya dalam perusahaan telah melaksanakan fungsinya dengan baik atau belum. Jadi pemeriksaan intern yang dilakukan oleh internal auditor adalah merupakan suatu alat pengawasan yangpenting untuk mengukur dan menilai keefektifan pengawasan-pegawasan yang ada di dalam perusahaan.

Dari pengertian singkat diatas, dapat dilihat penekanan utama pengertian Internal Auditing adalah untuk memberikan servis / jasa kepada manajemen.


(2)

Menurut Arthur W Holmes dan David C Burn ( 2000 : 154 ) ada empat tahap yang harus dilalui dan dilaksanakan oleh internal auditor untuk diterapkan terhadap sasaran yang disebutkan yaitu :

1. mengidentifikasikan jenis kekeliruan dan penyelewengan akuntansi yang mungkin terjadi

2. menetapkan procedure yang harus mencegah dan dapat menemukan kekeliruan dan penyelewengan semacam itu.

3. menguji transaksi serta procedure – procedure yang menentukan apakah procedure yang diperlukan sudah digariskan dan dipatuhi secara memuaskan.

4. mengevaluasi semua jenis kekeliruan dan penyelewengan yang tidak dicakup oleh procedure pengendalian intern yang ada. Ini akan membantu dalam menetukan pengaruhnya terhadap sifat, waktu, atau luasnya procedure auditing lainnya yang mungkin diperlukan. Sasaran Pengawasan administrasi

Untuk dapat melaksanakan dengan baik, internal auditor harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang dimaksudkan bukanlah hanya dalam bidang – bidang akuntansi dan auditing tetapi juga keahlian – keahlian lainnya yang relevan dengan fungsi – fungsi yang dilakukan, selain itu , bantuan serta dorongan dari manajemen tertinggi sangat dibutuhkan bagi keberhasilan misi pemeriksaan intern.

E. Laporan Internal Auditor

Hasil kahir dari suatu pemeriksaan Intern adalah berupa laporan yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan. Jadi laporan internal auditor adalah merupakan sarana pertanggungjawaban pelaksanaan tugas internal auditor dan sarana untuk memberikan saran – saran kepada pemimpin perusahaan . dengan kata lain dalam lingkup system pengendalian intern laporan berarti pernyataan mengenai suatu transaksi atau kegiatan baik bersifat kualitas maupun kuantitas


(3)

yang dibuat secara periodic. Dan di lain pihak bagi yang menerimanya , fungsi laporan adalah sebagai media informasi untuk menilai sejauh mana tugas – tugas yang dibebankan.

Laporan auditor merupkan suatu komunikasi yang di dalamnya tujuan dari penugasan , luas pemeriksaan, batsan yang dibuat juga saran kepada pimpinan perusahaan.

Laporan internal auditor mutlak perlu karena internal auditor lebih berfungsi sebagai staff karena tidak dapat mengambil tindakan bila dalam pemeriksaannya menemukan kesalahan maupun penyimpangan – penyimpangan . disamping itu laporan menjadi penting karena dapat dijadikan referensi berharga mengenai pekerjaan pemeriksaan untuk pemeriksaan selanjutnya dimasa yang akan dating.

Dikaitkan dengan indenpendensi , maka kedudukan internal auditor yang palinh baik adalah bertanggungjawab kepada dewan komisaris . dikaitkan dengan aktifitas, maka kedudukan internal auditor yang paling baik adalah bertanggung jawab kepada controller . dari kedua kejadian ini , yang paling ideal adalah, bila internal auditor menerima penugasan dari pimpinan tertinggi atau dewan komisaris dan melaporkan hasil kerjanya kepada controller. Selanjutnya controller menganalisa dan menyampaikan hasil analisanya kepada pimpinan tertinggi untuk pengambilan langkah berikutnya.Katijo ( 2008:84) memberikan defenisi laporan audit sebagai berikut : “ laporan hasil audit merupakan alat yang secara resmi digunakan untuk menyampaikan hasil auditannya kepada pihak – pihak pemakai yang berkepentingan.”.


(4)

Laporan auditor menurut defenisi diatas merupakan suatu komunikasi yang didalamnya tujuan dari penugasan , luas pemeriksaan , batasan yang dibuat juga saran atau rekomendasi kepada pimpinan perusahaan. Dalam menerbitkan laporannya auditor harus memenuhi epat standart pelaporan.

Adapun standart daripada laporan audit menurut Arens & Lobbecke (2000:18) adalah sebagai berikut:

1..Laporan akuntan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia

2. Laporan akuntan harus menyatakan apakah prinsip akuntansi tersebut dalam periode berjalan telah dilaksanakan secara konsisten dibandingkan dengan periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan akuntan

4. Laporan akuntan harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau memuat suatu penegasan, bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

Laporan internal auditor dapat berupa laporan lisan dan laporan tertulis. Dalam data tertulis laporan disampaikan secara lengkap dan menyeluruh (comprehensive) . sementara laporan lisan dapat berupa pemaparan atas hal – hal yang dianggap perlu ditonjolkan dan cenderung informasi yang disampaikan tidak menyeluruh.

Dalam penyaampaian laporan tertulis ada beberapa pedoman yang harus diikuti agar laporan tersebut mudah difahami oleh pihak – pihak pembaca laporan . hal ini dapat dikatakan sebagai sistematika penyusunan laporan yang digunakan oleh internal auditor.

Agar laporan dapat dimanfaatkan secara efektive dan memuaskan bagi sipenerima laporan , menurut Harahap (163) ada lima prinsip penyiapan laporan ,yaitu


(5)

1. Pertanggung jawaban (Responsibility), ialah prinsip yang menghemdaki bahwa laporan harus disusun sesuai dengan pertanggung jawabannya 2. Pengecualian (exeption), ialah prisip yang menghendaki bahwa laporan

harus dibuat dan yang mewujudkan hal- hal yang menyimpang dari ukuran yang ditentukan.

3. Perbandingan (Figure comparatif) , ialah prinsip yang menghendaki agar laporan laporan perlu ada perbandingan dengandata atau angka –angka lain.

4. Makin ringkas untuk tingkat yang lebih tinggi ialah laporan harus semakin ringkas untuk bagian yang lebih tinggi

5. Komentar (Interpretative commentary), ialah laporan harus memuat komentar dari pihak yang memberi laporan sehinnga hal-hal yang penting dapat segera diketahui.

BAB III

METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian antara lain :


(6)

Gambar struktur organisasi PT BRI

Sumber : PT BRI Persero Cabang Iskandar Muda Medan

Pimpinan Cabang

Manager Operasional Manager

Pemasaran

AMO

Funding Officer AO Konsumer AO Komersial

SPV Pelayanan SPv.

Pelayanan Kas

Supervisor Rumah Tanggatabang

Supervisor ADK

ADK Umum

ADK Tapsun

IT Logistik SDM Sekretaris

Teller Tunai

Teller OB UPM

ADM & Jasa