Hubungan Efektifitas Auditor Internal Terhadap Laporan Hasil Bagian Operasional Pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan

(1)

HUBUNGAN EFEKTIFITAS AUDITOR INTERNAL TERHADAP LAPORAN HASIL BAGIAN OPERASIONAL PADA

PERUSAHAAN DAERAH PASAR PETISAH KOTA MEDAN

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

DISUSUN OLEH:

SARMEDI SITOHANG 050903035

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAKSI

Hubungan Efektifitas Auditor Internal Terhadap Laporan Hasil Bagian Operasional Pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan

Skripsi ini disusun oleh :

NAMA : Sarmedi Sitohang NIM : 050903035

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Pembimbing : Ihsan Effendi, SE, M.Si

Perusahaan Daerah Pasar Petisah adalah perusahaan daerah yang melaksanakan kegiatan oporasional, antara lain; pembinaan pedagang pasar, perawatan pasar, pemasaran, menjaga stabilitas, serta kelancaran distribusi barang dan jasa di pasar. Dalam hal ini perusahaan daerah pasar petisah adalah perusahaan yang bergerak di bidang barang dan jasa yang dibuat untuk pengurusan pasar dalam rangka mengembangankan perekonomian daerah serta menunjang anggaran daerah dan pertumbuhan perekonomi nasional.

Salah satu faktor pendukung terciptanya laporan hasil pemeriksaan operasional pada suatu perusahaan adalah kualitas internal auditor. Auditor internal adalah fungsi atau departemen dalam perusahaan yang bertugas memeriksa segala kegiatan operasi perusahaan yang berguna untuk membantu manajemen dalam hal pengambilan keputusan. Sasaran internal auditing adalah membantu semua anggota pimpinan untuk melaksanakan hal-hal yang menjadi tanggungjawabnya dengan menyiapkan analisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar yang tepat mengenai kegiatan-kegiatan yang diperiksa.

Dari hasil penelitian didapat perhitungan koefisien korelasi diperoleh

r

hitung sebesar 0.594 bernilai positif yang berarti terdapat hubungan antara efektifitas auditor internal (X) dengan laporan hasil bagian opersional (Y), dengan tingkat hubungannya sedang.

Berdasarkan uji “t” yang telah dilakukan maka didapatkan hasil antara thitung dengan nilai 4.555 dan ttabel 2.021, maka dapat diketahui thitung > t tabel (4.555 > 2.021), hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada pengaruh yang signifikan antara efektifitas auditor internal terhadap laporan hasil bagian operasional pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan.

Penulis telah berusaha menganalisa hubungan efektifitas auditor internal terhadap laporan hasil bagian operasional pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menganalisa data yang diperoleh, maka hasilnya adalah Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas internal auditor terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan operasional.


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ……… ii

DAFTAR TABEL ……...………. v

DAFTAR GAMBAR…...……… ix

DAFTAR LAMPIRAN...……… x

BAB I PENDAHULUAN ... ……... 1

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Perumusan Masalah ………... 4

C. Tujuan Penelitian ………... 5

D. Manfaat Penelitian ………... 5

E. Kerangka Teori ……….. 6

E.1 Auditor Internal ……….. 6

E.1.1. Pengertian Auditor Internal ……… 6

E.1.2. Jenis-jenis auditor ………... 9

E.1.3. Audit Internal dan Jenis-Jenis Audit ………...10

E.1.4. Norma Pemeriksaan Auditor internal ………...12

E.1.5. Ruang Lingkup Pekerjaan Auditor internal………..14

E.1.6. Fungsi Auditor internal ………...16

E.1.7. Wewenang dan Tanggung jawab Auditor internal ………...18

E.1.8. Kedudukan Auditor Internal dalam Struktur organisasi Perusahaan………..21


(4)

E.2 Laporan ………...26

E.2.1. Fungsi Laporan ………27

E.2.2. Laporan Operasional ………...29

E.3 Audit Operasional ………...30

E.3.1. Pengertian Audit Operasional ……….30

E.3.2. Independensi dan Kompetensi Auditor Operasional ………..32

E.4 Hubungan Auditor Internal dengan Pemeriksaan Laporan ………33

E. 5 Kajian Terdahulu ………...34

F. Hipotesis ………...35

G. Definisi Konsep ………..36

H. Definisi Operasional ………..37

I. Sistematika Penulisan …….……….39

BAB II METODE PENELITIAN ………...40

A...Bentuk Penelitian ………... .40

B...Lokasi Penelitian ...……..40

C. Populasi dan Sampel ………..40

C.1. Populasi ………...40

C.2. Sampel ………...40

D. Teknik Penentuan Skor ………...41


(5)

F. Teknik Analisa Data ………..43

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN... ...47 A...Sejarah

Ringkas Perusahaan Daerah Pasar Petisah ... ... ...47 B...Visi Dan

Misi Perusahaan Daerah Pasar Petisah ... 49

C...Struktur Perusahaan Daerah Pasar Petisah... 50

D...Kondisi Perdagangan Sektor Formal ... ...60

E...Kondisi Infrastruktur Kota Medan... 63

BAB IV PENYAJIAN DATA ...65 A...Identitas

Responden ...………...65 B...Paradig

ma Penelitian.……….69

C...Penyajia n data tentang kualitas auditor internal

( Variabel X )……….69 D...Penyajia


(6)

( Variabel Y )……….85 E. ...Rekapitu

lasi Data...………...95

BAB V ANALISIS DATA……… 101 A...Kualitas

Auditor Internal...………. …...101

B...Kualitas Laporan Hasil Operasional ………106

C...Hubunga n Kualitas Fungsi Auditor Internal Terhadap

Kualitas Laporan Hasil Operasional ………... ……109 1...Pengujia

n Korelasi Product Moment .……… ……109 2...Uji

Signifikan……… …...111 3...Koefisie

n Determinan .………... 113

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN………. ….114 A...Kesimpu

lan... ....114 B...


(7)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

Daftar Tabel

Tabel 1 : Statistik Deskriftif Responden ………...66 Tabel 2 : Distribusi jawaban responden tentang analisa jabatan………69

Tabel 3 : Distribusi jawaban responden mengenai kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan pada bidang tugas masing-masing …………. .70

Tabel 4 : Distribusi jawaban responden mengenai latar belakang pendidikan S-1 ……… 71 Tabel 5 : Distribusi jawaban responden mengenai sebagian besar pegawai

lulusan universitas negeri ………...72 Tabel 6 : Distribusi jawaban responden mengenai pimpinan yang mengadakan penilaian terhadap karyawan yang berprestasi ……… 72 Tabel 7 : Distribusi jawaban responden mengenai promosi jabatan bagi

karyawan berprestasi ……… 73 Tabel 8 : Distribusi jawaban responden mengenai tingkat pendidikan dan

pengalaman bagi calon karyawan baru ……… 74 Tabel 9 : Distribusi jawaban responden mengenai penyesuaian diri dengan

keadaan dan lingkungannya perusahaan……….. 75 Tabel 10 : Distribusi jawaban responden mengenai rata-rata pegawai telah

bekerja lebih dari lima tahun ……… 76 Tabel 11 : Distribusi jawaban responden mengenai kinerja yang baik akan

memberikan keberhasilan bagi perusahaan ………76 Tabel 12 : Distribusi jawaban responden mengenai saran ataupun ide-ide kepada


(9)

pimpinan untuk lebih meningkatkan kualitas kerja ………...77 Tabel 13 : Distribusi jawaban responden mengenai bimbingan, arahan serta

Motivasi ………..78 Tabel 14 : Distribusi jawaban responden mengenai pertemuan antar departemen minimal sekali dalam sebulan ………79 Tabel 15 : Distribusi jawaban responden mengenai mendiskusikan kebutuhan

pelanggan dimasa yang akan datang dengan departemen fungsional lainnya ………79 Tabel 16 : Distribusi jawaban responden mengenai sirkulasikan dokumen-

dokumen secara periodik ……….. 80 Tabel 17 : Distribusi jawaban responden tentang komunikasi antara bagian

internal auditor dengan bagian operasional ……….. 81 Tabel 18 : Distribusi jawaban responden mengenai keselarasan tujuan……… 82 Tabel 19 : Distribusi jawaban responden mengenai hubungan yang baik antar

Departemen……… 82 Tabel 20 : Distribusi jawaban responden mengenai hasil pemeriksaan

Operasional……… 83

Tabel 21 : Distribusi jawaban responden mengenai ide-ide baru terkait dengan

kemajuan perusahaan ……… 84 Tabel 22 : Distribusi jawaban mengenai tindakan korektif terhadap laporan …….. 85 Tabel 23 : Distribusi jawaban mengenai penilaian terhadap laporan operasional .. . 86 Tabel 24 : Distribusi jawaban mengenai kesetujuan standar laporan pada

Umumnya ………. 86 Tabel 25 : Distribusi jawaban mengenai diskusi hal-hal yang menyangkut


(10)

laporan pekerjaan dengan orang di luar perusahaan ………...87 Tabel 26 : Distribusi jawaban mengenai atasan melakukan pemeriksaan

terhadap laporan operasional secara langsung ………...88 Tabel 27 : Distribusi jawaban mengenai kesetujuan atasan yang memberikan

saran atau masukan atas hasil laporan operasional ………89 Tabel 28 : Distribusi jawaban mengenai diskusi kebutuhan pelanggan dimasa

yang akan datang ………90 Tabel 29 : Distribusi jawaban mengenai rasa nyaman jika saling meminta

bantuan manakala dibutuhkan ………90 Tabel 30 : Distribusi jawaban mengenai pertanggungjawaban laporan

operasional yang disampaikan ………...91 Tabel 31 : Distribusi jawaban mengenai pertanggungjawaban terhadap laporan operasional yang akan di sampaikan pada atasan ………...92 Tabel 32 : Distribusi jawaban mengenai kegiatan operasional yang sesuai

dengan laporan ………...93 Tabel 33 : Distribusi jawaban mengenai validasi atas hasil laporan operasional sebelum disampaikan kepada atasan ……….. .93 Tabel 34 : Distribusi jawaban mengenai pemberian fasilitas kesejahteraan yang

diberikan perusahaan kepada seluruh karyawan terkhusus karyawan bagian opersional ………..94 Tabel 35 : Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk

Variabel X ... 96 Tabel 36 : Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk


(11)

Variabel Y ...98 Tabel 37 : Interpretasi Koefisien Korelasi ………111


(12)

Daftar Gambar

a.

Kedudukan Auditor Internal di bawah Dewan Komisaris ... 23

b.

Kedudukan Auditor Internal di bawah Presiden Direktur ... 24


(13)

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Tabel Skor Variable X (Kualitas Auditor Internal) Lampiran 3 Tabel Skor Variable X (Kualitas Laporan Operasional) Lampiran 4 Tabel Nilai Korelasi Variable X Dan Y


(14)

ABSTRAKSI

Hubungan Efektifitas Auditor Internal Terhadap Laporan Hasil Bagian Operasional Pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan

Skripsi ini disusun oleh :

NAMA : Sarmedi Sitohang NIM : 050903035

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Pembimbing : Ihsan Effendi, SE, M.Si

Perusahaan Daerah Pasar Petisah adalah perusahaan daerah yang melaksanakan kegiatan oporasional, antara lain; pembinaan pedagang pasar, perawatan pasar, pemasaran, menjaga stabilitas, serta kelancaran distribusi barang dan jasa di pasar. Dalam hal ini perusahaan daerah pasar petisah adalah perusahaan yang bergerak di bidang barang dan jasa yang dibuat untuk pengurusan pasar dalam rangka mengembangankan perekonomian daerah serta menunjang anggaran daerah dan pertumbuhan perekonomi nasional.

Salah satu faktor pendukung terciptanya laporan hasil pemeriksaan operasional pada suatu perusahaan adalah kualitas internal auditor. Auditor internal adalah fungsi atau departemen dalam perusahaan yang bertugas memeriksa segala kegiatan operasi perusahaan yang berguna untuk membantu manajemen dalam hal pengambilan keputusan. Sasaran internal auditing adalah membantu semua anggota pimpinan untuk melaksanakan hal-hal yang menjadi tanggungjawabnya dengan menyiapkan analisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar yang tepat mengenai kegiatan-kegiatan yang diperiksa.

Dari hasil penelitian didapat perhitungan koefisien korelasi diperoleh

r

hitung sebesar 0.594 bernilai positif yang berarti terdapat hubungan antara efektifitas auditor internal (X) dengan laporan hasil bagian opersional (Y), dengan tingkat hubungannya sedang.

Berdasarkan uji “t” yang telah dilakukan maka didapatkan hasil antara thitung dengan nilai 4.555 dan ttabel 2.021, maka dapat diketahui thitung > t tabel (4.555 > 2.021), hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada pengaruh yang signifikan antara efektifitas auditor internal terhadap laporan hasil bagian operasional pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan.

Penulis telah berusaha menganalisa hubungan efektifitas auditor internal terhadap laporan hasil bagian operasional pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menganalisa data yang diperoleh, maka hasilnya adalah Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas internal auditor terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan operasional.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam berkembangnya dunia perekonomian saat ini dan semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus bisa berkompetisi. Tidak sedikit perusahaan yang terhenti laju operasionalnya karena tidak mampu mempertahankan eksistensi perusahaannya. Sebagian besar kegagalan tersebut biasanya disebabkan karena perusahaan tidak konsisten dalam menjalankan operasi perusahaannya, ditambah lagi dengan kurangnya tenaga profesional di dalam perusahaan dan perusahaan tidak dapat mengikuti perkembangan ekonomi yang terjadi saat ini. Adanya isu-isu lain yang diperbincangkankan, terkait dengan kualitas laporan suatu perusahaan di Indonesia, di mana banyak terdapat kesalahan, kurangnya nilai terhadap laporan, serta ketidakakuratan terhadap laporan yang dihasilkan. Jika suatu perusahaan yang tidak mengetahui bagaimana baik atau buruknya prestasinya, maka hal yang terjadi nantinya adalah perusahaan lain akan mengambil usaha tersebut.

Dengan bergulirnya waktu, pasar terus berkembang. Pada mulanya pasar merupakan tempat bertemunya pedagang dan pembeli dan terjadinya transaksi lansung, namun dari waktu ke waktu, dan tuntutan konsumen pasar yang terus berubah, maka pasar tidak hanya sekedar menjadi tempat bertemunya pedagang dan pembeli serta terjadi transaksi barang riil di pasar, akan tetapi pasar merupakan


(16)

kesatuan usaha yang lengkap dan kompleks di mana harus tercipta kenyamanan dan kepuasan pelanggan yang menjadi tujuan utama.

Persaingan global juga menuntut pelayanan serba cepat dan transparan, maka seiring dengan perkembangan Kota Medan sebagai Kota Metropolitan menuntut pelayananan yang baik di berbagai bidang termasuk perpasaran dan persaingan usaha yang kompetitif. Perusahaan daerah pasar petisah adalah salah satu perusahaan mandiri karena perusahaan ini harus mencari sendiri, menggaji sendiri, dan mengembangkan sendiri perusahaanya. Sehingga harus mengutamakan kualitas dari para pegawai yang berkerja di perusahaan daerah pasar petisah.

Sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, yakni pada tanggal 7 Juni 1993, sesuai dengan Perda No.15 Tahun 1992 yang disyahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara dengan Surat Keputusan No. 188.342-09/Tahun 1995 tanggal 15 Februari 1993, dibentuklah perusahaan daerah pasar. Setelah perusahaan daerah pasar terbentuk, maka dinas pasar yang sebelumnya mengelola pasar-pasar tersebut, dilebur menjadi perusahaan daerah pasar. Perusahaan daerah pasar merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), kemudian melalui keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan No. 409/236/SK/1996 tentang struktur organisasi perusahaan daerah pasar petisah Kota Medan. Lalu bedasarkan SK Walikota No. 14/2004 Tentang auditor internal pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan dengan isinya secara ringkas “ Mengamanahkan pembuatan Jobdesk dalam satuan pengawas intern yang mengatur tentang kegiatan audit internal dalam proses pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dan operasional Badan Usaha


(17)

Milik Daerah (BUMD) yang telah biasa dilakukan oleh lembaga-lembaga pemeriksa keuangan negara secara rutin”.

Adanya bentuk-bentuk pelayanan umum perusahaan daerah pasar petisah dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, antara lain; pembinaan pedagang pasar, perawatan pasar, pemasaran, menjaga stabilitas, serta kelancaran distribusi barang dan jasa di pasar yang selama ini masih dirasakan belum maksimal dan perlu ditingkatkan. Perusahaan daerah pasar petisah adalah perusahaan yang bergerak di bidang barang dan jasa yang dibuat untuk pengurusan pasar dalam rangka mengembangankan perekonomian daerah serta menunjang anggaran daerah dan pertumbuhan perekonomi nasional. Dengan adanya peranan dari auditor sangatlah penting dalam pencapaian tujuan perusahaan daerah pasar petisah pada masa sekarang dan masa yang akan datang.

Adanya hubungan antara efektifitas auditor internal dengan bagian operasional pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah adalah di mana auditor internal mempunyai tanggung jawab terhadap program, pengujian, evaluasi mengenai kecukupan dan efektifitas sistem audit yang disajikan oleh organisasi atau perusahaan dalam rangka mengarahkan aktifitas untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan dan rencana perusahaan.

Terkait dengan pengertian administrasi dalam arti luas yang merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Kegiatan-kegiatan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang terjadi baik pada badan pemerintahan maupun swasta (Wijaya, Haw 2008:4). Jika berbicara tentang pengawasan maka kita melihat bagaimana kebijaksanaan yang


(18)

telah diprogramkan dapat diikuti oleh manajemen yang tidak secara langsung dapat diketahui oleh pemimpin perusahaan, oleh sebab itu perlu adanya pendelegasian wewenang kepada bawahan untuk mengetahui apakah seluruh kebijaksanaan yang ditetapkan sudah berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu dibutuhkan suatu bagian yang berfungsi untuk menilai operasi dan penyajian data transaksi perusahaan, yakni bagian internal auditing yang dipimpin oleh seorang auditor internal.

Menurut Mulyadi (2002 : 29) auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

Sedangkan menurut menurut Arens & Loebbecke (1997:1) auditor internal adalah auditor yang memberi penilaian yang bebas (independent) di dalam suatu organisasi untuk meninjau kegiatan-kegiatan perusahaan guna memenuhi kebutuhan pimpinan. Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa auditor internal adalah orang atau sekelompok orang yang bertugas untuk memastikan atau mengawasi, mengukur serta menilai bahwa segala aktifitas perusahaan yang dilaksanakan telah berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Menurut Agus Maulana (2000:203) Efektifitas adalah hubungan antara keluaran (output) suatu pusat pertanggungjawaban dengan sasaran yang harus


(19)

dicapainya. Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian tersebut, maka dapat dikatakan semakin efektif pula unit tersebut.” Oleh sebab itu auditor internal yang efektif adalah auditor yang mampu menerapkan komponen-komponen pengendalian intern yang terdiri dari : lingkungan pengendalian, perkiraan resiko yang timbul, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta tindak lanjut, hingga dapat tercapainya tujuan pengendalian intern itu sendiri.

Dalam pekerjaaan efektif atau tidaknya auditor internal di dalam organisasi atau perusahaan tergantung pada bagaimana tertata dengan baiknya pengelolaan satuan audit internal. Adanya koordinasi yang baik antara berbagai fungsi dan aktifitas yang ada dalam organisasi, merupakan salah satu kunci suksesnya peran dari satuan audit internal. Ukuran keberhasilan auditor tidak tergantung dari banyaknya temuan auditor, melainkan penilaian diukur dari bagaimana setiap rekomendasi yang disarankan dapat ditindaklanjuti oleh manajemen operasional/pelaksana. Dengan demikian akan tercapai tujuan utama organisasi secara lebih efektif, ekonomis dan efisien. Dalam pengendalian internal yang efektif, manajemen dan segenap anggota organisasi yang lain akan memiliki tingkatan kenyakinan yang memadai dalam mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. di mana dengan adanya sistem pengendalian intern efektif dapat membantu dalam mencapai tujuan organisasi yang antara lain dalam hal efisiensi, mengurangi resiko kerugian, dan menghasilkan suatu laporan operasional yang berkualitas sesuai dengan peraturan yang berlaku.


(20)

Auditor internal merupakan pilihan yang tepat bagi seorang pimpinan, karena mempunyai tugas memantau pengawasan internal untuk menemukan berbagai kecurangan seperti : tindakan/the act, penyembunyian/the concealment, konversi/the conversion terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Efektifitas auditor internal ditentukan oleh kompetensi dan reputasinya di perusahaan tersebut. Auditor yang berkualitas harus dapat menemukan adanya pelanggaran-pelanggaran dan bersedia melaporkan pelanggaran tersebut. Mengevaluasi sistem pengawasan internal dari perusahaan tersebut dan memberikan saran terhadap kelemahan yang ditemukan. Apabila ditemukan penyimpangan, maka auditor internal harus memberitahukannya kepada pihak manajemen dalam bentuk laporan operasional beserta saran-saran perbaikan yang diperlukan, dan selanjutnya pihak manajemen menindak lanjuti laporan tersebut.

Laporan operasional harus dapat diteliti dan dinilai apakah pelaksanaan sistem pemeriksaan telah memadai dan memenuhi syarat. Pengendalian internal merupakan salah satu fungsi manajemen dalam mencapai tujuan organisasi, yang merupakan manifestasi dari usaha manajemen untuk mengurangi resiko kerugian dan penyimpangan dalam suatu organisasi. pengendalian internal merupakan dalah satu kunci dalam kesuksesan sebuah organisasi. Agar tercapainya usaha itu fungsi manajerial seperti planning, organizing, actuating dan controlling harus dipadukan agar manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat dengan demikian akan tercapai hasil yang diharapkan. Semakin berkembangnya perusahaan tentunya diikuti dengan semakin kompleks dan luasnya aktivitas serta permasalahan yang dihadapi sehingga mendorong timbulnya suatu bidang baru yaitu pemeriksaan operasional


(21)

(audit operasional). Pemeriksaan operasional merupakan aktivitas operasi suatu organisasi yang bertujuan untuk memeriksa efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Aktivitas pemeriksaan operasional akan bermanfaat banyak bagi perusahaan karena dapat menunjang kelancaran dari pelaksanaan operasi perusahaan terhadap kontinuitas perusahaan dimasa yang akan datang.

Oleh karena itu berdasarkan penjelasan di atas penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian yang berjudul ” Hubungan Efektifitas Auditor Internal Terhadap Laporan Hasil Bagian Operasional Pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan ”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis tertarik meneliti dengan perumusan masalah sebagai berikut; “ adakah hubungan efektifitas auditor internal terhadap laporan hasil bagian operasional pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan.”

C. Tujuan Penelitian

a. Untuk melihat efektifitas auditor internal pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan.

b. Untuk melihat laporan hasil bagian operasional pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan.


(22)

D. Manfaat Penelitian

a. Melatih dan mengembangkan kemampuan bepikir ilmiah dan kemampuan unutk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari ilmu Administrasi Negara.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan informasi kepada pimpinan Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan tentang pentingnya auditor internal dalam memberikan penilaian guna membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.

c. Untuk memberikan informasi kepada para mahasiswa dan pihak-pihak lain, bagaimana pentingnya kualitas fungsi auditor internal terhadap laporan hasil bagian operasional di dalam suatu perusahaan.


(23)

E. Kerangka Teori E.1 Auditor Internal

E.1.9. Pengertian Auditor Internal

Menurut Mulyadi (2002 : 29) auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

Auditor internal berada dalam posisi yang begitu unik untuk melaksanakan audit operasional, sehingga beberapa orang menggunakan istilah auditing internal dan auditing operasional saling bergantian. Akan tetapi, tidaklah tepat untuk menyimpulkan bahwa semua auditing operasional dilakukan oleh auditor internal atau bahwa auditor internal hanya melakukan auditing operasional saja.

Internal audit adalah hal yang bersifat internal. Fungsi paling dasar yang dilaksanakan oleh auditor internal, adalah memberikan kepastian kepada dewan direksi sehubungan dengan baik tidaknya masalah pengendalian internal. Berbagai aktifitas dalam lingkup yang terbatas ini pada umumnya lebih membutuhkan dukungan pihak manajemen daripada dukungan dewan direksi.


(24)

a. Memberikan keterangan-keterangan dan saran-saran kepada pimpinan dan menunaikan tugas kewajiban ini dengan cara-cara yang tidak melanggar aturan etika (code of ethics).

b. Mengkoordinasikan pekerjaannya dengan pihak-pihak lain demi mencapai sasaran audit dan sasaran organsasi.

Banyak departemen audit internal melaksanakan audit operasional dan keuangan, seringkali hal itu dilaksanakan secara bersamaan. Manfaat yang diperoleh jika auditor internal melakukan audit operasional adalah, bahwa mereka menggunakan seluruh waktu mereka bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Dengan demikian mereka mengembangkan banyak pengetahuan mengenai perusahaan dan bisnisnya, yang sangat esensial bagi auditing operasional yang efektif.

Dalam menjalankan pekerjaannya, auditor internal tidak mempunyai tanggung jawab langsung dan tidak mempunyai wewenang atas pekerjaan-pekerjaan yang sedang ditelitinya. Internal audit bukanlah aktifitas memata-matai dan tidak sepenuhnya merupakan suatu pengendalian terhadap berbagai pengendalian yang terdahulu (control over controls).

Internal auditing adalah pekerjaan penilaian yang bebas (independent) di dalam suatu organisasi untuk meninjau kegiatan-kegiatan perusahaan guna memenuhi kebutuhan pimpinan (Arens dan Loebbecke 1997 : 1). Internal auditing, adalah serangkaian proses dan teknik yang dilakukan oleh karyawan internal suatu organisasi untuk meyakinkan manajemen, dengan melakukan observasi di tempat dengan melihat antara lain ; apakah pengendalian manajemen yang ada telah cukup


(25)

memuaskan dan dibina secara efektif, apakah catatan dan laporan keuangan, dan lainnya menggambarkan dengan tepat dan segera kegiatan dan hasil yang sebenarnya, apakah setiap bagian, seksi atau unit lainnya bekerja sesuai dengan rencana, kebijakan dan prosedur, yang dipertanggungjawabkan kepadanya.

Sasaran auditor internal adalah membantu semua anggota pimpinan untuk melaksanakan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya, dengan menyiapkan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar yang tepat mengenai kegiatan-kegiatan yang diperiksa. Auditor internal berkepentingan atas segala tahap dari kegiatan perusahaan agar ia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pimpinan. Maka untuk mencapai sasaran ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut ; meneliti dan menilai baik tidaknya, memadai tidaknya penerapan pengendalian laporan keuangan, operasional dan cara-cara pengendalian lainnya, serta meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar, meyakinkan sejauh mana kebijakan, rencana-rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan untuk ditaati, memeriksa sejauh mana kekayaan/harta perusahaan dapat dipertanggungjawabkan dan diamankan terhadap macam kerugian/kehilangan, memeriksa sejauh mana manajemen data yang telah dikembangkan di dalam perusahaan dapat diandalkan, menilai mutu hasil-hasil pekerjaan dalam melaksanakan tanggung jawab/tugas dan kewajiban yang diserahkan, mengajukan rekomendasi/saran untuk meningkatkan efisiensi operasional.

E.1.10.Jenis-jenis auditor

Menurut Siagian, Sondang (2004:60) aditor biasanya diklasifikasikan dalam tiga kategori berdasarkan siapa yang mempekerjakan, yaitu :


(26)

1. Akuntan publik.

Akuntan publik adaasionalah akuntan professional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama daam bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan operasional yang dibuat oleh kliennya.

2. Akuntan pemerintah.

Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.

3. Akuntan internal.

Akuntan internal adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap aset-aset organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

E.1.11.Audit Internal dan Jenis-Jenis Audit

Pengertian audit menurut beberapa ahli, yaitu ; Holmes , dkk (1998 : 19) “Auditing adalah Proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”


(27)

Menurut Arens & Loebbecke (1997:1)

“Auditing diartikan sebagai “proses pengumpulan data dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Audit internal diartikan sebagai pemeriksaan bagian internal audit perusahaan, yang meliputi laporan operasional, keuangan, dan catatan akutansi perusahaan, serta ketaatan terhadap kebijakan manjemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku(Sukrisno, Agoes 2004:221). Menurut Alderman, Guy dan Winters (2003 : 408) audit internal adalah suatu kegiatan penilaian yang independen dan dibentuk di dalam organisasi perusahaan. Fungsinya adalah, memeriksa dan menilai kecukupan dan efektifitas pengendalian perusahaan. Tujuan audit internal adalah membantu anggota organisasi melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit internal juga menyediakan analisis, penilaian-penilaian, rekomendasi-rekomendasi, nasehat, informasi mengenai kegiatan obyek yang diperiksa, dan meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar.

Belum berfungsi dengan baik satuan audit internal disebabkan karena masih adanya kondisi audit internal yang old-fashion. Persepsi yang keliru mengenai peran dan fungsi audit internal ini terbentuk sebagian juga karena ulah auditor internal itu sendiri atau karena manajemen belum terbuka sepenuhnya terhadap auditor. Masih banyak orang yang memandang auditor hanya sebagai tukang mencari kesalahan, auditor dianggap hanya ahli dalam masalah pengendalian dan bukan dalam urusan


(28)

bisnis dan begitu pula untuk manajemen. Menurut Lawrence B Sawyer (2008:10).Audit yang dilakukan pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

1. Audit laporan keuangan (financial statement audit)

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar perusahaan seperti kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.

2. Audit kepatuhan (compliance audit)

Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu. Kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berbeda. Audit kepatuhan biasanya ditujuan kepada pegawai perusahaan. Contohnya: bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur pengendalian internal.

3. Audit operasional (operational audit)

Audit operasional merupakan penelahaan secara sistematik aktifitas operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Dalam audit operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan yang obyektif dan analisis yang komprehensif terhadap operasional-operasional tertentu. Tujuan audit operasional antara lain adalah untuk ; menilai kinerja yang dibandingkan dengan kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan sasaran-sasaran yang ditetapkan oleh manajemen, mengidentifikasikan peluang, memberikan


(29)

rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. E.1.12.Norma Pemeriksaan Auditor Internal

Tanggunga jawab pemeriksaan internal adalah melayani organisasi perusahaan dengan cara yang konsisten dengan norma pemeriksaan internal dan norma etis yang diatur dalam kode etik dari The Institute of Auditor internal. Tanggung jawab ini termasuk koordinasi kegiatan pemeriksaan internal dengan kegiatan-kegiatan departemen lainnya untuk mencapai tujuan pemeriksaan dan organisasi perusahaan.

Sesuai dengan Standart for the Professional Practice of Internal Auditing yang disusun oleh The Institute of Auditor internal (Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal 2004:24), auditor yang baik mempunyai kualifikasi sebagai berikut, yaitu :

a. Pendidikan dan Latihan

Karena audit berhubungan dengan analisis dan pertimbangan maka auditor intern harus mengerti catatan keuangan dan operasional sehingga dapat melakukan verifikasi dan analisis dengan baik. Selain itu, ia harus mempunyai pengetahuan yang luas, latar belakang pendidikan, serta mengetahui masalah perusahaan yang diperiksa. Auditor intern perlu diberikan pengetahuan mengenai ilmu kemanusiaan, filosofi dan praktek manajemen, serta komunikasi, agar seluruh pekerjaan yang dilakukannya dapat lebih sempurna.


(30)

b. Pengalaman

Praktek akuntansi dan auditing diperlukan bagi seorang auditor internal yang baru. Di perusahaan manapun ia bekerja, pertama-tama ia harus dibimbing oleh auditor yang kompeten. Gambaran mengenai audit intern harus diberikan secara luas dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan lingkungannya.

c. Kualitas Pribadi

Auditor intern yang kompeten harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Sifat Ingin Mengetahui

Auditor intern harus tertarik dan ingin mengetahui semua operasi perusahaan. Ia harus mempunyai perhatian terhadap prestasi dan persoalan karyawan perusahaan, baik di tingkat bawah maupun tingkat atas. Ia harus berusaha agar karyawan mau berbicara secara terbuka tentang pekerjaannya, sehingga menghasilkan kritik yang membangun dan ide-ide baru.

2. Ketekunan

Auditor intern harus mencoba terus sampai ia mengerti terhadap suatu persoalan. Ia harus melakukan memeriksa, pengujian, dan lainnya sampai ia setuju bahwa pekerjaannya telah dilakukan seperti apa yang dijelaskan kepadanya.

3. Pendekatan yang membangun

Harus dapat memandang suatu kesalahan sebagai sesuatu yang harus diselesaikan, bukanlah sebagai suatu kejahatan. Ia harus memikirkan supaya kesalahan tersebut dapat dihindarkan, bukannya menuduh siapa yang bertanggungjawab. Suatu kesalahan dianggap sebagai pedoman untuk perbaikan di masa yang akan datang.


(31)

4. Kerjasama (Cooperation)

Auditor intern harus melihat dirinya sebagai mitra usaha, bukan sebagai saingan dengan siapa yang diperiksa. Tujuannya adalah membantu mereka dan meninjau kembali nasehat-nasehat yang diberikan oleh pihak manajemen perusahaan. Titik perhatian seorang auditor adalah meningkatkan kegiatan usaha dan lebih mementingkan peningkatan itu terjadi daripada memperoleh balas jasa atas tercapainya peningkatan tersebut.

d. Kreatif dan Inovatif

Didefenisikan sebagai perpaduan pemikiran ide-ide baru dari bagian-bagian yang dialami secara tepisah. Dengan disadari atau tidak, auditor intern selalu terbuka secara terus menerus terhadap bagian-bagian yang terpisah, ini merupakan suatu kewajiban bagi mereka untuk mengatur suatu pola tertentu yang memungkinkan terjalinnya suatu penafsiran yang baik dalam suatu perusahaan.

E.1.13.Ruang Lingkup Pekerjaan Auditor internal

Ruang lingkup audit internal harus mencakup pemeriksaan dan penilaian terhadap kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian internal perusahaan dan mutu kerja manajamen dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Ruang lingkup pekerjaan audit internal seperti ditegaskan dalam norma pemeriksaan internal, mencakup pekerjaan pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan. Itu dapat diketahui, akan tetapi biasanya manajemen dan direksi memberikan pegarahan secara umum mengenai ruang lingkup pekerjaan dan kegiatan yang akan diperiksa. Maksudnya penelaahan atas cukup tidaknya suatu sistem pengendalian internal adalah untuk memastikan apakah sistem yang dibuat dapat


(32)

memberikan jaminan yang wajar dengan tujuan dan sasaran perusahan dapat dicapai secara efisien dan ekonomis. Maksud penelahaan atas efektif tidaknya suatu pengendalian internal adalah untuk memastikan sistem itu berfungsi seperti yang diharapkan.

Menurut Alderman (2003 : 410) ruang lingkup pemeriksaan internal terdiri dari : menelaah tingkat kepercayaan dan integritas informasi keuangan maupun operasional dan alat serta cara yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, menggolongkan, dan melaporkan informasi tersebut, menelaah sistem yang dibuat untuk menjamin ditaatinya semua kebijakan, rencana-rencana, prosedur-prosedur hukum dan peraturan-peraturan yang mungkin mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kegiatan maupun laporan-laporan perusahaan dan menentukan apakah organisasi perusahaan sesuai dengan yang diharapkan, menelaah alat dan cara yang dipergunakan untuk melindungi aktiva, menguji ekonomis dan efisiensi penggunaan sumber-sumber daya yang ada, menelaah kegiatan usaha atau program-program untuk memastikan apakah hasil-hasil yang dicapai konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan apakah kegiatan usaha berjalan seperti yang direncanakan.

Pemeriksaan internal diatur menurut kebijakan manajemen dan direksi. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab departemen pemeriksaan internal harus didefenisikan secara tertulis dan resini dalam anggaran dasar departemen pemeriksaan internal dan disetujui oleh manajemen dan direksi. Anggaran dasar harus menyatakan dengan jelas tugas departemen pemeriksaan internal, menetapkan ruang lingkup pekerjaannya, dan


(33)

menyatakan pemeriksaan internal tidak berwenang atau bertanggung jawab atas kegiatan obyek yang diperiksa.

E.1.14.Fungsi Auditor internal

Fungsi auditor internal terdapat dalam perusahaan yang relatif besar. Dalam perusahaan ini, pimpinan perusahaan membentuk banyak departemen, bagian, seksi atau satuan organisasi yang lain dan mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada kepala-kepala unit organisasi tersebut. Pendelegasian wewenang kepada sejumlah unit organisasi inilah yang mendorong perlunya dibentuk fungsi internal audit. Menurut Alvin dan James (1998 : 7) Fungsi auditor internal adalah, menyelidiki dan menilai pengendalian internal dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsi internal audit, merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektifitas unsur-unsur pengendalian internal yang lain. Fungsi internal audit merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi yang dilakukan dengan cara memeriksa laporan keuangan, operasional, dan kegiatan lain untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka, yaitu dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar penting terhadap kegiatan manajemen. Auditor Internal berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada audit atas catatan-catatan atau laporan-laporan saja. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka auditor internal melaksanakan kegiatan-kegiatan, seperti ; pemeriksaan dan penilaian terhadap efektifitas pengendalian internal dan mendorong penggunaan pengendalian internal yang efektif dengan biaya yang minimum, menentukan sampai seberapa jauh


(34)

pelaksanaan kebijakan manajemen puncak dipatuhi, menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertanggung jawabkan dan dilindungi dari segala macam kerugian, menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian dalam perusahaan, memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan perusahaan.

Pada waktu auditor berusaha memahami pengendalian internal, auditor internal harus berusaha memahami fungsi internal audit untuk mengidentifikasi aktifitas internal audit yang relevan dengan perencanaan audit. Lingkup prosedur yang diperlukan untuk memahaminya bervariasi, tergantung atas sifat aktifitas internal audit tersebut. Auditor biasanya meminta keterangan dari manajemen yang semestinya dan dari staf internal audit, mengenai berbagai hak yang berkaitan dengan fungsi internal audit adalah sebagai berikut ; status auditor internal dalam organisasi, penerapan standar profesional, perencanaan audit termasuk sifat, waktu, dan lingkup pekerjaan audit, akses ke catatan dan pembatasan atas lingkup aktifitas mereka.

Di samping itu, auditor independen dapat meininta keterangan mengenai anggaran dasar pembentukan fungsi internal audit, pernyataan inisi, atau pengarahan lain yang serupa dari manajemen atau dewan koinisaris. Permintaan keterangan ini biasanya akan menghasilkan informasi mengenai tujuan dan sasaran yang ditetapkan untuk fungsi internal audit.

E.1.15. Wewenang dan Tanggung jawab Auditor internal

Menurut Winters, dkk (2003:284) pimpinan audit internal memikul tanggung jawab untuk menerapkan program audit internal perusahaan, program tersebut memberikan ; penelahaan dan penilaian kewajaran, kesesuaian, efektifitas, dan


(35)

aplikasi yang tepat dari pengendalian interenal, keuangan, dan operasi yang lain, penentuan sejauh mana kesesuaian dengan pengendalian dan kebijakan rencana, dan prosedur lain yang ditetapkan, penentuan sejauh mana aktiva perusahaan dapat dipertanggung jawabkan dan diamankan dari kehilangan dalam segala bentuk, penentuan keandalan data keuangan manajemen yang dikembangkan dalam organisasi, penerbitan laporan kepada tingkat manajemen yang tepat yang menyatakan simpulan dan rekomendasi.

Pimpinan audit internal mengarahkan personil dan aktifitas-aktifitas departemen audit internal dan mempunyai tanggung jawab terhadap program dan pelatihan staf audit. Pimpinan audit internal mempunyai akses yang bebas terhadap ketua dewan komisaris presiden, dan panitia audit. Tanggung jawab pimpinan audit internal adalah menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan menyajikan program tersebut untuk persetujuan.

Pimpinan internal audit memiliki wewenang untuk mengarahkan program yang komprehensif di dalam organisasi internal audit. Auditor internal mengadakan pengujian dan evaluasi mengenai kecukupan dan efektifitas sistem audit yang disajikan oleh organisasi dalam rangka mengarahkan aktifitas untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan dan rencana organisasi.

Auditing Supervisor membantu direktur audit internal dalam mengembangkan program audit tahunan, dan membantu dalam mengkoordinasi usaha auditing dengan akuntan publik, agar memberikan cakupan audit yang sesuai tanpa duplikasi usaha. Senior auditor menerima program audit dan instruksi untuk area audit yang ditugaskan dari auditing supervisor. Senior auditor meinimpin staf auditor


(36)

dalam pekerjaan lapangan audit dan staf auditor melaksanakan tugas audit pada suatu lokasi audit.

Pimpinan internal audit dan seluruh anggotanya memiliki wewenang untuk dapat melakukan akses yang penuh, bebas, dan tidak terbatas terhadap fungsi, catatan, kekayaan, dan personil di dalam organisasi. Untuk pelaksanaan wewenangnya tersebut, pimpinan internal audit bertanggung jawab terhadap ; kebijakan yang ditetapkan untuk aktifitas audit dan mengarahkan fungsi teknis dan administrasinya, pengembangan dan pelaksanaan program audit yang komprehensif untuk evaluasi pengendalian manajemen terhadap seluruh aktifitas organisasi, merekomendasi perbaikan dari pengendalian manajemen yang didesign untuk mengamankan sumber-sumber organisasi, meningkatkan pertumbuhan organisasi, dan memastikan ketaatan terhadap undang-undang dan peraturan pemerintah, pengujian efektifitas seluruh tingkatan manajemen dan ketaatan terhadap kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan, review prosedur dan catatan untuk memastikan kecukupan terhadap tujuan yang telah ditetapkan yang ingin dicapai dan penilaian kebijakan dan rencana sehubungan dengan aktifitas dan fungsi yang diaudit, pelaksanaan pengujian khusus atas permintaan manajemen terhadap permasalahan signifikan yang timbul.

Wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada pimpinan internal audit untuk mengarahkan organisasi auditnya tidak akan berfungsi secara efektif tanpa adanya dukungan dari para staf yang tepat. Oleh karena itu, para staf audit harus memiliki kedudukan organisasi yang jelas dalam posisi hirarki dan tingkatan remunerasi.


(37)

Uraian tugas memiliki pengaruh yang signifikan atas organisasi audit. Organisasi audit harus diisi oleh orang-orang yang kompeten untuk pelaksanaan tugas, yaitu para staf audit yang memiliki intelegensi yang memadai, imajinasi, kreatif, serta inisiatif. Dengan alasan ini, uraian tugas harus disusun dengan hati-hati dan seksama agar persyaratan staf yang terbaik dapat dipenuhi untuk pelaksanaan tugas audit.

Dalam suatu organisasi internal audit yang sudah cukup well-established, umumnya pembagian tugas mengikuti hirarki posisi yang ada di dalam organisasi internal audit yang bersangkutan. Internal audit bukanlah merupakan suatu fungsi yang hanya sekedar melengkapi struktur organisasi di dalam perusahaan, melainkan merupakan suatu fungsi yang dapat melaksanakan tugasnya secara efektif untuk membantu unit operasi lainnya mencapai tujuan organisasinya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, koinitmen dari top manajemen sangat diperlukan terutama dalam menindaklanjuti rekomendasi-rekomendasi yang disarankan dalam rangka organisasi mencapai sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan.

E.1.16.Kedudukan Auditor Internal dalam Struktur organisasi Perusahaan

Kedudukan ataupun status auditor internal dalam suatu organisasi perusahaan mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkatan independensi di dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status organisasi dari departemen internal audit harus cukup mengizinkan penyelesaian dari tanggung jawab pemeriksanya. Auditor dapat bekerja secara efektif jika kedudukannya memungkinkan untuk mengembangkan sikap independennya terhadap bagian-bagian


(38)

lain yang harus diperiksanya (Sawyer 2008:180). Untuk itu makan auditor internal harus memperoleh dukungan dari pihak manajemen dan dewan komisaris. Dukungan itu antara lain dapat berupa :

1. Bagian auditor internal bertanggung jawab kepada seseorang dalam organisasi yang mempunyai wewenang untuk meningkatkan independensi dan menjamin ruang lingkup pemeriksaan yang luas, komunikasi yang memadai serta sanggup menindaklanjuti rekomendasi yang dihasilkan.

2. Auditor internal harus mempunyai komunikasi langsung dengan dewan komisaris

3. Status auditor internal yang meliputi wewenang dan tanggung jawab harus didefenisikan secara tertulis.

4. Auditor internal harus memperoleh persetujuan atasan dalam hal rencana kerja.

Secara umum ada tiga alternatif kedudukan auditor internal dalam suatu struktur organisasi perusahaan, yaitu :

1. Langsung bertanggung jawab kepada dewan komisaris

Auditor internal secara langsung berada di bawah dewan komisaris. Hal ini berarti bagian auditor internal bersikap independen terhadap manajemen perusahaan, bahkan karena kedudukannya yang sedemikian rupa sehingga auditor internal berhak untuk mengawasi pelaksanaan kerja dari semua level manajemen yang ada. Dengan demikian bagian ini mempunyai kedudukan yang kuat dalam perusahan.


(39)

Gambar 1. Kedudukan Auditor Internal di bawah Dewan Komisaris

2. Bertanggung jawab kepada direktur utama

Auditor internal bertanggung jawab kepada direktur utama yang berarti auditor internal merupakan staf dari direksi perusahaan. Penempatan kedudukan ini dimaksudkan untuk membantu pihak direksi dalam melakukan pengawasan terhadap keseluruhan operasional perusahaan. Independensi yang dimiliki oleh auditor internal di sini masih cukup tinggi sehingga bagian-bagian perusahaan yang berada di bawah direktur utama dapat diaudit.

Auditor Internal Komisaris

Presiden Direktur Pemegang


(40)

Gambar 2. Kedudukan Auditor Internal di bawah Presiden Direktur

Kedudukan auditor internal pada perusahaan daerah pasar petisah adalah bertanggung jawab kepada direktur utama yang berarti auditor internal merupakan staf dari direksi perusahaan. Penempatan kedudukan ini dimaksudkan untuk membantu pihak direksi dalam melakukan pengawasan terhadap keseluruhan operasional perusahaan. Dari kedua alternatif di atas mana sebenarnya yang terbaik tergantung pada tujuan yang hendak dicapai perusahaan. Menurut Sawyer (2008:20) bila dihubungkan dengan independensi maka :

“Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan internal banyak tergantung dari kedudukan pemeriksa internal dalam bagan organisasi, tanggapan pimpinan perusahaan terhadap hasil-hasil penemuan pemeriksa internal dan pengertian dari bagian-bagian yang diperiksa mengenai tugas pemeriksaan internal di samping tentunya keahlian dan pengalaman pemeriksa internal itu sendiri.”

Komisaris

Presiden Direktur

Pemegang Saham

Auditor Internal


(41)

E.1.17.Jenis-jenis Pendapat Akuntan

Menurut standar Profesionalisme Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508) Terdapat beberapa jenis pendapat akuntan yang diberikannya berkenaan dengan suatu pemeriksaan umum, yaitu :

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Istilah unqualified disini bukan berarti tidak memenuhi syarat atau tidak qualified. Arti unqualified disini adalah tanpa kualifikasi (qualification) atau tanpa reserve atau tanpa keberatan-keberatan. Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam penyusunan laporan keuangan dan operasional. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum jika memenuhi kondisi-kondisi berikut :

 Prinsip akuntansi berlaku umum digunakan untuk menyusun laporan keuangan

 Perubahan penerapan prinsip akuntansi berlaku umum dari periode ke periode telah cukup dijelaskan

 Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum


(42)

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with explanatory language)

Laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien namun ditambah dengan hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Pendapat ini hanya diberikan jika secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan oleh klien adalah wajar, tetapi ada beberapa unsur yang dikecualikan, yang pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Terdapat beberapa kondisi yang membuat auditor harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian, yaitu :

 Lingkup audit dibatasi oleh klien

 Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan klien dan auditor

 Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum

 Prinsip akuntansi berlaku umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapakan secara konsisten

4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Pendapat tidak wajar diberikan jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum sehingga tidak menyajikan


(43)

secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan saldo laba dan arus kas perusahaan klien. Auditor memeberikan pendapat tidak wajar jika tidak terdapat pembatasan bukti audit. Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar dengan pengecualian. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten dalam jumlah cukup untuk mendukung pendapatnya.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)

Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan auditor jika ia tidak berhasil menyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan jika antara lain, terdapat banyak pembatasan lingkup audit, hubungan yang tidak independen antara auditor dan klien. Masing-masing kondisi tersebut tidak memungkinkan auditor untuk dapat menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan secara keseluruhan.

E.2 Laporan

Menurut Badri (2007 : 177) Laporan merupakan bentuk komunikasi yang dapat dilakukan secara tertulis atau lisan mengenai suatu hal tertentu sesuai dengan tujuan penulisannya. Uraiannya akan lebih ditekankan pada pembahasan hal-hal yang berkaitan dengan laporan tertulis. Laporan inilah yang secara resmi dijadikan sebagai sumber informasi, alat pertanggungjawaban, dan alat pengambilan keputusan dalam kehidupan organisasi.

Untuk menyusun suatu laporan, tidak hanya dibutuhkan keterampilan, tetapi juga kompeten dan kreativitas. Karena laporan dalam bentuk tertentu tidak hanya terdiri dan hal-hal yang sifatnya informatif, tetapi juga menuntut gagasan atau


(44)

pemikiran penyusun laporan. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diupayakan pengembangan kemampuan pegawai adininistrasi berkaitan dengan penulisan laporan manajerial.

E.2.3.Fungsi Laporan

Laporan memiliki berbagai fungsi yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun beberapa manfaat tersebut (Locker, 2000) antara lain:

1. Sebagai sarana komunikasi vertikal.

Salah satu sarana komunikasi antara atasan dengan bawahan adalah laporan. Melalui laporan, pihak bawahan dapat menginformasikan berbagai kegiatan dan masukan berupa ide atau gagasan terhadap suatu permasalahan. Sedangkan pihak pimpinan dapat memperoleh berbagai data dan informasi yang kemudian diolah, dikembangkan, dan digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan serta perencanaan lebih lanjut. Selain itu, pimpinan juga dapat memberikan penilaian terhadap permasalahan dan kinerja bawahan. Dengan demikian, laporan menciptakan komunikasi antara atasan dengan bawahan maupun sebaliknya.

2. Sebagai alat pertanggungjawaban

Laporan merupakan manifestasi dan bentuk komunikasi vertikal dan atas ke bawah. Sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap wewenang yang telah diberikan oleh atasan, laporan merupakan alat yang paling tepat untuk mempertanggungjawabkan kepercayaan dan wewenang yang telah diterimanya.

3. Memberikan informasi penting

Laporan harus berisi informasi aktual dan pemikiran-pemikiran yang rasional, argumentatif, serta objektif sebagai tanggapan terhadap fenomena aktual tersebut.


(45)

Oleh karena itu, suatu laporan dapat digunakan sebagai sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan manajerial.

4. Sebagai bahan untuk pengambilan keputusan

Laporan merupakan suatu susunan dan kajian informasi yang dituangkan secara lengkap, jelas, komprehensif, benar, objektif, dan sistematis. Tujuan akhir dibuat suatu laporan adalah supaya orang yang menerima laporan dapat membuat keputusan secara tepat. Sebagian besar waktu yang tersedia pada seorang manajer adalah untuk melakukan pengambilan keputusan, Oleh karena itu sangat penting untuk mempelajari proses pengambilan keputusan secara rinci. Sehubungan dengan hal itu, laporan dapat digunakan sebagai sumber pertimbangan untuk pengambilan kebijakan atau keputusan bagi unit kerja dan organis secara keseluruhan. Oleh karena itu, suatu laporan hams disusun sebagaimana disyaratkan di atas, karena apabila dalam laporan disajikan data yang tidak objektif, maka keputusan yang diambil mungkin menyimpang dan tidak tepat. Dalam penyusunan laporan harus dihindarkan praktek “ABS” (Asal Bapak Senang), karena hal ini justru akan menghasilkan keputusan yang tidak tepat dan lambat laun akan menghancurkan organisasi. Dan berbagai manfaat yang disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan memiliki beberapa fungsi; komunikasi, pertanggungjawaban, infonmasi, pengawasan, dan pengambilan keputusan.

E.2.4.Laporan Operasional

Laporan opersional adalah laporan yang menggambarkan keadaan sekarang dari suatu kegiatan (operasi) yang didapat dari kegiatan sehari-hari yang terjadi dalam


(46)

perusahaan sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pimpinan di suatu perusahaan (Tangkilisan S Nogi Hassel 2005:180).

Laporan operasional bertujuan untuk memaparkan kebijaksanaaan perusahaan, pedoman standar kerja telah dipatuhi oleh para pelaksana demi untuk meyakinkan apakah para pelaksana telah mengambil keputusan yang tepat. Indikator laporan operasional, yaitu : komunikatif yaitu suatu bentuk interaksi baik berupa laporan verbal ataupun non verbal yang terjadi antar suatu bagian dengan bagian lainnya ataupun dalam bagian itu sendiri yang terjadi dalam suatu perusahaan, akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertangungjawaban organisasi perusahaan yang meliputi pengelolaan laporan operasional perusahaan secara efektif, transparansi diartikan sebagai keterbukaan informasi terhadap laporan, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

Mengingat definisi ini sangat normatif maka perlu ada penjelasan operasionalnya di setiap perusahaan. Misalnya, adanya kekhawatiran perusahaan bahwa jika ia terlalu terbuka, maka strateginya dapat diketahui pesaing sehingga membahayakan kelangsungan usahanya.

Meskipun tujuan utama laporan operasional adalah untuk mendukung kegiatan operasional, tapi beberapa laporan juga digunakan untuk mendukung perencanaan. Karenanya, kekhawatiran di atas sebetulnya tidak perlu muncul jika perusahaan daerah pasar petisah mampu menjabarkan kriteria informasi material secara spesifik. Perusahaan harus mampu menyediakan informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan


(47)

perusahaan tersebut. Setiap perusahaan, diharapkan pula dapat mempublikasikan informasi operasional dan keuangan serta informasi lainnya yang material dan berdampak signifikan pada kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu, sehingga dapat diakses secara mudah pada saat diperlukan oleh siapa saja.

E.3 Audit Operasional

E.3.3. Pengertian Audit Operasional

Pengertian Audit Operasional berdasarkan publikasi Institute of Internal Auditors (IIA) yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal (2000;4) adalah sebagai barikut : ”Operational Auditing adalah suatu proses yang sistematis dari penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi operasi suatu organisasi yang dibawah pengendalian manajemen dan melaporkan kepada orang yang tepat hasil dari penilaian beserta rekomendasi untuk perbaikan.” Sementara itu pengertian audit operasional menurut Sukrisno Agoes (2000;175) menyatakan bahwa : ” Manajemen audit disebut juga sebagai operasional audit, function audit, system audit, adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomi.”

Berdasarkan definisi di atas audit operasional merupakan penelaahan terhadap metode dan prosedur operasional suatu organisasi untuk menilai efektivitas dan efisiensinya. Pada intinya penyelenggaraan semua kegiatan operasional dimaksudkan untuk menjamin bahwa dukungan yang diberikan kepada semua bidang-bidang fungsional dalam perusahaan, seperti produksi, pemasaran,


(48)

penjualan, promosi dan pengembangan produk, baik yang lama maupun yang baru benar-benar efektif, karena itu banyak sekali segi-segi operasional yang menjadi sasaran audit.

Dalam pelaksanaan audit kegiatan oprasional bukan hanya rumit, melainkan juga ada kalanya sangat bersifat teknis. Pemeriksaan operasional atau operational audit saat ini semakin mendapat perhatian manajemen, sebagai bagian dari audit internal. Pada dasarnya pemeriksaaan opersional dilaksanakan pada berbagai tingkatan manajemen (Level Of Management), dan objek yang dinilai adalah aktifitas operasional, kebijakan, dan daya guna usaha. Oleh karena itu, para pelaksana audit kegiatan manajemen pada umumnya dan khususnya harus mengetahui fungsi manajemen yang diterapkan dalam perusahaan. Tidak hanya itu, pengetahuan yang bersifat teknis yang diperlukan oleh berbagai bidang fungsional yang harus didukung oleh kegiatan operasional sedikit banyaknya juga harus diketahui.

Keterlibatan auditor internal diperluas sehingga meliputi keseluruhan sektor dan kegiatan yang menyangkut eksistensi dan kontinuitas perusahaan. Untuk lebih jelasnya dikutip definisi operational audit seperti yang dikeluarkan oleh Federal Officers institute in Canada sebagai berikut :

“ operational audit is a systematic independent appraisal activity within an organization to a review of the entire departemental operations as a service to management. The overall objective of operational auditing is to assist all the level of management in the effective discharge of their responsibilities by furnishing them with the abjective analyses, appraisals, recommendation and pertinent comments concerning the activities review ”

Dari defenisi di atas dapat kita ketahui bahwa operational audit membantu semua tingkatan manajemen dengan analisa yang objektif, penilaian, pendapat, yang


(49)

berhubungan dengan aktifitas operasional yang diperiksa. Kemudian berangkat dari cara berfikir yang strategik, dapat dikatakan bahwa kegiatan operasional dimaksudkan untuk mendukung terselenggaranya berbagai kegiatan operasional yang menjadi tanggung jawab berbagai bidang fungsional dalam perusahaan. Dengan dukungan yang dapat diandalkan, berbagai satuan bisnis dan bidang fungsional dalam perusahaan akan mampu mencapai tujuan dan targetnya sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan dan dengan tingkat efisiensi serta efektifitas yang semaksimal mungkin.

Ini tercermin pada keberhasilan perusahaan sebagai keseluruhan dalam lima bentuk utama yaitu : perolehan laba yang wajar, ketangguhan mempertahankan eksistensi, kemampuan bersaing secara sehat yang terlihat dalam penguasaan pangsa pasar yang lebih luas, kemampuan tumbuh dan berkembang dalam kondisi lingkungan yang sering berubah dengan sangat cepat, serta, melakukan penyesuaian yang tepat menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian.

E.3.2.Independensi dan Kompetensi Auditor Operasional

Dua kualitas yang paling penting dari seorang auditor operasional adalah, independensi dan kompetensi. Kepada siapa laporan-laporan auditor ditujukan adalah penting untuk memastikan bahwa penyelidikan dan rekomendasi yang dibuat tidak menyimpang/bias (Agoes, Sukrisno 2004:60). Seperti yang dikemukakan sebelumnya, independensi auditor internal dipertinggi dengan memberikan laporan kepada dewan direksi atau direksi utama. Demikian pula, auditor-auditor pemerintah hendaknya melaporkan kepada suatu tingkat di atas bagian operasional.


(50)

Tanggung jawab auditor operasional juga dapat mempengaruhi independensi mereka. Auditor tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan fungsi-fungsi operasi dalam sebuah perusahaan atau untuk memperbaiki kekurangan bila ditemukan operasi yang tidak efektif atau tidak efisien. Para auditor diperbolehkan memberi rekomendasi terhadap perubahan-perubahan dalam operasi, tetapi personil operasi harus mempunyai wewenang untuk menerima atau menolak rekomendasi-rekomendasi itu. Jika auditor mempunyai wewenang untuk mewajibkan implementasi rekomendasi mereka, auditor tersebut sesungguhnya mempunyai tangggungjawab mengaudit pekerjaannya sendiri pada pelaksanaan audit berikutnya.

The Institute of Auditor internals menganggap independensi auditor internal merupakan hal yang rawan. Persyaratan khusus untuk independensi telah ditetapkan dalam Statement of Responsibilities of Internal Auditing, sebagai berikut : auditor internal harus bersikap independen terhadap aktifitas yang mereka audit, auditor internal adalah independen artinya mereka dapat melaksanakan pekerjaan mereka secara bebas dan obyektif, ndependensi memungkinkan auditor internal menyampaikan pertimbangan yang tidak memihak dan tidak menyimpang yang esensial bagi pelaksanaan audit yang layak.

E. 4 Hubungan Efektifitas Auditor Internal dengan Pemeriksaan Laporan Menurut Konrath (2002:207), jika efektifitas auditor internal suatu perusahaan lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan terhadap laporan dalam suatu perusahaan akan menjadi sangat besar dan begitu juga sebaliknya. Bagi auditor internal, hal tersebut dapat menimbulkan resiko yang sangat besar, dalam arti resiko untuk memberikan opini atau pendapat harus sesuai dengan


(51)

kenyataan. Perlunya perhatian khusus dari auditor internal agar berhati-hati dalam melakukan pemeriksaan laporan dan mengumpulkan bukti-bukti pendukung, terkait dengan efektifitas auditor terhadap laporan yang diperiksanya.

E. 5 Kajian Terdahulu

1. Menurut penelitian Fauzia Yasmin dengan judul skripsi “ Penerapan Pengawasan Auditor Internal Atas Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada RSUP H. Adam Malik Medan ”. Penulis menyatakan bahwa pelaksanaan terhadap penerapan pengawas internal atas laporan penerimaan dan pengeluaran kas pada RSUP H Adam Malik Medan. Di mana penelitian ini dilakukan untuk melihat efektifitas pengawasan internal dalam penerapan laporan penerimaan dan pengeluran kas. Kemudian berdasarkan penelitian ini penulis memperoleh bahwa dalam pengawasan internal penerimaan kas telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur, yaitu dengan adanya pencatatan kas dari waktu-waktu tertentu oleh BPK.

2. Menurut penelitian Sri Anny Sembiring dengan judul skripsi “ Analisa Fungsi dan Kedudukan Auditor Internal Terhadap Laporan Operasional Pada PT. PTPN III Medan ”. Peranan auditor internal berjalan dengan baik pada perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III Medan. Di mana kedudukan satuan pengawas internal (auditor internal) berada di bawah direktur utama dan berfungsi sebagai staf dan sejajar dengan pimpinan pelaksanaan lainnya. Menurut pengamatan penulis melihat struktur organisasinya mencerminkan suatu pembagian tugas serta tanggung jawab untuk memudahkan dalam menuntun, mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas satuan


(52)

pengawas internal (auditor internal) yang mendukung keserasian kerjasama dalam bertindak.

3. Menurut penelitian Husna dengan judul skripsi “ Kedudukan dan Fungsi Verifikasi Auditor Internal Terhadap Pertanggungjawaban Laporan Pada PT. Bank Dagang Negara (PERSERO) Cabang Medan Imam Bonjol ”. Menurut pengamatan penulis, pada umumnya fungsi verifikasi dan kedudukan auditor internaltelah cukup baik. Dilihat dengan adanya kedudukan auditor internal pada posisi berada di bawah pimpinan cabang pada PT. Bank Dagang Negara Cabang Medan Imam Bonjol yang menjalankan fungsinya dengan baik sesuai dengan prosedur pemeriksaan yang ada atau yang telah ditetapkan oleh perusahaan itu.

4. Menurut penelitian Jahya Sahat N dengan Judul skripsi “ Peranan Satuan Pengawas Internal atas Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas Proyek Renovasi Gedung pada PT. Nindya Karya ” Menurut pengamatan penulis dengan adanya peranan internal auditing di PT. Nindya Karya dalam pembuatan laporan kas yang nantinya dapat membantu semua anggota pimpinan untuk melaksanakan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyiapkan analisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar yang tepat mengenai arus kas.


(53)

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti dan memberikan alur untuk dapat membuktikan masalah yang diteliti. Pembuktian dari hipotesa tersebut memerlukan teori yang didukung oleh data dan fakta yang jelas.

Berdasarkan dengan masalah yang diteliti, maka penulis membuat hipotesa sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang positif antara efektifitas auditor internal terhadap laporan hasil bagian operasional (Ha).

2. Tidak terdapat hubungan yang positif antara efektifitas auditor internal terhadap laporan hasil bagian operasional (Ho).

G. Definisi Konsep

Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social (Singarimbun, 1989:33) konsep teoritis diajukan untuk menjawab permasalahan yang diteliti, maka perlu diadakan definisi konsep. Adapun konsep dari penelitian ini adalah :

a. Konsep efektifitas auditor internal adalah suatu fungsi penting di suatu perusahaan mempunyai peran strategis dalam membawa setiap kepentingan unit perusahaan (perusahaan negara maupun swasta) yang memiliki tugas pokok seperti meneliti, menilai, mengevaluasi, dan melaporkan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan telah berjalan dengan baik.

b. Konsep laporan hasil bagian operasional adalah laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan semua kegiatan operasional yang menyangkut semua bidang-bidang fungsional dalam perusahaan, seperti produksi, pemasaran, penjualan,


(54)

promosi dan pengembangan produk dengan maksud peningkatan kinerja perusahaan demi tercapainya sasaran dan tujuan organisasi/perusahaan.

H....Definisi Operasional

a.Variabel bebas (X) efektifitas auditor internal indikatornya adalah :

1. Pendidikan dan pelatihan yaitu program pembelajaran untuk pegawai atau karyawan, baik di perusahaan atau di pemerintahan. Dikatakan hanya terbatas kepada mereka yang sudah bekerja karena materi diklat biasanya sangat khusus berkaitan langsung dengan pekerjaan.

2. Pengalaman/reputasi yaitu berkaitan dengan praktek-praktek yang di dapat seorang auditor internal yang dibimbing oleh auditor yang kompeten, serta pandai menyesuaikan diri dengan keadaan dan lingkungannya.

3. Kualitas pribadi yaitu berkaitan dengan sifat ingin mengetahui, ketekunan pendekatan yang membangun, serta respons yang diberikan auditor terhadap masalah yang timbul ataupun yang akan timbul nantinya.

4. Kerjasama (Cooperation) yaitu melihat dirinya sebagai mitra usaha, bukan sebagai saingan dengan siapa yang diperiksa. Dengan tujuan agar membantu mereka dan meninjau kembali nasehat-nasehat yang diberikan oleh pihak manajemen perusahaan.

5. Kreatif dan Inovatif didefenisikan sebagai suatu perpaduan pemikiran ide-ide baru dari bagian-bagian yang dialami secara tepisah yang memungkinkan terjalinnya suatu penafsiran yang baik dalam suatu perusahaan.


(55)

b. Variabel terikat (Y) laporan hasil bagian operasional indikatornya adalah :

1. Komunikatif yaitu suatu bentuk interaksi baik berupa laporan verbal ataupun non verbal yang terjadi antar suatu bagian dengan bagian lainnya.

2. Akuntabilitas yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertangungjawaban organisasi perusahaan yang meliputi pengelolaan laporan operasional perusahaan secara efektif.

3. Transparansi yaitu sebagai keterbukaan informasi terhadap laporan, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.


(56)

I. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi, inisi, dan struktur organisasi

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan yang akan dianalisis.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang ada pada bab selanjutnya.

BAB VI PENUTUP


(57)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variable independen dengan variabel dependen.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan Jl. Razak Baru No. 1-A Pasar Petisah Lantai III Medan.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:90). Dalam penelitian jumlah populasi adalah 40 orang sehingga diambil seluruhnya.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.


(58)

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono, 2005:91).

Teknik penentuan sampel ini dinamakan teknik sampling jenuh atau disebut juga dengan sensus di mana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel karena masih di bawah 100 (Sugiyono, 2005:96).

Berdasarkan pendapat tersebut maka sampel penelitian ini adalah seluruh pegawai bagian operasional yang berjumlah 40 pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan, terdiri atas :

Kepala Bagian Usaha : 1 Orang

- Sub Bagian Pemasaran dan Perizinan : 10 Orang - Sub Bagian Administrasi Penagihan : 10 Orang

Kepala Bagian Penertiban/Kebersihan/Perawatan : 1 Orang

- Sub Bagian Penertiban : 6 Orang

- Sub Bagian Perawatan : 6 Orang

- Sub Bagian Kebersihan : 6 Orang

D. Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor yang akan digunakan adalah dengan skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner responden.

Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah : 1. Untuk alternatif jawaban sangat setuju diberi skor 4 2. Untuk alternatif jawaban setuju diberi skor 3


(59)

3. Untuk alternatif jawaban kurang setuju diberi skor 2 4. Untuk alternatif jawaban tidak setuju diberi skor 1

Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah maka terlebih dahulu ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut :

Skor Tertinggi – Skor Terendah Banyaknya Bilangan Maka diperoleh : 0.75

4 1 4

 

Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden masing-masing variabel yaitu :

Skor untuk kategori sangat setuju = 3.28 – 4.03 Skor untuk kategori setuju = 2.52 – 3.27 Skor untuk kategori kurang setuju = 1.76 – 2.51 Skor untuk kategori tidak setuju = 1.00 – 1.75 E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data atau informasi keterangan-keterangan yang diperlukan penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data Primer

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data primer tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :


(60)

a. Metode Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap sejumlah acuan yang berkenaan dengan topik penelitian ke lokasi penelitian, dalam hal ini adalah Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan.

b. Metode Angket

Yaitu teknik pengumpulan data melalui pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban.

c. Metode Wawancara

Yaitu metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam dari para informan, yang digunakan sebagai data pendukung dari hasil kuesioner.

2. Pengumpulan Data Sekunder

Yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan melalui penelitian kepustakaan yang bersumber dari buku-buku.

F. Teknik Analisa Data

1. untuk mengetahui koefisien korelasi variabel X terhadap Y digunakan rumus Product Momen (Sugiyono, 2005:212) :

  

 

2 2

2

 

2

i i i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X n r           

r = koefisien korelasi x = variabel bebas y = variabel terikat


(61)

n = jumlah populasi

Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan kemungkinan- kemungkinan sebagai berikut :

a. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.

b. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) berarti kenaikan nilai variabel yang satu, diikuti nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif.

c. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -), berarti kedua variabel negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel yang lain.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi angka sebagai berikut :

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat Rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.000 Sangat Kuat

Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel korelasi. Tabel korelasi menentukan batas- batas r yang


(62)

signifikan. Bila r tersebut signifikan, artinya hipotesis kerja atau hipotesis alternatif dapat diterima.

2. Untuk menguji hipotesis, hubungan antara efektifitas auditor internal (X) dengan laporan hasil bagian operasional (Y), maka diadakan pengujian dengan menggunakan rumus “t” (Sugiyono, 2005 : 214 ) yaitu :

t =

2 1

2

r n r

 

3. Koefisien Determinant

Teknik ini di gunakan untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai koefisien product moment Pearson

 

rxy 2 x100%

D =

 

rxy 2 x100%

D = Koefisien Determinant


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan

Publik Jilid I. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Jakarta

Guy, Dan M, Dkk. 2001. Auditing, Edisi Kelima, Jilid kedua. Erlangga. Jakarta Holmes, Arthur, W, David dan David C. Bum. 1988. Auditing Norma dan Prosedur,

Edisi X, Terjemahan Moh. Badjuri & Marianus Sinaga, Penerbit Erlangga, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia. 1995. Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta

Kotler Dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid Pertama. PT INDEKS, Jakarta

Konrath, Laweey F. 2002. Auditing Concepts and Applications, A Risk-Analysis

Approach, 5th Edition. West Publishing Company

Konsorsium Auditor Internal. 2004. Standar Profesi Audit Internal, Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA), Cetakan pertama, Jakarta

Lawrence B Sawyer. 2008. Pemeriksaan Internal, Edisi Kelima. Pusat Pengembangan Akutansi Sekolah Tinggi Akutansi Negara, Jakarta

Mulyadi. 2002, Auditing, Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta.

Mardiasmo dan Halim, Adbul. 2000. Pembahan Soal Teori dan Kasus, BPFE. Yogyakarta.

Siagian Sondang, P. 2004. Audit Manajemen, Cetakan Keempat, PT. Bumi Aksara, Jakarta.


(2)

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrsi Negara. Alfabeta. Bandung

Sukoco Munir Badri. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Erlangga. Jakarta

Tangkilisan S Nogi Hassel. 2005. Manajemen Publik. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta

Widjaja Haw. 2008. Penyelenggaraan Otonomi Di Indonesia. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta


(3)

Kuesioner Hubungan Efektifitas Auditor Internal Terhadap

Laporan Hasil Bagian Operasional

I. Data Responden

1. Nama responden :_______________________________________________ 2. Usia :_______________________________________________ 3. Jenis Kelamin :_______________________________________________ 4. Pendidikan Terakh :_______________________________________________ 5. Jabatan :_______________________________________________ 6. Lama Menjabat :_______________________________________________

II.Berikanlah tanda

(v)

pada jawaban Anda :

Untuk Variabel Bebas (X) Efektifitas Auditor Internal

No Pernyataan Sangat setuju

Setuju Kurang setuju

Tidak Setuju

1 Sebelum mencari calon karyawan baru, Bapak/Ibu terlebih dahulu mengadakan analisa jabatan

2 Pimpinan Bapak/Ibu memberikan kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan pada bidang tugas masing-masing karyawan

3 Sebagian besar pegawai SPI memiliki latar belakang pendidikan S-1

4 Ada peningkatan reputasi auditor internal dari dulu hingga sekarang

6 Pimpinan Bapak/Ibu memperhatikan tingkat pendidikan dan pengalaman bagi calon karyawan baru


(4)

7 Rata-rata pegawai telah bekerja lebih dari lima tahun 8 Karyawan Internal auditor merasa bahwa dengan

kinerja yang baik akan memberikan keberhasilan bagi perusahaan

9 Departemen internal auditor dan departemen bagian operasional membicarakan hasil pemeriksaan operasional

10 Auditor internal secara periodik mensirkulasikan dokumen-dokumen, misalnya laporan yang menyediakan informasi mengenai para pelanggan.

11 Karyawan departemen internal auditor dan departemen bagian operasional merasa bahwa tujuan departemen mereka selaras satu sama lain

12 Auditor internal melakukan penilain dan korektif terhadap laporan operasional untuk mengeahui bahwa departemen bagian operasional puas atau tidak dengan hasil pemeriksaan yang ada.

13 Pertemuan antar departemen minimal sekali dalam sebulan untuk mendiskusikan perkembangan pasar

14 Bagian operasional meluangkan waktu untuk mendiskusikan kebutuhan pelanggan dimasa yang akan datang dengan departemen fungsional lainnya

15 Sebagian besar departemen dalam perusahaan dapat saling berhubungan dengan baik

16 Auditor internal dapat menyesuaian diri dengan keadaan dan lingkungannya perusahaan

17 Dalam pelaksanaan tugas, pimpinan Bapak/Ibu memberikan bimbingan, arahan serta motivasi

18 Bapak/Ibu memberikan ide-ide baru terkait dengan kemajuan perusahaan

19 Sebagai karyawan biasa, Bapak/Ibu pernah memberikan saran ataupun ide-ide kepada pimpinan


(5)

untuk lebih meningkatkan kualitas kerja

Untuk Variabel Terikat (Y) Laporan Hasil Bagian Operasional

No Pernyataan Sangat setuju

Setuju Kurang setuju

Tidak setuju

1 Atasan melakukan pemeriksaan terhadap laporan operasional secara langsung

2 Atasan atau auditor memberikan saran atau masukan atas hasil laporan operasional

3 Bagian operasional meluangkan waktu untuk mendiskusikan kebutuhan pelanggan dimasa yang akan datang dengan departemen fungsional lainnya

4 Di dalam perusahaan, karyawan dari departemen berbeda merasa nyaman jika saling meminta bantuan manakala dibutuhkan

5 Pegawai melaporkan dan mampu

mempertanggungjawabkan laporan operasional yang disampaikan

6 Terdapat validasi atas hasil laporan operasional sebelum disampaikan kepada atasan

7 Laporan dibuat berdasarkan standar laporan pada umumnya

8 Manajemen cenderung melarang bawahannya mendiskusikan hal-hal menyangkut laporan pekerjaan dengan orang di luar perusahaan

9 Ada pemberian fasilitas kesejahteraan yang diberikan perusahaan kepada seluruh karyawan terkhusus karyawan bagian opersional


(6)