Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Distribusi penderita berdasarkan waktu berbeda setiap tahun. Studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT yang dikutip oleh Herlina 2004
menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi mengalami peningkatan dari 96 per 1000 penduduk pada tahun 1995 menjadi 110 per 1000 penduduk pada tahun 2001.
20
2.3.2. Determinan Hipertensi
a. Faktor Resiko Hipertensi yang Tidak Dapat Diubah i. Usia
Usia berpengaruh pada resiko terkena penyakit kardiovaskular, karena usia menyebabkan perubahan di dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah
meningkat sesuai dengan usia, karena arteri secara perlahan kehilangan keelastisannya. Dengan meningkatnya usia maka gejala arteriosklerosis semakin
nampak dan ini menunjang peningkatan tahanan perifer total dandapat menyebabkan hipertensi. Tetapi hipertensi tidak selalu terjadi pada usia tua, namun berdasarkan
kelompok umur, grafik rata-rata kenaikan tekanan darah, mengikuti kenaikan rata- rata umur. Pada laki-laki hipertensi terjadi umur 55 tahun dan pada perempuan
terjadi pada umur 65 tahun. Resiko wanita meningkat setelah mengalami masa menopause.
3,15
ii. Jenis Kelamin
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Kalau di tinjau dari perbandingan antara perempuan dan pria, tidak terdapat perbedaan yang nyata. Terdapat penelitian yang mengatakan bahwa perempuan lebih
banyak menderita hipertensi, namun ada beberapa penelitian yang menjelaskan bahwa pria lebih banyak terkena hipertensi. Dari laporan Sugiri di Jawa tengah di
dapatkan angka prevalensi 6,0 pada pria dan 11,6 pada perempuan. Laporan dari Sumatera Barat, menunjukkan 18,6 pada pria dan 17,4 pada perempuan. Di
daerah perkotaan Semarang, 7,5 pada pria dan 10,9 pada perempuan.
3
iii. Genetik Pada 70-80 kasus hipertensi, didapatkan riwayat hipertensi dalam
keluarga. Apabila riwayat hipertensi di dapatkan dari kedua orang tua, maka dugaan hipertensi esensial lebih besar.
Faktor keturunan pada hipertensi esensial di perkirakan sekitar 30 . Peran faktor genetik terhadap hipertensi esensial dibuktikan
dengan berbagai fakta yang di jumpai. Adanya bukti bahwa kejadian hipertensi lebih banyak di jumpai pada pasien kembar monozigot dari pada heterozigot, jika salah
satunya menderita hipertensi, menyokong pendapat bahwa faktor genetik mempunyai pengaruh terhadap timbulnya hipertensi.
10,13
iv. Ras dan Suku Bangsa Di Amerika Serikat, hipertensi lebih banyak di derita oleh masyarakat
berkulit hitam yaitu 25-30 , dan golongan kulit putih yang menderita hipertensi adalah 15 . Budhi Darmojo dalam tulisannya melaporkan prevalensi dari berbagai
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
daerah berbeda yaitu prevalensi terendah terdapat di daerah desa Kalirejo 1,8 , sedangkan di daerah Sumatera Utara sebesar 5,3 . Prevalensi yang tinggi di
dapatkan pada daerah Silungkang yaitu 19,4 .
3
b. Faktor Resiko Hipertensi yang Dapat Diubah i. Konsumsi Garam yang Berlebihan
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi. Asupan garam kurang dari 3 gram setiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi
yang rendah sedangkan jika asupan garam antara 5-15 gram perhari menyebabkan prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 .
3,14
Garam mempunyai peranan dalam patogenesis hipertensi melalui masukan natrium yang tinggi. Rata-rata orang dewasa Amerika mengkonsumsi garam sekitar
3,9 gram garam per hari dan di Amerika serta negara-negara lain yang mengkonsumsi garam tinggi, tekanan darah terus meningkat seiring bertambahnya usia seseorang.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembatasan garam tidak hanya bisa menurunkan tekanan darah dalam jangka pendek, tetapi juga mencegah kenaikan
tekanan darah terkait dengan bertambahnya usia.
17,18
ii. Obesitas Obesitas merupakan faktor predisposisi penting terjadinya hipertensi.
Penurunan berat badan sebesar 5 kg pada penderita hipertensi dengan obesitas kelebihan berat badan 10 dapat menurunkan tekanan darah.
9
Anak dan dewasa, yang kegemukan menderita lebih banyak hipertensi dan penambahan berat badan biasanya diikuti dengan kenaikan tekanan darah. Walaupun
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
kalori tambahan yang bertanggung jawab bagi kenaikan berat badan, dapat menginduksi hipertensi karena ia membawa natrium tambahan, namun penurunan
jelas dalam masukan natrium telah terbukti menurunkan tekanan darah.
17
iii. Alkohol Terdapat hubungan yang linier antara alkohol, tingkat tekanan darah dan
prevalensi hipertensi pada masyarakat. Di perkirakan 5-10 hipertensi pada laki-laki di Amerika disebabkan langsung oleh konsumsi alkohol. Alkohol menurunkan efek
obat anti hipertensi, tetapi efek presor ini mengalir dalam 1-2 minggu dengan mengurangi minum alkohol sampai 80 .
9
iv. Merokok Merokok mempermudah terjadinya penyakit pembuluh darah jantung, otak,
dan kaki. Merokok menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah untuk sementara dan hal ini disebabkan oleh pengaruh nikotin dalam peredaran darah.
Meningkatnya tekanan darah ini lebih nyata pada penderita tekanan darah tinggi. Selain pengaruh langsung tersebut, hanya sedikit bukti adanya hubungan merokok
dengan tekanan darah tinggi yang menetap. Walaupun demikian, merokok dapat menyebabkan terjadinya penyempitan arteri dan akibatnya terjadi penyakit tekanan
darah tinggi yang berat terutama pada usia lanjut.
18
v. Stres Stres dapat meningkatkan tekanan darah dalam jangka pendek dengan cara
mengaktifkan bagian otak dan sistem saraf yang biasanya mengendalikan tekanan
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
darah secara otomatis. Peningkatan tekanan yang dialami berulang kali karena stres, pada akhirnya akan menyebabkan tekanan darah tinggi yang menetap. Peningkatan
tekanan darah yang menetap karena stres tidak terlihat nyata pada pria.
18
vi. Aktifitas fisik kurang Orang yang banyak duduk dengan tekanan darah normal kemungkinannya
untuk terkena tekanan darah tinggi 20-50 lebih besar dibandingkan dengan orang yang aktif.
17
Latihan fisik aerobik sedang secara teratur jalan atau renang selama 30-45 menit 3-4 kali seminggu lebih efektif menurunkan tekanan darah dibandingkan
dengan olah raga berat seperti lari. Latihan fisik isometrik seperti angkat besi dapat meningkatkan tekanan darah dan harus dihindari bagi yang beresiko terkena
hipertensi.
9
2.4. Gejala Klinis