Yakni memperoleh informasi dengan cara terjun langsung ke lapangan yang kemungkinan data dapat diperoleh melalui observasi atau pengamatan
langsung ke objek wisata serta mengadakan wawancara dengan orang yang berkompeten dalam masalah tersebut.
1.5. Sistematika Penulisan
Mengingat sangat luasnya bidang yang diteliti dalam masalah ini, maka untuk mempermudah pembahasan, penulis akan menguraikannya dalam 5 bab yang di
dalamnya terbagi atas beberapa sub bagian : BAB I
Pendahuluan yang terdiri dari : alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan teoritis kepariwisataan yang meliputi : pengertian pariwisata,
pengertian objek wisata, pengertian industri pariwisata, pengertian sarana dan prasarana, dasar dan kriteria pembangunan objek wisata, pengertian
sadar wisata, dan pengertian wisata bahari. BAB III Gambaran umum daerah Kabupaten Serdang Bedagai yang terdiri dari
letak geografis, dan batas wilayah administratif, demografi, sistem kekerabatan serta potensi pariwisata di Kabupaten Serdang Bedagai.
BAB IV Objek wisata pantai sebagai asset utama dalam industri pariwisata di Kabupaten Serdang Bedagai yang meliputi : profil objek-objek wisata
bahari di Serdang Bedagai, kendala-kendala yang dihadapi serta upaya pengembangan kepariwisataan khususnya pada objek wisata pantai di
Kabupaten Serdang Bedagai.
Gusti Randika : Objek Wisata Pantai Sebagai Asset Utama Dalam Industri Pariwisata Di Kabupaten Serdang Bedagai, 2009
USU Repository © 2008
4
BAB V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka
Gusti Randika : Objek Wisata Pantai Sebagai Asset Utama Dalam Industri Pariwisata Di Kabupaten Serdang Bedagai, 2009
USU Repository © 2008
5
BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
2.1. Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan
Istilah pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu pari yang berarti banyak, berputar-putar, berkali-kali atau
berkeliling. Sedangkan wisata berarti bepergian. Secara garis besar maka pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan berkeliling.
Undang-undang No.9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, menyebutkan defenisi dari wisata, wisatawan, kepariwisataan, dan pariwisata yaitu :
• Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian kegiatan tersebut
yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara waktu, untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
• Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
• Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
• Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata termasuk semua penyelengggaran kegiatan pariwisata. Selain batasan tersebut di atas, banyak defenisi lain yang dikemukakan
oleh ahli pariwisata, diantaranya :
Gusti Randika : Objek Wisata Pantai Sebagai Asset Utama Dalam Industri Pariwisata Di Kabupaten Serdang Bedagai, 2009
USU Repository © 2008
6
1. Prof. Salah Wahab, dalam bukunya An Introduction on Tourism Theory
mengemukakan bahwa : Pariwisata merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-
orang dalam suatu negara itu sendiri ataupun di luar negeri. Prof. Salah Wahab mengemukakan batasan-batasan pariwisata itu berdasarkan
pemikirannya yang terdiri dari tiga unsur, yaitu : −
Manusia man, yakni orang yang melakukan perjalanan wisata. −
Ruang space, yakni daerah atau ruang lingkup tempat melakukan perjalanan.
− Waktu time, yakni waktu yang digunakan selama melakukan
perjalanan. 2.
Yoeti, mengemukakan bahwa pariwisata adalah sebuah perjalanan yang dilaksanakan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat
ke tempat lain dengan maksud bukan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi; melainkan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan yang
beraneka ragam. Dari definisi-defisi di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang
menjadi ciri-ciri pariwisata yakni :: •
Perjalanan yang dilakukan sementara waktu. •
Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.
Gusti Randika : Objek Wisata Pantai Sebagai Asset Utama Dalam Industri Pariwisata Di Kabupaten Serdang Bedagai, 2009
USU Repository © 2008
7
• Perjalanan itu walau apapun bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan
pertamasyaan atau rekreasi. •
Tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjungi.
2.2. Pengertian Objek Wisata