26 Berdasarkan rekam medik yang diambil dari 63 pasien hipertensi di Kota
Medan. diperoleh gambaran obat antihipertensi yang digunakan pasien dalam terapi hipertensi data lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Data obat antihipertensi yang digunakan
Jenis Obat Jumlah Obat
Persentase a.
Amlodipin b.
Kaptopril c.
HCT d.
Furosemid e.
Nipedipin f.
Telmisartan 40
37 3
2 1
1 48
44 3,5
2,3 1,1
1,1
Total 84
100
Berdasarkan kelompok obat hipertensi yang terbanyak adalah amlodipin Calcium Chanel Blockers sebanyak 40 48 obat diikuti oleh Kaptopril ACE
inhibitor sebanyak 37 44 obat. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Manado yang menyatakan obat-obat yang paling banyak diberikan
adalah kaptopril dan amlodipin Rumagit, dkk., 2012.
4.2 Data Klinis
Pengukuran karateristik klinis dilakukan terhadap pasien hipertensi yang turut serta dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan pada
tekanan darah sistolik, karena telah terbukti menjadi indikator yang lebih tepat dalam menunjukkan risiko kardiovaskular dibandingkan dengan tekanan darah
diastolik pada pasien hipertensi. Oleh sebab itu, pada penelitian ini tekanan darah sistolik dijadikan sebagai indikator terapi yang dinilai. Selain itu, setelah target
tekanan darah sistolik tercapai, sebagian besar pasien hipertensi juga akan mencapai target tekanan darah diastolik McEvoy, 2004.
4.2.1 Karateristik klinis pasien hipertensi
27 Mayoritas pasien yang terlibat pada penelitian ini berada pada kategori
hipertensi stage II sebanyak 32 50.8 pasien, kemudian diikuti hipertensi stage I sebanyak 24 38.1 pasien dan prehipertensi 6 9.5 pasien dengan rata-rata
tekanan darah sistolik yang diperoleh adalah 160,95 mmHg. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Karateristik klinis pasien hipertensi berdasarkan tekanan darah sistol
No Kategori hipertensi
Jumlah orang 1
2 3
Prehipertensi 120-13980-89 mmHg Hipertensi stage I 140-15990-99 mmHg
Hipertensi stage II ≥160≥100 mmHg
6 24
32 10
39 51
Jumlah 63
100
4.2.2 Kelompok perubahan tekanan darah
Berdasarkan perubahan tekanan darah sistolik selama 2 minggu setelah
pemberian obat diperoleh 2 kelompok yaitu, kelompok berhasil yang mana terjadi penurunan tekanan darah dan kelompok tidak berhasil yang mana terjadi
peningkatan atau tidak ada perubahan tekanan darah. Data lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi kelompok pasien hipertensi berdasarkan perubahan tekanan
darah sitolik No
Kelompok tekanan darah Jumlah orang
Persentase 1
2 Berhasil
Tidak berhasil 33
30 52,38
47,61 Jumlah
63 100
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas pasien mengalami penurunan tekanan darah setelah 2 minggu pemberian obat kelompok
berhasil yaitu sebanyak 33 52,38 pasien, manakala 30 47,61 pasien mengalami peningkatan atau tidak ada perubahan tekanan darah sistolik
kelompok tidak berhasil.
28
4.2.3 Hubungan demografi pasien dengan tekanan darah sistolik akhir
Berdasarkan analisis statistik yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara setiap variabel demografi pasien hipertensi dengan
tekanan darah sistolik akhir pasien dapat dilihat bahwa tidak terdapat perubahan yang signifikan tekanan darah akhir pada setiap variabel yang dianalisis. Data
lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5
Hasil analisis hubungan demografi pasien hipertensi dengan tekanan darah sistolik akhir
Demografi Jumlah
Rata-rata Tekanan Darah
Sistolik Akhir Uji
Statistik Nilai
signifikansi Umur
a. 40 - 59
tahun b.
60 - 79 tahun
c. 80 - 89
tahun 27
34 2
151,41 154,44
115,00 Kruskall –
Wallis 0,088
Jenis Kelamin a. Laki-laki
b. Perempuan 22
41 151,27
151,71 Mann -
Whitney Test
0,771 Pendidikan
a. SD b. SMP
c. SMA d. SI
33 11
14
5 154,00
145,64 149,29
154,80 Oneway
Anova 0,665
Pekerjaan a. Pegawai swasta
b. Ibu rumah tangga c. Wiraswasta
d. Lain-lain 2
36 19
6 130
153,61 152
145 Kruskall -
Wallis 0,329
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat berdasarkan umur tekanan darah akhir pada pasien yang berusia 60 - 79 tahun lebih tinggi dari pada pasien usia lain dan
berdasarkan uji statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan tekanan darah
29 akhir pada ketiga kelompok usia tersebut. Hal ini disebabkan rata-rata pasien telah
mengalami penurunan tekanan darah sehingga faktor yang menyebabkan meningkatnya tekanan darah seiring dengan meningkatnya usia tidak lagi terlihat.
Berdasarkan jenis kelamin tekanan darah akhir perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki tetapi secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan. Berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat bahwa tekanan darah akhir
pada pasien yang berpendidikan SD dan Sarjana masih lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain dan tekanan darah akhir yang paling rendah pada pasien yang
berpendidikan SMA. Tetapi perbedaan tekanan darah akhir berdasarkan tingkat pendidikan tidak berbeda secara signifikan ,manakala berdasarkan pekerjaan juga
dapat dilihat bahwa tekanan darah akhir pada pasien ibu rumah tangga lebih tinggi dari pada yang lainnya dan tekanan darah akhir yang paling rendah pada pasien
yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta tetapi secara keseluruhan tidak terdapat perbedaaan yang signifikan terhadap tekanan darah pasien. Berdasarkan
hasil diatas dapat disimpulkan bahwa semua jenis demografi tidak berpengaruh dalam terapi pengobatan.
4.3 Pengukuran Kesesuaian Pengobatan