Pengertian Tindak pidana Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian Kriminologi

Dari pendapat sarjana diatas dapat kita ketahui bahwa yang menjadi penyelidikan kriminologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari serta menyelidiki maupun membahas masalah kejahatan, baik mengenai pengertiannya, bentuknya, sebab-sebabnya, akibat-akibatnya, dan penyelidikan terhadap suatu kejahatan maupun hal-hal lain yang ada hubungannya dengan kejahatan itu 8 Jika dikaji secara keseluruhan, perkembangan kriminologi untuk menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri, penulis menarik kesimpulan bahwa . 9 1. Kriminologi merupakan studi tentang tingkah laku manusia tidaklah berbeda dengan studi tentang tingkah laku lainnya yang bersifat nonkriminil : 2. Kriminologi merupakan ilmu yang bersifat inter dan multidisiplin, bukan ilmu yang bersifat monodisiplin 3. Kriminologi berkembang sejalan dnegan perkembangan ilmu pengetahuannya lainnya 4. Perkembangan studi kejahatan telah membedakan antara kejahatan sebagai suatu tingkah laku dan pelaku kejahatan sebagai subjek perlakuan sarana peradilan pidana

2. Pengertian Tindak pidana

Berbicara tentang hukum pidana tidak akan terlepas dari masalah pokok yang menjadi titik perhatiannya, masalah pokok dalam hukum pidana tersebut 8 Ridwan,Azas-azas Kriminologi,Medan:USU Press,1994,hal 2 9 Romli Atmasasmita,Teori Kapita Selekta Kriminologi,Bandung:PT.Refika Aditama,2007,hal 13 Universitas Sumatera Utara meliputi masalah tindak pidana perbuatan jahat, kesalahan dan pidana serta korban. Sebagai obyek dalam ilmu hukum pidana masalah perbuatan jahat perlu dibedakan dalam : a. Perbuatan jahat sebagai gejala masyarakat dipandang secara concrete sebagaimana terwujud dalam masyarakat, yaitu perbuatan manusia yang memperkosamenyalahi norma-norma dasar masyarakat secara konkret. Ini adalah pengertian “perbuatan jahat” dalam arti kriminologis. b. Perbuatan jahat dalam arti hukum pidana. Perbuatan jahat disini adalah perbuatan jahat sebagaimana terwujud in abstracto dalam peraturan- peraturan pidana. 10 Istilah tindak pidana adalah berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum pidana Belanda yaitu “Strafbaar feit”. 11 Tindak pidana atau Strafbaar feit pada dasarnya adalah suatu pelanggaran dan terganggunya ketertiban umum, terhadap para pelakunya mempunyai kesalahan dimana pemidanaan yang diberikan adalah wajar untuk menyelanggarakan ketertiban hukum dan menjamin kesejahteraan umum .12 Pembentuk Undang-undang kita menggunakan istilah strafbaar feit untuk menyebutkan nama tindak pidana, tetapi tidak memberikan penjelasan secara rinci mengenai strafbaar feit tersebut. 13 10 A. Fuad Usfa dan Tongat,Pengantar Hukum Pidana,Malang:Universitas Muhammadiyah Malang Press,2004, hal 32. 11 Adhami Chazawi, Pelajaran hukum PidanaJakarta:Raja Grafindo, 2002,hal 67 12 SR. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Storia Grafika, 2002, hal 203 13 Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi,Jakarta: Sinar Grafika,2005, hal 5 Selain itu istilah tindak pidana muncul karena tumbuhnya dari pihak kementerian kehakiman, sering dipakai dalam perundang- Universitas Sumatera Utara undangan. Meskipun kata “tindak” lebih pendek daripada “perbuatan” tapi “tindak” lebih pendek daripada “perbuatan” tapi “tindak” tidak menunjuk kepada hal yang abstrak seperti perbuatan, tetapi hanya menyatakan keadaan konkret. 14 1. Berdasarkan pandangan aliran dualistis yaitu pandangan yang memisahkan antara perbuatan dengan dan orang yang melakukannya. Selain itu dalam hal untuk memberikan pengertian mengenai pengertian tindak pidana dapat dibagi menjadi dua aliran mengenai pengertian tindak pidana yaitu pengertian tindak pidana dalam pandangan dualisme dan pengertian tindak pidana dalam pandangan monisme yaitu, sebagai berikut : 15 Menurut para ahli hukum yang dapat digolongkan menganut pandangan aliran dualistis yaitu : a. Menurut W.P.J Pompe, suatu strafbaar feit, definisi menurut hukum positif itu sebenarnya adalah tidak lain daripada suatu tindakan yang menurut sesuatu rumusan Undang-undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum. Pompe mengatakan, bahwa menurut teori definisi menurut teori strafbaar feit itu adalah perbuatan, yang bersifat melawan hukum, yang dilakukan dengan kesalahan dan diancam pidana. Dalam hukum positif, sifat melawan hukum dan kesalahan bukanlah sifat yang mutlak untuk adanya tindak pidana strafbaar feit. Untuk penjatuhan pidana tidak cukup, dengan adanya tindak pidana, akan tetapi selain itu harus ada orang yang dapat dipidana. 16 14 Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana,Jakarta: Rineka Cipta,2008, hal 60 15 Mohammad Ekaputra, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Medan:USU Press,2010, hal 81 16 Sudarto, Hukum Pidana I,Semarang:Yayasan Sudarto da Fakultas Hukum UNDIP , 1990,hal 9 Universitas Sumatera Utara b. Menurut H.B Vos, strafbaar feit adalah suatu kelakuan manusia yang diancam pidana oleh peraturan perundang-undangan. 17 c. Menurut R. Tresna, peristiwa pidana itu adalah sesuatu perbuatan atau rangkaian perbuatan manusia, yang bertentangan dengan undang-undang dan peraturan-peraturan lainnya, terhadap perbuatan mana diadakan tindakan penghukuman. 18 Tidak ada persamaan pendapat dikalangan para ahli tentang syarat-syarat yang menjadikan perbuatan manusia itu sebagai peristiwa pidana, oleh karena itu R.Tresna menyatakan, dapat diambil sebagai patokan bahwa peristiwa pidana itu harus memenuhi syarat-syarat berikut ini : 1. Harus ada suatu perbuatan manusia. 2. Perbuatan itu harus sesuai dengan apa yang dilukiskan didalam ketentuan hukum. 3. Harus terbukti adanya “dosa” pada orang yang berbuat, yaitu orangnya harus dapat dipertanggungjawabkan. 4. Perbuatan itu harus berlawanan dengan hukum. 5. Terhadap perbuatan itu harus tersedia ancaman hukumannya dalam Undang-undang. d. Moeljatno, dalam pidato dies natalis UGM tahun 1995, memberi arti “perbuatan pidana” sebagai perbuatan yang diancam dengan pidana, 17 Adhami Chazawi, op.cit, hal 72 18 Ibid Universitas Sumatera Utara barang siapa melanggar larangan tersebut. Menurut Moeljatno, untuk adanya perbuatan pidana harus ada unsur-unsur: 19 Perbuatan manusia a. Yang memenuhi rumusan dalam Undang-undang merupakan syarat formil b. Bersifat melawan hukum ini merupakan syarat materiil Syarat formil harus ada, oleh karena tuntutan asas legalitas dalam Pasal 1 ayat 1 KUHP. Sedangkan keharusan adanya syarat materiil, oleh karena perbuatan itu harus pula betul-betul dirasakan oleh masyarakat sebagai perbuatan yang tak boleh atau tak patut dilakukan, oleh karena bertentangan dengan tata pergaulan masyarakat yang dicita-citakan. Menurut Moeljatno, kesalahan dan kemampuan bertanggungjawab dari si pembuat tidak masuk sebagai unsur perbuatan pidana, karena hal-hal tersebut melekat pada orang yang berbuat. 2. Berdasarkan pandangan aliran monistis yaitu pandangan yang tidak memisahkan antara perbuatan dengan unsur-unsur mengenai diri orangnya pertanggungjawaban. 20 Menurut para ahli hukum yang digolongkan menganut pandangan monistis, yaitu: 21 1. Simons dalam P.A.F Lamintang, merumuskan strafbaar feit sebagai suatu tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan yang 19 A. Fuad Usfa dan Tongat, op.cit, hal. 35 20 Mohammad Eka, op.cit, hal.83 21 Ibid Universitas Sumatera Utara oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai suatu tindakan yang dapat dihukum Alasan dari simons apa sebabnya “strafbaar feit” itu harus dirumuskan seperti di atas adalah karena : a. Untuk adanya suatu strafbaar feit itu disyaratkan bahwa disitu harus terdapat suatu tindakan yang dilarang ataupun yang diwajibkan oleh undang-undang, dimana pelanggaran terhadap larangan atau kewajiban semacam itu telah dinyatakan sebagai suatu tindakan yang dapat dihukum. b. Agar sesuatu tindakan itu dapat dihukum, maka tindakan tersebut harus memenuhi semua unsur dari delik seperti yang dirumuskan di dalam undang-undang. Setiap strafbaar feit sebagai pelanggaran terhadap larangan atau kewajiban menurut undang-undang itu, pada hakekatnya merupakan suatu tindakan melawan hukum. 2. Wirjono Prodjodikoro, mengatakan tindak pidana berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana. 22 22 Wirjono Prodjodikoro,Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia,Bandung:PT. Eresco, 1986, hal 45 Berdasarkan berbagai pendapat diatas mengenai istilahstrafbaar feit, dalam hal ini penulis menggunakan istilah strafbaar feit mengartikannya sebagai tindak pidana yang bersifat konkret merupakan perbuatan pidana perbuatan yang dilarang yang dilakukan dengan kesalahan yang dapat dipertanggungjawabkan. Universitas Sumatera Utara Keragaman pendapat diantara para sarjana hukum mengenai definisi strafbaar feit diatas, telah melahirkan beberapa rumusan atau terjemahan mengenai strafbaar feit itu sendiri, yaitu: 23 1. Perbuatan Pidana Prof. Mulyatno, S.H menerjemahkan istilah strafbaar feit dengan perbuatan pidana. Menurut pendapat beliauistilah “perbuatan pidana” menunjuk kepada makna adanya suatu kelakuan manusia yang menimbulkan akibat tertentu yang dilarang hukum dimana pelakunya dapat dikenakan sanksi pidana. Dapat diartikan demikian karena kata “perbuatan” tidak mungkin berupa kelakuan alam, karena yang dapat berbuat dan hasilnya disebut perbuatan itu adalah hanya manusia Selain itu kata “perbuatan” lebih menunjuk pada arti sikap yang diperlihatkan seseorang yang bersifat aktif yaitu melakukan sesuatu yang sebenarnya dilarang hukum, tetapi dapat juga bersifat pasif yaitu tidak berbuat sesuatu yang sebenarnya diharuskan oleh hukum. 2. Peristiwa Pidana Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Prof. Wirjono Prodjodikoro, S.H., dalam perundang-undangan formal Indonesia, istilah “peristiwa pidana” pernah digunakan secara resmi dalam UUD Sementara 1950, yaitu dalam Pasal 14 ayat 1. Secara substansif, pengertian dari istilah “peristiwa pidana” lebih menunjuk kepada suatu kejadian yang dapat ditimbulkan baik olehperbuatan manusia maupun oleh gejala alam. Oleh karena itu, dalam 23 Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,2011,hal 48 Universitas Sumatera Utara percakapan sehari-hari sering didengar suatu ungkapan bahwa kejadian itu merupakan peristiwa alam. 3. Tindak Pidana Istilah tindak pidana sebagai terjemahan strafbaar feit adalah diperkenalkan oleh pihak pemerintah cq Departemen Kehakiman. Istilah banyak dipergunakan dalam undang-undang tindak pidana khusus, misalnya Undang- undang Tentang Kesehatan.

3. Pengertian pengguguran Kandungan